Anda di halaman 1dari 37

PEDOMAN PENGELOLAAN

BANTUAN SOSIAL HIBAH LANGSUNG


DALAM NEGERI DALAM BENTUK
UANG BAGI LANJUT USIA

DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA


DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
TAHUN 2014
PEDOMAN PENGELOLAAN
BANTUAN SOSIAL HIBAH LANGSUNG
DALAM NEGERI DALAM BENTUK
UANG BAGI LANJUT USIA

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL
DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA
2014

ii | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial


Pedoman
HibahPengelolaan
Langsung 2014
Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | i
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa serta terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan kontribusi pemikiran, seh-
ingga Buku Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung
Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang bagi Lanjut Usia dapat disele-
saikan tepat pada waktunya.

Buku Pedoman ini digunakan sebagai petunjuk penggunaan


dana hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang bagi lanjut
usia, lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia, Dinas sosial dan
masyarakat. Adanya buku ini diharapkan dapat memberikan pen-
jelasan tentang pengelolaan dana hibah bagi upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lanjut usia di Indonesia.

Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak


yang terkait.

Jakarta, 2014
Direktur
Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia

Tutiek Haryati

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | iii


iv | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................. iii


Daftar Isi............................................................................ v

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Maksud Dan Tujuan ........................................................ 2
C. Landasan Hukum ............................................................ 3
D. Pengertian....................................................................... 5
E. Sasaran Buku................................................................... 8

BAB II
MEKANISME PENGELOLAAN
A. Prinsip Dana Hibah ......................................................... 9
B. Persyaratan ..................................................................... 11
C. Prosedur Pengajuan ........................................................ 16
D. Pemanfaatan Bantuan .................................................... 18
E. Proses Penyaluran ........................................................... 20

BAB III
PENGENDALIAN
A. Monitoring ...................................................................... 23
B. Evaluasi ........................................................................... 24
C. Pelaporan ........................................................................ 25
D. Pengaduan ..................................................................... 26

LAMPIRAN............................................................................. 29

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | v


vi | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan lanjut usia sangat komplek dan bervariasi.


oleh sebab itu pelayanan sosial lanjut usia juga memerlukan
perhatian dan kesungguhan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat. Upaya pelayanan lanjut usia telah diatur dalam
berbagai peraturan dan perundangan, diantaranya dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia serta Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2004 tentang Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia. Dalam peraturan
perundangan tersebut, dengan jelas ditunjukkan peranan
pemerintah dan masyarakat melalui Lembaga Kesejahtearan
Sosial (LKS), dimana LKS didefinisikan sebagai organisasi
sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum.

Keberadaan LKS ini memberikan nilai positif bagi


keberlangsungan para Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS), khususnya bagi para lanjut usia. Saat ini
terdapat 3 Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Kementerian
Sosial dan 70 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) milik
pemerintah daerah dan 282 LKS milik masyarakat yang
menangani lanjut usia. Pelayanan yang diberikan kepada
lanjut usia dalam lembaga mencakup penyediaan tempat
tinggal yang layak, jaminan hidup berupa makan, pakaian dan
pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang, bimbingan

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 1


mental, sosial, keterampilan dan agama serta pengurusan
pemakaman. Keberhasilan pelayanan tersebut selain
ditentukan oleh sumber daya manusia, metode, sumber dana,
juga ditentukan pula oleh tersedianya sarana dan prasarana
lembaga.

Jumlah UPT maupun UPTD dalam penyediaan pelayanan lanjut


usia masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan LKS yang
dikelola oleh masyarakat. Namun demikian, LKS lanjut usia
yang dikelola oleh masyarakat seringkali menghadapi
hambatan yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan yang
diberikan. Hambatan tersebut diantaranya dikarenakan
keterbatasan pembiayaan.

Salah satu cara untuk mengatasi hambatan tersebut adalah


dengan memanfaatkan sumber Hibah Langsung Dalam Negeri
Dalam Bentuk Uang yang dapat diberikan kepada lanjut usia
yang memiliki risiko sosial agar dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya secara wajar. LKS dapat memanfaatkan bantuan
sosial yang bersumber dari Hibah Langsung Dalam Negeri
Dalam Bentuk Uang melalui Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut
Usia yang selanjutnya diteruskan ke Direktorat Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial c.q. Direktorat Pengumpulan
dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial (PPSDBS).

B. Maksud Dan Tujuan


1. Maksud
Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial yang Bersumber
dari Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang
dimaksudkan sebagai panduan, acuan, pegangan atau
tuntunan guna menyamakan persepsi bagi setiap
penyelenggara kesejahteraan sosial lanjut usia dalam
menyalurkan bantuan sosial hibah langsung dalam negeri

2 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


dalam bentuk uang dari Direktorat Jenderal Perlindungan
dan Jaminan Sosial cq Direktorat Pengumpulan dan
Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial (PPSDBS)
kepada lanjut usia, LKS lanjut usia, Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD), Dinas Sosial Provinsi/ Kabupaten/ kota.

2. Tujuan
a. Tersedianya pedoman kerja bagi para petugas
pelaksana dan para pihak yang terkait dalam
pengelolaan Bantuan Sosial yang Bersumber dari
Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang
bagi lanjut usia;
b. Terlaksananya pengelolaan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam
Bentuk Uang bagi lanjut usia secara efektif, efisien
dan akuntabel berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku;
c. Terwujudnya kesejahteraan sosial bagi lanjut usia
yang mengalami risiko sosial.

C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 190, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3796);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 3


3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang
Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Lanjut Usia;

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang


Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010 tentang


Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011


tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah (Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 763);

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2011


tentang Sistem Akuntansi Hibah (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 861);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012


tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian/
Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 563);

9. Peraturan Menteri Sosial RI No. 14 Tahun 2012 Tentang


Pengelolaan Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk
Uang;

10. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan


Sosial Nomor : 237/LJS/12/2012 tentang Kriteria Risiko
Sosial bagi Penerima Bantuan Sosial yang Bersumber dari
Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang.

4 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


D. Pengertian
1. Dana Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang
adalah dana yang berasal dari masyarakat secara
langsung diterima oleh Kementerian Sosial dan
diperuntukkan bagi kepentingan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.

2. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia


60 (enam puluh) tahun keatas.

3. Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih


mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang
dapat menghasilkan barang dan/atau Jasa.

4. Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak


berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung
pada bantuan orang lain.

5. Masyarakat adalah perorangan, keluarga, kelompok, dan


organisasi sosial dan atau organisasi kemasyarakatan.

6. Keluarga lanjut usia adalah keluarga yang memiliki,


merawat, dan mengurus lanjut usia yang sehari-hari
mengalami hambatan dan kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan dasar, perawatan, pengembangan kapasitas,
serta pemenuhan kesejahteraan sosial lanjut usia.

7. Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya


kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 5


8. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang
terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam
bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar
setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial,
jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan
sosial.

9. Pelaku Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah


individu, kelompok, lembaga kesejahteraan sosial, dan
masyarakat yang terlibat dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.

10. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Lanjut Usia adalah


organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang
melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
bagi Lanjut Usia yang dibentuk oleh masyarakat dan
berbadan hukum.

11. Bantuan Sosial adalah upaya pemberian pertolongan baik


berupa uang dan/atau barang kepada pihak yang
membutuhkan, agar yang bersangkutan mampu
mempertahankan hidup, melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar serta terlindunginya dari kemungkinan
terjadinya risiko sosial.

12. Risiko Sosial adalah ancaman penurunan kesejahteraan


sosial seseorang, keluarga, kelompok dan/atau
masyarakat karena mengalami guncangan dan
kerentanan sosial yang meliputi siklus hidup, lingkungan,
ekonomi, dan sosial sehingga menjadi penyandang
masalah kesejahteraan sosial.

6 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


13. Pemohon Bantuan Sosial yang bersumber dari Dana
Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang adalah
Lanjut Usia, keluarga lanjut usia, LKS Lanjut Usia, dinas/
Dinas sosial provinsi/ kabupaten/ kota.

14. Penerima Bantuan Sosial yang bersumber dari Dana Hibah


Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang secara
langsung adalah lanjut usia, kelompok lanjut usia, dan
keluarga lanjut usia yang mengalami kondisi rentan dan/
atau karena sebab-sebab tertentu, guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial.

15. Penerima Bantuan Sosial yang bersumber dari Dana Hibah


Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang secara tidak
langsung adalah Dinas pemerintah provinsi/ kabupaten/
kota dan lembaga kesejahteraan sosial yang
diperuntukkan bagi kesejahteraan sosial lanjut usia.

16. Pengelolaan Bantuan Sosial yang bersumber dari Dana


Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang adalah
serangkaian kegiatan menyalurkan bantuan sosial berupa
uang kepada penerima bantuan secara langsung dan/atau
tidak langsung mulai dari pengusulan, pencairan,
penyerahan, monitoring, evaluasi, pelaporan dan
pengendalian/ pengawasan.

17. Penyandang Masalah Kesejahteran Sosial yang


selanjutnya disebut PMKS adalah perseorangan, keluarga,
kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu
hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat
melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat
terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani,
maupun sosial secara memadai dan wajar.

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 7


18. Kedaruratan adalah situasi darurat baik yang diakibatkan
oleh bencana maupun bukan bencana yang menyebabkan
kerugian harta benda ,pengungsian, terbatasnya akses
terhadap bantuan kemanusiaan, rusaknya struktur
keluarga dan sosial, terkikisnya nilai-nilai tradisional,
terbatasnya akses terhadap layanan dasar seperti
kesehatan dan perlindungan yang dapat menyebabkan
kegagalan dalam memberikan perlindungan terhadap
lanjut usia dari kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi,
dan penelantaran, ketidakberdayaan.

E. Sasaran Buku
Buku Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial yang Bersumber
dari Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang
diperuntukkan bagi:
1. LKS Lanjut Usia baik milik Pemerintah maupun
masyarakat;
2. Dinas/ Dinas Sosial Provinsi/ Kabupaten/ Kota;
3. Kementerian Sosial RI.

8 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


BAB II
MEKANISME PENGELOLAAN

A. PRINSIP DANA HIBAH


1. Dana hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang
adalah dana yang berasal dari masyarakat secara
langsung diterima oleh Kementerian Sosial dan
diperuntukkan bagi kepentingan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, bersifat sementara dan sebagai
pendukung dana APBN atau APBD.

2. Pemberian bantuan sosial dari hibah langsung dalam


negeri dalam bentuk uang mempunyai prinsip:
a. Tanggung jawab negara;
b. Melindungi terjadinya risiko sosial;
c. Tidak terus menerus dan tidak mengikat;
d. Selektif terhadap penerima bantuan dan yang tidak
teralokasikan atau tidak tercukupi melalui APBN/
APBD;
e. Diberikan kepada perorangan, kelompok dan
masyarakat.

3. Penggunaan bantuan sosial hibah langsung dalam negeri


dalam bentuk uang, digunakan untuk bantuan sosial yang
diberikan secara langsung kepada perorangan, kelompok,
keluarga dan atau masyarakat sedangkan bantuan tidak
langsung dilaksanakan melalui Lembaga Kesejahteraan
Sosial/ Dinas/ Dinas Sosial yang di butuhkan guna
terlindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 9


4. Unit Kerja Eselon I sesuai tugas dan fungsi masing-masing
menyusun perencanaan penggunaan hibah langsung
dalam negeri dalam bentuk uang untuk bantuan sosial
pada poin 1 (satu) yang akan datang dengan mengacu
pada proses perencanaan yang diajukan kepada Menteri
Sosial selaku Pengguna Anggaran c.q. Sekertaris Jenderal.

5. Estimasi kebutuhan penggunaan hibah langsung dalam


negeri dalam bentuk uang untuk bantuan sosial mengacu
pada besaran penggunaan dana hibah langsung dalam
negeri dalam bentuk uang tahun sebelumnya dan
berdasarkan rencana kerja kementerian sosial
persetujuan hibah pada tahun yang akan datang.

6. Dalam hal penyusunan rencana bantuan sosial dari hibah


langsung dalam negeri dalam bentuk uang, unit kerja
eselon 1 sebagai bagian tidak terpisahkan dari target
rencana kerja pemerintah (RKP) UKE 1 (satu), dan
mengalokasikan dana pendampingan program melalui
anggaran pendapatan dan belanja negara yang akan
datang.

7. Dalam hal penyusunan rencana bantuan sosial dari hibah


langsung dalam negeri dalam bentuk uang yang
dilaksanakan Pemerintah Daerah perlu dana
pendampingan dari APBD. Pengajuan dana hibah harus
sesuai dengan target sasaran, apabila program tersebut
berkelanjutan maka dapat didukung oleh dana APBN atau
APBD.

10 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


8. Pengajuan perencanaan pengunaan hibah langsung
dalam negeri dalam bentuk uang untuk bantuan sosial
yang diajukan kepada sekertaris jenderal selanjutnya
ditelaah bersama Dirjen Perlindungan Sosial dan Jaminan
Sosial sebagai dasar penetapan besaran pagu persetujuan
hibah masing-masing Unit Kerja Eselon 1 (satu) sebagai
dasar untuk pelaksanaan bantuan sosial pada tahun yang
akan datang.

9. Penetapan persetujuan hibah yang ditetapkan oleh


Menteri Sosial dapat berubah bilamana terjadi situasi
kedaruratan berdasarkan surat pernyataan kedaruratan
dari pejabat yang berwenang.

B. PERSYARATAN
Pemohon penggunaan bantuan sosial hibah langsung dalam
negeri dalam bentuk uang dapat diajukan oleh; perorangan
(Lanjut Usia) dan/ atau keluarga yang memiliki lanjut usia,
Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU), UPTD
Lanjut Usia, dan Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/kota.
Adapun kriteria dan persyaratannya adalah sebagai berikut:
1. Perorangan (Lanjut Usia) dan / atau keluarga yang
memiliki lanjut usia
Mengajukan surat permohonan bantuan kepada Menteri
Sosial RI dengan melampirkan persyaratan dan
kelengkapan sebagai berikut :
a. Proposal;
b. Surat Pengantar dan hasil Verifikasi Dinas Sosial
Provinsi /Kabupaten/Kota;
c. Surat rekomendasi dari Dinas Sosial Provinsi /
Kabupaten/Kota;

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 11


d. Identitas pemohon (nama, tempat, alamat, dan nomor
telepon yang dapat dihubungi);
e. Rincian biaya yang diminta/dimohon (peruntukan dan
rencana anggaran biaya);
f. Memberi keterangan dengan jelas permasalahan
yang dihadapi oleh lanjut usia;
g. Surat keterangan miskin dari kelurahan/kepala desa
h. Copy identitas diri (KTP atau SIM) yang masih berlaku
i. Copy Kartu Keluarga;
j. Rekening Bank atas nama yang lanjut usia
bersangkutan atau joint account dengan keluarga/
kerabat.

2. Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU)


LKS-LU yang melaksanakan pelayanan sosial bagi Lanjut
Usia yang memiliki kriteria Berbadan Hukum dan mini-
mal telah melaksanakan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia
selama 2 tahun.
Syarat permohonan hibah yang diajukan oleh LKS-LU
harus disertai proposal. Pengajuan ditujukan kepada
Dinas Sosial Kabupaten/Kota, untuk selanjutnya Dinas
Sosial Kabupaten/Kota mengajukan kepada Menteri Sosial
dengan dilengkapi Rekomendasi Dinas Sosial Provinsi,
dengan dilampirkan persyaratan yang terdiri atas:
a. Identitas pemohon (nama, tempat, alamat, dan nomor
telepon yang dapat dihubungi);
b. Waktu pelaksanaan kegiatan;
c. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan;
d. Kondisi awal;
e. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan penggunaan
bantuan;

12 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


f. Keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan;
g. Jumlah anggaran yang sudah tersedia atau yang
dapat disediakan oleh pemohon;
Besaran hasil atau manfaat bagi penerima bantuan;
h. Analisis biaya dan manfaat;
i. Data sasaran yang akan dibantu sebagai penerima
j. manfaat dan bantuan berdasarkan by name by ad-
dress;
Daftar susunan kepanitiaan, perkumpulan dan/ atau
susunan pengurus organisasi;
k.
Dasar hukum pembentukan atau pendirian
kepanitiaan, perkumpulan, dan organisasi; (Akte
l. Notaris/Surat Ijin Operasional);
Jenis pelayanan sosial yang diberikan kepada Lanjut
Usia;
m. Rencana kerja; dan
Nomor rekening bank dan NPWP atas nama lembaga
pemohon bantuan.
n.
o.

3. Dinas Sosial Provinsi


Dinas Sosial Provinsi yang mengajukan permohonan
bantuan kepada Menteri Sosial untuk mendapatkan
Bantuan Dana Hibah, guna disalurkan kepada Lanjut Usia/
LKS-LU yang melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial diwilayahnya yang mengalami risiko sosial.
Permohonan bantuan dana hibah yang diajukan oleh Dinas
Sosial Provinsi, disampaikan kepada Menteri Sosial
dengan melampirkan proposal dan kelengkapan
persyaratan :

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 13


a. Identitas pemohon (nama lembaga/ Dinas, tempat,
alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi);
b. Waktu pelaksanaan kegiatan;
c. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan;
d. Dokumentasi awal;
e. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan penggunaan
bantuan;
f. Keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan;
g. Anggaran yang tersedia dan jumlah bantuan yang
dimohon/ diminta;
h. Langkah-langkah dan pola penanganan yang telah
dan akan dilaksanakan;
i. Besaran hasil atau manfaat bagi penerima bantuan;
j. Analisis biaya dan manfaat; dan
k. Data sasaran yang akan dibantu sebagai penerima
manfaat dari bantuan berupa by name by address.
Catatan : Pengajuan dilakukan oleh Dinas Sosial/
Intansi Sosial bukan oleh Kepala Daerah.

4. Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten /Kota


Dinas Sosial Kabupaten /Kota yang mengajukan
permohonan bantuan kepada Menteri Sosial untuk
mendapatkan Bantuan Dana Hibah, selanjutnya guna
disalurkan kepada Lanjut Usia/LKS-LU yang melaksanakan
pelayanan dan rehabilitasi sosial diwilayahnya yang
mengalami risiko sosial.
Permohonan bantuan dana hibah yang diajukan oleh Dinas
Sosial kabupaten/kota disampaikan kepada Menteri Sosial
dengan melampirkan proposal, setelah mendapat
rekomendasi dari Dinas Sosial Provinsi yang kelengkapan
persyaratan lainnya memuat:

14 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


a. Identitas pemohon (nama lembaga/ Dinas, tempat,
alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi);
b. Waktu pelaksanaan kegiatan;
c. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan;
d. Dokumentasi awal;
e. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan penggunaan
bantuan;
f. Keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan;
g. Anggaran yang tersedia dan jumlah bantuan yang
dimohon/ diminta;
h. Langkah-langkah dan pola penanganan yang telah
dan akan dilaksanakan;
i. Besaran hasil atau manfaat bagi penerima bantuan;
j. Analisis biaya dan manfaat; dan
k. Data sasaran yang akan dibantu sebagai penerima
manfaat dari bantuan berupa by name by address;
l. Rekomendasi dari Dinas Sisial Provinsi.
Catatan : Pengajuan dilakukan oleh Dinas Sosial/
Intansi Sosial bukan oleh Kepala Daerah

5. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lanjut Usia


Syarat permohonan hibah yang diajukan oleh Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lanjut Usia harus
disertai proposal. Pengajuan ditujukan kepada Dinas Sosial
Kabupaten/Kota, untuk selanjutnya Dinas Sosial
Kabupaten/Kota mengajukan kepada Menteri Sosial
dengan dilengkapi Rekomendasi Dinas Sosial Provinsi,
dengan dilampirkan persyaratan yang terdiri atas :
a. Surat Pengantar dari Dinas Sosial Provinsi;
b. Identitas pemohon (nama lembaga/ Dinas, tempat,
alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi);

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 15


c. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan;
d. Waktu pelaksanaan kegiatan;
e. Dokumentasi awal;
f. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan penggunaan
bantuan;
Keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk
g. melaksanakan kegiatan;
Anggaran yang tersedia dan jumlah bantuan yang
h. dimohon/diminta;
Langkah-langkah dan pola penanganan yang telah dan
akan dilaksanakan;
i.
Besaran hasil atau manfaat bagi penerima bantuan;
Analisis biaya dan manfaat; dan
j. Data sasaran yang akan dibantu sebagai penerima
k. manfaat dari bantuan berupa by name by addres;
l. Lokasi kegiatan.

m.

C. PROSEDUR PENGAJUAN
1. Pemohon Perseorangan atau LKS-LU mengajukan
permohonan kepada Menteri Sosial RI dalam bentuk pro-
posal yang bertujuan untuk mendapatkan bantuan dana
hibah, dilengkapi rekomendasi dari Dinas Sosial
Kabupaten/Kota dan Dinas Sosial Propinsi serta
persyaratan lainnya yang telah ditentukan.

2. Pemohon dari Dinas Sosial Kabupaten / Kota mengajukan


permohonan kepada Menteri Sosial dalam bentuk Pro-
posal yang bertujuan untuk mendapatkan bantuan dana
hibah, dilengkapi rekomendasi dari Dinas/ Dinas Sosial
Propinsi serta persyaratan lainnya yang telah ditentukan.

16 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


3. Pemohon dari Dinas Sosial Propinsi mengajukan
permohonan kepada Menteri Sosial dalam bentuk Pro-
posal yang bertujuan untuk mendapatkan bantuan dana
hibah. Dilengkapi persyaratan lainnya yang telah
ditentukan.

4. Pemohon dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Lanjut Usia


mengajukan permohonan kepada Dinas Sosial Provinsi/
Kabupaten/Kota dalam bentuk Proposal yang bertujuan
untuk mendapatkan bantuan dana hibah, dilengkapi
persyaratan lainnya yang telah ditentukan.

5. Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia melaksanakan


seleksi, verifikasi, dan telaahan terhadap usulan yang
diajukan oleh pemohon.

6. Telaahan ditandatangani oleh Direktur Jenderal


Rehabilitasi Sosial dan disampaikan kepada;
a. Menteri Sosial RI, untuk nilai usulan bantuan lebih
dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), guna
mendapatkan persetujuan.
b. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
Kementerian Sosial, untuk nilai usulan bantuan kurang
dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), guna
mendapatkan persetujuan.

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 17


D. PEMANFAATAN BANTUAN
Penggunaan bantuan sosial hibah langsung dalam negeri
dalam bentuk uang digunakan hanya untuk bantuan sosial
yang diberikan secara langsung kepada perseorangan,
keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat sedangkan bantuan
tidak langsung dilaksanakan melalui LKS-LU, Dinas Sosial
Provinsi/kabupaten/kota yang membutuhkan guna melindungi
lanjut usia dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.

Dana bantuan dimanfaatkan sesuai dengan usulan rencana


penggunaan bantuan sebagaimana dalam proposal yang
diajukan, dan mengacu pada Peraturan Menteri Sosial Nomor
14 Tahun 2012, tentang Pengelolaan Hibah Langsung Dalam
Negeri dalam Bentuk Uang khususnya Pasal 1, ayat 8 yang
menyebutkan bahwa belanja hibah merupakan pengeluaran
yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat
tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus
menerus. Selain itu (Pasal 4 huruf b dan c yang menyebutkan
“pemberian bantuan sosial dari hibah langsung dalam negeri
dalam bentuk uang mempunyai prinsip melindungi terjadinya
risiko sosial, tidak terus-menerus dan tidak mengikat”). Pasal
8 ayat (2) menyebutkan bahwa penggunaan hibah langsung
tidak dapat digunakan untuk biaya operasional, honor, trans-
port, sewa peralatan, seminar, dan untuk pembangunan
gedung.

Dana Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang


dapat dimanfaatkan untuk:
a. Bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, adalah bantuan
yang diberikan bagi Lanjut Usia guna memenuhi
kebutuhan dasarnya, yang meliputi antara lain:

18 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


1) Pemberian paket sembilan bahan pokok antara lain;
beras/sagu/jagung, gula, sayur/ buah, daging, minyak
goreng/ margarin, susu, telur, garam, dan minyak
tanah/gas elpiji.
2) Pemberian paket sandang lansia antara lain; baju, kain
sarung, pakaian olah raga, pakaian dalam, pakaian
ibadah, dan pampers.
3) Pemberian alat bantu antara lain; kursi roda,
kruk,tongkat kaki 1,3 dan 4,walker,alat bantu dengar,
dan alat bantu baca.

b. Bantuan usaha ekonomis produktif, adalah bantuan yang


diberikan kepada Lanjut Usia untuk memperbaiki, dan atau
memulihkan kondisi usaha ekonominya sehingga mereka
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Bantuan
tersebut diberikan berupa modal usaha kepada Lansia yang
telah memiliki usaha dan untuk pengembangan usaha.

c. Bantuan Rehabilitasi Rumah Lansia (Bedah Rumah)


Esensi Bedah Rumah adalah adanya kerjasama, partisipasi,
kesetiakawanan sosial dan nilai-nilai gotong royong dalam
masyarakat untuk merehabilitasi rumah lansia yang tidak
layak huni. Rehabilitasi rumah lansia didasari oleh
semangat gotong royong, kepedulian, dan partisipasi
masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial
lanjut usia. Hasil akhir dari pelaksanaan bedah rumah
adalah tersedianya rumah yang sehat, yang memungkinkan
lansia hidup layak di usia emasnya. Pelaksanaan bedah
rumah sepenuhnya dilakukan secara gotong royong oleh
masyarakat setempat yang dikoordinasikan oleh Dinas

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 19


Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota. Bantuan yang diberikan
untuk bedah rumah dimanfaatkan untuk pembelian ma-
terial/bahan-bahan bedah rumah. Dana tersebut tidak
dapat digunakan untuk biaya konsumsi, operasional
maupun ongkos kerja bedah rumah.

d. Bantuan Sarana Prasarana Lingkungan


Bantuan sarana prasarana lingkungan adalah bantuan
yang diberikan dalam mendukung pelaksanaan bedah
rumah. Bantuan sarana prasarana tersebut bersifat
primer, seperti ; tempat tidur, lemari, meja, dan peralatan
dapur. Bantuan tersebut dapat pula digunakan untuk
perbaikan sarana lingkungan rumah, seperti saluran air,
aliran listrik, kamar mandi, kakus, dan dapur.

e. Bantuan lansia dalam Situasi Darurat


Bantuan perawatan, pelayanan dan perlindungan bagi
lansia yang berada dalam situasi darurat; seperti bencana
alam, bencana sosial, dan lansia yang mengalami
keterlantaran. Bentuk bantuan yang diberikan berupa :
bantuan permakanan, biaya kesehatan, biaya hidup, dan
biaya pemulangan ke tempat asal.
Indeks bantuan dimaksud di atas terlampir.

E. PROSES PENYALURAN
1. Besaran Bantuan yang diberikan
a. Besaran bantuan yang diberikan mengacu pada harga
satuan terlampir.
b. Harga satuan yang tercantum pada lampiran,
merupakan harga tertinggi dalam penyaluran bantuan
sosial yang bersumber dari dana hibah langsung
dalam bentuk uang dilingkungan Direktorat Jenderal
Rehabilitasi Sosial.

20 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


c. Apabila jenis bantuan yang diusulkan tidak ada dalam
harga satuan terlampir, maka perhitungan dalam
pemberian bantuan digunakan azas kelayakan dan
kepatutan.

2. Penyaluran Bantuan
a. Usulan yang telah mendapatkan persetujuan oleh
Menteri Sosial / Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial diinformasikan Direktorat PPSDBS
kepada Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia, untuk
dilaksanakan persiapan penyaluran bantuan.
b. Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia menyiapkan
dan merencanakan pelaksanaan penyaluran bantuan,
serta mengajukan permohonan pencairan dana
kepada Direktorat jenderal Perlindungan dan Jaminan
Sosial cq. Direktorat Pengumpulan dan Pengelola
Sumber Dana Bantuan Sosial melalui surat yang
ditandatangani Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial/
Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia.
c. Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia atas nama
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial menyerahkan
bantuan sosial kepada pemohon.
d. Penyerahan bantuan diserahkan secara langsung
kepada pemohon bantuan.

Penyerahan berupa barang diserahkan langsung kepada


pemohon baik di lokasi tempat tinggal penerima atau di
kemensos.

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 21


22 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014
BAB III
PENGENDALIAN

A. Monitoring
Monitoring merupakan rangkaian kegiatan pengamatan
secara terus menerus untuk mengetahui perkembangan,
hambatan yang dihadapi serta dukungan yang diperoleh dari
berbagai pihak dalam pelaksanaan bantuan sosial.
1. Ruang lingkup monitoring
a. Ketepatan penggunaan bantuan sosial;
b. Ketepatan pemanfaatan bantuan sosial;
c. Proses pelaksanaan bantuan sosial;
d. Kendala dan upaya yang ada dalam pelaksanaan
bantuan sosial.

2. Tujuan Monitoring
Tujuan pelaksanaan monitoring adalah untuk mengetahui
proses pelaksanaan bantuan sosial dan untuk mengetahui
kendala yang dihadapi serta upaya penangannya di
lapangan.

3. Sasaran Monitoring
a) Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota, LKS sebagai
pelaksana penanggung jawab / pengelola penyaluran
bantuan sosial kepada Lanjut Usia.
b) Lanjut Usia penerima bantuan sosial.

4. Pelaksana Monitoring
Monitoring dilakukan oleh petugas:
a) Kementerian Sosial RI;
b) Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota;

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 23


5. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan monitoring dapat dilaksanakan mulai
dari proses persiapan hingga akhir pelaksanaan bantuan
sosial. Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan secara
langsung yaitu dengan turun ke lapangan maupun tidak
langsung yaitu melalui media komunikasi atau laporan
dari pelaksana.

B. Evaluasi
Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan penilaian dan
pengukuran terhadap seluruh pelaksanaan bantuan sosial
mulai dari pelaksanaan sampai dengan hasilnya.
1. Tujuan
Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengetahui
proses pelaksanaan bantuan sosial dan untuk menilai
tingkat keberhasilan bantuan sosial sebagai bahan acuan
dalam pengembangan dan penyempurnaan program
selanjutnya.

2. Sasaran
Sasaran evaluasi adalah para pengelola, pelaksana, dan
LKS penerima bantuan Hibah.

3. Pelaksana
Evaluasi dilakukan oleh petugas Dinas sosial:
a. Kementerian Sosial RI;
b. Dinas/Dinas sosial Provinsi/Kabupaten/Kota.

4. Waktu Pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan dapat dilaksanakan secara berkala
sesuai dengan kebutuhan. Waktu pelaksanaan evaluasi
dilaksanakan setelah proses pelaksanaan bantuan sosial
berakhir.

24 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


C. Pelaporan
Pelaporan merupakan suatu kegiatan penyusunan dan
penyampaian hasil monitoring maupun hasil kegiatan
evaluasi. Pelaporan digunakan sebagai bahan pengendalian
dan perbaikan dan optimalisasi kegiatan bantuan selanjutnya.
1. Tujuan
a. Untuk memberikan gambaran tentang pemanfatan
bantuan sosial yang dapat dipertanggung jawabkan.
b. tersedianya fakta, data, dan informasi lengkap
tentang pemanfaatan bantuan sosial sesuai
peruntukannya.

2. Pelaksana Pelaporan
Setiap penerima bantuan dana hibah wajib membuat
laporan pertanggung jawaban baik Dinas Sosial Provinsi/
Kabupaten/Kota atau LKS-LU maupun perseorangan.

3. Laporan Pertanggungjawaban.
Laporan pertanggung jawaban meliputi :
a. Jumlah dana bantuan yang diterima;
b. Pertanggungjawaban realisasi penggunaan bantuan;
c. Jika jumlah dana bantuan yang diterima dan rincian
realisasi penggunaan bantuan terdapat sisa dana
bantuan dan /atau jasa giro maka :
1) Sisa dana bantuan harus dikembalikan ke
Kementerian Sosial untuk disetorkan ke Kas
Negara;
2) Pengembalian sisa dana bantuan dan jasa giro
bank disetor melalui surat setoran bukan pajak
ke kas negara;

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 25


3) Bukti setor sisa dana bantuan dan /atau jasa giro
diserahkan kepada Direktorat Pengumpulan dan
Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial
(PPSDBS) sebagai bukti pertanggung jawaban
keuangan.
d. Berita Acara serah terima bantuan yang
ditandatangani oleh sasaran/ penerima bantuan dan
diketahui oleh Dinas/dinas sosial setempat;
e. Copy faktur/kuitansi pembelian/ pengadaan barang
sesuai peruntukan dalam proposal yang diajukan;
f. Perkembangan/ hasil target fungsional penggunaan
dana bantuan;
g. Dokumentasi pemanfaatan bantuan.

4. Waktu Pelaporan
Laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan
sosial hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang
disampaikan paling lambat 30 hari kalender setelah
bantuan diterima. Laporan dibuat 3 (tiga) rangkap dan 1
(satu) rangkap ditujukan kepada Menteri Sosial RI c.q.
Direktur Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana
Bantuan Sosial, 1 (satu) rangkap kepada Direktur
Pelayanan Sosial Lanjut Usia, dan 1 (satu) rangkap kepada
Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota.

D. Pengaduan
Dalam hal pelaksanaan penggunaan bantuan sosial hibah
dalam negeri dalam bentuk uang, partisipasi masyarakat
sangat diharapkan. Bentuk partisipasi tersebut, yaitu
menyampaikan informasi dan melaporkan apabila terjadi
penyimpangan atau permasalahan di lapangan. Penyampaian
informasi, pengaduan dan laporan tersebut ditujukan kepada:

26 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014


Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Direktorat Jenderal Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Kementerian Sosial RI
Jl. Salemba Raya 28 Jakarta Pusat
Nomor Telepon / Fax : 021 3904774
Email : pslu@kemsos.go.id

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 | 27


28 | Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014
5. Bantuan
Lanjut Usia
LAMPIRAN
Bantuan perawatan,Rp.15.000,- per
pelayanan dan perlindungan orang perhari
-Lansia yang
berada di daerah
Lamanya
pemberian
dalam Situasi bagi Lanjut Usia yang pengungsian, bantuan
Darurat berada dalam situasi darurat rawan bencana, tergantung dari
PEDOMAN BANTUAN SOSIAL DANA HIBAH konflik, dsb. masing masing
kasus
6. Bantuan
LANGSUNG
Binaan Penting
DALAM NEGERI
Rp. 5.000.000,- per
Disesuaikan
dengan jarak dan
Lanjut Usia DALAM BENTUKorang UANG transportasi yang
dalam digunakan
Ketelantaran
NO JENIS RINCIAN INDEKS SATUANKRITERIA KETERANGAN
Perjalanan
BANTUAN BIAYASASARAN
Bantuan Lansia miskin,Pemberian paket sembilan Rp.
1.
Pemenuhan 250.000,-
Kebutuhan Lansia Terlantarbahan pokok antara lain;
Dasar beras/sagu/jagung, gula,
sayur/buah,daging,
minyak goreng/ margarin,
susu, telur, garam, dan
minyak tanah/gas elpiji
--sda--Pemberian paket sandang Rp. 250.000,-
Lanjut Usia antara lain;
baju, kain sarung, pakaian
olah raga, pakaian dalam,
pakaianibadah,dan
pampers.
Alat Bantu
Alat Bantu Dengar (Hearing Rp. 2.000.000,- s/d Lansia yang
mengalamiAid )
Rp. 3.500.000,- per
hambatan
unit
komunikasi
Alat Bantu PenglihatanLansia yang
Rp. 300.000, s/d Rp.
(kacamata)mengalami
500.000,- per unit
gangguan
pengelihatan
Lansia yangAlat Bantu gerak:
mengalami- Rp. 350.000,-- Tongkat
rehabilitasi- Rp. 350.000,-- Tongkat kaki tiga
(tripod)
2. Bantuan
mobilitas- Rp. 500.000,-- Tongkat kaki empat
Usaha
- Rp. 2.000.000,-- Kursi Roda
Ekonomis
Bantuan pengembangan Rp. 2.500.000-Lansia Potensia
Produktif
usaha- Telah memiliki
Bantuan
3. Bahan bahan bangunanRp.10.000.000,-
usaha per Lansia Miskin Dikerjakan
Rehabilitasi
yang diperlukan dan/ sarana rumah secara gotong
Rumah
kamar Lanjut Usia royong atau
(Bedah
mendapat
Rumah)
dukungan dari
Pemda setempat.
Disesuaikan
4. Bantuan Bantuan sarana berupa : Rp.2.500.000,- per -Lanjut Usia di dengan
Sarana Kasur, lemari, meja, dan orang dalam masyarakat kebutuhan Lanjut
Prasarana peralatan dapur - Lanjut Usia Usia
Lingkungan Bantuan Prasarana didalam panti
untuk lingkungan berupa :
Aksesibilitas perbaikan saluran air, aliran
Lansia listrik, kamar mandi, kakus,
dan dapur

30 | Pedoman Pengelolaan Pedoman


Bantuan Sosial
Pengelolaan
Hibah Bantuan
LangsungSosial
2014Hibah Langsung 2014 | 29

Anda mungkin juga menyukai