Anda di halaman 1dari 43

OLEH:

D R . H . DJARIZAL, S P. M, MP H
B A G I A N M ATA R S R M / F K - U N J A

D I S A M PA I K A N TA N G G A L 1 6 J A N U A R I 2 0 1 2
LENSA KRISTALINA :
◦ BIKONVEKS
◦ AVASKULAR
◦ TEMBUS PANDANG
◦ ZONULA ZINNII
◦ DIAMETER 9 mm, TEBAL 5 mm
◦ BERAT 65 mg pada anak dan 220 mg pada dewasa
◦ PERANAN AKOMODASI
◦ KAPSUL LENSA : KOLAGEN TIPE IV
◦ KAPSUL ANTERIOR LEBIH TEBAL
LENSA KRISTALINA :
◦ KEDEPAN BERBATAS CAIRAN BILIK MATA
◦ KEBELAKANG BERHUBUNGAN BADAN KACA
◦ PERMUKAAN POSTERIOR LEBIH CEMBUNG
◦ KAPSUL LENTIS  MEMBRAN SEMIPERMEABEL
◦ MELALUKAN AIR DAN ELEKTROLIT UNTUK MAKANANNYA.
◦ SUBSTANSI LENSA NUKLEUS DAN KORTEKS
◦ SERAT BENTUK “Y TEGAK ” DIDEPAN
◦ SERAT BENTUK “ Y TERBALIK DIBELAKANG
Katarak : adalah suatu kekeruhan lensa yang
disebabkan oleh perubahan kimia dan
fisik cairan lensa .
KATARAK :
- perubahan kimia
- perubahan fisik cairan lensa

Katarak:
adalah suatu kekeruhan pada lensa
patogenesa katarak
Gangguan kimiawi yang sering ditemui:
Perubahan jumlah air yang bertambah .
Kenaikan kadar ion Na dan Ca.
Berkurangnya K dengan kematian sel.
Berkurangnya glukosa yang dipergunakan.
Berkurangnya vit. C dan glutathion
Faktor yang berperan : ultra violet,
malnutrisi,kerusakan oksidatif

Tanpa memandang etilogi , kekeruhan lensa


disebabkan pengurangan dan penumpukan air
bagian dalam serat atau antaranya
KLASIFIKASI KATARAK
I . KATARAK DEVELOPMENTAL
( KATARAK KONGENITAL )

Timbul saat lensa dibentuk ( selesai 7 bulan foetal )


Lensa belum pernah mencapai keadaan normal.
Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir.
Merupakan katarak kongenital
Sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh Ibu-
Ibu yang menderita : rubela, diabetes mellitus,
toksoplasma, hipoparatiroidism, galaktosemia,
1.Katarak developmental
Etiologi :
 Katarak Konstitusional : katarak merupakan herediter familier yang diturunkan baik oleh Si
Bapa atau Ibu.Peranan herediter pada katarak kongenital kira – kira 20 % autosomal
dominan yang mengenai kapsul atau serat.

 Katarak Inkonstitusional : merupakan gangguan proses embriopati. Sering adanya faktor infeksi
(sering rubeola ), parasit, dan toksik .
KATARAK BILATERAL
KATARAK UNILATERAL
BERBAGAI BENTUK
KATARAK KONGENITAL

Katarak polaris anterior ( piramidalis anterior )


Katarak polaris posterior ( piramidalis posterior )
Katarak aksialis
Katarak zonularis.
Katarak stelata
Katarak totalis.
Katarak membranasea
KATARAK KORONA
KATARAK POLARIS
KATARAK KONGENITAL NUKLEAR
KATARAK LAMELAR
KATARAK SUTURALIS
.
Diagnostik Katarak kongenital

Sering ditemui dokter ahli anak, orang tua karena adanya leukokoria.

Anak yang lebih besar penglihatan kurang.


Kebetulan ditemui pada saat pemeriksaan .
Berkurangnya refleks mengikuti.
Berkurangnya refleks mengedip bila habis disinari.
TERAPI
 Iredektomi optik
 Operasi pada katarak kongenital
sebaiknya dibawah 6 bln pada satu
mata - fungsi fovea centralis
berkurang - nystagmus  mencegah
Ambliopia ex anopsia.
KLASIFIKASI KATARAK
( lanjutan )

II. KATARAK DEGENARATIVA.


A. PRIMER.
B. KOMPLIKATA.

KATARAK MENURUT KONSISTENSI :


1. KATARAK CAIR ( fluid )………umur kurang 1 tahun
2. KATARAK LUNAK ( soft )……umur 1 1 – 35 tahun
3. KATARAK KERAS ( hard )….umur diatas 35 tahun
KLASIFIKASI KATARAK
( lanjutan )

II.A. KATARAK PRIMER.


1. MENURUT UMUR:
a. Katarak yuvenilis………..umur 7 - 35 tahun
b. Katarak presenilis ………umur 35 - 50 tahun
c. Katarak senilis ……………umur diatas 50 tahun.

2. MENURUT STADIUM:
a. Stadium Insipiens
b. Stadium immatur.
c. Stadium matur.
d. Stadium hipermatur. ( katarak morgagni )
HASIL PANDANG MATA KATARAK
KATARAK PRIMER
( MENURUT STADIUM )

a. Stadium insipien :
 Stadium paling dini,
 Belum menimbulkan gangguan visus
 Dengan koreksi visus masih dapat 5/5
 Kekeruhan dari perifer - berupa bercak – bercak “baji”
 Terutama korteks anterior.aksis relatif jernih ( spokes of
wheel)

b. Stadium immatur :
 Kekeruhan belum mengenai seluruh lensa
 Kekeruhan terutama di bagian posterior dan belkg nukleus
.
 Iris shadow test ( + ) ; daerah gelap akibat bayangan iris
pada bagian lensa yang keruh.
KATARAK PRIMER
( MENURUT STADIUM )

c. Stadium matur :
 Lensa menjadi keruh seluruhnya .
 Iris Shadow ( - ) .
 Tampak lensa seperti mutiara
 Pemeriksaan dengan mydriatil

d. Stadium hipermatur :
 Kekeruhan menyeluruh
 Korteks lensa mencair seperti bubur.
 Nukleus lensa turun karena daya beratnya.
 Katarak morgagni
 Iris tremulans : iris
bergetar karena COA dalam karena iris tak
menempel di lensa dan bergetar bila digerakkan.
KATARAK PRIMER
( MENURUT STADIUM )

Pada perjalanan penyakit dari Stadium I – IV,


dapat timbul suatu keadaan yanag disebut
INTUMESENSI yakni penyerapan cairan COA
oleh lensa sehingga lensa cembung dan iris
terdorong kedepan dan COA menjadi dangkal.
Sering terjadi pada stadium II.
Diagnosa KATARAK menjadi sempurna bila
disebutkan: - Klasifikasi menurut umur
- Keadaan stadiumnya.
- Ada tidaknya Intumesensi.
DK / “ KATARAK SENILIS IMMATUR DENGAN ATAU
TANPA INTUMESENSI ”
KLASIFIKASI KATARAK
( lanjutan )

II.B. KATARAK KOMPLIKATA.


KATARAK YANG TERJADI SEKUNDER ATAU SEBAGAI PENYULIT DARI
PENYAKIT LAIN .

PENYEBAB BIASANYA:
II.B.1. Penyakit lokal di mata
II.B.2. Penyakit sistemik
II.B.3. Trauma
II.B. KATARAK KOMPLIKATA
II.B.1. Penyakit Lokal di Mata :( Kat Monokuler)
a. Uveitis : kekeruhan terbatas dekat
synechia.
b. Glaukoma : kekeruhan sebagai bercak-
bercak porselen atau susu
tumpah dimeja. Subkapsuler anterior.
c. Miopia maligna : degenerasi badan kaca
sehingga nutrisi lensa terganggu
d. Abalasio retina yang sudah lama
II.B. KATARAK KOMPLIKATA
II.B.2. Penyakit Sistemik :( Kat Bilateral )
a. Yang tersering Galaktosemia..
terjadi gangguan metabolisme galaktose
sering menimbulkan Kat yuvenilis.

b. Diabetes Mellitus..
Katarak diabetik pada usia pubertas
dan dewasa.
Katarak seperti bercak-bercakyang
tersebar pada permulaan
II.B. KATARAK KOMPLIKATA
II.B.3. Trauma ( umumnya monokuler )

pada trauma terjadi kerusakan kapsul lensa ,


cairan COA masuk kedalam lensa dan timbul
katarak.

Trauma tak tembus timbul katarak berupa


a. Vossius ring..( cetakan pupil berwarna coklat)
b. Berbentuk roset ( bintang )
c. Katarak zoonularis .( degerasi korteks superfisial )
KLASSIFIKASI LAINNYA

III. KATARAK IATROGENIK


KATARAK yang timbul karenan pemakaian
berbagai obat – obat –
- kortikosteroid.
- sulfonamid.
- khlorpromazine..
IV. KATARAK SEKUNDARIA
KATARAK yang timbul setelah operasi katarak
KATARAK SEKUNDER
GEJALA KLINIK KATARAK

SILAU : oleh karena terpecahnya cahaya dari


sumber cahaya, biasanya kelihatan penderita
sumber cahaya terang dan putih dengan
bermacam warna
BAYANGAN KABUR : karena ada kekeruhan
maka lensa kehilangan kesanggupan untuk
memisahkan titik objek tertentu. Penderita
mengalami kesulitan menjahit dan membaca.
DISTORSI : pingir dari benda kelihatan
bergelombang atau melengkung, kadang melihat
kembar .
GEJALA KLINIK &
PEMERIKSAAN KATARAK

PERUBAHAN WARNA LENSA


warna inti lensa kuning bertambah bila umur
juga bertambah. Sklerosis lentis dapat berwarna
lebih cokelat atau lebih kuning.
PERUBAHAN KEBIASAAN;
 Anak dengan katarak kongenital maupun komplikata tak dapat mengerjakan sesuatu dengan
baik.
 Prepresbiopik : tidak dapat menyetir kenderaan pada malam hari, merupakan tanda
permulaan dari katarak.
 Presbiopik : tidak memerlukan lagi kaca mata baca, hal ini disebabkan bertambahnya fokus
dari daerah nuklear.
PENYULIT KATARAK
YANG SERING TERJADI ADALAH

I.. “ GLAUKOMA “ MUNCUL AKIBAT:

a. fakotopik: ( berdasarkan kedudukan lensa )


akibat proses intumesensi iris terdorong kedepan, sudut COA
dangkal,aliran COA tak lancar sedang produksi terus berlangsung,
sehingga tekanan intra okuler meninggi dan menimbulkan
glaukoma.

b. Fakolitik :
- pada lensa yang keruh jika kapsulnya rusak maka substansi lensa
keluar diresorpsi oleh fagosit atau makrofag yang banyak di COA
dan serbukan ini akan menyumbat sudut COA -- glaukoma.
- penyumbatan dapat terjadi akibat tumpukan substansi lensa di
COA terutama kapsul lensa..- exfolation glaucoma.
PENYULIT KATARAK
c. Fakotoksik :
substansi lensa di COA merupakan zat toksik bagi mata
( protein asing ) sehingga terjadi reaksi alergi dan
timbullah uveitis.
Uveitis pada akhirnya Glaukoma.

II. DISLOKASI LENSA


Pada stadium matur yang tidak diobati dapat terjadi
lepasnya Zonula Zinnii sehingga menyebabkan
dislokasi lensa yang juga dapat menyebabkan
glaukoma.
DIAGNOSTIK KATARAK.
Pemeriksaan yang dilakukan
 Pemeriksaan tajam penglihatan
 Pemeriksaan refleks pupil .
 Pemeriksaan oftalmoskop.
 Pemeriksaan Slit Lamp
 Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler.
TERAPI KATARAK
I. MEDIKAMENTOUS
 PREPARAT IODINE ( vasodilatasi- mata )
 PROTEIN LENSA
 HORMON
 ZAT YANGBERKURANG PADA KEKERUHAN LENSA
 Vitamin, ATP, Mineral.

Pengobatan medikamentous pada katarak belum


memperlihatkan hasil yang jelas hanya untuk
psikologik penderita
II. TINDAKAN OPERASI:
 DISCISIO LENTIS
 EXTRA CAPSULER CATARACT EXTRACTION ( ECCE )
 INTRA CAPSULER CATARACTEXTRACTION ( ICCE )
 SMALL INCISION CATARACT
 PHACOEMULCIFICATION
Claude Monet
1840 – 1926

After a cataract operation he was shocked by the blueness of his world


INDIKASI OPERASI
INDIKASI KLINIS :
bila katarak matur, untuk mencegah
penyulit yang ditimbulkan .

INDIKASI SOSIAL :
bila kekeruhan lensa tidak dapat lagi
melakukan pekerjaan sehari hari
KONTRA INDIKASI a HATI –
HATI UNTUK OPERASI
oInfeksi sekitar mata  Anel test.
oTekanan bola mata cukup tinggi--> TIO
oFungsi retina harus baik light perception
oKeadaan umum harus baik.. ( hipertensi, diabetes, batuk kronis,
oAdanya nystagmus,.
o Anevia gravis
Penderita Post Operasi disebut AFAKIA
bila memakai Intra Ocular Lens = IOL
disebut Pseudofakos

Afakia dapat dikoreksi dengan :


= kaca mata + 10 D
= contact lens
= lensa tanam ( I O L )

Operasi pada katarak kongenital sebaiknya


dibawah 6 bln pada satu mata untuk mencegah
Ambliopia ex anopsia.

Anda mungkin juga menyukai