Anda di halaman 1dari 34

REFERAT

ILMU KESEHATAN ANAK

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

Disusun oleh:

Amin Kamaril Wahyudi


082011101051

Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar T.B, Sp.A
dr. Ramzy Syamlan, Sp.A
dr. Saraswati Dewi, Sp.A

Disusun Untuk Melaksanakan Tugas Kepaniteraan Klinik


Ilmu Kesehatan Anak di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
2

DAFTAR ISI

Judul .............................................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir ............................................................... 3
Menilai Adapatasi .......................................................................................... 5
Mencari Kelainan Congenital ........................................................................ 6
Pemeriksaan Antropometri.............................................................................
8Pemeriksaan Usia Kehamilan ...................................................................... 8
Anus .......................................................................................................... 11
Mencari Kelainan Pada Tulang Belakang ...................................................... 12
Kelainan Pada Jenis Kelamin ......................................................................... 12
Kulit .......................................................................................................... 14
Kepala Leher .................................................................................................. 16
Wajah .......................................................................................................... 18
Mata .......................................................................................................... 18
Telinga .......................................................................................................... 19
Hidung .......................................................................................................... 19
Mulut .......................................................................................................... 19
Leher .......................................................................................................... 20
Dada .......................................................................................................... 21
Payudara ......................................................................................................... 21
Paru .......................................................................................................... 21
Kardiovaskular ............................................................................................... 23
Abdomen ........................................................................................................ 25
Genitalia ........................................................................................................ 26
Tulang belakang ............................................................................................. 28
Pemeriksaan Refleks ...................................................................................... 29
Pemeriksaan pada waktu memulangkan ........................................................ 32
Daftar Pustaka ................................................................................................ 33
3

Pendahuluan

Kehidupan pada masa BBL sangat rawan oleh karena memerlukan


penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian BBL.
Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur 1 tahun terjadi pada masa BBL.
Peralihan dari kehidupan itrauterin ke ekstraeuterin memerlukan berbagai
perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah
awal proses fisiologis seperti berikut: (1) Pertukaran gas melalui plasenta
digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan
karbon dioksida), (2) Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan, (3)
Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh
untuk mempertahankan homeostasis kimia darah, (4) hati berfungsi untuk
menetralisasi dan mengekskresi bahan racun yang tidak diperlukan badan, (5)
System imunologi berfungsi untuk mencegah infeksi, dan (6) System
kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi
organ tersebut diatas. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan
dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan
oleh prematuritas, kelainan anatomic, dan lingkungan yang kurang baik dalam
kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.

Pemeriksaan fisik BBL

Sebelum melakukan pemeriksaan pda BBL perlu diketahui riwayat


keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat persalinan.

Pemeriksaan bayi perlu dilakukan dalam keadaan bayi telanjang di bawah


lampu yang terang yang berfungsi juga sebagai pemanas untuk mencegah
kehilangan panas.Tangan serta alat yang digunakan untuk pemeriksaan fisis harus
bersih dan hangat. Pemeriksaan fisis pada BBL dilakukan paling kurang tiga kali,
yakni (1) pada saat lahir, (2) pemeriksaan yang dilakukan dalam 24 jam di ruang
perawatan , dan (3) pemeriksaan pada waktu pulang.
4

Pemeriksaan pertama pada BBL harus dilakukan di kamar bersalin. Tujuannya


adalah:

1. Menilai gangguan adaptasi BBL dari kehidupan intrauterine ke


ekstrauterin yang memerlukan resusitasi
2. Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan
segera (mis. Atresia ani, atresia esophagus), trauma lahir
3. Menentukan apakah BBL tersebut dapat dirawat bersama ibu (rawat
gabung) atau di tempat perawatan khusus untuk diawasi, atau di ruang
intensif, atau segera dioperasi.

Pemeriksaan kedua harus dilakuan kembali dalam waktu 24 jam, yaitu


sesudah bayi berada di tempat perawatan. Tujuannya adalah agar kelainan yang
luput dari pemeriksaan pertama akan ditemukan pada pemeriksaan ini.
Pemeriksaan di kamar bersalin dan di ruang rawat sebaiknya di bawah lampu
pemanas untuk mencegah hipotermi. Pemeriksaan bayi di ruang rawat harus
dilakukan di depan ibunya dan harus dijelaskan apakah kelainan tersebut
berbahaya atau tidak agar si ibu dapat memahaminya dan merasa lebih tenang.

Bayi tidak boleh dipulangkan sebelum diperiksa kembali pada pemeriksaan


terakhir. Hal ini disebabkan oleh adanya kelainan pada BBL yang belum
menghilang saat dipulangkan (hematoma sefal, ginekosmatia, ikterus), atau
mungkin pula adanya bising yang hilang timbul pada masa BBL, atau bayi
menderita penyakit yang didapat di rumah sakit seperti aspirasi pneumonia,
infeksi nosokomial dan lain lain. Yang harus dicatat pada pemeriksaan fisik
adalah lingkar kepala, berat, panjang, kelanan fisik yang ditemukan, frekuensi
nafas dan nadi serta keadaan tali pusat.

Pemeriksaan BBL memerlukan kesabaran, keluwesan dan ketelitian.Bila bayi


tenang sebelum diperiksa maka yang harus diperiksa terlebih dahulu adalah
auskultasi bunyi jantung dan palpasi abdomen.Sesudah itu baru dilanjutkan
dengan pemeriksaan lainnya.
5

1. Pemeriksaan di kamar bersalin


a. Menilai adaptasi:
Perlu segera diperiksa di kamar bersalin adalah apakah bayi
beradaptasi dengan baik atau memerlukan resusitasi.
Bayi yang mungkin memerlukan resusitasi adalah bayi yang lahir
dengan pernafasan tidak adekuat, tonus otot kurang, ada mekonium di
dalam cairan amnion atau lahir kurang bulan. Nilai Apgar masih
dipakai untuk melihat keadaan bayi pada usia 1 menit dan 5 menit,
tetapi tidak dipakai untuk menentukan apakah BBL perlu resusitasi
atau tidak. Nilai Apgar 5 menit dapat digunakan untuk menentukan
prognoisis.
Tabel 1.1 Cara menetukan nilai APGAR
Tanda 0 1 2
Laju jantung Tidak ada <100 ≥100
Usaha bernafas Tidak ada Lambat Menagis kuat
Tonus Otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
Flexi sedikit
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna kulit Seluruh tubuh Tubuh Seluruh tubuh
biru/ pucat kemerahan, kemerahan
ekstremitas biru

Nilai ini disebut nilai Apgar , sesuai dengan nama orang yang untuk
pertama kali memperkenalkan system penilaian ini, yakni dr. Virginia Apgar.

Pada tahun 1952 dr. Virginia Apgar mendesain sebuah metode penilaian
cepat untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit. Yang dinilai
terdiri atas 5 komponen, yaitu frekuensi jantung, usaha bernafas, tonus otot, reflex
pada rangsangan, dan warna kulit. Nilai Apgar masih tetap digunakan untuk
mngetahui keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi.
6

Perlu disadari keterbatasan dari penilaian Apgar.Nilai Apgar adalah suatu


ekspresi keadaan fisiologis BBL dan dibatasi oleh waktu.Gangguan biokimia
harus cukup signifikan sehingga dapat mempengaruhi nilai Apgar. Banyak factor
yang dapat mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan, trauma
lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan kelahiran premature.
Komponen nilai seperti tonus otot, warna kulit, reflex pada perangsangan,
sebagian bergantung pada kematangan bayi. Bayi prematur tanpa asfiksia dapat
saja mendapat nilai Apgar yang rendah.

Nilai Apgar dapat digunakan untuk melihat respon resusitasi. Nilai Apgar
yang dinilai pada resusitasi tidak sama dengan nilai Apgar pada bayi baru lahir
yang bernafas spontan. Nilai Apgar yang diperluas dengan menyatakan tindakan
resusitasi akan memberikan informasi untuk meningkatkan pelayanan neonatal.

b. Mencari kelainan congenital


Pemeriksaan di kamar bersalin juga untuk menentukan adanya kelainan
congenital pada bayi terutama yang memerlukan penanganan segera.Pada
anamnesis perlu ditanyakan apakah ibu menggunakan obat-obat teratogenik,
terkena radiasi, atau infeksi virus pada trimester pertama.Juga ditanyakan apakah
ada kelainan bawaan pada keluarga.Disamping itu perlu diketahui apakah ibu
menderita penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan janin, seperti diabetes
melitus, asma bronchial dan sebagainya.Sebelum memeriksa bayi perlu diperiksa
cairan amnion, tali pusat, dan plasenta.
Pada pemeriksaan cairan amnion perlu diukur volume. Hidramnion
(volume > 2000 mL) sering dihubungkan dengan obstruksi traktus intestinalis
bagian atas, anensefalus, bayi dari ibu diabetes atau eklampsi, sedangkan
oligohidramnion seperti pes ekuinovarus /valgus congenital, kontraktur sendi, dan
hipoplasi paru.
Pada pemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan adanya kesegarannya, ada
tidaknya simpul, dan apakah terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1%
dari BBL hanya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15% daripadanya
7

mempunyai satu atau lebih kelainan congenital terutama pada system pencernaan,
urogenital, respiratorik, atau kardiovaskuler.
Pada pemeriksaan plasenta, plasenta perlu ditimbang dan perhatikan
apakah ada perkapuran, nekrosis, dan sebagainya.Pada bayi kembar harus diteliti
apakah terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan kembar identik atau
tidak).Juga perlu diperhatikan adanya anastomosis vascular antara kedua amnion,
bila ada perlu dipikirkan kemungkinan terjadi transfusi feto-fetal.
Setelah pemeriksaan cairan amnion, plasenta dan tali pusat kemudian
dilakukan pemeriksaan bayi secara cepat tetapi menyeluruh.
8

UKURAN ANTROPOMETRIK

BBL cukup bulan yang sesuai unutk masa kehamilannya mempunyai


ukuran badan sebagai berikut:
tabel ukuran antropometrik

Ukuran antropometrik Laki-laki Perempuan


BBL
Berat lahir (kg) 3,53 (2,53 – 4,34) 3,40 (2,55 – 4,15)
Panjang lahir (cm) 56,6 (52,8 – 60,9) 55,3 (51,5 – 59,3)
Lingkar kepala (cm) 35,8 (32,1 – 38,5) 34,7 (32,3 – 37,7)

Perlu diukur panjang kepala-simfisis dan simfisis-kaki untuk menilai proporsi


tubuh bayi, agar kelainan seperti akondroplasia dapat dideteksi.

PEMERIKSAAN USIA KEHAMILAN

Usia kehamilan BBL dapat dinilai dengan beberapa cara, termasuk dengan
menghitungnya dari hari pertama haid terakhir sampai saat kelahiran, atau dengan
cara ultrasonografi. Yang sering dipakai sekarang adalah pemeriksaan menurut
Dubowitz yang menilai 11 kriteria klinis dan 10 kriteria neurologis. Namun cara
pemeriksaan ini kurang praktis untuk digunakan di lapangan dan mengganggu
BBL yang sakit. Ballard mengajukan penyederhanaan prosedur tersebut yaitu
dengan hanya menilai 6 kriteria klinis dan 6 kriteria neurologis.

Mengetahui usia kehamilan dan keadaan gizi BBL sangat penting untuk
dapat mengkategorikan BBL apakah cukup bulan, kurang bulan, atau lebih bulan
dan apakah sesuai atau lebih besar untuk usia kehamilannya.
9
10

Grafik lubchenco battalgia untuk menilai usia kehamilan


11

Berat lahir dan masa kehamilan

Kejadian kelainan congenital pada bayi kurang bulan 2 kali lebih banyak
dibanding bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan
kejadian tersebut sampai 10 kali lebih besar.

Mulut

Pada pemeriksaan mulut perhatikan apakah terdapat labio-gnato-


palatoskisis, harus diperhatikan juga apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin
disebabkan oleh adanya atresia esophagus. Pemeriksaan patensi esophagus
dilakukan dengan cara memasukkan kateter ke dalam lambung, setelah kateter di
dalam lambung, masukkan 5-10 mL udara dan dengan stetoskop akan terdengar
bunyi udara masuk ke dalam lambung. Dengan demikian akan tersingkir atresia
esophagus. Kemudian cairan amnion di dalam lambung diaspirasi.Bila terdapat
cairan melebihi 30 mL pikirkan kemungkinan atresia usus bagian
atas.Pemeriksaan patensi esophagus dianjurkan pada setiap bayi yang kecil untuk
masa kehamilan, aretri umbulikalis hanya satu, polihidramnion, atau hipersalivasi.

Pada pemeriksaan mulut perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot


depresor anguli oris. Pada keadaan ini terlihat asimetri wajah apabila bayi
menangis, sudut mulut dan mandibula akan tertarik ke bawah dan garis
nasolabialis akan kurang tampak pada daerah yang sehat (sebaliknya pada paresis
N. Fasialis). Pada 20% keadaan seperti ini dapat ditemukan kelainan congenital
berupa kelainan kardiovaskular dan dislokasi panggul congenital.

Anus

Perhatikanlah adanya anus imperforatus dengan memasukkan thermometer


ke dalam anus. Walaupun seringkali atresia yang tinggi tidak dapat dideteksi
dengan cara ini. Bila ada atresia perhatikan apakah ada fistula rekto-vaginal.
12

Kelainan pada garis tengah

Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bifida,


meningomielokel, sinus pilonidalis, ambigus genitalia, eksomfalos, dan lain-lain.

Jenis kelamin

Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila
terdapat keraguan, misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau
terdapatnya hipospadia atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan
jenis kelamin ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan
kromosom.

2. Pemeriksaan di ruang rawat


Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam waktu 24 jam untuk mendeteksi
kelainan yang mungkin terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin.
Pemeriksaan ini meliputi:
a. Aktivitas fisik
Keaktifan BBL dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan
lengan.Pada BBL cukup bulan yang sehat, ekstremitas berada dalam keadaan
fleksi, dengan gerakan tungkai serta lengan aktif dan simetris.Bila ada
asimetri pikirkan terdapatnya kelumpuhan atau patah tulang.Aktifitas fisik
mungkin saja tidak tampak pada BBL yang sedang tidur atau lemah karena
sakit atau pengaruh obat.Bayi yang berbaring tanpa bergerak mungkin juga
disebabkan oleh tenaga yang habis dipakai untuk mengatasi kesulitan
bernafas atau tangis yang melelahkan.Gerakan kasar atau halus (tremor) yang
disertai klonus pergelangan kaki atau rahang sering ditemukan pada BBL,
keadaan ini tidak berarti apa-apa.Berlainan hanya bila terjadi pada golongan
umur yang lebih tua.Gerakan tersebut cenderung terjadi pada BBL yang aktif,
tetapi bila dilakukan fleksi anggota gerak tersebut masih tetap bergera-gerak,
maka bayi tersebut menderita kejang dan perlu dievaluasi lebih lanjut.
13

b. Tangisan bayi
Tangisan bayi dapat memberikan keterangan tentang keadaan bayi.Tangisan
melengking ditemukan pada bayi dengan kelainan neurologis, sedangkan
tangisan yang lemah atau merintih terdapat pada bayi dengan kesulitan
pernapasan.
c. Wajah BBL
Wajah BBL dapat menunjukkan kelainan yang khas, misalnya sindrom
Down, sindrom Pierre-Robin, sindrom de Lange, dan sebagainya.
d. Keadaan gizi
Dinilai dari berat dan panjang badan, disesuaikan dengan masa kehamilan,
tebal lapisan subkutis serta kerutan pada kulit.Edema pada bayi dapat
memberi kesan bayi dalam status gizi baik karena kulitnya halus dan licin.
Pada penekanan kulit mungkin terjadi lekukan dan mungkin juga tidak, tetapi
lipatan halus pada buku jari kaki dan tangan akan berkurang bila berisi cairan
atau edema. Edema kelopak mata biasanya karena iritasi tetesan obat pada
mata. Edema yang menyeluruh ditemukan pada bayi premature,
hipoproteinemia, eritroblastosis fetalis, sindrom nefrotik congenital, sindrom
Hurler atau sebab lain yang tidak diketahui. Edema setempat dapat
disebabkan oleh cacat bawaan system limfe.Salah satu gejala sindrom Turner
adalah edema yang terbatas pada salah satu atau lebih ekstremitas bayi
perempuan.
e. Pemeriksaan suhu
Suhu tubuh BBL diukur pada aksila. Suhu BBL normal adalah antara 36,5-
37,5℃. Suhu meninggi dapat ditemukan pada dehidrasi, gangguan serebral,
infeksi, atau kenaikan suhu lingkungan.Kenaikan suhu merata biasanya
disebabkan oleh kenaikan suhu lingkungan.Apabila ekstremitas dingin dan
tubuh panas kemungkinan besar disebabkan oleh sepsis, perlu diingat bahwa
infeksi/sepsis pada BBL dapat saja tidak disertai dengan kenaikan suhu tubuh,
bahkan sering terjadi hipotermi.
14

Pemeriksaan secara rinci

a. Kulit
Kerapuhan system vasomotrik dan lambatnya sirkulasi perifer akan
menampilkan bayi yang berwarna merah sekali atau merah kebiruan pada
waktu menangis. Warnanya akan lebih gelap bila bayi menangis kuat dengan
glotis tertutup. Akrosianosis terdapat pada bayi yang kedinginan.Tanda
umum gangguan sirkulasi lainnya adalah kulit yang seperti marmer (cutis
marmorata/mottling), hal ini mungkin berhubungan dengan penyakit berat
atau fluktuasi suhu kulit yang sementara.Perbedaan warna merah antara
setengah tubuh bayi dengan warna pucat pada setengah bagian tubuh lainnya,
dengan batasnya yang tampak jelas pada garis pertengahan dari dahi sampai
ke pubis disebut perubahan warna Harlequin.Perubahan ini hanya bersifat
sementara dan tidak berbahaya, penyebabnya belum diketahui.Sianosis pada
bayi yang pucat karena sirkulasi buruk tidak tampak dengan jelas.
Hemoglobin yang relative tinggi pada hari pertama disertai dengan kulit tipis
dan saturasi oksigen cukup akan menampakkan bayi yang sianotik. Sinosis
setempat bila ditekan akan pucat, keadaan ini membedakannya dengan
ekimosis. Cara yang sama dapat pula dipakai untuk melihat ikterus dan
tempat yang paling baik adalah di puncak hidung atau dahi. Hal ini tidak
mungkin dikerjakan di tempat hematoma.Pucat dapat pula menggambarkan
bayi dengan asfiksia, anemia, renjatan, atau edema. Diagnosis dini anemia
pada eritroblastosis fetalis, robekan hati, perdarahan subdural, transfuse feto-
maternal atau feto-fetal dapat menyelamatkan bayi. Kulit bayi lebih bulan
cenderung lebih pucat dari bayi cukup bulan atau bayi premature.
Pada saat lahir seluruh tubuh bayi dilapisi oleh zat seperti lemak yang
berwarna putih kotor yang disebut verniks kaseosa.Zat ini mulai diekskresi
oleh kelenjar keringat janin pada masa gestasi 20 minggu. Makin tua masa
gestasi, makin tebal lapisan lemaknya dan akan menipis pada bayi lebih
bulan. Verniks ini dapat menghilang sendiri beberapa hari sesudah lahir.Zat
ini tidak larut dalam air, fungsinya untuk menjaga suhu tubuh janin dan
15

mencegah infeksi di dalam uterus.Di luar kandungan verniks ini dapat


menjaga suhu tubuh.Bayi dibersihkan dengan kapas dan minyak kelapa yang
steril kemudian disabun dan dimandikan.Memandikan bayi sebaiknya setelah
suhu stabil.Untuk bayi cukup bulan setelah 6 jam, untuk bayi premature
setelah 24 jam.
Hemangioma kapiler sering pula ditemukan pada kelopak mata dan leher
yang akan menghilang dalam minggu-minggu pertama. Di punggung, di
pantat, atau di tempat lain kerapkali ditemukan kulit yang berwarna biru
keabu-abuan yang berbatas tegas dan dinamakan bercak Mongol (Mongolian
spot). Lebih dari 50% terdapat pada bayi kulit berwarna dan kadang-kadang
pada bayi kulit putih.Ini adalah hiperpigmentasi.Bercak ini cenderung
menghilang pada umur satu tahun atau lebih.
Bayi dengan anoksia akan mengeluarkan mekonium ke cairan amnion.
Akibatnya verniks, kulit, kuku, dan tali pusat berwarna kuning kecoklat-
coklatan dan disebut pewarnaan mekonium (meconium staining).
Lanugo adalah rambut imatur yang halus, lunak dan sering menutupi kulit
kepala, dahi dan muka. Lanugo akan menghilang dan diganti oleh rambut
biasa. Seberkas rambut di daerah lumbosakral menunjukkan adanya kelainan
di daerah tersebut seperti spina bifida okulta, sinus tract, atau tumor.
Kuku bayi yang sangat premature belum sempurna (rudimenter). Sebaliknya,
kuku bayi lebih bulan akan lebih panjang dari ujung jari.
Kulit bayi premature tipis, halus dan cenderung berwarna merah sekali.Bayi
yang amat sangat premature tampak seperti agar-agar (gelatin).Kulit bayi
cenderung mengelupas dan tampak seperti kertas perkamen terutama pada
bayi lebih bulan.Pada keadaan yang lebih berat dapat dikacaukan dengan
iktiosis congenital.Pada BBL yang berumur 1-3 hari sering tampak papula
putih kecil-kecil dan kadang-kadang berbentuk vesikopustula di atas eritema
dan disebut eritema toksikum.Biasanya terdapat pada muka, badan, anggota
gerak dan menghilang sesudah 1 minggu.Penyebabnya tidak diketahui.Pada
waktu lahir tampak erupsi vesikopustula di daerah dagu, leher, punggung,
ekstremitas, telapak tangan dan kaki berlangsung selama 2-3 hari.Lesi ini
16

harus dibedakan dengan erupsi vesikuler yang lebih berbahaya seperti pada
herpes simpleks atau infeksi kuman Staphylococcus di kulit.
b. Kepala dan leher
Bayi yang baru lahir melalui vagina (terutama anak pertama atau kepala bayi
terlalu lama di ruang panggul) akan mengalami perubahan bentuk kepala.
Letak tulang parietal cenderung sedikit di atas tulang oksipital dan tulang
frontal.Kepala bayi sungsang atau lahir dengan bedah kaisar biasanya
bulat.Garis sutura, ukuran, dan tekanan fontanel anterior dan posterior harus
diperiksa dengan jari. Ukuran fontanel anterior bervariasi, maksimal 3x3 cm.
Fontanel yang tegang menandakan peningkatan tekanan intracranial seperti
pada edema otak, hidrosefalus, atau meningitis. Fontanel posterior biasanya
masih terbuka, dengan ukuran seujung jari.Hanya 3% yang diameternya lebih
dari 2 cm. Pada waktu lahir banyak sekali variasi ukuran fontanel. Fontanel
yang kecil waktu lahir cenderung akan membesar di bulan pertama. Ukuran
fontanel anterior dan posterior yang amat besar berhubungan dengan kelainan
seperti tertera di bawah ini (lihat Tabel 5.2

Tabel 5.2 Kelainan dengan fontanel anterior yang besar


Akondroplasia Osteogenesis imperfekta
Sindrom Apert Prematuritas
Hipotiroid / atiroid Pinokdisostosis
Kleidokranial disostosis Sindrom rubella
Sindrom Hallerman-Streiff Sindrom Russel-Silver
Hidrosefalus Trisomi 13, 18, 21
Hipofosfatemia Rakitis defisiensi vitamin D
Retardasi pertumbuhan intrauterin
Sumber : Stoll BJ, Kliegman RM

Bagian kepala yang lunak atau disebut kraniotabes kadangkala ditemukan pada
vertex di tulang parietal dekat sutura sagital dan tidak mempunyai nilai
klinis.Akan tetapi bila kelainan tersebut menetap, pemeriksaan terhadap
17

kemungkinan penyebab patologik harus dilakukan.Bagian oksipital yang lunak


menandakan adanya kalsifikasi yang tidak sempurna yang disertai dengan
osteogenis imperfekta, kleidokranial disostosis, kretinisme dan kadang-kadang
sindrom down.Dengan transluminasi tulang kepala, kemungkinan hidraensefali
dan proensefali dapat disingkirkan.

Trauma lahir pada kepala

Perhatikan juga trauma lahir pada kepala berupa :

 Caput suksadenum adalah edema pada kulit kepala, lunak tidak


berfluktuasi, batasnya tidak tegas dan menyebrangi sutura, dan akan hilang
dalam beberapa hari
 Cephal hematom tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oelh
caput suksadenum. Konsistensi cephal hematom ini lunak, berfluktuasi,
berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, jadi tidak menyebrangi sutura.
Cephal hematom akan mengalami kalsifikasi setelah beberapa hari, dan
akan menghilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.
 Bila cephal hematom menyebrangi sutura berarti terdapat fraktur tulang
tengkorak
 Perdarahan subaponeurotik terjadi oleh karena pecahnya vena yang
menghubungkan jaringan di luar dengan sinus-sinus dalam tengkorak.
Peradarahan ini dapat terjadi pada tiap persalinan yang diakhiri dengan
alat. Biasanya batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala dapat tampak
asimetris. Pada perabaan sering ditemukan fluktuasi dan juga terdapat
edema. Bila berat kelainan ini dapat mengakibatkan renjatan, anemia atau
hiperbillirubinemia.
18

C. Wajah

Wajah dengan tanda dismorfik seperti lipatan epikantus, melebarnya jarak


kedua mata, dan letak daun telinga yang rendah sering berhubungan dengan
sindrom congenital.Wajah yang tidak simetris mungkin disebabkan oleh
kelumpuhan saraf ke 7, hipoplasi otot depressor sudut mulut, atau posisi janin
yang tidak normal. Bila rahang janin terletak di atas bahu aau di atas salah satu
ekstremitas selama hamil, maka mandibula aka nada jauh dari garis tengah.
Tulang tengkorak bayi premature tampak seperti hidrosefalus oleh karena
pertumbuhan otak relatif besar dari pertumbuhan organ lainnya.

D. Mata

Mata sering terbuka dengan sendirinya bila bayi didudukkan dan dengan
hati-hati dimiringkan sedikit ke depan dank e belakang atau dengan melakukan
reflex moro. Hal ini terjadi oleh karena reflex labirin dan leher. Cara ini lebih
berhasil daripada membuka kelopak mata bayi dengan paksa.Gerakan pupil
biasanya baru timbul beberapa minggu sesudah lahir. Perdarahan di retina dan
konjungtiva tidak berbahaya dan akan menghilang sendiri dalam minggu pertama.
Reflex pupil baru ada sesudah masa gestasi 28 minggu. Iris harus diperiksa untuk
melihat koloboma. Bila ada, kemungkinan terdapat juga defek pada retina dan
perlu dicari kelainan congenital lain. Diameter kornea pada BBL kurang lebih
10mm. Apabila lebih dari 13 mm, terutama bila ada kekeruhan kornea, bayi
mungkin mempunyai galukoma congenital dan perlu pemeriksaan mata yang lebih
intensif. Selain itu, juga perlu diperiksa adanya katarak dan kelainan intraokuler.
Jika ditemukan katarak pada bayi harus diteliti apa penyebabnya. Seringkali
terlihat pula secret dari mata yang agak lengket.Biasanya penyebabnya adalah
saluran nasolakrimal yang belum berfungsi. Pada 70% kasus biasanya akan hilang
dalam 3 bulan dan 1 tahun 90% nya akan hilang.
19

E. Telinga

Perhatikan bentuk, ukuran dan posisi telinga dan rasakan kartilagonya.


Pada BBL cukup bulan telah cukup terbentuk tulang rawan sehingga bentuk
telinga dapat dipertahankan.daun telinga yang letaknya rendah, yaitu batas atasnya
berada lebih rendah dari kantus lateral mata, terdapat pada BBl dengan sindroma
tertentu antara lain sindrom pierre-robin. Pada telinga kadang ditemukan daun
telinga yang terlipat, dan biasanya pulih dengan sendirinya dalam 1 minggu
pertama.Perlu diperhatikan adanya preauricular pits, skin tags, atau daun telinga
tambahan. Skin tags atau tonjolan kulit dapat terjadi sebagai kelainan autosomal
dominan, namun pada kasus seperti ini penting untuk melakukan pemeriksaan
pendengaran lanjutan. Pemeriksaan dengan otoskop biasanya tidak menjadi
bagian pemeriksaan rutin BBL.

F. Hidung

Perlu diamati bentuk hiidung dan lebar jembatannya (nasal bridge).Jika


tampak terlalu lebar, ukurlah jarak antar kantus medial mata. Jarak tersebut tidak
boleh lebih dari 2,5 cm pada BBL cukup bulan. Hidung dapat tampak pesek
karena tekanan yang dialami di intrauterine.

BBL bernafas melalui hidung, apabila ia bernafas melalui mulut, maka


harus dipikirkkan kemungkinan terdapatnya obstruksi jalan nafas oleh karena
atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol
ke nasofaring. Pernafasan cuping hidung menunjukkan adanya gangguan
pernafasan.

G.Mulut

Pemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi dan palpasi.Dengan inspeksi dapat


dilihat adanya labio dan gnatoskisis, adanya gigi atau ranula, yaitu kista lunak
yang berasal dari dasar mulut.Perhatikan lidah apakah membesar seperti sindrom
beckwith atau selalu bergerak seperti pada sindrom down. BBL dengan edema
otak atau tekanan intracranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda
20

foote). Secara palpasi dapat dideteksi terdapatnya high arch palate, palatoskisis,
dan baik atau tidaknya reflex isap.

Sebelum bayi berumur 2 bulan saliva bayi sedikit.Bila terdapat


hipersalivasi pada BBL perlu dipikirkan kemungkinan atresia esophagus dengan
atau tanpa fistula trakeo-esofagus.

BBL jarang mempunyai gigi. Bila ada biasanya pada gigi seri bawah,
jarang di tempat lain. Gigi ini jarang sekali rontok dan akan lepas sendiri sebelum
gigi susu tumbuh. Gigi pada BBL biasanya dijumpai pada sindro Ellis-Van
Creveld, sindrom Hallermann-Strief, dan sindrom lain.

Palatum lunak dan keras harus diperiksa untuk melihat celah atau atau
tingginya lengkung palatum. Pada palatum keras kadang-kadang ditemukan
tumpukan sel epitel yang disebut mutiara Epstein; kista retensi yang gambarannya
sama tampak pula di gusi. Kedunya menghilang dalam beberapa minggu.
Sekelompok folikel kecil-kecil yang berwarna putih atau kuning pada dasar
eritema sering ditemukan pada tonsil anterior bayi yang berumur 2-3 hari;
sebabnya tidak diketahui, akan menghilang tanpa pengobatan dalam 2-4 hari.

Lidah relative tampak besar, frenulum mungkin pendek.Bila lidah tidak


dapat bergerak pada waktu bayi menetek, frenulum tersebut harus
dipotong.Timbunan lemak di bagian dalam pipi bayi disebut bantalan isap.
Bantalan ini akan menghilang jika bayi berhenti menyusu.

Tenggorok bayi sukar dilihat.Walaupun demikian harus diusahakan untuk


memeriksanya agar celah palatum posterior dan uvula tidak luput dari
pengamatan. Tonsil yang kecil tidak akan mempengaruhi pertumbuhan jaringan
limfoid di kemudian hari.

H. Leher

Leher BBL tampak pendek akan tetapi pergerakannya baik. Apabila


terdapat keterbatasan pergerakan perlu dipikirkan kelainan tulang leher.Tumor di
21

daerah leher seperti tiroid, hemangioma, higroma kistik, selain merupakan


masalah sendiri dapat juga menekan trakea sehingga memerlukan tindakan segera.

Trauma leher dapat terjadi pada persalinan yang sulit.Trauma leher ini
dapat menyebabkan kerusakan pleksus brakialis sehingga terjadi paresis pada
tangan, lengan atau diafrgma.Dapat terjadi perdarahan m.sternokleidomastoideus
yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan tortikolis.
Perhatikan pula adanya webbed neck yang terdapat pada beberapa kelainan
congenital antara lain sindrom turner. Kedua kalvikula harus diperiksa untuk
melihat fraktur.

I. Dada

Dada BBL berbentuk seperti tong.Plektus ekskavatum atau karinatum


sering membuat orang tua khawatir, padahal biasanya tidak mempunyai arti
klinis.Pada repirasi normal, dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut.
Apabila terdapat gangguan pernafasan , terlihat pernafasan yang paradoksal dan
retraksi pada inspirasi. Gerakan dinding dada harus simetris.Bila tidak pikirkan
kemungkinan pneumothoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika.

J. Payudara

Kelenjar payudara BBL baik pada wanita atau lelaki oleh karena pengaruh
hormone ibu kadangkala tampak membesar dan seringkali diisertai dengan sekresi
air susu. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan kecuali terdapat tanda-tanda
peradangan.

K. Paru

Penilaian keadaan paru dengan observasi tidak klaah pentingnya dari


auskultasi dan palpasi. Selain melihat warna kulit bayi, amati frekuensi nafas dan
tanda lain distress pernafasan seperti retraksi dan merintih. Frekuensi nafas yang
normal pada BBL adalah 40-60 kali permenit.BBL dengan frekuensi nafas yang
terus menerus diatas 60 kali permenit perlu diamati lebih teliti untuk
kemungkinan adanya kelainan paru, jantung, atau metabolik.Fluktuasi frekuensi
22

nafas tergantung dari aktifitas fisik, menangis, tidur, atau bangun. Karena
fluktuasi cepat maka frekuensi nafas BBL harus dihitung dalam satu menit penuh
dan kalau mungkin dihitung saat bayi tidur atau dalam keadaan tenang oleh
karena sering terdapat periodic breathing, yaitu henti nafas yang berlangsung 5-10
detik diantara pola pernafasan regular. Serangan apneu yang sebenarnya biasanya
lebih lama dari 20 detik dan sangat jarang terjadi pada BBL cukup bulan.Amati
pola pernafasan.Jika bayi tenang, dalam keadaan normal tidak dijumpai
pernafasan cuping hidung, merintih, ataupun retraksi dada.Sebagian bayi,
khususnya bayi premature, saat menangis dapat menunjukkan retraksi sternal atau
subkostal ringan.Nafas yang tersendat-sendat dan tidak teratur yang kadang-
kadang diikuti oleh gerakan spasme mulut dan dagu menunjukkan gangguan pusat
pernafasan yang berat.

Semua bayi baru lahir bernafas dengan diafragma, sehingga pada waktu
inspirasi bagian dada tertarik ke dalam dan pada saat yang sama perut bayi
membuncit. Bila bayi dalam keadaan relaksasi, tenang dan warna kulitnya baik
maka ventilasinya baik.Sebaliknya, pernafasan yang berat menandakan ventilasi
paru yang abnormal, pneumonia, cacat bawaan atau gangguan mekanis lainnya di
paru. Kesukaran bernafas yang disebabkan oleh terlalu banyak atau terlalu sedikit
udara di paru akan menyebabkan jaringan interkostal tertarik ke dalam. Oleh
karena itu, untuk membedakan atelektasis dan emfisema harus dinilai bentuk dan
ukuran dada, perkusi dan pemeriksaan rontgen.

Berat ringannya suatu kegawatan pernafasan dapat dinilai menggunakan skor


downes, seperti tertera pada tabel di bawah ini.

pemeriksaan Skor
0 1 2
Frekuensi nafas <60/ menit 60-80/ menit >80/ menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada Sianosis hilang Sianosis menetap
sianosis dengan O2 walaupun dengan
23

O2
Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
Evaluasi
Total diagnosis
1-3 RDS ringan
4-5 RDS sedang
≥6 RDS berat

Biasanya suara nafas BBL bronkovesikuler. Kecurigaan akan berkurangnya


suara nafas harus selalu dibuktikan dengan menginduksi nafas yang lebih dalam.
Bila satu tempat yang dicurigai, lakukan perubahan posisi kepala dan badan
sebelum mengambil keputusan.Cara ini juga dikerjakan bila diduga ada redup
pada perkusi.Ronki basah halus pada pneumonia BBL dini hanya dapat didengar
pada akhir inspirasi dalam yang diinduksi oleh tangis bayi.Mengingat banyaknya
etiologi gawat nafas, maka pemeriksaan radiologik dada harus dilakukan.

Bila pada auskultasi terdengar bising usus di rongga dada, pikirkan


kemungkinan hernia diafragma.

L. Kardiovaskular

Denyut nadi bervariasi dari 90/ menit saat bayi tidur tenang sampai 180/
menit selama aktifitas.Frekuensi denyut nadi yang tetap tinggi pada takikardia
paroksismal lebih baik dihitung dengan elektrokardiogram daripada denggan
telinga.Denyut jantung bayi premature yang tenang berkisar antara 140-
150/menit.Nadi di kaki dan tangan harus diperiksa pada waktu lahir dan saat
dipulangkan.
24

Pulsasi yang lemah di semua ekstremitas menandakan curah jantung buruk


atau vasokonstriksi perifer.Pulsasi femoral yang melemah atau tidak ada
mengarah dugaan pada lesi jantung ductal dependent seperti koarktasio
aorta.Palpasi dan auskultasi mampu menunjukkan pergeseran letak jantung seperti
pada dekstrokardia.

Sekitar 60% dari BBL normal memiliki bising sistolik pada usia 2 jam,
tetapi presentase ini berkurang sampai 1% pada pemeriksaan rutin bayi.
Sebaliknya, bising pada cacat jantung bawaan mungkin baru dapat didengar
beberapa hari kemudian.Diperkirakan hanya 1 antara 12 cacat jantung bawaan
yang bisingnya dapat didengar pada masa BBL dini.Dugaan cacar jantung bawaan
harus diikiuti dengan pemeriksaan radiologi, electrocardiogram, dan
ekokardiogram.Karena itu perlu dicermati bahwa pada BBL, bising tidak selalu
menunjukkan adanya kelainan jantung.Demikian pula sebaliknya, tidak adanya
bukan memastikan jantungnya normal.

Bising innocent, yaitu bising yang tidak berkorelasi dengan kelainan jantung,
dapat dikenali dari karakteristik berikut:

 Bising derajad I-II/VI apada tepi sternal kiri


 Tidak ada klik pada auskultasi
 Pulsasi normal
 Pemeriksaan fisik lainnya normal.

Bising innocent biasanya berasal dari sudut percabangan arteri pulmonalis, duktus
arteriosus paten, atau regurgitasi tricuspid yang pulih dengan sendirinya dalam
waktu cepat. Berikut adalah karakteristik bising signifikan yang perlu dicermati
untuk pemeriksaan lebih lanjut:

 Pansistolik
 Derajad I/VI atau lebih
 Terdengar paling baik di batas kiri atas sternum
 Terdengar kasar (harsh)
25

 Terdapat bunyi jantung II yang abnormal


 Terdapat “klik” sistolik dini atau tengah (mid-sistolik)

Pemeriksaan tekanan darah mungkin bermanfaat untuk menegakkan


diagnosis.Auskultasi cukup baik hanya dengan menggunakan kepala stetoskop
kecil.cara Doppler dilakukan dengan menggunakan transuder dalam manset
untuk transmisi dan penerimaan gelombang ultrasonic. Transuder ini dapat
mendeteksi gerakan dinding arteri sehingga pemeriksaan tekanan sistolik dan
diastolic lebih seksama. Cara lain adalah dengan palpasi, yaitu dengan
mengambil tekanan darah sistolik sebagai patokan dan nadi bagian distal dari
manset diraba pada saat deflasii. Cara “flush” adalah dengan cara menekan
pangkal lengan sehingga aliran darah di bawah manset relative berkurang,
kemudian dilanjutkan dengan deflasi manset dan dicatat tekanan sistoliknya
pada saat tangan dan lengan menjadi merah (flushing). Kerugiannya adalah
tidak didapatnya tekanan nadi dan hasilnya dengan auskultasi terletak di
antara tekanan sistolik dan diastolik.

M. Abdomen

Dinding bdomen

Dinding perut BBL lebih datar daripada dinding dada.Bila perut sangat
cekung, pikirkan kemungkinan hernia difragmatika.Abdomen yang membuncit
mungkin disebabkan hepato/splenomegali atau tumor lainnya ataupun cairan di
dalam rongga perut.Bila perut bayi kembung teliti kemungkinan enterokoliits
nekrotikans, perforasi usus atau illeus.Perhatikan adanya gastroskisis, ekstrofillia
vesikalis, omfalokel, atau duktus omfaloenterikus yang persisten.Omfalokel perlu
dibedakan dari gastroskisis yang disebabkan karena kegagalan dinding perut
untuk menutup akibat defek pada m. rektus abdominis. Kelainan bawaan lain yang
perlu diperhatikan adalah sindrom prune belly. Dinding abdomen masih lemah
terutama pada bayi premature.
26

Hati dan Limpa

Hati biasanya teraba 2-3 cm dibawah arkus kosta kanan, sedangkan limpa
sering teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri, karena masih terjadi hematopoiesis
ekstrameduler. Kadang-kadang hati dan limpa sedemikian besarnya sehingga
batas bawahnya berada di abdomen bagian bawah, misala pada penyakit hemolitik
seperti eritroblastosis fetalis.

Ginjal

Dengan palpasi yang dalam, ginjal dapat diraba apabila posisi bayi
telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot dinding perut dalam keadaan
relaksasi.Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilicus di antara garis tengah
dan tepi perut.Biasanya bagian ginjall yang dapat diraba sekitar 2-3 cm.
pembesaran ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau
thrombosis vena renalis.

Trauma pada abdomen oleh karena proses kelahiran yang sulit misalnya
letak sungsang, dapat mengakibatkan perdarah hati, limpa atau kelenjar adrenal.
Bila terdapat kecurigaan kelainan dalam perut, pemeriksaan USG akan banyak
membantu. Terabanya benjolan yang abnormal di abdomen harus diperiksa segera
di atas tempat yang keras seperti papan.Pemeriksaan USH abdomen bayi dapat
menggantikan pielogram intravena unnutk membantu diagnosis.Bejolan yang
paling sering ditemukan adalah anomaly saluran kemih, embrioma ginjal, kista
ovarium dan duplikasi usus.Jumlah udara dalam saluran cerna BBL sangat
bervariasi dan ini tidak ditemukan pada umur yang lebih tua.Diastasis rekti dan
hernia tali pusat sering ditemukan pada BBL, terutama yang berkulit hitam.

N. Genitalia Eksterna

Pada bayi perempuan cukup bulan labia minora tertutup oleh labia mayora,
dan ini adalah salah satu criteria untuk menilai usia kehamilan BBL. Lubang
uretra terpisah dari lubang vagina, bila hanya terdapat satu lubang berarti ada
27

kelainan. Kadang-kadang tampak secret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawal bleeding).

Pada bayi laki-laki sering terdapat fimosis. Ukuran penis bayi berkisar
antara 3-4 cm (panjang) dan 1-1,3 cm (lebar). Hipospadia adalah kelainan yang
tidak jarang ditemukan yang dapat berupa defek di bagian ventral ujung penis saja
atau berupa defek sepanjang penisnya.Epispadia yaitu defek pada dorsum penis,
lebih jarang ditemukan, dan merupakan varian ekstrofia kandung kencing.

Skrotum bayi cukup bulan biasanya mempunyai banyak rugae.Hidrokel


seringkali ditemukan dan harus dibedakan dari hernia inguinalis.Testis biasanya
sudah turun ke dalam skrotum pada bayi cukup bulan.Pada bayi kurang bulan,
tidak jarang terdapat kriptorkismus.Torsi testis dapat terjadi in utero dan dapat
dilihat pada saat lahir berupa testis yang membesar dank eras.

Kadang-kadang sulit menentukan jenis kelamin BBL. Misalnya pada bayi


perempuan terdapat klitoris yang besar dan labia mayoranya berfusi serta
berpigmen banyak, atau pada bayi lelaki dengan penis kecil dan hipospadia serta
skrotum terpisah.Dalam keadaan ini perlu pemeriksaan kromatin seks atau
kromosom seks.

Trauma di daerah genitalia eksterna seringkali ditemukan pada kelahiran


sungsang yang dapat berupa perdarahan ke dalam rongga skrotum atau testis.

Ereksi pada BBL merupakan hal yang biasa.Kira-kira 95% BBL buang air
kecil dalam waktu 24 jam.Kadang-kadang BBL buang air kecil pada saat atau
segera sesudah lahir dan perlu dicatat.

O. Anus

Pemeriksaan anus bukan hanya untuk mengetahui ada tidaknya atresia ani
melainkan juga untuk mengetahui posisinya.Kadang-kadang fistula yang besar
dianggap sebagai anus yang normal. Tetapi apabila diperhatikan maka akan
kelihatan bahwa fistula terletak di depan atau di belakang anus yang normal.
28

Pengeluaran mekoniun biasanya terjadi dalam 24 jam pertama. Apabila setelah 48


jam mekonium belum juga keluar, pikirkan kemungkinan mekonium plug
sindrom, megakolon, atau obstruksi saluran pencernaan. Mekonium yang keluar
in utero pada bayi yang letak kepala adalah salah satu tanda gawat janin.Bila
tedapat darah dalam mekonium perlu dibedakan apakah darah berasal dari bayi
atau dari ibu yang tertelan oleh bayi. Cara membedakannya adalah dengan uji Apt
yaitu dengan meneteskan basa kuat (NaOH atau KOH), darah ibu akan mengalami
hemolisis sedangkan darah bayi tidak karena resisten terhadap alkali.

Anus imperforate tidak selalu mudah dilihat;, kadangkala diperlukan


pemeriksaan dengan memasukkan kelingking atau pipa ke dalam rectum, atau
dengan pemeriksaan radiologi. Lekukan atau lipatan kulit yang tidak teratur sering
ditemukan di garis tengah sakrokosigeal yang mungkin dikacaukan dengan sinus
pilonidal.

P. Tulang belakang dan Ekstremitas

Untuk pemeriksaan tulang belaang, BBl diletakkan pada posisi tengkurap,


tangan pemeriksa meraba sepanjang tulang belakang untuk mencari adanya
skoliosis, meningokel, spina bifida, dan sinus pilonidal.

Pada pemeriksaan ekstremitas harus pula diperhatikan pengaruh letak


janin dalam uterus, terutama letak sungsang.Kelainan karena posisi yang salah,
biasanya tidak menetap.Dugaan adanya fraktur atau trauma saraf yang
berhubungan dengan persalinan sering dapat dilihat pada gerakan spontan atau
dengan merangsang aktivitas bayi seperti refleks Moro.Patah tulang yang multiple
terdapat pada osteogenesis imperfekta. Paralisis pada lengan mungkin disebabkan
oleh fraktur humerus atau kelumpuhan Erb’s (kerusakan saraf servikal V,VI).
Kelumpuhan pada tangan disebabkan oleh paralisis klumpke (kerusakan saraf
servikal 7 dan thorakal 1).Pemeriksaan jari tangan dan kaki perlu untuk melihat
sindaktil, polidaktil, claw hand atau claw feet dan gambaran dermatoglifik yang
abnormal seperti garis simian. Semua BBL harus diperiksa panggulnya untuk
29

melihat apakah ada dislokasi tulang panggul bawaan, dengan cara ortholani.
Perhatikan posisi kedua kaki apakah ad apes ekuinovarus atau valgus.

Tonus ekstremitas juga perlu diperhatikan.Hipotonia umum biasa


disebabkan oleh kelainan susunan saraf pusat.

PEMERIKSAAN REFLEKS
Pemeriksaan Cara pengukuran Kondisi normal Kondisi patologis
refleks
Berkedip Sorotkan cahaya Dijumpai pada Jika tidak ada,
ke mata bayi tahun pertama menunjukkan
kebutaan
Tanda babinski Gores telapak Jari kaki Jika jari kaki
kaki sepanjang memngembang mengembang setelah
kaki luar dan ibu jari kaki usia 2 tahun,
dorsofleksi, merupakan tanda lesi
dijumpai sampai ekstra pyramidal.
usia 2 tahun
Merangkak Letakkan bayi Bayi membuat Jika gerakan tidak
tengkurap di atas gerakan simetris, adanya tanda
permukaan yang merangkak dengan neurologi
datar lengan dan kaki
bila diletakkan
telungkup
Menari Pegang bayi, Kaki akan Refleks menetap
sehingga bergerak ke atas lebih dari 4-8 minggu
kakinya dan ke bawah jika merupakan keadaan
menyentuh sedikit disentuh abnormal
permukaan yang pada permukaan
keras yang keras,
dijumpai saat 4-8
minggu pertama.
Ekstrusi Sentuh lidah Lidah julur kea Lidah menjulur yang
dengan ujung rah luar jika persisten, merupakan
spatel lidah disentuh, dijumpai tanda sindrom down.
pada usia 4 bulan
Gallant Gores punggung Punggung Tidak adanya refleks
bayi sepanjang bergerak ke menunjukkan adanya
garis tulang samping saat lesi medual spinalis
belakang, dari distimulasi, transversa
bahu sampai dijumpai saat 4-8
bokong bulan pertama
Moro Ubah posisi Lengan ekstensi, Refleks yang menetap
30

dengan tiba2, jari mengembang, lebih dari 4 bulan


atau pukul meja. kepala mendongak menunjukkan
ke belakang, kerusakan otak,
tungkia sedikit respon tidak simetris
ekstensi, lengan adanya hemiparesis,
kembali ke fraktur klavikula atau
tenggah dengan cedera pleksus
tangan barchialis, tidak ada
menggenggam, respon ekstremitas
tulang belakang bawah adanya
dan ekstremitas dislokasi pinggul atau
bawah eksternsi, cedera medulla
lebih kuat selama spinalis.
2 bulan dan
menghilang pada
usia 3-4 bulan
Neck righting Letakkan bayi Jika bayi Tidak ada refleks atau
dalam posisi telentang, bahu refleks menetap lebih
telentang, coba dan badan dari 10 bulan
menarik kemudian pelvis menunjukkan adanya
perhatian bayi berotasi ke arah gangguan system
dari satu sisi bayi diputar dan saraf pusat
dijumpai pada 10
bulan pertama
menggenggam Letakkan jari Jari jari bayi Fleksi yang tidak
pada telapak melengkung simetris menunjukkan
tangan bayi pada melingkari jari paralisis, refleks
sisi ulnar, jika yang diletakkan di menggenggam yang
refleks lemah telapak tangan menetap
atau tidak ada bayi dari sisi menunjukkan
beri bayi botol ulnar, refleks ini gangguan serebral.
atau dot karena menghilang pada
menghisap akan usia 3-4 bulan
menstimulasi
refleks.
menghisap Beri bayi botol Bayi menghisap Refleks yang lemah
dan dot dengan kuat dalam atau tidak ada
merespon terhadap menunjukkan
stimulasi, refleks keterlambatan
ini menetap perkembangan atau
selama masa bayi keadaan neurolgi
dan mungkin yang abnormal.
terjadi selama
tidur tanpa
stimulasi.
Tonic neck Menolehkan Bayi melakukan Tidak normal jika
31

kepala bayi perubahan posisi repons terjadi setiap


dengan cepat ke jika kepala kali kepala
satu sisi ditolehkan ke satu ditolehkan, jika
sisi, lengan dan menetapmenunjukkan
tungkai ekstensi adanya kerusakan
kea rah sisi serebral mayor.
putaran kepala dan
fleksi pada sisi
yang berlawanan,
normalnya refleks
ini tidak terjadi
setiap kepala di
tolehkan, tampak
pada usia kira-kira
2 bln dan
menggilang pada
usia

Rooting Gores sudut Bayi memutar ke Tidak adanya refleks


mulut bayi arah pipi yang menunjukkan adanya
melewati garis yang diusap, gangguan neurologis
tengah bibir refleks ini berat
menghilang pada
usia 3-4 bulan,
tetapi bisa
menetap sampai
usia 12 bulan
terutama selama
tidur
Kaget (startle) Bertepuuk Bayi mengekstensi Tidak adanya refleks
tangan dengan dan memfleksi menunjukkan adanya
keras lengan dalam gangguan
merespon terhadap pendengaran.
suara keras,
tangan tetap rapat,
refleks ini akan
menghilang pada
usia 4 bulan
32

PEMERIKSAAN PADA WAKTU MEMULANGKAN

Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa


tidak ada kelainana congenital atau kelainan akibat trauma yang terlewatkan.
Perlu diperhatikan:

 Susunan saraf pusat : aktivitas bayi,ketegangan ubun-ubun


 Kulit : adanya ikterus, pioderma
 Jantung : adanya bising baru yang timbul kemudian
 Abdomen : adanya tumor yang tidak terdeteksi sebelumnya
 Tali pusat : adanya infeksi
 Disamping itu perlu diperhatikan apakah bayi sudah pandai menyusu dan
ibu sudah mengerti cara pemberian ASI yang benar.
33

Daftar pustaka
1. United Nations Children’s Fund (UNICEF). The state of the world’s
children 2008: statistical table. Diunduh dari :
http://www.unicef.org/sowc08/d0cs/sowc08_table_StatisticalTables.pdf
2. Andajani-Sutjahjo S, Manderson L. Stillbirth, neonatal death and
reproductive rights in Indonesia (other themes). Diunduh dari:
http://goliath.ecnext.com/coms2/gi_0199-3532202/Stillbirth-neonatal-
death-and-reproductive.html
3. Askin DF. Complications in the transition from fetal to neonatal life.
JOGNN 2002; 31(3): 318-327.
4. Sniderman S, Taeusch HW. Intial evaluation: history and physical
examination of the newborn. Dalam: H William Taeusch, penyunting.
Avery`s disease of the newborn. Edisi ke 8. Philaphelpia: Elseviar
Saunders, 2005.
5. American Academy of pediatrics, American College of Obstetricians and
Gynecologists. The policy statement: the Apgar score. Pediatrics
2006;117(4):1444-7.
6. Freeman JM, Nelson KB. Intrapartum asphyxia and cerebral palsy.
Pediatrics 1998;82 :240 - 9.
7. Catlin EA, Carpenter MW, Brann BS IV, et al. The Apgar score revisited:
influence of gestational age. J Pediatr 1986;109 :865 - 8.
8. Berseth CL, Poenaru D.Abdominal wall problems.Dalam: Ballard
RA,penyunting.Avery`s disease of the newborn. Edisi ke 8. Philadelphia:
Elsevier Saunders, 2005.
9. Gilbert WM, Machin GA. Placental function and diseases: the placenta,
fetal membranes, and umbilical cord. Dalam: Ballard RA, penyunting.
Avery`s disease of the newborn. Edisi ke 8. Philadelphia: Elsevier
Saunders, 2005.
10. Centers for disease Controls and Prevention. Birth defects among low
birth weight infants. Morbidity and Mortality Weekly Report 15 februari
1991;40(6);99:105-106. Diunduh dari:
http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00001910.htm
34

11. Berseth CL, Poenaru D. Structural anomalies of the gastrointestinal tract.


Dalam: Ballard RA, penyunting. Avery’s disease of the newborn. Edisi ke
8. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2005.
12. King M,BewesPC,CairnsJ,ThorntonJ.Anorectal malformations.
Dalam:Primary surgery. Volume One: Non-trauma. Diunduh dari:
http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00001910.htmhttp://www.
meb.uni-bonn.de/dtc/primsurg/docbook/html/x10069.html
13. Goodwin G, Caldamone A. Ambiguous genitalia in the newborn. Dalam:
H William Taeusch,penyunting. Avery’s disease of the newborn. Edisi ke
8. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2005.
14. Stoll BJ, Kliegman RM. The newborn infant. Dalam: Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke 17.
Philadelphia: Saunders, 2004. h. 523-31.
15. Miller CA, Newman TB. Routine newborn care. Dalam: Taeusch HW,
penyunting. Avery’s disease of the newborn. Edisi ke 8. Philadelphia:
Elsevier Saunders, 2005.
16. Rennie JM. Examination of the newborn. Dalam: Rennie JM, penyunting.
Roberton’s textbook of neonatology. Edisi ke 4. Philadelphia: Elsevier
Churchill Livingstone, 2005. h. 249-66.
17. Mainali E, US Agency for International Development (USAID) – Health
Services Program (HSP). Essential neonatal care: birth injuries. a
competency-based training module for physicians. 2006 (unpublished)
18. Fuloria M, Kreiter S. The newborn examination: part I. Emergencies and
common abnormalities involving the skin, head, neck, chest, and
respiratory and cardiovascular system. Am Fam Physician 2002;65(1):61-
8.
19. Wood DW, Downes’ JJ. Locks HI. A clinical score for the diagnosis of
respiratory failure. Am J Dis Child 1972; 123:227-9.
20. Stoll BJ, Kliegman RM. Nervous system disorders. Dalam: Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke 17.
Philadelphia: Saunders, 2004.h.561-9.
21. Thompson GH. The hip. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB.
Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke 17. Philadelphia: Saunders, 2004.
h. 2273-80.
22. Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al. New Ballard score, expanded to
include extremely premature infants. J Pediatrics 1991; 119:417-23.

Anda mungkin juga menyukai