Referat Ilmu Kesehatan Anak Pemeriksaan
Referat Ilmu Kesehatan Anak Pemeriksaan
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar T.B, Sp.A
dr. Ramzy Syamlan, Sp.A
dr. Saraswati Dewi, Sp.A
DAFTAR ISI
Judul .............................................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir ............................................................... 3
Menilai Adapatasi .......................................................................................... 5
Mencari Kelainan Congenital ........................................................................ 6
Pemeriksaan Antropometri.............................................................................
8Pemeriksaan Usia Kehamilan ...................................................................... 8
Anus .......................................................................................................... 11
Mencari Kelainan Pada Tulang Belakang ...................................................... 12
Kelainan Pada Jenis Kelamin ......................................................................... 12
Kulit .......................................................................................................... 14
Kepala Leher .................................................................................................. 16
Wajah .......................................................................................................... 18
Mata .......................................................................................................... 18
Telinga .......................................................................................................... 19
Hidung .......................................................................................................... 19
Mulut .......................................................................................................... 19
Leher .......................................................................................................... 20
Dada .......................................................................................................... 21
Payudara ......................................................................................................... 21
Paru .......................................................................................................... 21
Kardiovaskular ............................................................................................... 23
Abdomen ........................................................................................................ 25
Genitalia ........................................................................................................ 26
Tulang belakang ............................................................................................. 28
Pemeriksaan Refleks ...................................................................................... 29
Pemeriksaan pada waktu memulangkan ........................................................ 32
Daftar Pustaka ................................................................................................ 33
3
Pendahuluan
Nilai ini disebut nilai Apgar , sesuai dengan nama orang yang untuk
pertama kali memperkenalkan system penilaian ini, yakni dr. Virginia Apgar.
Pada tahun 1952 dr. Virginia Apgar mendesain sebuah metode penilaian
cepat untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit. Yang dinilai
terdiri atas 5 komponen, yaitu frekuensi jantung, usaha bernafas, tonus otot, reflex
pada rangsangan, dan warna kulit. Nilai Apgar masih tetap digunakan untuk
mngetahui keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi.
6
Nilai Apgar dapat digunakan untuk melihat respon resusitasi. Nilai Apgar
yang dinilai pada resusitasi tidak sama dengan nilai Apgar pada bayi baru lahir
yang bernafas spontan. Nilai Apgar yang diperluas dengan menyatakan tindakan
resusitasi akan memberikan informasi untuk meningkatkan pelayanan neonatal.
mempunyai satu atau lebih kelainan congenital terutama pada system pencernaan,
urogenital, respiratorik, atau kardiovaskuler.
Pada pemeriksaan plasenta, plasenta perlu ditimbang dan perhatikan
apakah ada perkapuran, nekrosis, dan sebagainya.Pada bayi kembar harus diteliti
apakah terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan kembar identik atau
tidak).Juga perlu diperhatikan adanya anastomosis vascular antara kedua amnion,
bila ada perlu dipikirkan kemungkinan terjadi transfusi feto-fetal.
Setelah pemeriksaan cairan amnion, plasenta dan tali pusat kemudian
dilakukan pemeriksaan bayi secara cepat tetapi menyeluruh.
8
UKURAN ANTROPOMETRIK
Usia kehamilan BBL dapat dinilai dengan beberapa cara, termasuk dengan
menghitungnya dari hari pertama haid terakhir sampai saat kelahiran, atau dengan
cara ultrasonografi. Yang sering dipakai sekarang adalah pemeriksaan menurut
Dubowitz yang menilai 11 kriteria klinis dan 10 kriteria neurologis. Namun cara
pemeriksaan ini kurang praktis untuk digunakan di lapangan dan mengganggu
BBL yang sakit. Ballard mengajukan penyederhanaan prosedur tersebut yaitu
dengan hanya menilai 6 kriteria klinis dan 6 kriteria neurologis.
Mengetahui usia kehamilan dan keadaan gizi BBL sangat penting untuk
dapat mengkategorikan BBL apakah cukup bulan, kurang bulan, atau lebih bulan
dan apakah sesuai atau lebih besar untuk usia kehamilannya.
9
10
Kejadian kelainan congenital pada bayi kurang bulan 2 kali lebih banyak
dibanding bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan
kejadian tersebut sampai 10 kali lebih besar.
Mulut
Anus
Jenis kelamin
Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila
terdapat keraguan, misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau
terdapatnya hipospadia atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan
jenis kelamin ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan
kromosom.
b. Tangisan bayi
Tangisan bayi dapat memberikan keterangan tentang keadaan bayi.Tangisan
melengking ditemukan pada bayi dengan kelainan neurologis, sedangkan
tangisan yang lemah atau merintih terdapat pada bayi dengan kesulitan
pernapasan.
c. Wajah BBL
Wajah BBL dapat menunjukkan kelainan yang khas, misalnya sindrom
Down, sindrom Pierre-Robin, sindrom de Lange, dan sebagainya.
d. Keadaan gizi
Dinilai dari berat dan panjang badan, disesuaikan dengan masa kehamilan,
tebal lapisan subkutis serta kerutan pada kulit.Edema pada bayi dapat
memberi kesan bayi dalam status gizi baik karena kulitnya halus dan licin.
Pada penekanan kulit mungkin terjadi lekukan dan mungkin juga tidak, tetapi
lipatan halus pada buku jari kaki dan tangan akan berkurang bila berisi cairan
atau edema. Edema kelopak mata biasanya karena iritasi tetesan obat pada
mata. Edema yang menyeluruh ditemukan pada bayi premature,
hipoproteinemia, eritroblastosis fetalis, sindrom nefrotik congenital, sindrom
Hurler atau sebab lain yang tidak diketahui. Edema setempat dapat
disebabkan oleh cacat bawaan system limfe.Salah satu gejala sindrom Turner
adalah edema yang terbatas pada salah satu atau lebih ekstremitas bayi
perempuan.
e. Pemeriksaan suhu
Suhu tubuh BBL diukur pada aksila. Suhu BBL normal adalah antara 36,5-
37,5℃. Suhu meninggi dapat ditemukan pada dehidrasi, gangguan serebral,
infeksi, atau kenaikan suhu lingkungan.Kenaikan suhu merata biasanya
disebabkan oleh kenaikan suhu lingkungan.Apabila ekstremitas dingin dan
tubuh panas kemungkinan besar disebabkan oleh sepsis, perlu diingat bahwa
infeksi/sepsis pada BBL dapat saja tidak disertai dengan kenaikan suhu tubuh,
bahkan sering terjadi hipotermi.
14
a. Kulit
Kerapuhan system vasomotrik dan lambatnya sirkulasi perifer akan
menampilkan bayi yang berwarna merah sekali atau merah kebiruan pada
waktu menangis. Warnanya akan lebih gelap bila bayi menangis kuat dengan
glotis tertutup. Akrosianosis terdapat pada bayi yang kedinginan.Tanda
umum gangguan sirkulasi lainnya adalah kulit yang seperti marmer (cutis
marmorata/mottling), hal ini mungkin berhubungan dengan penyakit berat
atau fluktuasi suhu kulit yang sementara.Perbedaan warna merah antara
setengah tubuh bayi dengan warna pucat pada setengah bagian tubuh lainnya,
dengan batasnya yang tampak jelas pada garis pertengahan dari dahi sampai
ke pubis disebut perubahan warna Harlequin.Perubahan ini hanya bersifat
sementara dan tidak berbahaya, penyebabnya belum diketahui.Sianosis pada
bayi yang pucat karena sirkulasi buruk tidak tampak dengan jelas.
Hemoglobin yang relative tinggi pada hari pertama disertai dengan kulit tipis
dan saturasi oksigen cukup akan menampakkan bayi yang sianotik. Sinosis
setempat bila ditekan akan pucat, keadaan ini membedakannya dengan
ekimosis. Cara yang sama dapat pula dipakai untuk melihat ikterus dan
tempat yang paling baik adalah di puncak hidung atau dahi. Hal ini tidak
mungkin dikerjakan di tempat hematoma.Pucat dapat pula menggambarkan
bayi dengan asfiksia, anemia, renjatan, atau edema. Diagnosis dini anemia
pada eritroblastosis fetalis, robekan hati, perdarahan subdural, transfuse feto-
maternal atau feto-fetal dapat menyelamatkan bayi. Kulit bayi lebih bulan
cenderung lebih pucat dari bayi cukup bulan atau bayi premature.
Pada saat lahir seluruh tubuh bayi dilapisi oleh zat seperti lemak yang
berwarna putih kotor yang disebut verniks kaseosa.Zat ini mulai diekskresi
oleh kelenjar keringat janin pada masa gestasi 20 minggu. Makin tua masa
gestasi, makin tebal lapisan lemaknya dan akan menipis pada bayi lebih
bulan. Verniks ini dapat menghilang sendiri beberapa hari sesudah lahir.Zat
ini tidak larut dalam air, fungsinya untuk menjaga suhu tubuh janin dan
15
harus dibedakan dengan erupsi vesikuler yang lebih berbahaya seperti pada
herpes simpleks atau infeksi kuman Staphylococcus di kulit.
b. Kepala dan leher
Bayi yang baru lahir melalui vagina (terutama anak pertama atau kepala bayi
terlalu lama di ruang panggul) akan mengalami perubahan bentuk kepala.
Letak tulang parietal cenderung sedikit di atas tulang oksipital dan tulang
frontal.Kepala bayi sungsang atau lahir dengan bedah kaisar biasanya
bulat.Garis sutura, ukuran, dan tekanan fontanel anterior dan posterior harus
diperiksa dengan jari. Ukuran fontanel anterior bervariasi, maksimal 3x3 cm.
Fontanel yang tegang menandakan peningkatan tekanan intracranial seperti
pada edema otak, hidrosefalus, atau meningitis. Fontanel posterior biasanya
masih terbuka, dengan ukuran seujung jari.Hanya 3% yang diameternya lebih
dari 2 cm. Pada waktu lahir banyak sekali variasi ukuran fontanel. Fontanel
yang kecil waktu lahir cenderung akan membesar di bulan pertama. Ukuran
fontanel anterior dan posterior yang amat besar berhubungan dengan kelainan
seperti tertera di bawah ini (lihat Tabel 5.2
Bagian kepala yang lunak atau disebut kraniotabes kadangkala ditemukan pada
vertex di tulang parietal dekat sutura sagital dan tidak mempunyai nilai
klinis.Akan tetapi bila kelainan tersebut menetap, pemeriksaan terhadap
17
C. Wajah
D. Mata
Mata sering terbuka dengan sendirinya bila bayi didudukkan dan dengan
hati-hati dimiringkan sedikit ke depan dank e belakang atau dengan melakukan
reflex moro. Hal ini terjadi oleh karena reflex labirin dan leher. Cara ini lebih
berhasil daripada membuka kelopak mata bayi dengan paksa.Gerakan pupil
biasanya baru timbul beberapa minggu sesudah lahir. Perdarahan di retina dan
konjungtiva tidak berbahaya dan akan menghilang sendiri dalam minggu pertama.
Reflex pupil baru ada sesudah masa gestasi 28 minggu. Iris harus diperiksa untuk
melihat koloboma. Bila ada, kemungkinan terdapat juga defek pada retina dan
perlu dicari kelainan congenital lain. Diameter kornea pada BBL kurang lebih
10mm. Apabila lebih dari 13 mm, terutama bila ada kekeruhan kornea, bayi
mungkin mempunyai galukoma congenital dan perlu pemeriksaan mata yang lebih
intensif. Selain itu, juga perlu diperiksa adanya katarak dan kelainan intraokuler.
Jika ditemukan katarak pada bayi harus diteliti apa penyebabnya. Seringkali
terlihat pula secret dari mata yang agak lengket.Biasanya penyebabnya adalah
saluran nasolakrimal yang belum berfungsi. Pada 70% kasus biasanya akan hilang
dalam 3 bulan dan 1 tahun 90% nya akan hilang.
19
E. Telinga
F. Hidung
G.Mulut
foote). Secara palpasi dapat dideteksi terdapatnya high arch palate, palatoskisis,
dan baik atau tidaknya reflex isap.
BBL jarang mempunyai gigi. Bila ada biasanya pada gigi seri bawah,
jarang di tempat lain. Gigi ini jarang sekali rontok dan akan lepas sendiri sebelum
gigi susu tumbuh. Gigi pada BBL biasanya dijumpai pada sindro Ellis-Van
Creveld, sindrom Hallermann-Strief, dan sindrom lain.
Palatum lunak dan keras harus diperiksa untuk melihat celah atau atau
tingginya lengkung palatum. Pada palatum keras kadang-kadang ditemukan
tumpukan sel epitel yang disebut mutiara Epstein; kista retensi yang gambarannya
sama tampak pula di gusi. Kedunya menghilang dalam beberapa minggu.
Sekelompok folikel kecil-kecil yang berwarna putih atau kuning pada dasar
eritema sering ditemukan pada tonsil anterior bayi yang berumur 2-3 hari;
sebabnya tidak diketahui, akan menghilang tanpa pengobatan dalam 2-4 hari.
H. Leher
Trauma leher dapat terjadi pada persalinan yang sulit.Trauma leher ini
dapat menyebabkan kerusakan pleksus brakialis sehingga terjadi paresis pada
tangan, lengan atau diafrgma.Dapat terjadi perdarahan m.sternokleidomastoideus
yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan tortikolis.
Perhatikan pula adanya webbed neck yang terdapat pada beberapa kelainan
congenital antara lain sindrom turner. Kedua kalvikula harus diperiksa untuk
melihat fraktur.
I. Dada
J. Payudara
Kelenjar payudara BBL baik pada wanita atau lelaki oleh karena pengaruh
hormone ibu kadangkala tampak membesar dan seringkali diisertai dengan sekresi
air susu. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan kecuali terdapat tanda-tanda
peradangan.
K. Paru
nafas tergantung dari aktifitas fisik, menangis, tidur, atau bangun. Karena
fluktuasi cepat maka frekuensi nafas BBL harus dihitung dalam satu menit penuh
dan kalau mungkin dihitung saat bayi tidur atau dalam keadaan tenang oleh
karena sering terdapat periodic breathing, yaitu henti nafas yang berlangsung 5-10
detik diantara pola pernafasan regular. Serangan apneu yang sebenarnya biasanya
lebih lama dari 20 detik dan sangat jarang terjadi pada BBL cukup bulan.Amati
pola pernafasan.Jika bayi tenang, dalam keadaan normal tidak dijumpai
pernafasan cuping hidung, merintih, ataupun retraksi dada.Sebagian bayi,
khususnya bayi premature, saat menangis dapat menunjukkan retraksi sternal atau
subkostal ringan.Nafas yang tersendat-sendat dan tidak teratur yang kadang-
kadang diikuti oleh gerakan spasme mulut dan dagu menunjukkan gangguan pusat
pernafasan yang berat.
Semua bayi baru lahir bernafas dengan diafragma, sehingga pada waktu
inspirasi bagian dada tertarik ke dalam dan pada saat yang sama perut bayi
membuncit. Bila bayi dalam keadaan relaksasi, tenang dan warna kulitnya baik
maka ventilasinya baik.Sebaliknya, pernafasan yang berat menandakan ventilasi
paru yang abnormal, pneumonia, cacat bawaan atau gangguan mekanis lainnya di
paru. Kesukaran bernafas yang disebabkan oleh terlalu banyak atau terlalu sedikit
udara di paru akan menyebabkan jaringan interkostal tertarik ke dalam. Oleh
karena itu, untuk membedakan atelektasis dan emfisema harus dinilai bentuk dan
ukuran dada, perkusi dan pemeriksaan rontgen.
pemeriksaan Skor
0 1 2
Frekuensi nafas <60/ menit 60-80/ menit >80/ menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada Sianosis hilang Sianosis menetap
sianosis dengan O2 walaupun dengan
23
O2
Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
Evaluasi
Total diagnosis
1-3 RDS ringan
4-5 RDS sedang
≥6 RDS berat
L. Kardiovaskular
Denyut nadi bervariasi dari 90/ menit saat bayi tidur tenang sampai 180/
menit selama aktifitas.Frekuensi denyut nadi yang tetap tinggi pada takikardia
paroksismal lebih baik dihitung dengan elektrokardiogram daripada denggan
telinga.Denyut jantung bayi premature yang tenang berkisar antara 140-
150/menit.Nadi di kaki dan tangan harus diperiksa pada waktu lahir dan saat
dipulangkan.
24
Sekitar 60% dari BBL normal memiliki bising sistolik pada usia 2 jam,
tetapi presentase ini berkurang sampai 1% pada pemeriksaan rutin bayi.
Sebaliknya, bising pada cacat jantung bawaan mungkin baru dapat didengar
beberapa hari kemudian.Diperkirakan hanya 1 antara 12 cacat jantung bawaan
yang bisingnya dapat didengar pada masa BBL dini.Dugaan cacar jantung bawaan
harus diikiuti dengan pemeriksaan radiologi, electrocardiogram, dan
ekokardiogram.Karena itu perlu dicermati bahwa pada BBL, bising tidak selalu
menunjukkan adanya kelainan jantung.Demikian pula sebaliknya, tidak adanya
bukan memastikan jantungnya normal.
Bising innocent, yaitu bising yang tidak berkorelasi dengan kelainan jantung,
dapat dikenali dari karakteristik berikut:
Bising innocent biasanya berasal dari sudut percabangan arteri pulmonalis, duktus
arteriosus paten, atau regurgitasi tricuspid yang pulih dengan sendirinya dalam
waktu cepat. Berikut adalah karakteristik bising signifikan yang perlu dicermati
untuk pemeriksaan lebih lanjut:
Pansistolik
Derajad I/VI atau lebih
Terdengar paling baik di batas kiri atas sternum
Terdengar kasar (harsh)
25
M. Abdomen
Dinding bdomen
Dinding perut BBL lebih datar daripada dinding dada.Bila perut sangat
cekung, pikirkan kemungkinan hernia difragmatika.Abdomen yang membuncit
mungkin disebabkan hepato/splenomegali atau tumor lainnya ataupun cairan di
dalam rongga perut.Bila perut bayi kembung teliti kemungkinan enterokoliits
nekrotikans, perforasi usus atau illeus.Perhatikan adanya gastroskisis, ekstrofillia
vesikalis, omfalokel, atau duktus omfaloenterikus yang persisten.Omfalokel perlu
dibedakan dari gastroskisis yang disebabkan karena kegagalan dinding perut
untuk menutup akibat defek pada m. rektus abdominis. Kelainan bawaan lain yang
perlu diperhatikan adalah sindrom prune belly. Dinding abdomen masih lemah
terutama pada bayi premature.
26
Hati biasanya teraba 2-3 cm dibawah arkus kosta kanan, sedangkan limpa
sering teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri, karena masih terjadi hematopoiesis
ekstrameduler. Kadang-kadang hati dan limpa sedemikian besarnya sehingga
batas bawahnya berada di abdomen bagian bawah, misala pada penyakit hemolitik
seperti eritroblastosis fetalis.
Ginjal
Dengan palpasi yang dalam, ginjal dapat diraba apabila posisi bayi
telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot dinding perut dalam keadaan
relaksasi.Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilicus di antara garis tengah
dan tepi perut.Biasanya bagian ginjall yang dapat diraba sekitar 2-3 cm.
pembesaran ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau
thrombosis vena renalis.
Trauma pada abdomen oleh karena proses kelahiran yang sulit misalnya
letak sungsang, dapat mengakibatkan perdarah hati, limpa atau kelenjar adrenal.
Bila terdapat kecurigaan kelainan dalam perut, pemeriksaan USG akan banyak
membantu. Terabanya benjolan yang abnormal di abdomen harus diperiksa segera
di atas tempat yang keras seperti papan.Pemeriksaan USH abdomen bayi dapat
menggantikan pielogram intravena unnutk membantu diagnosis.Bejolan yang
paling sering ditemukan adalah anomaly saluran kemih, embrioma ginjal, kista
ovarium dan duplikasi usus.Jumlah udara dalam saluran cerna BBL sangat
bervariasi dan ini tidak ditemukan pada umur yang lebih tua.Diastasis rekti dan
hernia tali pusat sering ditemukan pada BBL, terutama yang berkulit hitam.
N. Genitalia Eksterna
Pada bayi perempuan cukup bulan labia minora tertutup oleh labia mayora,
dan ini adalah salah satu criteria untuk menilai usia kehamilan BBL. Lubang
uretra terpisah dari lubang vagina, bila hanya terdapat satu lubang berarti ada
27
kelainan. Kadang-kadang tampak secret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawal bleeding).
Pada bayi laki-laki sering terdapat fimosis. Ukuran penis bayi berkisar
antara 3-4 cm (panjang) dan 1-1,3 cm (lebar). Hipospadia adalah kelainan yang
tidak jarang ditemukan yang dapat berupa defek di bagian ventral ujung penis saja
atau berupa defek sepanjang penisnya.Epispadia yaitu defek pada dorsum penis,
lebih jarang ditemukan, dan merupakan varian ekstrofia kandung kencing.
Ereksi pada BBL merupakan hal yang biasa.Kira-kira 95% BBL buang air
kecil dalam waktu 24 jam.Kadang-kadang BBL buang air kecil pada saat atau
segera sesudah lahir dan perlu dicatat.
O. Anus
Pemeriksaan anus bukan hanya untuk mengetahui ada tidaknya atresia ani
melainkan juga untuk mengetahui posisinya.Kadang-kadang fistula yang besar
dianggap sebagai anus yang normal. Tetapi apabila diperhatikan maka akan
kelihatan bahwa fistula terletak di depan atau di belakang anus yang normal.
28
melihat apakah ada dislokasi tulang panggul bawaan, dengan cara ortholani.
Perhatikan posisi kedua kaki apakah ad apes ekuinovarus atau valgus.
PEMERIKSAAN REFLEKS
Pemeriksaan Cara pengukuran Kondisi normal Kondisi patologis
refleks
Berkedip Sorotkan cahaya Dijumpai pada Jika tidak ada,
ke mata bayi tahun pertama menunjukkan
kebutaan
Tanda babinski Gores telapak Jari kaki Jika jari kaki
kaki sepanjang memngembang mengembang setelah
kaki luar dan ibu jari kaki usia 2 tahun,
dorsofleksi, merupakan tanda lesi
dijumpai sampai ekstra pyramidal.
usia 2 tahun
Merangkak Letakkan bayi Bayi membuat Jika gerakan tidak
tengkurap di atas gerakan simetris, adanya tanda
permukaan yang merangkak dengan neurologi
datar lengan dan kaki
bila diletakkan
telungkup
Menari Pegang bayi, Kaki akan Refleks menetap
sehingga bergerak ke atas lebih dari 4-8 minggu
kakinya dan ke bawah jika merupakan keadaan
menyentuh sedikit disentuh abnormal
permukaan yang pada permukaan
keras yang keras,
dijumpai saat 4-8
minggu pertama.
Ekstrusi Sentuh lidah Lidah julur kea Lidah menjulur yang
dengan ujung rah luar jika persisten, merupakan
spatel lidah disentuh, dijumpai tanda sindrom down.
pada usia 4 bulan
Gallant Gores punggung Punggung Tidak adanya refleks
bayi sepanjang bergerak ke menunjukkan adanya
garis tulang samping saat lesi medual spinalis
belakang, dari distimulasi, transversa
bahu sampai dijumpai saat 4-8
bokong bulan pertama
Moro Ubah posisi Lengan ekstensi, Refleks yang menetap
30
Daftar pustaka
1. United Nations Children’s Fund (UNICEF). The state of the world’s
children 2008: statistical table. Diunduh dari :
http://www.unicef.org/sowc08/d0cs/sowc08_table_StatisticalTables.pdf
2. Andajani-Sutjahjo S, Manderson L. Stillbirth, neonatal death and
reproductive rights in Indonesia (other themes). Diunduh dari:
http://goliath.ecnext.com/coms2/gi_0199-3532202/Stillbirth-neonatal-
death-and-reproductive.html
3. Askin DF. Complications in the transition from fetal to neonatal life.
JOGNN 2002; 31(3): 318-327.
4. Sniderman S, Taeusch HW. Intial evaluation: history and physical
examination of the newborn. Dalam: H William Taeusch, penyunting.
Avery`s disease of the newborn. Edisi ke 8. Philaphelpia: Elseviar
Saunders, 2005.
5. American Academy of pediatrics, American College of Obstetricians and
Gynecologists. The policy statement: the Apgar score. Pediatrics
2006;117(4):1444-7.
6. Freeman JM, Nelson KB. Intrapartum asphyxia and cerebral palsy.
Pediatrics 1998;82 :240 - 9.
7. Catlin EA, Carpenter MW, Brann BS IV, et al. The Apgar score revisited:
influence of gestational age. J Pediatr 1986;109 :865 - 8.
8. Berseth CL, Poenaru D.Abdominal wall problems.Dalam: Ballard
RA,penyunting.Avery`s disease of the newborn. Edisi ke 8. Philadelphia:
Elsevier Saunders, 2005.
9. Gilbert WM, Machin GA. Placental function and diseases: the placenta,
fetal membranes, and umbilical cord. Dalam: Ballard RA, penyunting.
Avery`s disease of the newborn. Edisi ke 8. Philadelphia: Elsevier
Saunders, 2005.
10. Centers for disease Controls and Prevention. Birth defects among low
birth weight infants. Morbidity and Mortality Weekly Report 15 februari
1991;40(6);99:105-106. Diunduh dari:
http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00001910.htm
34