Management Operasi
Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum
Pareto (Leyde Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923).
Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang
bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General
Electric mengembangkan konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasikasi
barang persediaan.
Dalam hal ini, saya akan menggunakan tiga kelas, yaitu: A, B, dan C, di mana besaran
masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut (Sutarman, 2003, pp. 144–145):
Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari total seluruh
barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.
Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari total seluruh
barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.
Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari total seluruh
barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang.
Besaran masing-masing kelas di atas akan membentuk suatu kurva sebagaimana terlihat pada
Gambar 1 di bawah ini.
Metode analisis atau klasifikasi ABC adalah umum digunakan dalam pengendalian
persedian (inventory control) bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai berbagai
jenis/macam bahan dalam persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang berbeda-beda.
(Gaspersz, 2001:273 ; Assauri, 1999:204).
Analisis ABC mengikuti prinsip 80-20, atau hukum pareto dimana sekitar 80% dari nilai total
persediaan material diwakili oleh 20% material persediaan.
Tentukan volume penggunaan per periode waktu (biasanya per tahun) dari material-material
persediaan yang ingin diklasifikasikan.
Perkalian volume penggunaan per periode waktu (per tahun) dari setiap material persediaan
dengan biaya per unitnya untuk memperoleh nilai total penggunaan biaya per periode waktu
(per tahun) untuk setiap material persediaan itu.
Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material persediaan itu untuk memperoleh
Bagi nilai total penggunaan biaya dari semua material itu dengan nilai total penggunaan biaya
agregat, untuk menentukan persentase nilai total penggunaan biaya dari setiap material
inventori itu.
Daftarkan material-material itu dalam bentuk ranking persentase nilai total penggunaan biaya
Kesimpulan :