08e00849 PDF
08e00849 PDF
1
Donna Partogi : Tuberkulosis Kutis Verukosa, 2008
USU e-Repository © 2008
TUBERKULOSIS KUTIS VERUKOSA
PENDAHULUAN
2
Donna Partogi : Tuberkulosis Kutis Verukosa, 2008
USU e-Repository © 2008
Sterptomisin (S) yang bersifat bakterisidal sedangkan yang bersifat bakteriostatik adalah
etambutol(E). 2
Pengobatan tuberkulosis kutis adalah sama dengan pengobatan tuberkulosis ekstra
paru sesuai dengan yang dianjurkan oleh WHO 1997 dan International Union Agains
Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD) yaitu dengan pemberian 2 RHZ untuk tahap
intensif dan 4RH atau 4R3H3 atau 6 HE untuk tahap lanjutan. 8
LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki umur 9 tahun, suku batak, datang berobat ke Poliklinik
penyakit Kulit dan Kelamin RSUP H Adam Malik pada tanggal 18 Februari 2005 dengan
keluhan utama adanya benjolan berwarna merah pada lutut kanan yang tidak terasa sakit
dan semakin membesar sejak 5 tahun yang lalu.
Sebelum timbul benjolan tersebut pasien pernah jatuh dan menderita luka di lutut
kanan. Luka sembuh sendiri tanpa pengobatan namun beberapa bulan kemudian timbul
benjolan berwarna merah di bekas luka tersebut. Benjolan awalnya berukuran hanya
sebesar biji jagung berbentuk seperti kutil lalu ibu pasien mencoba mengobati dengan
Collomack ® namun benjolan semakin melebar dan sembuh ditengah. Lalu ibu penderita
ramuan tradisional namun tidak ada perbaikan, benjolan semakin melebar dan terdapat
penyembuhan ditengah. Pasien saat ini tidak menderita batuk-batuk dan tidak demam.
Waktu bayi pasien sudah pernah mendapat imunisaasi BCG. Riwayat nafsu makan
menurun tidak ada , riwayat batuk lama dalam keluarga tidak ada.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis,
keadaan gizi kurang (23kg). Ditemukan jaringan parut BCG pada lengan kanan atas.
Temperatur 36,8 C. Jantung dan paru dalam batas normal. Hepar dan limpa tidak teraba.
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening. Pada permeriksaan dermatologi, pada
lutut kanan ditemukan plak verukosa berwarna kemerahan, berukuran 8 cm x 10 cm, tepi
tidak beraturan, ditengahnya terdapat jaringan parut berukuran 2cm x 1 cm.
Pemeriksaan laboratorium darah rutin: Hb 11,3 g%, leukosit 16,6 /mm3, Laju
Endap Darah (LED) 15 mm/jam. Hasil pemeriksaan fungsi hati SGOT 28 U/L, SGPT 18
U/L dan fungsi ginjal normal. Tes tuberkulin positif dengan indurasi 10 mm dan foto
3
Donna Partogi : Tuberkulosis Kutis Verukosa, 2008
USU e-Repository © 2008
roentgen tidak tampak kelainan pada kedua paru. Pada pemeriksaan histopatologis:
tampak sediaan jaringan dengan pelapis epitel tatah berlapis. Tampak tuberkel-tuberkel
yang terdiri dari sel-sel epiteloid dan sel-sel datia tipe Langhans. Dermis terdiri dari
jaringan ikat denga sebukan sel-sel radang limfosit. Tampak pembuluh darah dilatasi dan
kongestie. Tidak dijumpai tanda-tanda keganasan. Kesimpulan: proses radang kronik
spesifik yang lazim pada Tuberkulosis. Pasien didiagnosis banding dengan Tuberkulosis
kutis verukosa, veruka vulgaris, kromomikosis. Diagnosis kerja adalah Tuberkulosis kutis
verukosa. Pasien dikonsulkan ke bagian anak dan dianjurkan pemberian Rifampisin
1x230 mg, INH 1x230 mg, Pirazinamid 2x290 mg setiap hari selama 2 bulan dilanjutkan
dengan rifampisin 1x230 mg dan INH 1x230 mg setiap hari selama 4 bulan. Pasien juga
diberikan roboransia syrup 1x 1 cth. Pada lesi tidak diberikan terapi khusus. Setelah 1
bulan pengobatan tampak plak verukosa menipis warna masih merah. Pengobatan
diteruskan dengan dosis yang sama. Setelah 2 bulan pengobatan tampak plak verukosa
semakin menipis namun warna masih merah.. Pengobatan diteruskan dengan dosis
Rifampisin 1x230 mg, INH 1x230 mg sedangkan Pirazinamid dihentikan. Berat badan
penderita naik menjadi 25 kg.
DISKUSI
4
Donna Partogi : Tuberkulosis Kutis Verukosa, 2008
USU e-Repository © 2008
Untuk mengidentifikasi secara pasti jenis kuman penyebab perlu dilakukan kultur,
namun pada kasus ini tidak dilakukan. Pemeriksaan histopatologik lebih penting daripada
pemeriksaan bakteriologik untuk menegakkan diagnosis karena hasilnya lebih cepat
yakni dalam satu minggu sedangkan kultur memerlukan waktu 8 minggu dan hanya
21,7% yang positif. Respon yang baik terhadap pengobatan anti tuberkulosis juga
menunjang diagnosis. 2
Pada pasien ini telah diberikan pengobatan Rifampisin 1x230 mg (10 - 15
mg/kgbb/hari), INH 1x230 mg (5 - 15 mg/kgbb/hari), Pirazinamid 2x290 mg ( 25 - 35
mg/kgbb/hari) yang diminum setiap hari selama 2 bulan dan menunjukkan respon yang
baik. Pemberian obat anti tuberkulosis pada pasien memasuki bulan ketiga dengan
pemberian Rifampisin 1x230 mg dan INH 1x230 mg setiap hari dan direncanakan akan
diberikan selama 4 bulan. 3
Prinsip dasar pengobatan tuberkulosis pada anak tidak berbeda dengan orang
dewasa, tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian: 8,10
- susunan paduan obat tuberkulosis anak adalah 2RHZ dan 4 RH
- pemberian obat baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan diberikan setiap hari
bukan 3 kali seminggu
- dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak
5
Donna Partogi : Tuberkulosis Kutis Verukosa, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
6
Donna Partogi : Tuberkulosis Kutis Verukosa, 2008
USU e-Repository © 2008