Anda di halaman 1dari 10

Jurnal

Kardiologi Indonesia
Forum Pencitraan J Kardiol Indones. 2016;37:107-16
ISSN 0126/3773

Panduan Interpretasi dan Pelaporan Angiografi Koroner


dengan Tomografi Komputer
Sony H Wicaksono, Manoefris Kasim, J Nugroho, Celly A Zamzami,
Elen Sahara, Putrika Gharini, Rosi Amrilla F

Pendahuluan

P
encitraan kardiak non-invasif dengan tekno­ dalam Kelompok Kerja (POKJA) Kardiologi Nuklir
logi tomografi komputer multi-potongan dan Pencitraan Kardiovaskular Pengurus Pusat
telah menempati peranan penting dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
diagnosis penyakit jantung dan pembuluh Indonesia (PP PERKI).
darah. Di Indonesia, penggunaan tomografi komputer
kardiak (TKK) telah meluas di kota-kota besar. Panduan ini mengacu pada dua dokumen berikut:
Panduan yang menjadi standar pelayanan TKK 1. SCCT guidelines for the interpretation and
di Indonesia diperlukan agar dokter yang melakukan reporting of coronary CT angiography: A report
interpretasi di seluruh Indonesia melaporkan of the Society of Cardiovascular Computed
interpretasinya dalam struktur yang seragam sehingga Tomography Guidelines Committee.1
mudah dipahami oleh dokter pengirim. Hal ini 2. CAD-RADS TM Coronary Artery Disease—
menjamin pelayanan terbaik dan keamanan bagi Reporting and Data System. An Expert Consensus
pasien, dokter, dan fasilitas kesehatan, serta menjadi Document of the Society of Cardiovascular
acuan kualitas pelayanan TKK yang berlaku di Computed Tomography (SCCT), the American
seluruh Indonesia. Standarisasi ini tentu bermanfaat College of Radiology (ACR) and the North
untuk pendidikan dan penelitian serta penelaahan American Society for Cardiovascular Imaging
sejawat. (NASCI). Endorsed by the American College of
Panduan ini disusun oleh beberapa dokter Cardiology.2
spesialis jantung dan pembuluh darah yang tergabung
Keterbatasan dokumen ini

Kelompok Kerja Kardiologi Nuklir dan Pencitraan Kardiovaskular Dokumen ini membatasi fokus pembahasan hanya
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular pada panduan interpretasi dan pelaporan hasil
Indonesia (PP PERKI) terkait “angiografi koroner dengan tomografi
komputer (AKTK)”. Tomografi komputer terkait
Alamat Korespondensi
dr. Sony Hilal Wicaksono, SpJP. Departemen Kardiologi dan
penyakit jantung bawaan, penyakit jantung, dan
Kedokteran Vaskular FKUI-PJN Harapan Kita, Jakarta. E-mail: pembuluh darah lainnya tidak dibahas dalam
sonym4n@gmail.com dokumen ini.

Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016 107
Jurnal Kardiologi Indonesia

Peran AKTK dalam penyakit jantung Spesifikasi minimum alat tomografi komputer
koroner untuk angiografi koroner
Alat TK yang digunakan untuk melakukan AKTK
AKTK memiliki peran: sedikitnya memiiki kemampuan 64 potongan
1. Diagnostik dan pemeriksaan retrospektif dengan sinkronisasi
2. Stratifikasi risiko elektrokardiogram.

Skor kalsium memiliki peran: Prinsip dasar Interpretasi pemeriksaan AKTK


1. Diagnostik Hasil AKTK untuk interpretasi harus dalam format Digital
2. Stratifikasi risiko Imaging and Communications in Medicine atau DICOM,
3. Evaluasi terapi medikamentosa berisi gambar hasil rekonstruksi seluruh fase dengan
interval 10%, bisa dimulai dari 5% hingga 95% atau
Persiapan AKTK dimulai dari 10% hingga 90%. Fase diastolik akhir yang
secara teori adalah fase terbaik untuk pembacaan berada
1. Surat persetujuan tindakan dengan menyebut dalam fase 70-75%, untuk kemudian dianalisis dengan
kemungkinan perubahan hemodinamik menjadi berbagai pilihan piranti lunak yang memungkinkan
tidak stabil baik karena obat-obatan premedikasi dilakukannya semua rendering yang diperlukan untuk
maupun karena pemberian kontras termasuk di menginterpretasi hasil pemeriksaan AKTK.
antaranya reaksi alergi.
2. Anamnesa penyakit terdahulu, riwayat alergi, fung­ Stasiun kerja
si ginjal dengan melampirkan hasil laboratorium Dokter SpJP yang melakukan interpretasi hasil
terbaru. rekonstruksi sebaiknya menggunakan stasiun kerja
3. Mengukur tekanan darah, denyut nadi, dan jika komputer rumah sakit atau komputer pribadi yang
diperlukan melakukan skin test untuk kecurigaan telah memiliki piranti lunak yang memungkinkan
alergi kontras. untuk memeriksa setiap fase dan melakukan semua
4. Persiapan obat-obatan untuk menurunkan rendering dari format DICOM, yang diperlukan
denyut jantung baik oral maupun intravena untuk menginterpretasi hasil pemeriksaan AKTK.
seperti penyekat beta, penyekat kalsium, dan
ivabradine, juga obat-obatan untuk mem­ Interpretasi jarak jauh
perlebar pembuluh darah jantung seperti Dokter SpJP dapat melakukan interpretasi hasil di
golongan nitrat. lokasi mana saja asalkan interpretasi dilakukan dengan
5. Persiapan obat-obatan untuk reaksi alergi. menggunakan komputer atau tablet yang telah terpasang
6. Perawat yang terlatih untuk mempersiapkan jalur piranti lunak untuk membaca data hasil pemeriksaan
intravena. AKTK berformat DICOM yang mengandung semua
7. Mencatat kondisi klinis pasien dan temuan fase dengan interval 10% (5-95% atau 10-90%).
selama pengerjaan maupun sesudah pencitraan
AKTK Rendering yang dibutuhkan untuk interpretasi
- Potongan axial, sagital, coronal
(direkomendasikan)
Interpretasi AKTK - Multiplanar reformation (direkomendasikan)
- Maximum intensity projection
Kualifikasi dokter spesialis jantung dan pembuluh (direkomendasikan)
darah yang melakukan interpretasi - Curved multiplanar reformation (opsional)
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah - Volume-rendering (dipertimbangkan pada ke­
(SpJP) yang melakukan interpretasi perlu memiliki terbatasan kondisi).
kualifikasi minimal berupa sertifikat pelatihan tingkat
dasar AKTK dari Kolegium Perhimpunan Dokter Interpretasi koroner pemeriksaan nonkontras:
Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP PERKI), atau skor kalsium
pelatihan setingkat dan/atau yang lebih tinggi dari - Dihitung menurut formula Agatston
luar negeri. - Dilaporkan skor kalsium arteri koroner per cabang

108 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016
Wicaksono SH dkk: Panduan Interpretasi dan Pelaporan Angiografi Koroner dengan Tomografi Komputer

Gambar 1. Contoh hasil pemeriksaan non-kontras untuk menghitung skor kalsium: A. Tidak tampak kalsifikasi;
B. Tampak kalsifikasi (diadaptasi dari Voros et al. 2014). 3

(LM, LAD, LCx, RCA) - Dapat diterima dengan artefak sedang.


- Dilaporkan total skor kalsium arteri koroner - Suboptimal atau kurang dengan artefak yang
- Disimpulkan beban plak kalsium dari total skor banyak.
- 0 : tidak ada plak kalsium Bila ada artefak, nyatakan jenis artefak:
- 1 - 10 : beban plak kalsium - Artefak berkaitan dengan pasien
minimal - Artefak berkaitan dengan prosedur
- 11 - 100 : beban plak kalsium ringan - Artefak berkaitan dengan rekonstruksi
- 101 - 400 : beban plak kalsium sedang
- 401 - 1000 : beban plak kalsium berat Interpretasi arteri koroner
- >1000 : beban plak kalsium sangat
berat/ekstensif Segmentasi koroner
Standarisasi penamaan dan pembagian segmen arteri
Interpretasi hasil pemeriksaan AKTK koroner mempermudah dalam mendeskripsikan dan
mengomunikasikan hasil. Segmentasi arteri koroner
Pemeriksaan kualitas gambar berdasarkan American Heart Association (AHA)
Kualitas gambar dideskripsikan dengan istilah sebagai yang pertama kali diajukan pada tahun 1975 masih
berikut: dijadikan standar untuk penamaan dan segmentasi
- Sangat baik, tidak ada artefak. arteri koroner beserta cabang-cabangnya. Posisi aksial
- Baik dengan artefak minor namun kualitas dari gambar tersebut dapat dilihat di Gambar 2 dan
diagnostik baik. sebagai alternatif penamaan dapat dilihat di Tabel 1.

Gambar 2. Standar penamaan segmen arteri koroner menurut AHA (diadaptasi dari
Leipsic et al. 2014)1

Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016 109
Jurnal Kardiologi Indonesia

Tabel 1. Penamaan dan singkatan segmen arteri koroner. (Diadaptasi dari Leipsic et al. 2014)1
Segmen Singkatan Deskripsi
Proximal right coronary artery (RCA) pRCA Ostium RCA hingga pertengahan jarak dengan pinggir tajam
jantung
2. Mid RCA mRCA Dari akhir pRCA hingga pinggir marginal tajam jantung
3. Distal RCA dRCA Dari akhir mRCA hingga ostial R-PDA
4. PDA-R R-PDA PDA dari RCA
5. Left main (LM) LM Dari ostium hingga bifurkasi dengan LCx
6. Proximal LAD pLAD Dari akhir LM hingga cabang besar septal atau D1 (>1,5 mm besar)
pilih yang lebih proximal
7. Mid LAD mLAD Dari akhir pLAD hingga pertengahan jarak dengan apex
8. Distal LAD dLAD Akhir mLAD hingga ujung LAD
9. D1 D1 Cabang diagonal pertama
10. D2 D2 Cabang diagonal kedua
11. Proximal LCx pCx Dari Akhir LM hingga ostial OM1
12. OM1 OM1 Cabang pertama yang berjalan mengarah ke apex menjalar di ping-
gir tumpul jantung
13. Mid dan distal LCx LCx Berjalan di lekuk atrioventrikular distal dari percabangan OM1,
hingga ke ujung L-PDA
14. OM2 OM2 Cabang kedua yang berjalan mengarah ke apex menjalar di pinggir
tumpul jantung
15. PDA-L L-PDA PDA dari LCx
16. PLB-R R-PLB PLB dari RCA
17. Ramus intermedius RI Pembuluh yang muncul dari LM antara LAD dan LCx dalam
wujud trifurkasi
18. PLB-L L-PLB PLB dari LCx

Analisis anatomi dan patologi arteri koroner digunakan dalam mendeskripsikan plak aterosklerosis
Yang pertama harus diperiksa adalah asal, perjalanan, dalam laporan (Gambar 3):
dan percabangan arteri koroner utama hingga ke
ranting. Anomali arteri koroner harus diperhatikan Tipe plak:
adalah asal, perjalanannya dan posisinya dengan C. Plak terkalsifikasi: plak dengan kalsifikasi saja.
struktur penting di sekitarnya seperti ruang jantung, D. Plak non-terkalsifikasi: plak tanpa kalsifikasi.
aorta, arteri pulmonal, dan septum interventrikular. E. Plak parsial non-terkalsifikasi: plak dengan bagian
Kaliber dan kehalusan dinding lumen perlu yang tidak terkalsifikasi.
diperhatikan. Variasi densitas di bagian mural dan
intraluminal arteri koroner perlu diperhatikan dan Fitur plak:
dibandingkan dengan jaringan interstisial sekitarnya— F. Remodeling positif
lumen yang berisi kontras dan densitas kalsifikasi seper­ G. Atenuasi rendah
ti tulang atau plak terkalsifikasi. Lesi aterosklerotik H. Remodeling positif+Atenuasi rendah
harus dicatat posisinya pada segmen arteri koroner
yang mana. Akibat dari plak luminal harus dievaluasi Pola plak:
dalam kuantifikasi persentase maksimal diameter I. Homogen
stenosis. AKTK dapat memvisualisasikan keberadaan J. Heterogen
intramural plak seperti remodeling positif dan K. Napkin-ring
membedakan plak kalsifikasi, nonkalsifikasi, dan
parsial nonkalsifikasi. Deskripsi nonkalsifikasi lebih Tipe kalsifikasi:
sesuai dibandingkan lunak atau kaya lipid karena L. Bintik (lesi kalsifikasi <3 mm)
tingkat densitas tidak selalu berkorelasi dengan M. Besar (lesi kalsifikasi >3 mm)
patologi atau kandungan biokimia. Berikut istilah yang Istilah opsional lain yang dapat digunakan untuk

110 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016
Wicaksono SH dkk: Panduan Interpretasi dan Pelaporan Angiografi Koroner dengan Tomografi Komputer

Gambar 3. Gambar contoh untuk interpretasi plak. Tipe plak: C, D, dan E; Fitur plak: F, G, dan H;
Pola plak: I, J, dan K; Tipe kalsifikasi: L dan M (diadaptasi dari Voros et al. 2014)3

mendeskripsikan tidak dibatasi, misalnya ostial, 2—Ringan: plak yang mengakibatkan penyempit­
cabang, panjang, ulseratif, dan lain sebagainya yang an ringan
dianggap penting untuk memandu tatalaksana 3—Sedang: plak yang mengakibatkan penyempit­
selanjutnya. an sedang
4—Berat: plak dengan kemungkinan gangguan
Penilaian kerapuhan plak aliran koroner
Plak dikatakan rapuh bila terdapat dua atau lebih dari 5—Oklusi total
temuan berikut: B. Kuantitatif:
1. Remodeling positif 0—Normal: tidak ada plak dan tidak ada stenosis
2. Kalsifikasi bintik lumen
3. Atenuasi rendah 1—Minimal: plak dengan stenosis <25%
4. Napkin-ring sign 2—Ringan: plak dengan stenosis 25-49%
3—Sedang: plak dengan stenosis 50-69%
Penilaian stenosis 4—Berat: plak dengan stenosis 70-99%
Stenosis hanya dinilai pada pembuluh darah dengan 5—Oklusi total
diameter lebih dari 1,5 milimeter. Penilaian stenosis
dapat menggunakan metode sebagai berikut: Oklusi total
A. Kualitatif: AKTK mungkin dapat memperlihatan gambaran
0—Normal: tidak ada plak dan tidak ada stenosis lumen distal dari oklusi total, hal ini terjadi walaupun
lumen tidak tampak ada kolateral. Deskripsi kalsifikasi
1—Minimal: plak yang dampaknya pada lumen pada oklusi total penting untuk memandu tindakan
dapat diabaikan intervensi koroner pada kasus oklusi total kronik.

Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016 111
Jurnal Kardiologi Indonesia

Graf bypass dan sten Klasifikasi Coronary Artery Disease-Reporting


Pada graf bypass, disebutkan lokasi dan anastomosis and Data System (CAD-RADSTM)
graf juga lokasi dan keparahan stenosis. Pada sten, CAD-RADSTM merupakan kode yang telah disepakati
evaluasi patensi lumen masih dapat dimungkinkan. oleh perhimpunan kardiolog dan radiolog untuk
Penampakan kontras yang mengalir pada distal sten mengklasifikasikan hasil pemeriksaan AKTK sebagai
bukan merupakan penanda patensi. Penurunan kon­ stratifikasi risiko agar dapat dikaitkan dengan anjuran
tras di dalam lumen dibandingkan dengan kontras di pemeriksaan atau saran penatalaksanaan lebih lanjut
dalam vasa di proximal sten dapat dijadikan penanda sesuai panduan penyakit arteri koroner stabil dan
patensi. Namun evaluasi stenosis dalam sten tergan­ panduan penyakit jantung iskemik stabil. CAD-RADS
tung pada ukuran dan komposisi sten. dibagi berdasarkan keparahan stenosis lumen secara

Tabel 2. Klasifikasi CAD-RADS rekomendasi pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut pada pasien dengan
penyakit arteri koroner stabil atau penyakit jantung iskemik stabil. (Diadaptasi dari Cury et al. 2016)2
Stenosis maksimal Interpretasi Pemeriksaan lebih Penatalaksanaan lebih lanjut
lanjut
CAD-RADS 0 0% (tidak ada plak Terdokumentasi Tidak ada Pertimbangkan sumber nyeri dada non-
dan stenosis) tidak ada PJK, PJK aterosklerosis
dapat disingkirkan Berikan ketenangan pada pasien bahwa risiko
untuk serangan jantung sangat kecil
CAD-RADS 1 1-24% minimal PJK non-obstruktif Tidak ada Pertimbangkan sumber nyeri dada non-
stenosis atau plak minimal aterosklerosis
tanpa stenosis Pertimbangkan terapi preventif dan modifikasi
faktor risiko
CAD-RADS 2 25-49% stenosis PJK non-obstruktif Tidak ada Pertimbangkan sumber nyeri dada non-
ringan ringan aterosklerosis
Pertimbangkan terapi preventif dan modifikasi
faktor risiko
CAD-RADS 3 50-69% stenosis Stenosis sedang Pertimbangkan Pertimbangkan farmakoterapi preventif dan
penilaian fungsional anti-iskemik, sesuai gejala dan panduan
Pertimbangkan Revaskulrisasi sesuai gejala dan
hasil penilaian fungsional
CAD-RADS 4 A 70-99% stenosis Stenosis berat Pertimbangkan Pertimbangkan farmakoterapi preventif dan
berat di 1-2 angiografi koroner anti-iskemik, sesuai gejala dan panduan
pembuluh invasif atau Pertimbangkan revaskularisasi sesuai gejala dan
Atau penilaian fungsional hasil penilaian fungsional
B >50% di left Direkomendasikan Pertimbangkan farmakoterapi preventif dan
main atau >70% angiografi koroner anti-iskemik, sesuai gejala dan panduan
stenosis berat di 3 invasif Revaskularisasi sesuai panduan
pembuluh
CAD-RADS 5 100% oklusi total Oklusi total koroner Pertimbangkan Pertimbangkan farmakoterapi preventif dan
angiografi koroner anti-iskemik, sesuai gejala dan panduan
invasif atau Pertimbangkan revaskularisasi sesuai gejala dan
penilaian viabilitas hasil penilaian viabilitas
CAD-RADS N Hasil pemeriksaan PJK tidak dapat Diperlukan
non-diagnostik disingkirkan pemeriksaan
tambahan atau
alternatif lainnya

112 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016
Wicaksono SH dkk: Panduan Interpretasi dan Pelaporan Angiografi Koroner dengan Tomografi Komputer

kuantitatif yang telah disebut di atas (lihat Tabel 2). Selain untuk penyakit arteri koroner stabil dan
Kategori CAD-RADS 0 adalah kode untuk tidak penyakit jantung iskemik stabil, klasifikasi CAD-
ditemukan penyakit aterosklerosis arteri koroner, RADS juga dapat digunakan untuk stratifikasi risiko
sementara CAD-RADS 5 adalah untuk temuan pada kasus sindrom koroner akut (SKA) risiko sedang
setidaknya satu oklusi total. CAD-RADS 4 dibagi rendah (skor risiko TIMI<4) yaitu pasien SKA dengan
menjadi: pemeriksaan troponin awal negatif, EKG normal atau
- CAD-RADS 4A: satu atau dua pembuluh dengan non-diagnostik (Tabel 3).
stenosis berat Contoh penggunaan: CAD-RADS 2/V adalah
- CAD-RADS 4B: stenosis Left Main >50% atau klasifikasi untuk hasil ditemukan plak rapuh dengan
penyakit obstruktif tiga pembuluh dengan stenosis stenosis 30%. Anjuran pemeriksaan lebih lanjut pada
>70%. pasien ini tidak ada, saran penatalaksanaan pada

Tabel 3. CAD-RADS pada pasien dengan SKA. (Diadaptasi dari Cury et al. 2016)2
Tingkat stenosis Interpretasi Tatalaksana
koroner maksimal
CAD-RADS 0 0% Kemungkinan besar Tidak diperlukan evaluasi lanjut untuk SKA
bukan SKA Pertimbangkan kemungkinan lain
CAD-RADS 1 1 - 24% Kemungkinan besar Pertimbangkan evaluasi etiologi non-SKA, jika troponin
bukan SKA normal dan tidak ada perubahan EKG
Pertimbangkan merujuk ke klinik rawat jalan untuk terapi
prevensi dan modifikasi faktor risiko
CAD-RADS 2 25-49% Biasanya bukan SKA Pertimbangkan evaluasi etiologi non-SKA, jika troponin
normal dan tidak ada perubahan EKG
Pertimbangkan merujuk ke klinik rawat jalan untuk terapi
prevensi dan modifikasi faktor risiko
Jika kecurigaan klinis SKA tinggi atau dipertimbangkan fitur
plak risiko tinggi, pertimbangkan rawat inap dengan konsultasi
dokter kardiologi
CAD-RADS 3 50-69% Mungkin SKA Pertimbangkan rawat inap dengan konsultasi dengan dokter
kardiologi, uji fungsi, dan/atau koroner angiografi invasif untuk
evaluasi dan tatalaksana
Rekomendasi tatalaksana anti-iskemik dan prevensi juga
modifikasi faktor risiko
Perlu dipertimbangkan terapi lain jika terdapat lesi dengan
hemodinamik signifikan
CAD-RADS 4 70-99% atau Biasanya SKA Pertimbangkan rawat inap dengan konsultasi dengan dokter
Left main >50% atau kardiologi, evaluasi lebih lanjut dengan angiografi koroner
penyakit 3 pembuluh invasif, dan revaskularisasi sesuai indikasi
obstruktif Rekomendasi tatalaksana anti-iskemik dan prevensi juga
modifikasi faktor risiko
CAD-RADS 5 100% (oklusi total) Sangat mungkin SKA Pertimbangkan angiografi koroner invasif dan revaskularisasi
Rekomendasi tatalaksana anti-iskemik dan prevensi juga
modifikasi faktor risiko
CAD-RADS N Non-diagnostik SKA tidak dapat Perlu evaluasi tambahan atau alternatif dengan modalitas lain
disingkirkan
Di belakang istilah CAD-RADS dapat diberikan tambahan kode berikut ini:
N: Non-diagnostik
S: Terdapat sten
G: Terdapat graf
V: Ditemukan plak rapuh

Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016 113
Jurnal Kardiologi Indonesia

pasien ini adalah anjuran memulai terapi preventif komponen berikut:


dan modifikasi faktor risiko. 1. Nama pemeriksaan: Angiografi Koroner Tomografi
Penggunaan CAD-RADS ini diharapkan dapat Komputer dengan Skor Kalsium.
memudahkan dokter pengirim untuk memutuskan 2. Data klinis:
tindakan selanjutnya sehingga dapat mempercepat a. Riwayat pasien: keluhan, faktor risiko, hasil
pelayanan pada pasien yang membutuhkan. pemeriksaan terkait sebelumnya.
b. Indikasi, alasan atau tujuan pemeriksaan.
Temuan kardiak nonkoroner Riwayat medis pasien.
Bila ada, laporkan kondisi katup-katup, miokard, 3. Pembanding: hasil pemeriksaan AKTK sebe­
aorta, dan perikardium. Contoh: lumnya.
- Trombus mural di ruang-ruang jantung 4. Teknik: menggunakan alat (sebutkan mereknya),
- Gambaran infark pada miokardium melakukan studi pendahuluan, diikuti dengan
- Massa intrakardiak protokol skor kalsium arteri koroner. Setelah
- Efusi perikardium diberikan injeksi kontras intravena, [0.5] mm
- Emboli arteri pulmonalis potongan gambar diambil di seluruh arteri
- Diseksi aorta koroner. Data ditransfer secara offline/online untuk
rekonstruksi tiga dimensi.
Temuan ekstrakardiak 5. Akuisisi: retrospektif (atau prospektif ) dipicu oleh
Hasil AKTK tidak hanya memperlihatkan jantung EKG. Laju nadi saat pengambilan gambar sekitar
saja, namun juga jaringan dan organ sekitarnya, yaitu [ ]x/menit.
mediastinum, hilum, saluran napas, parenkim paru, 6. Premedikasi: obat yang diberikan.
pleura, dinding dada, esofagus, lambung, hepar, limpa, 7. Kualitas teknik: sangat baik—tidak ada artefak,
dan kolon. Interpretasi temuan ekstrakardiak penting baik dengan artefak minor namun kualitas
karena dua hal: diagnostik baik, dapat diterima dengan artefak
1. Informasi kelainan primer atau sekunder yang sedang, suboptimal atau kurang dengan artefak
terkait temuan kardiak yang banyak.
2. Identifikasi diagnosis nonkardiak yang ke­mung­ 8. Temuan:
kinan terkait dengan keluhan pasien. a. Koroner: Skor kalsium (jika dilakukan scan
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah kalsium)
dapat melaporkan informasi temuan ekstrakardiak Anatomi koroner: muara arteri koroner
sesuai kemampuannya, namun apabila ada temuan (normal atau anomali—bila anomali, sebutkan
abnormal, untuk interpretasi lengkap temuan muara dan perjalanannya), dominasi arteri
abnormal ekstrakardiak pasien dapat dianjurkan koroner kanan atau kiri, myocardial bridging
untuk pemeriksaan TK ulang dengan prosedur yang bila ada.
lebih sesuai untuk kelaian ekstrakardiak terduga Cabang arteri utama disebutkan dengan
untuk kemudian dilakukan interpretasi oleh dokter urutan:
spesialis radiologi. Dokter spesialis jantung dan i. Left Main (LM),
pembuluh darah dapat juga bekerja sama dengan ii. Left Anterior Descending (LAD),
dokter spesialis radiologi untuk melakukan interpretasi iii. Left Circumflex (LCx),
ekstrakardiak. iv. Right Coronary Artery (RCA)
Bila normal, cukup dituliskan: “paten,
B. Pelaporan AKTK tidak ada bukti plak atau stenosis”. Bila ada
plak atau stenosis, deskripsikan dengan
Bahasa pelaporan hasil interpretasi AKTK urutan: lokasi segmen, derajat kalsifikasi,
Bahasa yang digunakan dalam laporan adalah bahasa karakteristik tambahan plak seperti
Inggris atau bahasa Indonesia, atau dapat berupa remodeling positif, tanda napkin-ring,
kombinasi dari kedua bahasa tersebut. plak dengan atenuasi rendah, kemudian
sebutkan mengakibatkan stenosis lumen
Struktur pelaporan hasil interpretasi AKTK dengan menyatakan angka dalam persen.
Pelaporan hasil interpretasi AKTK harus mengandung b. Prosedur jantung sebelumnya:

114 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016
Wicaksono SH dkk: Panduan Interpretasi dan Pelaporan Angiografi Koroner dengan Tomografi Komputer

i. Sten: sebutkan lokasi, interpretabili­tas, tampilan terbatas paru dan mediastinum yang
patensi, dan restenosis dalam sten tervisualisasi.”
ii. Bypass: sebutkan asal, perjalanan, anas­ e. Kesan: dapat ditulis dalam bentuk uraian
tomosis, interpretabilitas, patensi dan paragraf atau daftar dengan diberikan nomor,
stenosis kemudian harus mengandung semua informasi
c. Kardiak nonkoroner: aorta, vena kava, arteri berikut ini:
pulmonal, vena pulmonal, ruang jantung, f. Skor kalsium total seluruh arteri koroner
massa, trombus, pirau, dan kelainan struktural disertai kategorisasi beban plak dan risiko
lainnya bila ada. penyakit jantung dan pembuluh darah
d. Ekstra-kardiak: bila tidak ditemukan kelainan, berdasarkan skor kalsium total.
tuliskan: “tidak ada temuan bermakna dalam g. Jumlah arteri koroner yang berpenyakit,

2
Gambar
Gambar 4. Contoh
4. Contoh laporan hasil
laporan hasil AKTK.
AKTK.(Diadaptasi dari Cury
(Diadaptasi darietCury
al. 2016)
et al. 2016)2

Batas
Jurnal Kardiologi waktu pelaporan
Indonesia hasil
• Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016 115
Jurnal Kardiologi Indonesia

deskripsi kategori stenosis—apakah obstruktif temuan plak dengan berbagai karakter dan fiturnya.
atau non-obstruktif, klasifikasi stenosis— Laporan hasil interpretasi diklasifikasikan dengan kode
ringan/sedang/berat, deskripsi—rapuh atau CAD-RADS sebagai kesimpulan inti. Berdasarkan
stabil, dan risiko kejadian sindrom koroner klasifikasi CAD-RADS yang merupakan kode untuk
akut berdasarkan karakteristik plak. Deskripsi stratifikasi risiko, dapat diberikan rekomendasi
yang bermanfaat bagi tindakan intervensi tatalaksana lebih lanjut sesuai klasifikasi hasil yang
koroner semisal lesi bifurkasi, lesi difus dengan ditemukan untuk memudahkan dokter pengirim
kalsifikasi juga harus disebutkan. menentukan keputusan.
9. Klasifikasi CAD-RADS. Panduan ini diharapkan cukup jelas dan praktis
10. Rekomendasi pemeriksaan lebih lanjut berda­sar­­ untuk diaplikasikan sehingga menjadi standar dalam
kan klasifikasi CAD-RADS. melakukan interpretasi dan pelaporan angiografi
11. Rekomendasi penatalaksanaan lebih lanjut koroner dengan tomografi komputer oleh kardiolog
berdasarkan klasifikasi CAD-RADS. maupun radiolog di Indonesia.
12. Tanda tangan dokter spesialis jantung dan
pembuluh darah saja, atau tanda tangan dokter
spesialis jantung dan pembuluh darah di bagian kiri Daftar Pustaka
kertas dan tanda tangan dokter spesialis radiologi
di bagian kanan kertas bila temuan ekstrakardiak 1. Leipsic J, Jonathon L, Suhny A, Stephan A, Ricardo C, Earls JP,
dilakukan oleh dokter spesialis radiologi. Mancini GBJ, Koen N, Gianluca P, Raff GL. SCCT guidelines
13. Lampiran gambar yang telah diberi label nama for the interpretation and reporting of coronary CT angiog-
arteri. raphy: A report of the Society of Cardiovascular Computed
Tomography Guidelines Committee. J Cardiovasc Comput
Contoh template Laporan AKTK dapat dilihat di Tomogr. 2014;8:342–358.
Gambar 4. 2. Cury RC, Abbara S, Achenbach S, Agatston A, Berman D,
Budoff M, Dill K, Jacobs J, Maroules C, Rubin G, Rybicki FJ,
Batas waktu pelaporan hasil Schoepf J, Shaw L, Stillman A, White C, Woodard P, Leipsic
Hasil sementara harus dilaporkan secepatnya pada hari J. CAD-RADSTM: Coronary Artery Disease - Reporting and
yang sama apabila ada temuan yang mengindikasikan Data System: An Expert Consensus Document of the Soci-
pasien termasuk kategori yang mengancam jiwa, ety of Cardiovascular Computed Tomography (SCCT), the
sehingga tidak memperlambat tindakan terapetik. American College of Radiology (ACR) and the North Ameri-
Laporan hasil lengkap pada pasien gawat darurat can Society for Cardiovascular Imaging (NASCI). Endorsed
harus selesai selambatnya 24 jam setelah pemeriksaan by the American College of Cardiology. J Am Coll Radiol
dilakukan, sementara pada pasien elektif harus selesai [Internet]. 2016;Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.
dalam dua hari kerja. jacr.2016.04.024
3. Voros S, Szilard V, Pal M-H, Marvasty IB, Bansal AT, Barnes
MR, Gustavo V, Murray SS, Viktor V, Bela M, Brown BO,
Kesimpulan Russell Warnick G. Precision phenotyping, panomics, and
system-level bioinformatics to delineate complex biologies of
Interpretasi dan pelaporan hasil pemeriksaan AKTK atherosclerosis: Rationale and design of the “Genetic Loci and
berperan penting dalam diagnosis dan stratifikasi risiko. the Burden of Atherosclerotic Lesions” study. J Cardiovasc
Dalam panduan ini telah dijabarkan cara interpretasi Comput Tomogr. 2014;8:442–451.

116 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 37, No. 2 • April - Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai