Anda di halaman 1dari 6

1.

Anatomi fisiologi Sistem Perkemihan


1.1 Pengertian Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang digunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih digunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
digunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih). Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang merupakan kerja
sama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan
internal atau homeostatis.
1.2 Bagian-Bagian Sistem perkemihan
Keterangan gambar:
1. Sistem kemih manusia
2. Ginjal
3. Pelvis Ginjal
4. Ureter
5. Kandung kemih
6. Uretra
7. Kelenjar Adrenal
8. Pembulu Darah Arteri dan Vena pada ginjal
9. Inferior Vena Cava
10. Aorta Abdominalis
11. Anteri dan Vena
12. Hati
13. Usus Besar
14. Pelvis
1.2.1 Ginjal
Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang
peritonium, di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar
transversus abdominalis, kuadratus lumborum dan psoas mayor.
Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak
yang tebal. Di sebelah posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot
yang meliputi kosta, sedangkan di anterior dilindungi oleh bantalan
usus yang tebal.
Pada orang dewasa panjang ginjal 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan
beratnya antara 120-150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut
bentuk dan ukuran tubuh. Sebanyak 95% orng dewasa memiliki
jarak antara katup ginjal anatara 11-15 cm. Perbedaan panjang
kedua ginjal lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk merupakan
tanda yang penting karena kebanyakan penyakit ginjal
dimanifestasikan dengan perubahan struktur. Permukaan antrerior,
posterior katup atas dan bawah serta pinggir lateral ginjal
berbentuk konveks, sedangkan pinggir medialnya berbentuk konkaf
karena adanya hilus. Adanya beberapa struktur yang masuk atau
keluar dari ginjal melalui hilus anatara lain arteri dan vena renalis,
saraf dan pembuluh getah bening. Ginjal diliputi oleh suatu kapsul
tribosa tipis mengilat, yang berkitan longgar dengan jaringan di
bawahnya dapat dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal.

1.2.1.1 Bagian-bagian ginjal


Bila sebuah ginjal kita iris memanjang, akan tampak bahwa
ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagaian kulit (korteks),
Sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis
renal).
a. Kulit Ginjal (korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah yang di sebut nefron.
Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung
kapiler-kapiler darah yang tersusun bergumpal-gumpal
disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh
simpai Bownman, dan gabungan antara glomerolus
dengan simpai Bownman disebut badan malphigi.

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu di


antara glomerolus dan simpai Bownman. Dari sini zat-
zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan
lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam
sumsum ginjal.

Unit funsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap


ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada
dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Nefron dibagi dalam dua jenis:
a. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya
terletak pada bagian luar dari korteks dengan
lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada
korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke
zona luar medula.
b. Nefron juxtamedullari yaitu nefron yang
glomerulinya terletak pada bagian dalam korteks
dekat dengan korteks-medula dengan lengkung
henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona
dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke
korteks.

Bagian-bagian Nefron:
a. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal
dari arteriol afferent yang kemudian bersatu menuju
arteriol eferen, berfungsi sebagai tempat filtrasi
sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang
melewatinya.
b. Kapsul Bownman
Bagian tubulus yang meliputi glomerolus untuk
mengumpulkan cairan yang difiltrsi oleh kapiler
glomerolus.
c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
 Tubulus proksimal berfungsi mengadakan
reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan
mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan
tubuli
 Lengkung Henle membentuk lengkungan tajam
berbentuk U. Terdiri dari pars descendens yaitu
bagian yang menurun terbenam dari korteks ke
medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang
naik kembali ke korteks. Bagian bawah
Lengkung Henle mempunyai dinding yang
sangat tipis sehingga disebut segmen tipis,
sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut
segmen tebal. Lengkung Henli berfungsi
reabsorsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan
sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus.
Selain itu, berperan penting dalam mekanisme
konsestrasi dan difusi urin.
 Tubulus distal, berfungsi dalam reabsorbsi dan
sekresi zat-zat tertentu.

d. Duktus pengumpulan (duktus kolektifus)


Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairn
dari delapan nefron yng berlainan. Setiap duktus
pengumpul terbenam ke dalam medula untuk
mengosongkan cairan isinya (urin) kedalam pelvis
ginjal.
Pengkajian Fokus
Anamnesis
Kaji mekanesme cedara yang mengenai ginjal. Kaji keluhan nyeri secara PQRST.
Kaji adanya riwayat penyakit ginjal pada masa sebelumnya yang dapat
memperburuk reaksi cedera. Kaji apakah ada riwayat penyakit lain seperti
diabetes melitus dan hipertensi. Kaji pemakaian obat-obatan sebelumnya dan
sesudah ke mana saja klien meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya.
Kaji pengaruh cedera terhadap respons psikologi klien.

Pemeriksaan Fisik Fokus


Inspeksi. Pemeriksaan secara umum, klien terlihat sangat kesakitan oleh adanya
nyeri, kolik ginjal. Pada stuasi lokalis biasanya didapatkan adanya jejas pada
pinggang atau punggung bawah. Terlihat tanda ekimosis dan lasersi atau luka di
abdomen lateral dan rongga panggul. Pemeriksaan urine outpot didapatkan adanya
hematuria.
Pada trauman ruptur pedikel, klien sering kali datang dalam keadaan syok berat
dan terdapat hematoma di daerah pinggang yang makin lama makin membesar.
Palpasi. Didapatkan adanya massa pada rongga panggul. Nyeri tekan pada regio
kostovertebra.

Pengertian

Trauman ginjal adalah trauma sistem pekemihan yang paling sering dan terjadi
antara 8-10 % pasien dengan trauma tumpul maupun trauma tembus abdomen.
Pada kebanyakan kasus, trauma ginjal bersmaan dengan trauma organ-organ
yang lain. (Baverstock, 2001)
Cedera tumpul (kecelakan lalu lintas, jatuh, cedera atletik,
akibat pukulan) atau penerasi (luka tembak, luka tikam)

Kerusakan Struktur ginjal

Kontusio, lasersi, ruptur dan cedera pedikel


renal atau laserin internal kecil pada ginjal

Aktivitas peristaltik otot polos sistem kaliks, Respon perdarahan ateri ginjal
peregangan dari terminal saraf kemih

Potensial Komplikasi
Kolik Renal Shock Hipovolemik

Dx. Kep. Nyeri Akut Intervensi Bedah

Pemenuhan
Respon pasca bedah informasi
pra-opersi

Respon Psikologi Luka pasca Intake nutrisi Penurunan


operasi tidak adekuat fisiologi ginjal

Dx. Kep. Dx. Kep. Dx. Kep. Potensi


Kecemasan Resiko Keditakseimbangan Komplikasi
Infeksi nutrisi kurang dari shock
kebutuhan Hipovolemi
k

Anda mungkin juga menyukai