Anda di halaman 1dari 3

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk meningkatkan kinerja perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan, seorang tenaga keperawatan hendaknya harus bisa
melaksanakan asuhan keperawatan dengan optimal tanpa
mengesampingkan safety baik pasien maupun perawat itu sendiri.
Mengkomunikasikan informasi adalah hal yang sangat penting dan
membutuhkan perhatian segera sama halnya dengan pendokumentasian.
Salah satu sistem komunikasi dalam overan yaitu dengan menggunakan
metode SBAR. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis
yang sama dan berbeda. Pendokumentasian merupakan komunikasi tertulis
guna menginformasikan status kesehatan pasien dan harus akurat, terbaru
dan sistematis. Sedangkan Pre dan post conference adalah diskusi tentang
aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dan
setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Hand hygiene adalah tindakan cuci tangan untuk menghindari
infeksi silang antara perawat/petugas kesehatan dengan pasien, yang
bertujuan untuk melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga
pengunjung dan lingkungan dari kemungkinan transmisi material
infeksius.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telh dilakukan di ruang
rawat inap pavilion Safa Marwa RSI Ibnu Sina Padang Panjang yang di
mulai dari tanggal 13 Mei 2019 didapatkan masalah keperawatan yang
berdasarkan prioritas yaitu komunikasi perawat dalam overan sesuai
dengan metode SBAR yang belum optimal, pendokumentasi asuhan
keperawatan dengan menggunakan metode SBAR yang belum optimal,
belum optimalnya komunikasi perawat dalam overan sesuai dengan
metode TEAM, belum optimalnya Pre dan post Conference, dan belum
optimalnya tindakan five moment

156
Sehubungan dengan itu maka dirumuskan pemecahan masalah
berupa deseminasi ilmu tentang sistem komunikasi dan
pendokumentasian dengan menggunakan metode SBAR, komunikasi dan
pendokumentasikan dengan menggunakan metode TEAM, pelaksanaan
pre dan post conference, dan hand hygiene, serta role play. Penilaian
format SBAR dilakukan pada tanggal 13 Mei 2019 dan evaluasi 27 dan 28
Mei 2019, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem komunikasi
dalam overan dengan metode SBAR mulai dilaksanakan,
pendokumentasian dengan metode SBAR mulai dilaksanakan, mestipun
belum 100% maksimal, untuk pre dan post conference untuk mulai ada
tetapi juga belum optimal, untuk hand hygiene terlihat perawat sudah
mulai cuci tangan sebelum melakukan kontak dengan pasien, dan
pelaksanaan system pembagian tugas dengan menggunakan metode
TEAM.
B. Saran
1. Untuk pihak RSI Ibnu Sina Padang Panjang
Diharapkan selalu menginformasikan dan melakukan evaluasi
tentang komunikasi dalam overan dengan metode SBAR,
pendokumentasian dengan motode SBAR, selalu mebiasakan untuk
melakukan pre dan post conference, selalu membiasakan diri untuk
melakukan Hand hygiene dengan five moment, selalu melakukan
pembagian tugas dengan menggunakan metode TEAM.
2. Untuk instalasi ruang rawat inap Paviliun Safa Marwa RSI Ibnu Sina
Padang Panjang
Diharapkan menjalankan sistem komunikasi dalam overan sesuai
dengan metode SBAR, melaksanakan pendokumentasian metode
SBAR dengan optimal, selalu mebiasakan untuk melakukan pre dan
post conference, selalu membiasakan diri untuk melakukan Hand
hygiene dengan five moment, selalu melakukan pembagian tugas
dengan menggunakan metode TEAM.

157
3. Kepala ruangan
Diharapkan kepala ruangan selalu memberikan motivasi,
pengarahan kepada anggotanya agar dapat melakukan sistem
komunikasi dalam overan dengan menggunakan metode SBAR,
melaksanakan pendokumentasi dengan menggunakan metode SBAR,
melaksanakan pre dan post conference, membiasakan hand hygiene
dengan five moment, dan membiasakan melakukan pembagian tugas
dengan menggunakan metode TEAM.

158

Anda mungkin juga menyukai