Ventilasi Tambang
Ventilasi Tambang
2. Sifat-sifat udara
Udara tidak berwaarna, tidak berbau, tidak berasa, dan pemicu proses pembakaran dan
kehidupan. Sifat-sifat lainnya dapat diklasifikasikan berdasarkan fisik dan psikometri. Sifat
fisik terdiri dari cairan, baik secara diam atau bergerak; pengontrolan jumlah berkaitan
dengan sifat dinamika. Sifat psikometri berhubungan dengan perilaku termodinamika udara
dan campuran uap air dan sangat penting pada kontrol suhu kelembaban.
Untuk kenyamanan, semua sifat udara yang digunakan tertera di bawah sesuai abjad,
bersama dengan definisi, symbol, serta satuan.
Derajat kejenuhan (µ) : perbandingan antara uap air di udara pada kondisi tertentu dan
pada titk jenuh, dengan temperature konstan. Biasanya digunakan kelembaban khusus.
Dalam %.
Density (w): berat udara tertentu, atau berat per satuan volume. Tidak perlu bingung
dengan massa density. Satuan dalam lb/cu ft
Entalpi (h): total kandungan panas udara; jumlah dari entalpi udara kering dan uap air,
per satuan berat dari udara kering. Satuannya dalam Btu/lb.
Entropi (s): perbandingan jumlah panas yang ditambanhkan ke udara dengan suhu
konstan ketika ditambahkan. Satuan dalam Btu/ °R
Kecepatan aliran (G): berat aliran udara kering per satuan waktu. Satuan dalam lb/ jam
Kandungan panas, tingkat perubahan (q): kecepatan perubahan kandungan panas atau
entalpi dari udara per satuan waktu. Mungkin sensible, laten, atau total. Satuan dalam
Btu/ jam.
Massa jenis (ρ): massa udara per satuan volume. Satuan dalam lb-massa/cu ft
Daya (Pa): tingkat kinerja pekerjaan, biasanya disebut horsepower udara. Satuan dalam
hp.
Tekanan (P): kekuatan yang digunakan udara per satuan luas, salah satunya meteran atau
bersifat mutlak. Tekanan atmosfer (Pb) diukur oleh barometer. Satuan dalam psi atau in.
(merkuri)
Pressure head, atau head (H): ketinggian kolom air setara dengan tekanan yang diberikan
oleh udara. Umumnya digunakan daripada tekanan, terutama untuk perbedaan yang
menyebabkan aliran udara. Satuan dalam in. (air)
Kuantitas(Q): laju aliran volumetric udara per satuan waktu. Satuan dalam efm.
Kelembaban relatif (ϕ): perbandingan tekanan uap udara pada kondisi tertentu dan
kejenuhan, dengan temperature konstan. Kelembaban relatif dan derajat kejenuhan secara
numeric tidak sama berdasarkan berat. Satuan dalam %
Berat jenis (s): perbandingan densitas dari gas dan udara. Biasanya udara kering=1.
Heat specific (c): panas yang diperlukan untuk meningkatkan temperature per satuan
berat udara 1°F. Biasanya panas tertentu dalam keadaan konstan (cp) dalam kondisi
udara. Satuan dalam Btu/lb/°F.
Kelembaban spesifik(W): kelembaban mutlak atau berat dari kandungan uap air
Volume Spesifik (v): volume per satuan berat udara kering. Tidak sama berbanding
dengan densitas, yang merupakan satuan volume campuran. Satuan dalam cu ft/lb
Temperature, titik embun (tdp): temperature dimana kondensasi air terjadi, temperature
jenuh. Satuan dalam oF
Temperatur, bola kering (td) : temperatur ditunjukkan oleh termometer kering
konvensional, ukuran dari kandungan panas sensible udara. Satuan dalam oF.
Temperature, bola basah(tw): temperature yang mana berasal dari penguapan air ke udara
yang membawa udara ke adiabatic jenuh pada temperature dengan kapasitas ukuran
penguapan udara. Dinyatakan oleh thermometer dengan sumbu basah. Satuan dalam oF
Tekanan uap (pv): sebagian tekanan dari uap air diudara. Tekanan barometer adalah
jumlah sebagian tekanan dari udara kering dan uap air. Satuan dakam in. (merkuri).
Kecepatan (V): laju aliran linier udara per satuan waktu. Satuan dalam fpm
Viskositas, mutlak (µ): tarikan atau geseran tahanan udara menjadi gerakan. Satuan
dalam lb-sec/ft2
Viskositas, kinematik (v): perbandingan antara viskositas mutlak dengan massa jenis.
Satuan dalam ft2 /sec
Berikut tabel konstanta untuk udara kering dan faktor konversi yang digunakan dalam
pengerjaan kondisi udara:
Berat atom 29
Berat jenis 1
Konstanta gas 53.3
Densitas dari udara standar (diatas permukaan laut dan 70 oF) 0,075lb/cu ft
Tekanan standar barometer (di atas permukaan laut) 14,7 psi atau
29,92in.
merkuri
Specific heat pada tekanan konstan 0,24 Btu/lb/ oF
Perbandingan dari specific heat dengan tekanan konstan dan 1.4
volume (untuk gas dengan atom diatomic)
3. Bahaya-Bahaya
a) Bahaya Racun
Gas beracun yang dimaksud adalah, jika menghirup nafas gas tersebut dalam
konsentrasi yang cukup serta dalam waktu yang cukup, maka dengan serius akan
menyebabkan kecacatan dan mungkin dapat mematikan seseorang. Terdapat beberapa hal
yang dapat dilakukan jika terkena bahaya tersebut tergantung dengan aksi yang tedapat
pada tubuh:
Gas sesak nafas
Gas pengganggu
Gas beracun
b) Threshold limit values (TLVs) atau nilai ambang batas
Terdapat nilai yang menunjukan konsentrasi zat beracun di dalam udara dan mewakili
kondisi agar pekerja yang terkena berulang kali zat tersebut tidak menimbulkan efek yang
buruk. Terdapat 3 kategori yaitu:
Time weighted average (TLV-TWA)
Short-term exposure limit (TLV-STEL)
Celling (TLV-C)
Time weighted average didasarkan pada kegiatan tambang konvensional dengan waktu
kerja 8 jam perhari atau 40 jam perminggu dan dikonsentrasikan agar tidak melebihi
batas yang telah ditetapkan dari TLV. Short-term exposure limit merupakan konsentrasi
maksimum pembongkaran hingga 15 menit tanpa dampak buruk yang disediakan bahwa
(i) tidak lebih dari 4 kali kemunculan perhari dengan jarak waktu 1 jam dan (ii) Short-
term exposure limit sehari-hari tidak terlampaui. Ceiling merupakan konsentrasi yang
semestinya tidak terlampaui bahkan untuk sesaat.
c) Bahaya Ledakan
Beberapa gas dapat meledak. Contohnya, metana-campuran udara meledak ketika
konsentrasi metana dalam udara antara 5,3 dan 14 %. Dibawah dan diatas angka ini,
metana akan terbakar jika terkena api. Gas lain yang bersifat meledak yang ditemukan di
tambang yaitu
Karbon monoksida 12,5 sampai 74 % ledakan
Hidrogen sulfida 4 sampai 44 % ledakan
E. Quality Control
Didalam tambang, terdapat 2 hal yang menjadi masalah utama dalam pengendaliannya
yaitu gas dan debu. Perhatian difokuskan pada beberapa detail. Dari hal itu terdapat
beberapa kendali yang akan dilakukan oleh ahli pengaturan udara tambang untuk mengatasi
kendala dari gas dan debu tersebut.
1. Pernapasan manusia. Perlunya mempertahankan udara segar yang cukup bersih, yang tidak
terkontaminasi senyawa asing serta mengandung kadar oksigen normal, perlu dipersiapkan
lebih awal. Alasan terpenting untuk menyediakan udara bersih dengan oksigen yang cukup
untuk kebutuhan hidup manusia. Sistem pernapasan manusia membutuhkan oksigen, untuk
memperkaya aliran darah, dan melepaskan karbon dioksida dalam proses pernapasan.
Seorang pekerja tambang yang bekerja akan mengkonsumsi 0,07 cfm oksigen tetapi
membebaskan hanya 0,07 x 0,9 = 0,063 cfm karbon dioksida.
2. Kuantitas udara yang diperlukan. Dari informasi diatas, ini dapat digunakan untuk
menghitung jumlah udara minimum yang diperlukan untuk bernafas. 2 kondisi yang dapat
dibagun yaitu : (1) kandungan oksigen akan diencerkan dibawah batas aman yang
disarankan (2) kandungan karbon dioksida akan di naikkan di atas ambang batasnya.
Kandungan Oksigen Minimum. The U.S Bereau of Mines dan agen keselamatan dan
kesehatan lainnya yang diakui, menyarankan 19,5 % sebagai kandungan minimal oksigen
yang tersedia.
Kandungan Maksimum karbon Dioksida. Konsentrasi maksimum karbon dioksida yang
tersedia yaitu sebanyak 0,5 %.
Ini jelas bahwa tuntutan yang lebih ketat adalah karbon dioksida: dibutuhkan udara
segar lebih untuk menjaga kadar karbon dioksida turun hingga 0,5 % lalu kadar oksigen
lebih dari 19 %. Ahli Industri menyarankan 10 – 30 cfm dari udara segar unstuk setiap orang
didalam bangunan. Dapat disimpulkan bahwa kira-kira 20 cfm dari udara segar untuk setiap
orang adalah semua yang dibutuhkan untuk memelihara lingkungan hidup yang sehat, dan
kondunsif untuk bekerja.
3. Pengurangan Oksigen. Hal yang menyebabkan terjadinya penipisan oksigen yaitu (1)
permulaan dari pengenceran oksigen, (2) perpindahan gas oksigen, (3) kombinasi proses.
Mungkin ada beberapa proses di bawah tanah yang menyebabkan berkurangnya oksigen.
Berkurangnya oksigen dapat terjadi oleh penyerapan, penyerapan, dan oksidasi. Air tanah
akan mengikat oksigen di daerah tambang dengen penyerapan. Batubara mengandung
oksigen dipermukaannya. Oksidasi mineral sulfida dengan lambat dapat mengambil
beberapa oksigen dari air.
Efek dari Kekurangan Oksigen.
Kadar oksigen Efek
17 % Nafas lebih cepat, bernapas lebih dalam (sebanding dengan
ketinggian 5000 ft)
15 % Pusing, berdenging ditelinga, detak jantung cepat
13 % Kehilangan kesadaran jika dalam waktu lama
9% Pingsan
7% Sekarat (sebanding dengan ketinggian 5,5 mil)
6% Kematian
4. Gas Tambang. Gas tidak memiliki sifat fisika khusus serta tidak dapat diamati secara fisik
oleh indra manusia. Gas tersebut mencakup oksigen, nitrogen, karbon dioksida, karbon
monoksida, dan methane yang semuanya relatif sama. Gas yang paing berbahaya di tambang
yaitu methane dan karbon monoksida. Namun telah berkembang metode yang dapat
mendeteksi keberadaan dari gas-gas tersebut.
F. Gas
Kontrol Pernapasan Manusia. Satu-satunya yang diperlukan dalam pengontrolan
hembusan karbon dioksida dari manusia ialah dengan dilusi di aliran udara ventilasi utama.
Kontrol Gas Baterai. Sejumlah kecil hydrogen yang terbebas pada pengisian baterai
penyimpanan konvensional di bawah tanah dapat dikontrol dengan mengisolasi stasiun
pengisian dan pendelusian debit dengan pemisahan udara atau dengan ventilasi bantuan.
1. Penentuan Syarat Dilusi
Dilusi dengan menggunakan ventilasi masih menjadi metode yang paling sukses dalam
praktik pengontrolan gas di pertambangan. Ventilasi juga digunakan sebagai sarana
serbaguna untuk mengontrol banyak gas.
Jumlah udara segar yang diperlukan untuk mendelusikan ketidakmurnian dibawah
MAC atau tingkat yang diinginkan lainnya dapat ditentukan dengan persamaan:
Qg
𝑄= − 𝑄𝑔
(MAC) − B
Dimana Qg adalah gas yang masuk dalam efm dan B adalah konsentrasi gas dalam udara
normal. Jika ketidakmurnian tidak mencapai batas dalam keadaan udara normal, maka B =
0. Hubungan ini sebelumnya digunakan untuk menghitung kebutuhan udara masuk untuk
bernapas. Tetapi Qg prlu dikurangi jika terkontaminasi dengan menggantikan jumlah udara
segar yang sama.