LP Konsep Dasar Persalinan Normal
LP Konsep Dasar Persalinan Normal
c. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa, Janin merupakan
passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala
karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kelainan-
kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah kelainan
ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi,
kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
d. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa
bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2) Pengalaman bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
1) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
2) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3) Medikasi persalinan
4) Nyeri persalinan dan kelahiran
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.
5. Patofisiologi
6. Tahap Persalinan
Berdasarkan paparan dari Erawati (2011), Tahapan persalinan dibagi
menjadi 4 kala, yaitu :
1) Kala I (Pembukaan)
Kala I dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan
serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan serviks.
Kala I dibagi menjadi :
a) Fase Laten
Fase laten yaitu fase yang sangat lambat dari 0-3 cm yang
membutuhkan waktu kurang lebih 8 jam dan biasanya batas waktu
normal pada fase laten untuk primigravida maksimal 20 jam dan
untuk multigravida 14 jam.
b) Fase Aktif
Fase aktif yaitu fase pembukaan yang lebih cepat pada
primigravida dan multigravida yang terbagi lagi menjadi :
- Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4
cm yang dicapai dalam 2 jam
- Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang
dicapai dalam 2 jam
- Fase deselerasi (kurangnya percepatan), dari pembukaan 9 cm
sampai 10 cm selam 2 jam.
2) Kala II (Pengeluaran)
Kala II atau kala pengeluaran janin adalah tahap persalinan yang
dimulai dengan pembukaan servik lengkap sampai bayi keluar dari
uterus. Kala II pada primi para biasanya berlangsung 1,5 jam dan
multipara biasanya berlangsung 0,5 jam. Perubahan yang terjadi pada
kala II, yaitu sebagai berikut.
a) Kontraksi (His)
His pada kala II menjadi terkoordinasi, lebih lama (25 menit),
lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali. Sifat kontraksi uterus simetris,
fundus dominan, diikuti relaksasi.
b) Uterus pada saat kontraksi
Otot uterus menguncup sehingga menjadi tebal dan menjadi
lebih pendek. Kavum uterus lebih kecil serta mendorong janin dan
kantong amnion kearah segmen bawah uterus dan serviks.
c) Pergeseran organ dasar panggul
Organ-organ yang ada dalam panggul adalah vesika urinaria,
dua ureter, kolon, uterus, rektum, tuba uterina, uretra, vagina, anus,
perineum, dan labia. Pada saat persalinan, peningkatan hormon
relaksin menyebabkan penigkatan mobilitas sendi, dan kolagen
menjadi lunak sehingga terjadi relaksasi panggul. Hormon relaksin
dihasilkan oleh korpus luteum. Karena adanya kontraksi, kepala
janin yang sudah masuk ruang panggul menekan otot-otot dasar
panggul sehingga terjadi tekanan pada rektum dan secar reflek
menimbulkan rasa ingin mengejan, anus membuka, labia membuka,
perineum menonjol dan tidak lama kemudian kepala tampak divulva
pada saat his
d) Ekspulsi janin
Ada beberapa gerakan yang terjadi pada ekspulsi janin, yaitu
sebagai berikut :
- Floating
Floating yaitu kepala janin belum masuk pintu atas panggul.
Pada primigravida, floating biasa terjadi saat usia kehamilan 28
minggu sampai 36 minggu, namun pada multigravida dapat
terjadi pada kehamilan aterm atau bahkan saat persalinan
- Engagement
Engagement yaitu kepala janin sudah masuk pintu atas panggul.
Posisi kepala saat masuk pintu atas panggul dapat berupa
sinklitisme atau asinklitisme. Sinklitisme yaitu sutura sagitalis
janin dalam posisi sejajar dengan sumbu panggul ibu.
Asinklitisme yaitu sutura sagitalis janin tidak sejajar dengan
sumbu panggul ibu. Asinklitisme dapat anterior dan posterior.
- Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam terjadi karena kepala janin menyesuaikan
dengan pintu tengah panggul. Sutura sagitalis yang semula
melintang menjadi posisi anterior posterior
- Ekstensi
Ekstensi dalam proses persalinan yaitu kepala janin
menyesuaikan pintu bawah panggul ketika kepala dalam posisi
ekstensi karena dipintu bawah panggul bagian bawah terdapat os
sakrum dan bagian atas terdapat os pubis. Dengan adanya
kontraksi persalinan, kepala janin terdorong kebawah dan
tertahan oleh os sakrum sehingga kepala dalam posisi ekstensi
- Putaran paksi luar
Putaran paksi luar terjadi pada saat persalinan yaitu kepala janin
sudah keluar dari panggul. Kepala janin menyesuaikan bahunya
yang mulai masuk pintu atas panggul dengan menghadap kearah
paha ibu.
3) Kala III
Kala III persalinan (kala uri) adalah periode waktu yang dimulai
ketika bayi lahir dan berakhir, pada saat plasenta sudah dilahirkan
seluruhnya. Segera setelah bayi dan air ketuban tidak lagi berada dalam
uterus, kontraksi akan berlangsung, dan ukuran rongga uterus akan
mengecil. Pengurangan ukuran uterus ini akan menyebabkan
pengurangan ukuran tempat plasenta. Karena tempat melekatnya plasenta
tersebut lebih kecil, plasenta akan menjadi lebih tebal atau mengkerut
dan memisahkan diri dari dinding uterus. Sebagian pembuluh darah yang
kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat melekatnya plasenta akan
terus mengalami perdarahan hingga uterus seluruhnya berkontraksi.
Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan kontraksi dan menekan semua
pembuluh darah ini yang akan menghentikan perdarahan dari tempat
melekatnya plasenta tersebut. Sebelum uterus berkontraksi ibu dapat
kehilangan darah 360-560 cc/menit dari tempat melekatnya plasenta
tersebut. Uterus tidak dapat sepenuhnya berkontraksi hingga plasenta
lahir seluruhnya. Pelepasan plasenta dilihat dari mulainya melepas, yaitu
sebagai berikut :
a) Pelepasan plasenta dapat dimulai dari tengah/sentral (menurut
Schultze) yang ditandai dengan keluarnya tali pusat semakin
memanjang dari vagina tanpa adanya perdarahan per vagina.
b) Pelepasan plasenta dapat dimulai dari pinggir yang ditandai dengan
keluarnya darah tidak melebihi 400 ml, berarti patologis.
c) Pelepasan plasenta dapat bersamaan.
4) Kala IV
Kala IV yaitu masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik,
atas pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV persalinan
meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya nifas
(puerperium).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
b. Pemeriksaan Hb
8. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature
B. Konsep Asuhan Keperawatan Persalinan Normal
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan sistem pendukung.
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan asuhan 1. Orientasikan klien pada
situasi kebutuhan keperawatan selama lingkungan, staf dan
tidak terpenuhi ……..diharapkan ansietas prosedur
pasien berkurang dengan 2. Berikan informasi tentang
kriteria hasil: perubahan psikologis dan
1. TTV fisiologis pada persalinan
2. Pasien dapat 3. Kaji tingkat dan penyebab
mengungkapkan ansietas
perasaan cemas-nya 4. Pantau tekanan darah dan
3. Lingkungan sekitar nadi sesuai indikasi
pasien tenang dan 5. Anjurkan klien
kondusif mengungkapkan perasaannya
6. Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman untuk
pasien
3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
teknik relaksasi
- Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm)
- Peningkatan perdarahan pervagina
- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada
interaksi hipertonik
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi derajat
tekanan mekanis keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan 2. Berikan tanda/ tindakan
presentasi nyeri terkontrol dengan kenyamanan seperti
criteria hasil: perawatan kulit, mulut,
1. TTV perineal dan alat-alat
2. Pasien dapat tahun yang kering
mendemostrasikan 3. Bantu pasien memilih
nafas dalam dan teknik posisi yang nyaman
mengejan untuk mengedan
4. Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
5. Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi
2. Perubahan curah Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tekanan darah
jantung b/d fluktasi keperawatan dan nadi tiap 5 – 15
aliran balik vena selama…..,diharapkan menit
kondisi cardiovaskuler 2. Anjurkan pasien untuk
pasien membaik dengan inhalasi dan ekhalasi
criteria hasil: selama upaya mengedan
1. TD dan nadi 3. Anjurkan klien /
2. Suplay O2 tersedia pasangan memilih posisi
persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi
3. Risiko tinggi Setelah asuhan 1. Bantu klien dan
terhadap kerusakan keperawatan pasangan pada posisi
integritas kulit b/d selama….,diharapkan tepat
pada interaksi integritas kulit terkontrol 2. Bantu klien sesuai
hipertonik dengan criteria hasil: kebutuhan
1. Luka perineum 3. Kolaborasi epiostomi
tertutup (epiostomi) garis tengah atau medic
lateral
4. Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung
kemih dan kateterisasi
4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang
masukan oral, muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Instruksikan klien untuk
terhadap kekurangan asuhan keperawatan mendorong pada kontraksi
volume cairan b/d selama….,diharapkan 2. Kaji tanda vital setelah
kurang masukan cairan seimbang pemberian oksitosin
oral, muntah. denngan criteria hasil: 3. Palpasi uterus
1. TTV 4. Kaji tanda dan gejala shock
2. Darah yang keluar ± 5. Massase uterus dengan
200 – 300 cc perlahan setelah
pengeluaran plasenta
6. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
2. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Bantu penggunaan teknik
trauma jaringan asuhan keperawatan pernapasan
setelah melahirkan selama….,diharapkan 2. Berikan kompres es pada
nyeri terkontrol dengan perineum setelah
criteria hasil: melahirkan
1. Pasien dapat control 3. Ganti pakaian dan liner
nyeri basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Palpasi fundus uteri dan
terhadap cedera asuhan keperawatan massase dengan perlahan
maternal b/d posisi selama….,diharapkan 2. Kaji irama pernafasan
selama persalinan cidera terkontrol 3. Bersihkan vulva dan
dengan criteria hasil: perineum dengan air dan
1. Plasenta keluar utuh larutan antiseptic
2. TTV 4. Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat
5. Dapatkan sampel darah tali
pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
6. Kolaborasi pemberian
cairan parenteral
5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau
HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml
untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin
atau otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis,
striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma, edema jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis, ansietas
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d
kelelahan/ketegangan miometri
3) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan
anggota keluarga
c. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat
hormone, asuhan keperawatan ketidaknyamanan
trauma,edema selama….,diharapkan 2. Beri informasi yang tepat
jaringan, kelelahan nyeri terkontrol dengan tentang perawatan selama
fisik dan psikologis, criteria hasil: periode pascapartum
ansietas 1. Pasien dapat control 3. Lakukan tindakan
nyeri kenyamanan
4. Anjurkan penggunaan
teknik relaksasi
5. Beri analgesic sesuai
kemampuan
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Tempatkan klien pada
kekurangan volume asuhan keperawatan posisi rekumben
cairan b/d selama….,diharapkan 2. Kaji hal yang
kelelahan/ketegangan cairan simbang dengan memperberat kejadian
miometri criteria hasil: intrapartal
1. TD 3. Kaji masukan dan
2. Jumlah dan warna haluaran
lokhea 4. Perhatikan jenis persalinan
dan anastesi, kehilangan
daripada persalinan
5. Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
6. Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
7. Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
8. Kolaborasi pemberian
cairan parentral