1
BAB I
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
A. Pengertian
a. Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari kata liber=libri artinya “pustaka” atau “kitab” .
1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional
dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi
para pemustaka.(UU No. 43 tahun 2007)
2. Perpustakaan adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan khusus, dan koleksi bahan pustaka
sekurang-kurangnya terdiri dari 1000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan
yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.(Kep. Menpan No. 132/2003)
3. Perpustakaan atau library adalah ruangan, bagian sebuah gedung,ataupun gedung itu sendiri yang digunakan
untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk
digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki, 1990:3)
b. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian
integral dari sekolah yang bersangkutan dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan
pendidikan sekolah yang bersangkutan.
B. Tujuan
Tujuan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber
belajar lainnya bertujuan mendukung proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
C. Tugas
Tugas Perpustakaan sekolah adalah :
1. Mengembangkan, mengolah, serta meminjamkan buku-buku dan bahan perpustakaan lainnya, baik yang tercetak
maupun yang noncetak seperti dalam bentuk audiovisual dan elektronik.
2. Melayani kebutuhan bahan pelajaran yang diperlukan proses belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas.
3. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi siswa dan guru, serta bagi para pegawai teknis dan administrasi
lainnya yang ada di lingkungan sekolah.
4. Menyiapkan dan mengadakan jam perpustakaan sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan waktu berkunjung
parapemustaka di sekolah yang bersangkutan.
5. Mendidik siswa untuk dapat mencari informasi secara mandiri dan membudayakan keterampilan melek informasi
dan teknologi.
6. Melatih siswa untuk dapat menggunakan buku atau literatur referensi yang ada di perpustakaan, antara lain kamus,
ensiklopedi, who is who, dan direktori.
7. Mengadakan penelitian sederhana sesuai dengan tugas yang diberikan guru.
8. Membantu memilih dan menyiapkan bahan ajar dan peralatan untuk pengajaran.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari perpustakaan sekolah :
1. Membangkitkan kecintaan para siswa terhadap budaya membaca.
2. Memperkaya pengalaman belajar selain di ruang kelas.
3. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat.
4. Mempercepat proses penguasaan materi pelajaran yang disampaikan guru.
5. Membantu guru memperoleh dan menyusun materi-materi pembelajaran.
6. Membantu kelancaran dan penyelesaian tugas para karyawan sekolah.
7. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi seluruh civitas sekolah.
E. Fungsi
Fungsi Perpustakaan Sekolah :
1. Fungsi Edukatif :
Adalah segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelola, banyak
membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-
konsep pengatahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya
lebih lanjut. Fungsi ini erat kaitannya dengan pembentukan manusia pembangunan yang berkualitas di masa yang
akan datang. Pendidikan memang merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas
manusia seutuhnya.
2. Fungsi Informatif :
Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal
yang berhubungan dengan kepentingan guru dan siswa. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang
2
disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi di
dunia ini.
3. Fungsi Rekreasi :
Dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan
sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan. Misalnya dikala sedang ada
waktu senggang sehabis belajar seharian, bisa memanfaatkan jenis koleksi ini. Fungsi rekreasi ini memang bukan
yang utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap saja guna memenuhi
kebutuhan sebagai anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.
4. Fungsi Riset atau Penelitian :
Adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya penelitian sederhana.
Segala jenis informasi tentang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di
perpustakaan, sehingga jika ada siswa atau guru yang meneliti ingin mengetahui informasi tertentu tinggal
membacanya di perpustakaan.
F. Jenis-Jenis Perpustakaan
1. Perpustakaan Nasional
2. Perpustakaan Umum
3. Perpustakaan Khusus
4. Perpustakaan Perguruan Tinggi
5. Perpustakaan Sekolah
G. Komponen Perpustakaan
Perpustakaan Sekolah sekurang-kurangnya harus memiliki unsur-unsur utama :
a. Organisasi
b. Gedung/Ruangan
c. Perabot dan Perlengkapan
d. Koleksi Perpustakaan
e. Ketenagaan
f. Layanan
g. Anggaran
BAB II
DASAR-DASAR ORGANISASI PERPUSTAKAAN
A. Konsep Organisasi
Organisasi adalah wadah dari kegiatan dan aktivitas sumber daya manusia dalam upaya mencapai tujuan. Organisasi
adalah setiap bentuk perserikatan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan terikat secara
formal dalam suatu hierarki yang mana selalu terdapat hubungan antara seseorang atau sekelompok orang yang disebut
pimpinan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan (Siagian, 1994).
3
5. Menyediakan dan memprogramkan anggaran, bahwa kepala sekolah menyediakan dan memprogramkan anggaran
tetap untuk penyelenggaraan perpustakaan sekolah termasuk di dalamnya mengembangkan bahan.
KEPALA SEKOLAH
KEPALA PERPUSTAKAAN
4
BAB III
KOLEKSI PERPUSTAKAAN
5
b. Buku-buku Fiksi
Yang termasuk ke dalam kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau
kenyataan. Buku tersebut ditulis berdasarkan hayalan atau imajinasi pengarang. Buku-buku fiksi ini biasanya
dalam bentuk cerita, baik cerita pendek, ataupun cerita bersambung, komik dan novel.
B. Jumlah Koleksi
Dilihat dari fungsi perpustakaan sekolah yang masih mengutamakan unsur pembinaan minat maca dan pengembangan
daya kreativitas dan imajinasi serta karakter anak, maka perbandingan antara jenis koleksi nonfiksi dan fiksi adalah 60:40.
60% untuk kategori jenis koleksi nonfiksi dan 40% untuk jenis koleksi fiksi.
C. Pengadaan Koleksi
Rangkaian kegiatan pengadaan bahan atau koleksi di perpustakaan sekolah meliputi kegiatan pemilihan koleksi dan
teknik/cara pengadaannya.
1. Pemilihan Koleksi
Secara umum prinsip pemilihan koleksi untuk suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
a. Pemilihan koleksi perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum yang berlaku di sekolah.
b. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional
c. Pemilihan koleksi perpustakaan disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca siswa di sekolah.
d. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan dana yang tersedia.
2. Teknik/Cara Pengadaan Koleksi
a. Pembelian : untuk meringankan biaya pembelian, perpustakaan bisa melakukan pembelian di bursa buku-buku
bekas atau menelusuri pameran-pameran buku karena pameran buku biasanya memberikan diskon besar-
besaran, kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi pengelola perpustakaan.
b. Tukar-menukar : Pustakawan bisa melakukan kerja sama dengan perpustakaan yang lain dengan tukar-
menukar koleksi dengan cara peminjaman jangka panjang. Sehingga pengguna perpustakaan bisa
memanfaatkan koleksi dari perpustakaan yang lain.
c. Hadiah : untuk mendapatkan buku secara cuma-cuma/ hadiah, maka perpustakaan dan pustakawan harus pro
aktif bekerja sama dalam mencari unit kerja atau instansi atau LSM mana yang dapat menghadiahkan buku-
bukunya bagi keperluan perpustakaan. Pendekatan ini sangat diperlukan, karena dengan adanya permohonan
yang resmi dari pejabat perpustakaan akan memudahkan proses pustakawan dalam memperoleh buku-buku
yang di perlukan perpustakaan secara cuma-cuma.
d. Sumbangan : perpustakaan dan pustakawan harus pro aktif mencari perpustakaan yang akan mengadakan
penyiangan koleksi, sehingga bisa membuat permohonan buku-buku hasil penyiangan tersebut bisa
disumbangkan dan dimanfaatkan oleh perpustakaan.
e. Kerjasama : perpustakaan bisa mendapatkan bahan pustaka dengan melakukan kerjasama, misalnya dengan
penerbit dan penulis dengan mendapatkan harga buku-buku yang serendah-rendahnya dengan kualitas yang
sama dengan buku yang bagus dan mahal.
f. Terbitan Sendiri : metode pengadaan koleksi yang terakhir adalah dengan memproduksi sendiri koleksi
perpustakaan. Contoh kongkrit dari metode pengadaan ini antara lain adalah kliping atau karya tulis yang
dihasilkan oleh pustakawan, siswa dan guru yang kemudian dihimpun menjadi koleksi perpustakaan.
6
BAB IV
PENGOLAHAN KOLEKSI/BAHAN PUSTAKA
Kegiatan pengolahan koleksi/bahan pustaka termasuk ke dalam salah satu tugas inti perpustakaan. Secara umum
kegiatan pengolahan koleksi/bahan pustaka di perpustakaan dikelompokkan sebagai berikut :
1. Inventarisasi
Kegiatan inventarisasi ini terdiri atas beberapa pekerjaan yang antara lain sebagai berikut:
a. Pemeriksaan
Koleksi buku/bahan pustaka yang sampai di perpustakaan harus diperiksa, apakah sudah sesuai dengan yang
diminta atau tidak, setelah itu periksa juga bentuk fisik buku, judul, pengarang, dan ciri-ciri lain yang dianggap
perlu. Dan yang paling penting adalah kelengkapan isi dari buku yang dipesan.
b. Pengecapan/Pemberian Stempel
Tindakan selanjutnya adalah tindakan pengecapan/pemberian stempel pada buku yang telah diperiksa.
Pembubuhan cap/stempel bisa dilakukan pada bagian atau halaman tertentu pada setiap buku milik perpustakaan.
Minimal, tiga cap harus dibubuhkan pada setiap buku.
c. Pendaftaran ke Buku Induk
Setiap buku yang masuk ke perpustakaan harus didaftarkan ke dalam buku induk berdasarkan urutan masuknya
buku tersebut ke perpustakaan, tanpa mempertimbangkan apakah buku tersebut buku lama atau buku baru. Hal ini
gunanya untuk mengetahui seberapa banyak koleksi buku yang dimiliki perpustakaan. Adapun hal yang harus
dicatat dalam inventarisasi adalah : tanggal, nomor buku, judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat
terbit, harga, dan keterangan.
Kelas Utama :
000 – Karya Umum
100 – Filsafat dan Psikologi
200 – Agama
300 – Ilmu-Ilmu Sosial
400 – Bahasa
500 – Ilmu-Ilmu Murni
600 – Teknologi dan Ilmu Terapan
700 – Kesenian, Hiburan dan Olahraga
800 – Kesusastraan
900 – Geografi dan Sejarah
Divisi
400 – Bahasa
410 – Linguistik, Bahasa Indonesia
420 – Bahasa Inggris
7
430 – Bahasa Jerman
440 – Bahasa Perancis
450 – Bahasa Italia
460 – Bahasa Spanyol dan Portugis
470 – Bahasa Latin
480 – Bahasa Yunani Kuno
490 – Bahasa-bahasa lain
Seksi
410 – Linguistik, Bahasa Indonesia
411 – Sistem tulisan, Penulisan
412 – Etimologi
413 – Kamus
414 – Fonologi dan Fonetik
415 – Tata Bahasa
417 – Dialek Bahasa
418 – Bahasa-bahasa Daerah
419 – Bahasa Isyarat
3. Tajuk Subjek
Pengertian
Tajuk subjek secara harfiah berarti sirahan dan subjek pokok masalah dari sebuah judul bahan pustaka.
Tajuk subjek menurut ilmu perpustakaan adalah frasa atau kosakata yang terkendali fan berstruktur yang digunakan
untuk menyatakan topic bahan pustaka.
4. Katalogisasi
Katalogisasi adalah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD, film mikro dan sebagainya) milik suatu
perpustakaan. Daftar ini berfungsi untuk mencatat koleksi yang dimiliki, membantu proses temu kembali, dan
mengembangkan standar-standar bibliografi internasional (Lasa Hs, 2007:129). Bentuk daftar pustaka ini bermacam-
macam, seperti katalog cetakan, katalog berkas, katalog kartu, maupun katalog elektronik yang lazim disebut sebagai
OPAC (Online Public Acces Catalog). Masing-masing bentuk katalog ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan untuk efisiensi efektivitas proses temu kembali, sebaiknya
bentuk katalog pada perpustakaan sekolah menggunakan katalog elektronik (OPAC). Perangkat lunak untuk
katalogisasi dalam bentuk elektronik bermacam-macam dan tiap perangkat lunak memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Sesuai dengan kemampuan perpustakaan sekolah pada umumnya, disarankan menggunakan
perangkat lunak WINISIS yang dikembangkan oleh UNESCO atau perangkat lunak SLiMS yang dikembangkan oleh Pusat
Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kelebihan kedua perangkat lunak tersebut
antara lain adalah tersedia secara gratis di internet dan tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang berat/canggih.
Selain itu, kedua perangkat lunak tersebut terbukti reliabel telah digunakan oleh banyak perpustakaan-perpustakaan
di Indonesia.
5. Shelving
Shelving adalah kegiatan penjajaran koleksi ke dalam rak/tempat koleksi berdasarkan sistem tertentu. Kegiatan ini
merupakan langkah terakhir dari proses pengolahan bahan pustaka. Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan
mudah dan dapat dikenali oleh pengguna atau pustakawan.
Sistem penjajaran koleksi ke dalam rak ada dua macam:
8
1. Berdasarkan jenis, yaitu disusun berdasarkan jenis koleksi dalam bidang apapun dijadikan satu susunan. Sistem ini
cocok untuk penjajaran koleksi referensi.
2. Berdasarkan sandi pustaka atau call number, yaitu disusun berdasarkan urutan nomor kelas sesuai dengan tata
susunan koleksi. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi buku teks.
Dalam penjajaran buku ini perlu diperhatikan hal-hal berikut:
(1) rak tidak diisi penuh untuk memudahkan penambahan dan pergeseran,
(2) digunakan standar buku,
(3) buku tidak disusun berlapis atau ditumpuk,
(4) rak hendaknya mudah dipindahkan,
(5) dan desain rak hendaknya disesuaikan agar sirkulasi udara baik (Lasa Hs, 2007:156).
BAB V.
LAYANAN PERPUSTAKAAN
Layanan perpustakaan adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan kepada pengguna jasa perpustakaan. Tujuan
layanan perpustakaan adalah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan.
Aktivitas layanan perpustakaan dan informasi bararti penyediaan bahan pustaka secara tepat dan akurat dalam rangka
memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna perpustakaan. Perpustakaan memberikan layanan bahan pustaka
kepada masyarakat adalah agar bahan pustaka tersebut yang telah diolah dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh
masyarakat pengguna perpustakaan.
A. Sistem Pelayanan
Menurut Qalyubi dkk, bahwa pelayanan di perpustakaan lazimnya menggunakan dua sistem, yaitu sebagai berikut :
a. Terbuka ( Open Access)
Sistem terbuka membebaskan pengunjung ketempat koleksi perpustakaan di rak buku. Mereka dapat melakukan
browsing atau membuka – buka, melihat – lihat buku, mengambil sendiri. Ketika bahan tidak cocok, mereka dapat
memilih bahan lain yang hampir sama atau bahkan yang berbeda.
Keuntungan sistem terbuka :
Pemakai dapat melakukan browsing (melihat – lihat koleksi sehingga mendapatkan pengetahuan yang beragam)
dan
Memberi kepuasan kepada pengguna karena pengguna dapat memilih sendiri koleksi yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Kelemahanya :
Pemakai banyak yang salah mengembalikan koleksi pada tempat semula sehingga koleksi bercampur aduk.
Petugas setiap hari harus mengontrol rak – rak untuk mengetahui buku yang salah letak dan
Kehilangan koleksi relative besar.
9
yaitu layanan informasi bahan pustaka kepada masyarakat meliputi kamus-kamus, ensiklopedi dan tidak di
pinjamkan.
d. Layanan Story Telling
yaitu layanan bercerita kepada anak-anak pra sekolah dan taman kanak-kanak.
e. Layanan Perpustakaan Berbasis Informasi dan Teknologi yaitu layanan berbasis Internet, OPAC (on-line public
accses catalog).
DAFTAR PUSTAKA
.
Hamakonda, Towa P. & Tairas, JNB. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey, Ed.5. Jakarta : Gunung Mulia,
2006.
http//hanakrisna.wordpress.com
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2000.
Tairas, JNB & Soekarman K. Daftar Tajuk Subyek Untuk Perpustakaan, Ed. Ringkas.Jakarta : Gunung Mulia,
2006.
Upriyadi. Klasifikasi dan Tajuk Subjek. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2004.
10