Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Menuju Perpustakaan Berstandar Nasional


Oleh : Yunita Rahma Devi
Pustakawan Madya

1
BAB I
PERPUSTAKAAN SEKOLAH

A. Pengertian
a. Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari kata liber=libri artinya “pustaka” atau “kitab” .
1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional
dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi
para pemustaka.(UU No. 43 tahun 2007)
2. Perpustakaan adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan khusus, dan koleksi bahan pustaka
sekurang-kurangnya terdiri dari 1000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan
yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.(Kep. Menpan No. 132/2003)
3. Perpustakaan atau library adalah ruangan, bagian sebuah gedung,ataupun gedung itu sendiri yang digunakan
untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk
digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki, 1990:3)
b. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian
integral dari sekolah yang bersangkutan dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan
pendidikan sekolah yang bersangkutan.

B. Tujuan
Tujuan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber
belajar lainnya bertujuan mendukung proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

C. Tugas
Tugas Perpustakaan sekolah adalah :
1. Mengembangkan, mengolah, serta meminjamkan buku-buku dan bahan perpustakaan lainnya, baik yang tercetak
maupun yang noncetak seperti dalam bentuk audiovisual dan elektronik.
2. Melayani kebutuhan bahan pelajaran yang diperlukan proses belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas.
3. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi siswa dan guru, serta bagi para pegawai teknis dan administrasi
lainnya yang ada di lingkungan sekolah.
4. Menyiapkan dan mengadakan jam perpustakaan sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan waktu berkunjung
parapemustaka di sekolah yang bersangkutan.
5. Mendidik siswa untuk dapat mencari informasi secara mandiri dan membudayakan keterampilan melek informasi
dan teknologi.
6. Melatih siswa untuk dapat menggunakan buku atau literatur referensi yang ada di perpustakaan, antara lain kamus,
ensiklopedi, who is who, dan direktori.
7. Mengadakan penelitian sederhana sesuai dengan tugas yang diberikan guru.
8. Membantu memilih dan menyiapkan bahan ajar dan peralatan untuk pengajaran.

D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari perpustakaan sekolah :
1. Membangkitkan kecintaan para siswa terhadap budaya membaca.
2. Memperkaya pengalaman belajar selain di ruang kelas.
3. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat.
4. Mempercepat proses penguasaan materi pelajaran yang disampaikan guru.
5. Membantu guru memperoleh dan menyusun materi-materi pembelajaran.
6. Membantu kelancaran dan penyelesaian tugas para karyawan sekolah.
7. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi seluruh civitas sekolah.

E. Fungsi
Fungsi Perpustakaan Sekolah :
1. Fungsi Edukatif :
Adalah segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelola, banyak
membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-
konsep pengatahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya
lebih lanjut. Fungsi ini erat kaitannya dengan pembentukan manusia pembangunan yang berkualitas di masa yang
akan datang. Pendidikan memang merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas
manusia seutuhnya.
2. Fungsi Informatif :
Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal
yang berhubungan dengan kepentingan guru dan siswa. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang

2
disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi di
dunia ini.
3. Fungsi Rekreasi :
Dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan
sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan. Misalnya dikala sedang ada
waktu senggang sehabis belajar seharian, bisa memanfaatkan jenis koleksi ini. Fungsi rekreasi ini memang bukan
yang utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap saja guna memenuhi
kebutuhan sebagai anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.
4. Fungsi Riset atau Penelitian :
Adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya penelitian sederhana.
Segala jenis informasi tentang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di
perpustakaan, sehingga jika ada siswa atau guru yang meneliti ingin mengetahui informasi tertentu tinggal
membacanya di perpustakaan.

F. Jenis-Jenis Perpustakaan
1. Perpustakaan Nasional
2. Perpustakaan Umum
3. Perpustakaan Khusus
4. Perpustakaan Perguruan Tinggi
5. Perpustakaan Sekolah

G. Komponen Perpustakaan
Perpustakaan Sekolah sekurang-kurangnya harus memiliki unsur-unsur utama :
a. Organisasi
b. Gedung/Ruangan
c. Perabot dan Perlengkapan
d. Koleksi Perpustakaan
e. Ketenagaan
f. Layanan
g. Anggaran

BAB II
DASAR-DASAR ORGANISASI PERPUSTAKAAN

A. Konsep Organisasi
Organisasi adalah wadah dari kegiatan dan aktivitas sumber daya manusia dalam upaya mencapai tujuan. Organisasi
adalah setiap bentuk perserikatan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan terikat secara
formal dalam suatu hierarki yang mana selalu terdapat hubungan antara seseorang atau sekelompok orang yang disebut
pimpinan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan (Siagian, 1994).

B. Proses Pembentukan Perpustakaan Sekolah


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pasal 42 yang menyebutkan bahwa sekolah wajib memiliki
perpustakakaan. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota selaku lembaga yang membina sekolah, diharapkan dapat memberikan
dorongan dan motivasi pembentukan perpustakaan sekolah.
Langkah-langkah untuk membentuk perpustakaan sekolah :
1. Menetapkan landasan hukum, bahwa Kepala Sekolah menetapkan keputusan tantang penyelenggaraan
perpustakaan, antara lain berisi struktur organisasi, tata cara penyelenggaraan, serta tempat dan waktu
penyelenggaraan.
2. Menetapkan sumber daya manusia, bahwa kepala sekolah menunjuk tenaga pengelola perpustakaan sekolah, yaitu
guru atau tenaga lain yang diberi tugas mengelola perpustakaan sekolah dan disetujui oleh kepala Dinas Pendidikan
kabupaten/kota. Jumlah dan spesialisasi tenaga perpustakaan diharapkan sesuai dengan fungsi-fungsi
perpustakaan.
3. Menyediakan koleksi, bahwa kepala sekolah menyediakan koleksi bahan perpustakaan yang dapat dipinjamkan
minimal koleksi dasar. Setelah perpustakaan terbentuk kepala sekolah dapat mengembangkan dan melengkapi
koleksi perpustakaan sebagai sumber belajar siswa, pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Gedung dan perabot, yang mana kepala sekolah menyediakan gedung/ruang atau tempat khusus untuk
perpustakaan, serta perabot perpustakaan yang mutlak diperlukan untuk penyimpanan, pengolahan, dan
pelayanan.

3
5. Menyediakan dan memprogramkan anggaran, bahwa kepala sekolah menyediakan dan memprogramkan anggaran
tetap untuk penyelenggaraan perpustakaan sekolah termasuk di dalamnya mengembangkan bahan.

C. Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah

STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

DINAS PENDIDIKAN KAB/KOTA

KEPALA SEKOLAH

KEPALA PERPUSTAKAAN

LAYANAN TEKNIS LAYANAN PENGGUNA


( Pengadaan dan Pengolahan Bahan ( Sirkulasi, Layanan Referensi dan
Pustaka) Layanan Membaca )

Pedoman Perpustakaan Sekolah,


2006)
D. Manajemen Perpustakaan
Pengertian Manajemen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:553) ialah “proses penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran”. Menurut George R. Terry dan Lesie W. Rue (1991:1) manajemen sebagai “proses
atau kerangka kerja yang melibatkan kegiatan pembimbingan atau pengarahan sekelompok orang untuk mencapai suatu
tujuan organisasi atau lembaga tertentu. Sementara Henry Lsisk dalam buku Manajemen and Organization (1977)
menyebutkan bahwa manajemen adalah koordinasi dari semua sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Kegiatan seorang manajer, adalah untuk mencapai suatu tujuan ( badan, instansi, organisasi, lembaga, termasuk
lembaga perpustakaan ).
Ruang lingkup kegiatannya atau yang disebut fungsi manajemen meliputi 5 hal ;
1. Perencanaan (planning), meliputi kegiatan :
a. Menentukan tujuan yang hendak dicapai dalam suatu waktu tertentu
b. Menentukan sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
2. Pengorganisasian (organizing), meliputi :
a. Mengelompokkan sumber daya manusia
b. Menentukan berbagai kegiatan
c. Memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan tersebut,
3. Pengelolaan Tenaga Kerja (staffing), meliputi :
a. Menentukan kebutuhan tenaga kerja
b. Melakukan pengerahan tenaga kerja
c. Melakukan penyaringan tenaga kerja
d. Pelatihan pengembangan tenaga kerja
4. Pemotivasian (motivating), meliputi :
a. Memberikan dorongan dan pengarahan
b. Menyalurkan tenaga kerja sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
5. Pengontrolan dan Pengawasan (controlling), meliputi :
a. Mengukuhkan hasil pelaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
b.Menganalisis penyebab terjadinya penyimpangan
c. Melakukan tindakan korektif
Tanggung Jawab manajemen perpustakaan adalah :
a. Merumuskan tujuan dan sasaran serta rencana kerja yang harus dicapai oleh perputakaan secara keseluruhan, baik
jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek.
b. Menyusun program dan kegiatan serta mengatur mekanisme pelaksanaan kerja untuk mencapai tujuan dan
sasaran.
c. Menyediakan tenaga, anggaran, perlengkapan, serta sarana dan prasarana perpustakaan yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangannya.
d. Menyusun pertanggungjawaban secara tertulis dari seluruh pelaksanaan program, tenaga, dan sumber daya
lainnya.

4
BAB III
KOLEKSI PERPUSTAKAAN

A. Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah


Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku
maupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar mengakar di sekolah yang bersangkutan.
Secara keseluruhan isinya mengandung bahan-bahan yang semuanya dapat menunjang program kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah, baik program yang bersifat kurikuler maupun yang ekstra kulikuler.
Secara fisik, jenis koleksi yang diperlukan untuk suatu perpustakaan sekolah bisa dikelompokkan ke dalam kategori
buku dan bahan bukan buku. Yang pertama meliputi segala jenis buku dan yang terakhir meliputi segala jenis bahan yang
tidak termasuk ke dalam kategori. Rinciannya sebagai berikut :
1. Koleksi Buku
Buku disini bisa bermacam-macam jenisnya. Bisa buku yang bermateri fiksi maupun buku yang bersifat nonfiksi.
Baik yang pertama maupun yang kedua masing-masing masih banyak variasi dan jenis dilihat dari segi isi maupun
bentuk penyajiannya. Misalnya yang termasuk buku-buku fiksi antara lain ada fiksi umum, fiksi ilmiah, dan fiksi
sastra. Sedangkan yang termasuk kedalam buku-buku nonfiksi antara lain meliputi buku-buku ilmiah, ilmiah
popular, informasi umum, dan informasi khusus, termasuk di dalamnnya buku teks.
a. Buku-Buku Nonfiksi
Buku-buku nonfiksi ini banyak sekali jenisnya baik dilihat dari segi bentuk penyajian maupun pola isinya, berikut
adalah contoh-contoh yang tergolong ke dalam kelompok buku-buku nonfiksi :
- Buku Teks atau Buku Pelajaran.
Di lingkungan sekolah, buku teks ini dikenal dengan nama buku pelajaran,, karena dijadikan bahan dasar
pengajaran. Bahkan yang disebut buku teks disini adalah buku-buku standar pengajaran yang diterbitkan
oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) sebagai pedoman mengajar untuk guru dan
sebagai buku pelajaran bagi siswa.
- Buku Teks Pelengkap
Di samping buku-buku teks yang dimaksudkan seperti tersebut di atas, ada pula buku-buku yang masih
tergolong ke dalam jenis buku teks, namun berfungsi sebagai penunjang pelajaran atau penunjang buku-
buku teks. Materi buku teks pelengkap ini tetap didasarkan kepada kurikulum yang berlaku di sekolah. Buku
teks dalam kelompok ini biasanya diterbitkan oleh penerbit swasta yang mendapat rekomendasi dari
pemerintah terutama Depdikbud.
- Buku Penunjang
Kelompok buku penunjang ini dikalangan sekolah sering disebut buku bacaan, atau bahkan ada yang
menyebutnya sebagai buku perpustakaan. Buku-buku dalam kelompok ini bisa berasal dari kelompok buku-
buku fiksi maupun nonfiksi selain buku teks dan pelengkap
- Buku Referens atau Rujukan
Yang dimaksud dengan buku-buku referens atau rujukan adalah buku-buku yang memuat informasi secara
khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi pembacanya.
Berikut ini beberapa contoh buku-buku yang tergolong ke dalam buku-buku atau koleksi referens :
 Kamus : adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaan dalam
kalimat, dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata.
 Ensiklopedia : adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas
tentang arti dari suatu istilah-istilah. Tujuan utama diterbitkannya ensiklopedia adalah untuk meringkas
dan mengorganisasikan akumulasi ilmu pengetahuan.
 Buku Tahunan : adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terkahir. Pada umumnya
buku tahunan ini berisi masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun.
 Buku Pedoman, Buku Petunjuk : dalam istilah sehari-hari sering disebut sebagai buku pinter, sebab
dengan membaca buku sejenis ini orang menjadi pintar dan bisa mengetahui akan sesuatu yang masih
samar-samar sebelumnya, serta dapat memperlancar kegiatan yang akan dijalankannya.
 Direktori : sering disebut sebagai buku alamat, karena di dalamnya antara lain memuat alamat-alamat
seseorang atau badan usaha.
 Almanak : adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keterangan antara lain data statistik,
ramalan cuaca, dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu tempat, termasuk informasi bidang ilmu
pengetahuan dalam jangka waktu tertentu.
 Bibliografi : adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat, disusun berdasarkan urutan abjad nama
pengarang, judul, subjek, atau keterangan lain tentang buku.
 Indeks : adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan abjad atau dengan susunan tertentu disertai
dengan keterangan yang menunjukkan tempat istilah yang berbeda.
 Abstrak : adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah.
 Atlas : bentuknya seperti buku. Berisi kumpulan peta dan keterangan lain yang ada hubungannya dengan
peta lain.

5
b. Buku-buku Fiksi
Yang termasuk ke dalam kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau
kenyataan. Buku tersebut ditulis berdasarkan hayalan atau imajinasi pengarang. Buku-buku fiksi ini biasanya
dalam bentuk cerita, baik cerita pendek, ataupun cerita bersambung, komik dan novel.

2. Koleksi Bahan Bukan Buku


1. Terbitan Berkala (Majalah dan Surat Kabar)
2. Pamflet
3. Brosur
4. Gambar atau Lukisan
5. Globe
6. Koleksi Bahan Bukan Buku Lainnya
3. Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audiovisual)

B. Jumlah Koleksi
Dilihat dari fungsi perpustakaan sekolah yang masih mengutamakan unsur pembinaan minat maca dan pengembangan
daya kreativitas dan imajinasi serta karakter anak, maka perbandingan antara jenis koleksi nonfiksi dan fiksi adalah 60:40.
60% untuk kategori jenis koleksi nonfiksi dan 40% untuk jenis koleksi fiksi.

C. Pengadaan Koleksi
Rangkaian kegiatan pengadaan bahan atau koleksi di perpustakaan sekolah meliputi kegiatan pemilihan koleksi dan
teknik/cara pengadaannya.
1. Pemilihan Koleksi
Secara umum prinsip pemilihan koleksi untuk suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
a. Pemilihan koleksi perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum yang berlaku di sekolah.
b. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional
c. Pemilihan koleksi perpustakaan disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca siswa di sekolah.
d. Pemilihan koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan dana yang tersedia.
2. Teknik/Cara Pengadaan Koleksi
a. Pembelian : untuk meringankan biaya pembelian, perpustakaan bisa melakukan pembelian di bursa buku-buku
bekas atau menelusuri pameran-pameran buku karena pameran buku biasanya memberikan diskon besar-
besaran, kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi pengelola perpustakaan.
b. Tukar-menukar : Pustakawan bisa melakukan kerja sama dengan perpustakaan yang lain dengan tukar-
menukar koleksi dengan cara peminjaman jangka panjang. Sehingga pengguna perpustakaan bisa
memanfaatkan koleksi dari perpustakaan yang lain.
c. Hadiah : untuk mendapatkan buku secara cuma-cuma/ hadiah, maka perpustakaan dan pustakawan harus pro
aktif bekerja sama dalam mencari unit kerja atau instansi atau LSM mana yang dapat menghadiahkan buku-
bukunya bagi keperluan perpustakaan. Pendekatan ini sangat diperlukan, karena dengan adanya permohonan
yang resmi dari pejabat perpustakaan akan memudahkan proses pustakawan dalam memperoleh buku-buku
yang di perlukan perpustakaan secara cuma-cuma.
d. Sumbangan : perpustakaan dan pustakawan harus pro aktif mencari perpustakaan yang akan mengadakan
penyiangan koleksi, sehingga bisa membuat permohonan buku-buku hasil penyiangan tersebut bisa
disumbangkan dan dimanfaatkan oleh perpustakaan.
e. Kerjasama : perpustakaan bisa mendapatkan bahan pustaka dengan melakukan kerjasama, misalnya dengan
penerbit dan penulis dengan mendapatkan harga buku-buku yang serendah-rendahnya dengan kualitas yang
sama dengan buku yang bagus dan mahal.
f. Terbitan Sendiri : metode pengadaan koleksi yang terakhir adalah dengan memproduksi sendiri koleksi
perpustakaan. Contoh kongkrit dari metode pengadaan ini antara lain adalah kliping atau karya tulis yang
dihasilkan oleh pustakawan, siswa dan guru yang kemudian dihimpun menjadi koleksi perpustakaan.

6
BAB IV
PENGOLAHAN KOLEKSI/BAHAN PUSTAKA

Kegiatan pengolahan koleksi/bahan pustaka termasuk ke dalam salah satu tugas inti perpustakaan. Secara umum
kegiatan pengolahan koleksi/bahan pustaka di perpustakaan dikelompokkan sebagai berikut :
1. Inventarisasi
Kegiatan inventarisasi ini terdiri atas beberapa pekerjaan yang antara lain sebagai berikut:
a. Pemeriksaan
Koleksi buku/bahan pustaka yang sampai di perpustakaan harus diperiksa, apakah sudah sesuai dengan yang
diminta atau tidak, setelah itu periksa juga bentuk fisik buku, judul, pengarang, dan ciri-ciri lain yang dianggap
perlu. Dan yang paling penting adalah kelengkapan isi dari buku yang dipesan.
b. Pengecapan/Pemberian Stempel
Tindakan selanjutnya adalah tindakan pengecapan/pemberian stempel pada buku yang telah diperiksa.
Pembubuhan cap/stempel bisa dilakukan pada bagian atau halaman tertentu pada setiap buku milik perpustakaan.
Minimal, tiga cap harus dibubuhkan pada setiap buku.
c. Pendaftaran ke Buku Induk
Setiap buku yang masuk ke perpustakaan harus didaftarkan ke dalam buku induk berdasarkan urutan masuknya
buku tersebut ke perpustakaan, tanpa mempertimbangkan apakah buku tersebut buku lama atau buku baru. Hal ini
gunanya untuk mengetahui seberapa banyak koleksi buku yang dimiliki perpustakaan. Adapun hal yang harus
dicatat dalam inventarisasi adalah : tanggal, nomor buku, judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat
terbit, harga, dan keterangan.

2. Klasifikasi Koleksi/Bahan Pustaka


Salah satu tujuan utama semua perpustakaan adalah mengusahakan agar semua pengunjung dapat secara mudah dan
langsung memperoleh bahan yang diperlukannya.
Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain
ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Di dalam klasifikasi bahan pustaka
dipergunakan penggolongan berdasarkan ciri tertentu. Misalnya oleh karena bentuk fisik yang berbeda, maka
penempatan buku perpustakaan dipisahkankan dari surat kabar, majalah, piringan hitam, microfilm dan slides. Ada
pula penggolongan berdasarkan penggunaan bahan pustaka, seperti koleksi referens dipisahkan dari koleksi buku lain,
koleksi buku kanak-kanak atau buku bacaan ringan. Akan tetapi yang menjadi dasar utama penggolongan koleksi
perpustakaan yang paling banyak dipakai adalah penggolongan isi atau subyek buku. Ini berarti bahwa buku-buku yang
membahas subyek yang sama akan dikelompokkan bersama-sama.
Ada beberapa macam sistem klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan di dunia, seperti : Deway Decimal
Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC), Library of Congress Classification (LCC), Colon Classification
(CC), dan lain-lain. Sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan di beberapa Negara di dunia termasuk negara
Indonesia adalah Deway Decimal Classification (DDC).

Sekilas Mengenai Deway Decimal Classification (DDC)


Bagan klasifikasi DDC ini merupakan bagan klasifikasi yang paling popular dan paling banyak digunakan di Indonesia.
Bagan ini diciptakan oleh Melvil Deway (1851-1931). DDC merupakan bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut
prinsip “decimal” dalam membagi cabang ilmu pengetahuan. DDC membagi semua ilmu pengetahuan ke dalam 10
kelas utama (Main Classes) yang diberi notasi berupa angka arab 000-900. Setiap kelas utama dibagi secara decimal
menjadi 10 sub kelas (devision). Kemidan sub kelas dibagi lagi secara decimal menjadi 10 seksi (section), dan
seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut ini :

Kelas Utama :
000 – Karya Umum
100 – Filsafat dan Psikologi
200 – Agama
300 – Ilmu-Ilmu Sosial
400 – Bahasa
500 – Ilmu-Ilmu Murni
600 – Teknologi dan Ilmu Terapan
700 – Kesenian, Hiburan dan Olahraga
800 – Kesusastraan
900 – Geografi dan Sejarah

Divisi
400 – Bahasa
410 – Linguistik, Bahasa Indonesia
420 – Bahasa Inggris

7
430 – Bahasa Jerman
440 – Bahasa Perancis
450 – Bahasa Italia
460 – Bahasa Spanyol dan Portugis
470 – Bahasa Latin
480 – Bahasa Yunani Kuno
490 – Bahasa-bahasa lain

Seksi
410 – Linguistik, Bahasa Indonesia
411 – Sistem tulisan, Penulisan
412 – Etimologi
413 – Kamus
414 – Fonologi dan Fonetik
415 – Tata Bahasa
417 – Dialek Bahasa
418 – Bahasa-bahasa Daerah
419 – Bahasa Isyarat

3. Tajuk Subjek
Pengertian
Tajuk subjek secara harfiah berarti sirahan dan subjek pokok masalah dari sebuah judul bahan pustaka.
Tajuk subjek menurut ilmu perpustakaan adalah frasa atau kosakata yang terkendali fan berstruktur yang digunakan
untuk menyatakan topic bahan pustaka.

Tujuan dan fungsi


Tujuan dan Fungsi Tajuk Subjek adalah :
a. Mendaftar bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan di bawah satu “kata” atau “istilah” atau ”frasa”.
b. Menyusun suatu entri catalog dengan tajuk subjek sebagai media penyusun (filing).
c. Sebagai titik temu suatu informasi melalui subjeknya.

Cara Menentukan Tajuk Subjek


Ada beberapa petunjuk dalam menentukan tajuk subjek, diantaranya adalah :
a. Membaca buku secara teknis
Untuk menentukan tajuk subjek suatu buku, pertama-tama kita membaca judulnya termasuk anakjudul jika ada.
Memang sering dari judul buku sudah dapat diketahui tentang apa buku itu sehingga subjeknya dapat ditentukan.
b. Penentuan tajuk subjek
Setelah diperiksa dan telah diketahui sujek buku, maka langkah yang berikut adalah mengecek dalam Daftar Tajuk
Subjek, apakah istilah atau frase yang ditentukan cocok dengan yang terdapat dalam daftar.

4. Katalogisasi
Katalogisasi adalah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD, film mikro dan sebagainya) milik suatu
perpustakaan. Daftar ini berfungsi untuk mencatat koleksi yang dimiliki, membantu proses temu kembali, dan
mengembangkan standar-standar bibliografi internasional (Lasa Hs, 2007:129). Bentuk daftar pustaka ini bermacam-
macam, seperti katalog cetakan, katalog berkas, katalog kartu, maupun katalog elektronik yang lazim disebut sebagai
OPAC (Online Public Acces Catalog). Masing-masing bentuk katalog ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan untuk efisiensi efektivitas proses temu kembali, sebaiknya
bentuk katalog pada perpustakaan sekolah menggunakan katalog elektronik (OPAC). Perangkat lunak untuk
katalogisasi dalam bentuk elektronik bermacam-macam dan tiap perangkat lunak memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Sesuai dengan kemampuan perpustakaan sekolah pada umumnya, disarankan menggunakan
perangkat lunak WINISIS yang dikembangkan oleh UNESCO atau perangkat lunak SLiMS yang dikembangkan oleh Pusat
Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kelebihan kedua perangkat lunak tersebut
antara lain adalah tersedia secara gratis di internet dan tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang berat/canggih.
Selain itu, kedua perangkat lunak tersebut terbukti reliabel telah digunakan oleh banyak perpustakaan-perpustakaan
di Indonesia.

5. Shelving
Shelving adalah kegiatan penjajaran koleksi ke dalam rak/tempat koleksi berdasarkan sistem tertentu. Kegiatan ini
merupakan langkah terakhir dari proses pengolahan bahan pustaka. Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan
mudah dan dapat dikenali oleh pengguna atau pustakawan.
Sistem penjajaran koleksi ke dalam rak ada dua macam:

8
1. Berdasarkan jenis, yaitu disusun berdasarkan jenis koleksi dalam bidang apapun dijadikan satu susunan. Sistem ini
cocok untuk penjajaran koleksi referensi.
2. Berdasarkan sandi pustaka atau call number, yaitu disusun berdasarkan urutan nomor kelas sesuai dengan tata
susunan koleksi. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi buku teks.
Dalam penjajaran buku ini perlu diperhatikan hal-hal berikut:
(1) rak tidak diisi penuh untuk memudahkan penambahan dan pergeseran,
(2) digunakan standar buku,
(3) buku tidak disusun berlapis atau ditumpuk,
(4) rak hendaknya mudah dipindahkan,
(5) dan desain rak hendaknya disesuaikan agar sirkulasi udara baik (Lasa Hs, 2007:156).

BAB V.
LAYANAN PERPUSTAKAAN

Layanan perpustakaan adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan kepada pengguna jasa perpustakaan. Tujuan
layanan perpustakaan adalah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan.
Aktivitas layanan perpustakaan dan informasi bararti penyediaan bahan pustaka secara tepat dan akurat dalam rangka
memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna perpustakaan. Perpustakaan memberikan layanan bahan pustaka
kepada masyarakat adalah agar bahan pustaka tersebut yang telah diolah dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh
masyarakat pengguna perpustakaan.

A. Sistem Pelayanan
Menurut Qalyubi dkk, bahwa pelayanan di perpustakaan lazimnya menggunakan dua sistem, yaitu sebagai berikut :
a. Terbuka ( Open Access)
Sistem terbuka membebaskan pengunjung ketempat koleksi perpustakaan di rak buku. Mereka dapat melakukan
browsing atau membuka – buka, melihat – lihat buku, mengambil sendiri. Ketika bahan tidak cocok, mereka dapat
memilih bahan lain yang hampir sama atau bahkan yang berbeda.
Keuntungan sistem terbuka :
 Pemakai dapat melakukan browsing (melihat – lihat koleksi sehingga mendapatkan pengetahuan yang beragam)
dan
 Memberi kepuasan kepada pengguna karena pengguna dapat memilih sendiri koleksi yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Kelemahanya :
 Pemakai banyak yang salah mengembalikan koleksi pada tempat semula sehingga koleksi bercampur aduk.
 Petugas setiap hari harus mengontrol rak – rak untuk mengetahui buku yang salah letak dan
 Kehilangan koleksi relative besar.

b. Tertutup ( Closed Access)


Di dalam sistem tertutup pengunjung tidak diperkenankan masuk ke rak – rak buku untuk membaca ataupun
mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Pengunjung hanya dapat membaca atau meminjam melalui petugas yang
akan mengembalikan bahan pustaka untuk para pengunjung.
Kelebihan sistem tertutup :
 Koleksi akan tetap terjaga kerapianya dan
 Koleksi yang hilang dapat diminimalkan.
Kelemahanya :
 Banyak waktu yang diperlukan untuk memberikan pelayan.
 Banyak waktu yang diperlukan untuk mengisi formulir dan menunggu bagi yang mengembalikan bahan – bahan
pustaka dan
 Sejumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam.
B. Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan :
Open Access System atau sistem layanan terbuka
yaitu layanan bagi semua pengguna perpustakaan baik yang sudah menjadi anggota atau pun belum menjadi anggota
diberi kebebasan mencari, memilih, dan mengambil sendiri bahan perpustakaan yang diinginkan secara langsung ke
rak sesuai dengan kebutuhannya.
a. Layanan Terbitan Berkala
yaitu layanan yang meliputi Surat Kabar, Tabloid, Majalah, Jurnal, dan Buletin.
b. Layanan Sirkulasi
yaitu layanan kepada pengguna perpustakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi terhadap koleksi bahan
pustaka baik berupa peminjaman dan pengembalian buku oleh anggota perpustakaan ataupun sebaliknya.
c. Layanan Referensi atau Rujukan

9
yaitu layanan informasi bahan pustaka kepada masyarakat meliputi kamus-kamus, ensiklopedi dan tidak di
pinjamkan.
d. Layanan Story Telling
yaitu layanan bercerita kepada anak-anak pra sekolah dan taman kanak-kanak.
e. Layanan Perpustakaan Berbasis Informasi dan Teknologi yaitu layanan berbasis Internet, OPAC (on-line public
accses catalog).

DAFTAR PUSTAKA

.
Hamakonda, Towa P. & Tairas, JNB. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey, Ed.5. Jakarta : Gunung Mulia,
2006.

Hartono, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta : Ar-ruzz Media, 2016.

http//hanakrisna.wordpress.com

Herman, B. Klasifikasi. Surabaya : Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur, 2005

Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2000.

Sri Mulyani. Katalogisasi. Jakarta : Diklat Pustakawan Ahli, 2005.

Tairas, JNB & Soekarman K. Daftar Tajuk Subyek Untuk Perpustakaan, Ed. Ringkas.Jakarta : Gunung Mulia,
2006.

Upriyadi. Klasifikasi dan Tajuk Subjek. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2004.

10

Anda mungkin juga menyukai