Proposal Zahra

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 37

HALAMAN JUDUL

PROPOSAL

HUBUNGAN NYERI LEHER NON SPESIFIK TERHADAP


SKORING NECK DISABILITY INDEX PADA MAHASISWA
ANGKATAN 2016-2018 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2018

Diusulkan oleh:

FATIMAH ZAHRA BINTI MUHAMMAD SUZURI

C 111 15 823

Pembimbing:

dr. MUHAMMAD YUNUS AMRAN, Ph.D, Sp.S FIPM

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

menyelesaikan program studi Pendidikan Dokter

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipersetujui untuk dilaksanakan

Judul Skripsi Penelitian

HUBUNGAN NYERI LEHER NON SPESIFIK TERHADAP


SKORING NECK DISABILITY INDEX PADA MAHASISWA
ANGKATAN 2016-2018 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2018

OLEH :
Fatimah Zahra binti Muhammad Suzuri
C111 15 823

DOSEN PEMBIMBING,

Dr. Muh. Yunus Amran, Ph.D Sp.S FIPM


NIP. 19770306 200912 2 005

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... I

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... II

DAFTAR ISI ..................................................................................................... III

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

1.3. 1 Tujuan Umum .................................................................................... 4

1.3. 2 Tujuan Khusus ................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 6

2.1 DEFINISI NYERI LEHER NON SPESIFIK ............................................ 6

2.2 EPIDEMIOLOGI NYERI LEHER NON-SPESIFIK ................................ 6

2.3 PATOFISIOLOGI NYERI LEHER NON SPESIFIK ............................... 7

2.4 GEJALA NYERI LEHER NON SPESIFIK .............................................. 8

2.5 DIAGNOSIS NYERI LEHER NON SPESIFIK ..................................... 12

2.6 TATALAKSANA NYERI LEHER NON SPESIFIK ............................. 13

2.7 DAMPAK NYERI LEHER NON SPESIFIK ......................................... 14

2.8 HUBUNGAN NYERI LEHER NON SPESIFIK TERHADAP NECK

DISABILITY INDEX (NDI) ......................................................................... 15

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN......... 18

3.1 KERANGKA TEORI .............................................................................. 18

iii
3.2 KERANGKA KONSEP .......................................................................... 19

3.3 DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBJEKTIF ................... 20

BAB IV METODE PENELITIAN................................................................. 21

4.1 DESAIN PENELITIAN .......................................................................... 21

4.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN................................................ 21

4.3 POPULASI PENELITIAN ...................................................................... 21

4.4 SAMPEL PENELITIAN ......................................................................... 21

4.5 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ................................. 23

4.6 ETIKA PENELITIAN ............................................................................. 24

4.7 ALUR PENELITIAN .............................................................................. 24

LAMPIRAN ......................................................................................................... 28

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluhan nyeri leher adalah keluhan yang biasa dalam masyarakat sedunia.

Prevalensi nyeri leher menurut sebuah penelitian Global Burden of Neck Pain, 2014

mendapatkan bahawa nyeri leher di skala dunia adalah sebanyak 4.9% dengan

tempat keeempat teratas dalam disabilitas (diukur dengan years lived with disability

(YLDs). Manakala, Disability-adjusted life years juga didapati meningkat dari 23.9

million pada tahun 1990 kepada 33.6 million pada tahun 2010. (Hoy D., 2014). Di

Indonesia, nyeri leher kebanyakan adalah disebabkan oleh pekerjaan yang

mengharuskan mereka untuk bertahan dalam posisi tertentu yang lama atau sering

melakukan gerakan mekanis yang berulang. Menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (DKRI) tahun 2007, gangguan otot rangka merupakan

penyebab utama dari keluhan, disabilitas, dan ketidakhadiran pekerja akibat dari

rasa nyeri dan fungsinya yang terbatas (Tana L., 2009).

Antara nyeri leher adalah termasuk Non-Spesific Neck Pain atau nyeri leher

non spesifik. Setiap tahun, sebanyak 27% hingga 48% pekerja menghadapi Non-

Spesific Neck Pain (NSNP) (Peter Rothfels, 2010). Non-Spesific Neck Pain atau

nyeri leher non-spesifik juga dikenali sebagai nyeri leher axial yang terjadi pada

postur atau pergerakan kepala dan leher yang salah dan menimbulkan rasa pegal

serta lelah pada bagian leher. Namun harus diketahui bahawa nyeri leher non

spesifik adalah masalah kesehatan yang timbul tanpa adanya penyakit yang

mendasari atau kelainan pada struktur anatomis kepala dan leher (Tsakitzidis

Giannoula, 2009).

1
Keluhan nyeri leher juga sering menjadi permasalahan dalam kehidupan

mahasiswa hasil dari pelbagai aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Berdasarkan

sebuah penelitian di Yogjakarta di sekolah dasar, keluhan nyeri leher yang paling

banyak didapatkan adalah pada posisi duduk menulis (Achmad Sofwan, 2009).

Posisi duduk menulis merupakan posisi kebiasaan mahasiswa dalam kuliah, yang

mana hal ini lebih memungkinkan lagi nyeri leher terjadi dalam mahasiswa. Nyeri

leher sering dikaitankan dengan permasalahan seperti pertahanan postur dalam

durasi yang lama, pergerakan berulang dan postur yang salah.

Namun, banyak juga faktor lain yang dapat mempengaruhi seperti jenis

kelamin dan usia. Dari hasil kebanyakan penelitian, insidens nyeri leher pada

wanita adalah lebih tinggi dari laki-laki dan mempunyai risiko yang lebih tinggi

pada usia 35 hingga 49 tahun, yang di mana setelah usia tersebut terjadi penurunan

risiko nyeri leher (D. G. Hoy, 2011). Terdapat pelbagai faktor risiko yang

ditemukan antaranya termasuk usia, jenis kelamin, kelainan genetik, merokok dan

kesehatan psikologis yang buruk (Peter Rothfels, 2010).

Nyeri Leher Non-Spesifik juga dapat memberikan efek yang lebih rumit

dimana nyeri tersebut memberikan pengaruh dalam sosial, fizikal, psikologis dan

dapat menimbulkan disabilitas daripada hasil kompensasi tubuh (Tsakitzidis

Giannoula, 2009). Nyeri leher aksial (Axial Neck Pain) dikenal juga sebagai Non-

Spesifik Neck Pain (NSNP) merupakan interaksi yang kompleks antara ligamen

serta faktor yang berhubungan dengan postur, kebiasaan tidur, posisi duduk di

depan komputer, stres, kelelahan kronis, adaptasi postural dari sumber nyeri lain

(bahu, sendi temporomandibular,dan kranioservikal), atau perubahan degeneratif

dari diskus servikal atau sendi facet. (Douglas AB, 2004).

2
Sebuah penelitian di Malaysian Medical College tentang prevalensi dan

faktor terkait neck pain mendapatkan hasil persentasi nyeri leher yang dihadapi

mahasiswa sebanyak 24.1% pada 1 minggu terakhir dan 41.8% pada satu tahun

terakhir (Mustafa Ahmed Alshagga, 2013). Menurut sebuah penelitian tentang

beben tas punggung dan non spesifik neck pain pada mahasiswa PSPD FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015, didapatkan prevalensi nyeri leher pada

mahasiswa adalah 61.7% (Yunus, 2015). Prevalensi nyeri leher aksial pada

mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti pula adalah

sebanyak 48,5% (Clarissa, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa nyeri leher adalah

hal yang banyak terjadi dalam kalangan mahasiswa.

Keluhan yang menyebabkan rasa tidak nyaman, nyeri, sehingga gerak leher

menjadi terganggu dapat mengarah pada gangguan nyeri serta disabilitas fizik yang

dapat mempengaruhi activity daily living (ADL) mahasiswa dalam menjalani

perkuliahan, bermain olahraga, serta aktivitas lain seperti penglibatan diri dalam

organisasi yang ada di kampus. Pengukuran terhadap derajat disabilitas pada

aktivitas seharian dapat dilakukan menggunakan skoring Neck Disability Index

(NDI). Neck Disability Index adalah sebuah kuesioner yang dapat secara mandiri

diisi untuk mengetahui kemampuan pasien dengan nyeri leher menjalankan

aktivitas sehari-hari. Semakin rendah jumlah skor semakin kurang aktivitas

seharian yang terpengaruh akibat nyeri leher (Young Jun Shin, 2017). Neck

Disability Index telah teruji validitas dan riabilitas, dan mempunyai tingkat

riabilitas yang tinggi (Howell, 2011). Studi pada pasien dengan cervical syndrome

di beberapa rumah sakit sekitar Kota Makassar telah pernah dilakukan

menggunakan Neck Disability Index (Rantika, 2014).

3
Maka, berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui hubungan Nyeri Leher Non Spesifik terhadap skoring

Neck Disability Index pada mahasiswa angkatan 2016, 2017 dan 2018 di Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah hubungan Nyeri Leher Non-Spesifik terhadap skoring Neck

Disability Index pada mahasiswa angkatan 2016, 2017 dan 2018 Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun 2018?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3. 1 Tujuan Umum

1- Mengetahui prevalensi nyeri leher non-spesifik yang dihadapi dan

pengaruhnya terhadap skoring Neck Disability Index pada mahasiswa

angkatan 2016, 2017 dan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin tahun 2018.

1.3. 2 Tujuan Khusus

1- Memperoleh data mengenai kejadian nyeri leher non spesifik yang

dihadapi mahasiswa angkatan 2016, 2017 dan 2018 Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin tahun 2018.

2- Memperoleh data mengenai tingkat disabilitas nyeri leher menggunakan

skoring Neck Disability Index pada mahasiswa angkatan 2016, 2017 dan

2018 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui identifikasi nyeri leher non spesifik terhadap skoring Neck Disabilty Index,

diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

4
1) Peneliti

Diharapkan dengan hasil penelitian yang diperoleh nanti dapat menambah

pengetahuan peneliti mengenai nyeri leher non spesifik dan dapat berkongsi

dengan masyarakat mengenai informasi terkait nyeri leher non spesifik.

2) Masyarakat

Diharapkan penelitian dapat meanmbah pengetahuan dan pemahaman tentang

nyeri leher non spesifik dan cara untuk mereka menanggulanginya.

2) Praktek Kedokteran

Dengan diketahuinya hasil penelitian ini, diharapkan dapat sebagai bahan

masukan mengenai prevalensi nyeri leher non spesifik di kalangan mahasiswa

kedokteran, sehingga dapat memberi informasi kesehatan yang sesuai dengan

keluhan yang dirasakan serta cara penanganannya.

3) Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian atau data awal untuk

melakukan penelitian lebih lanjut terhadap permasalahan berkaitan nyeri leher

non spesifik yang ada dalam masyarakat secara amnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI NYERI LEHER NON SPESIFIK

Nyeri Leher Non-Spesifik atau Non-Spesific Neck Pain (NSNP) adalah

nyeri pada bagian leher yang disebabkan mekanis atau postural tanpa adanya

kelainan anatomis dan penyakit yang mendasari. Nyeri pada leher yang dirasakan

baik akut, subakut maupun kronik tanpa kelainan struktur anatomi adalah termasuk

nyeri leher non-spesifik. (Tsakitzidis Giannoula, 2009). Non-specific neck pain

turut didiskripsikan bersama Whiplash Injury namun tanpa kecederaan tulang atau

deficit neurologis Penyebab nyeri leher non-spesifik adalah multifaktorial

antaranya postur yang buruk, tegang leher, olahraga, depresi dan cemas. (A., 2007)

2.2 EPIDEMIOLOGI NYERI LEHER NON-SPESIFIK

Setiap tahun, sebanyak 27% hingga 48% pekerja menghadapi Non-Spesific

Neck Pain (NSNP) (Peter Rothfels, 2010). Non-Spesific Neck Pain atau nyeri leher

non-spesifik juga dikenali sebagai nyeri leher axial yang terjadi pada postur atau

pergerakan kepala dan leher yang salah dan menimbulkan rasa pegal serta lelah

pada bagian leher. Namun harus diketahui bahawa nyeri leher non spesifik adalah

masalah kesehatan yang timbul tanpa adanya penyakit yang mendasari atau

kelainan pada struktur anatomis kepala dan leher. (Tsakitzidis Giannoula, 2009).

Nyeri Leher Non-Spesifik juga dapat memberikan efek yang lebih rumit

dimana nyeri tersebut memberikan pengaruh dalam sosial, fizikal, psikologis dan

dapat menimbulkan disabilitas daripada hasil kompensasi tubuh (Tsakitzidis

Giannoula, 2009). Hal ini dapat mempengaruhi aktivitas individu dalam kegiatan

sehari-hari.

6
2.3 PATOFISIOLOGI NYERI LEHER NON SPESIFIK

Nyeri Leher Axial atau Non-Spesifik dapat timbul dari pelbagai

kondisi akan tetapi, kebanyakan nyeri tersebut adalah disebabkan faktor ligament

atau otot serta nyeri pada sendi berdekatan. Etiologi nyeri leher axial yang timbul

dari otot masih belum jelas, namun didapatkan jumlah high-energy phosphate yang

lebih rendah pada pasien yang mengalami nyeri otot primer berbanding jaringan

otot yang normal. Hal berikut belum dapat dikenal pasti sama ada ia merupakan

hasil atau penyebab kepada nyeri yang dirasakan (Jacob M. Buchowski, 2012).

Ujung saraf bebas yang tidak bermyelin berperan sebagai unit

kemonociseptif dan mekanonociceptif. Ujung saraf kemonociseptif mungkin

bereaksi dengan metabolit yang terakumulasi semasa metabolism anaerobik pada

otot yang lelah, atau mungkin reaksi mediator nyeri non-neurogenik yang

dilepaskan dari luka atau iskemi seperti bradikinin, hismtamine, serotonin dan ion

potassium. Ujung saraf mekanoreseptor pula berespon terhadap regangan dan

tekanan. Sensitasi dari ujung saraf ini mungkin menjadi sumber utama nyeri otot

leher. (Rao, 2002)

Dari pelbagai penelitian yang telah dijalankan, terbanyak faktor dapat berkontribusi

kepada nyeri leher non-spesifik antaranya termasuklah:

1. Riwayat nyeri punggung bawah dan leher sebelumnya (McLean, 2010).

2. Posisi yang tidak ergonomis dalam aktivitas seharian, seperti membaca,

menulis, menggunakan laptop, tidur dan sebagainya.

3. Berat tas dan cara pemakaian tas sehari-hari.

7
4. Pertahanan posisi tertentu dalam waktu yang lama seperti pengemudi jarak

jauh atau pekerja kantor (Ida Bagud Gde Bayu, 2014).

5. Ketersediaan fasilitas tidak sesuai pengguna misalnya kursi dan meja pada

perkerja kantor (Sunyue Yue, 2017).

6. Faktor individu seperti, usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, serta

pengetahuan mereka tentang postur yang benar.

7. Faktor pribadi seperti stress, adaptasi postural dari nyeri lain dan kesehatan

psikologis serta keadaan emosional juga dapat mempengaruhi nyeri leher

yang dirasakan.

2.4 GEJALA NYERI LEHER NON SPESIFIK

Nyeri leher dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan

dan struktur anatomi yang terlibat menurut Whisplash Asociated Disorder (WAD).

Pada gejala Nyeri Leher Non-Spesifik, gejala yang ada adalah seperti gejala yang

ada pada Whisplash Asociated disorder (WAD) derajat I dan II.

Grade 0: Tidak ada keluhan nyeri leher dan tidak ada tanda-tanda fisik.

Grade I: Cedera yang melibatkan keluhan leher nyeri, kekakuan atau

nyeri, tapi tidak ada tanda-tanda fisik.

Grade II: Keluhan nyeri leher dengan penurunan rentang gerak dan titik

nyeri.

Grade III: Nyeri leher disertai dengan tanda-tanda neurologis seperti

penurunan atau tidak ada refleks tendon, kelemahan atau defisit sensorik.

Grade IV: Keluhan leher disertai dengan fraktur atau dislokasi. (Crowther,

2010).

8
Gejala yang termasuk nyeri leher non-spesifik adalah seperti nyeri pada daerah

servikal, menyebar ke arah occipital, otot, pundak dan extrimitas atas tanpa

kelainan struktural yang terbukti pada tulang servikal, akar saraf atau medulla

spinalis (Tsakitzidis Giannoula, 2009).

Pasien dengan nyeri leher non-spesifik biasanya datang dengan keluhan

nyeri atau pegal pada otot leher posterior, dengan penyebaran pada daerah occiput

atau pundak yang tidak mengikuti distribusi dermatomal. Seringkali juga

didapatkan kekakuan pada leher, berserta nyeri kepala (Jacob M. Buchowski, 2012)

(Rao, 2002). Gejala yang sering menyertai nyeri leher non spesifik ini seperi rasa

kaku pada leher bisa satu sisi atau kedua sisi leher, nyeri dirasakan sampai ke

kepala, nyeri leher non spesifik murni disebabkan oleh struktur otot-otot atau sistem

muskuloskeletal di leher dan sering berhubungan dengan postur tubuh atau posisi

leher yang salah saat bekerja, beban kerja otot leher yang berlebihan dalam jangka

waktu tertentu (A., 2007) (Lars Landersen, 2011) (Giannoula Tsakitzidis, 2013).

Nyeri leher ini dapat dirasakan secara akut, subakut atau kronis tanpa

kelainan struktur atau penyakit yang mendasari. Menurut Spine-Health, terdapat

tiga tipe umum nyeri leher yaitu :

 Akut : Nyeri kurang dari 4 minggu.

 Subakut : Nyeri berkepanjangan dari 4 hingga 12 minggu.

 Kronik : Nyeri yang bertahan selama 3 bulan atau lebih.

Untuk nyeri leher akut seperti non-spesifik neck pain, penyebab nyeri biasanya tidak

diketahui dan jarang dikenalpasti. Nyeri akut yang hilang dalam waktu 4 minggu

9
menyebabkan individu tidak terlalu mengambil perhatian untuk mencari penyebab nyeri

yang dirasakan (Shim, 2016).

Nyeri leher non-spesifik adalah nyeri yang sangat sederhana untuk

didiagnosa jika pasien hadir tanpa kriteria Red Flags. Majoritas penyebab nyeri

leher akut tanpa kriteria Red Flags adalah self-limiting dan bukan hal yang serius.

10
Berdasarkan (Tsakitzidis Giannoula, 2009) yang berikut dibawah adalah kriteria

Red Flags yang mana merupakan ciri nyeri yang selain nyeri leher non spesifik.

Gambar 2.1 Kriteria Red Flag pada Nyeri Leher

11
2.5 DIAGNOSIS NYERI LEHER NON SPESIFIK

Anamnesis adalah hal pertama dalam penentuan diagnosis seseorang, pada

anamnesis dapat diketahui punca penyebab nyeri leher yang dirasakan. Keluhan

yang dirasakan, riwayat penyakit sebelumnya, serta tingkat nyeri yang dialami oleh

pasien dapat dinilai untuk mengingkirkan diagnosis lainnya (A., 2007). Seterusnya

dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan hal serius misalnya

yang ada pada Red Flags. Proses menyingkirkan kriteria Red Flags adalah penting

untuk mengetahui jika terjadi kelainan yang serius pada tulang belakang. Nilai

prediktif negatif pada Red Flags adalah tinggi sehingga jika tidak ada kriteria Red

Flags, kelainan yang serius pada tulang belakang dapat disingkirkan (Williams,

2004).

Pemeriksaan fisik pada nyeri leher adalah termasuk inspeksi, palpasi, Range

of Motion, pemeriksaan neuromuscular dan tes Provokatif (Gerard A. Malaga,

2012). Palpasi dilakukan dengan menilai pergerakan kepala, refleks dan kekuatan

otot leher. Keluhan hasil dari perlakuan hiperextensi, fleksi atau rotasi leher yang

tiba-tiba seperti pada Whiplash Injury yang sering pada kecelakaan adalah termasuk

kriteria eksklusi pada Non-spesific Neck Pain. Selain itu, nyeri leher lain seperti

acute torticollis yaitu spasm otot leher yang terjadi menyebabkan kelainan pada

posisi kepala leher atau radiculopati servikal yang gejalanya nyeri unilateral pada

leher, pundak dan lengan mengikuti dermatomal. Juga dapat dirasakan kelemahan

otot atau kesemutan pada servikal radikulopati. Nemun, kehadiran nyeri atau

parestesia pada lengan adalah tidak spesifik untuk nyeri akar saraf dan dapat terjadi

pada nyeri leher non-spesifik (Williams, 2004)

12
Pemeriksaan penunjang seperti X-ray, CT scan atau MRI tidak diperlukan

kecuali pada kasus-kasus yang serius (A., 2007) (Informed Health Online, 2015).

Nyeri leher non spesifik yang tidak mempunyai tanda khas pada pemeriksaan

penunjang menyebabkan pemeriksaan ini jarang dilakukan pada pasien nyeri leher

non-spesifik. Dengan tidak adnaya kriteria Red Flags, pemeriksaan seperti foto X-

ray tidak terlalu membantu malah dapat memberikan gambaran positif palsu pada

pasien (Williams, 2004).

2.6 TATALAKSANA NYERI LEHER NON SPESIFIK

Nyeri leher non-spesifik yang akut dapat diobati secara farmakologis dan

non-farmakologis. Terapi farmakologis misalnya dengan penggunaan obatan

misalnya paracetamol adalah pilihan pertama yang bagus kerna tidak terkait dengan

toksisitas gatrointestinal (SIGN, 2011), manakala non-farmakologi dapat dilakukan

dengan kompres hangat atau dingin, peregangan, pemijatan, traksi dan TENS

(transcutaneous electrical nerve stimulation) (Informed Health Online, 2015).

Terapi non-farmolakogi lain juga dapat berupa rehabilitasi biopsikososial,

akupuntur, edukasi dan penggunaan bantal khusus.

Pada keluhan nyeri leher yang ringan, pasien dapat mengangani nyeri

dengan penggunaan obat anti inflamasi non steroid, mengubah pola atau posisi

ergonomik tubuh saat bekerja, melakukan latihan dan peregangan pada otot leher.

Pasien juga dianjurkan menghindari duduk lama dengan posisi leher menetap atau

posisi leher dan kepala yang tidak baik dalam jangka waktu yang lama (Sunyue

Yue, 2017). Keluhan nyeri yang lebih parah atau serius harus dinilai oleh dokter

untuk merekomendasikan tatalaksana yang sesuai bagi pasien. Prognosis nyeri

13
leher akut biasanya membaik dalam beberapa minggu, namun ada kasus yang lama

kelamaan menimbulkan nyeri leher kronis (Williams, 2004).

2.7 DAMPAK NYERI LEHER NON SPESIFIK

Nyeri leher non-spesifik dapat memberikan dampak yang lebih rumit

dimana nyeri tersebut memberikan pengaruh dalam sosial, fizikal, psikologis dan

dapat menimbulkan disabilitas yang dihasilkan dari kompensasi nyeri tersebut

(Tsakitzidis Giannoula, 2009). Pergerakan atau postur yang menimbulkan nyeri

adalah hal yang tidak menyenangkan dan dapat mengganggu aktivitas harian.

Sebagai contoh, mahasiswa yang duduk di kelas dalam waktu yang lama, dengan

postur belajar tersendiri yang mungkin tidak ergonomis dan tidur dalam posisi yang

salah sangat rentan dengan terjadinya nyeri leher non-spesifik. Walaupun nyeri ini

self-limiting selama beberapa minggu setelah onset akan tetapi, jika berterusan

dapat menimbulkan nyeri kronis, dan seterusnya mulai memberikan efek negatif

dalam hidup seseorang seperti keterbatasan dalm gerakan sehari-hari,

meningkatnya uang biaya kesehatan, ketidakhadiran di tempat kerja atau kuliah dan

disabilitas. (Giannoula Tsakitzidis, 2013).

Nyeri leher/pundak merupakan faktor risiko untuk ketidakhadiran jangka

lama dalam kalangan pekerja kantor (Lars Landersen, 2011). Hal ini menunjukkan

bahwa nyeri leher adalah gangguan yang juga dapat mempengaruhi para mahasiwa

untuk melibatkan diri dalam perkuliahan maupun kegiatan lainnya di kampus.

Gejala nyeri semakin memburuk apabila aktivitas statis otot memanjang dan/atau

stres kerja yang repetitif, menyebabkan gangguan pada metabolik otot. (Lars

Landersen, 2011). Sepertimana yang sudah diketahui, aktivitas seharian seorang

14
mahasiswa majoritasnya terangkum dalam menjalani perkuliahan, mengerjakan

tugas, laporan, berolahraga, serta kerterlibatan dalam organisasi lainnya.

Menurut sebuah penelitian di German yang melibatkan 448 pasien di

praktek awam, depresi dan cemas adalah sangat signifikan dengan peningkatan

derajat nyeri leher (Eva Blozik, 2009). Ini menunjukkan bahwa tingkat depresi dan

cemas pada seseorang dapat berpengaruh terhadap nyeri yang dirasakan. Sebuah

penelitian tentang faktor psikologis dan disabilitas nyeri leher juga mendapatkan

faktor stres psikologis sangat mempengaruhi pada skoring Neck Disability Index

(Young SB, 2009). Ini menunjukkan bahwa faktor stress dan psikologis juga akan

berefek dalam penentuan tingkat disabilitas seseorang. Selain itu, sebuah studi

tentang nyeri kronik pada leher dan punggung bawah menunjukkan terjadinya

gangguan tidur pada pasien nyeri leher kronik. Daripada 118 pasien yang

menghadapi nyeri leher kronik atau Chronic Neck Pain (CNP), 41% dari pasien

yang mengalami kekurangan tidur atau sleep deprivation walaupun dibawah

pengobatan analgesia dan sebanyak 13% daripadanya mengalami kurang tidur yang

berat (Juraj Artner, 2012). Ini menunjukkan bahwa nyeri leher yang kronis

berpotensi mengganggu tidur seseorang walau dibawah pengaruh pengobatan

analgesia.

2.8 HUBUNGAN NYERI LEHER NON SPESIFIK TERHADAP NECK

DISABILITY INDEX (NDI)

Nyeri memberikan rasa yang tidak nyaman dan dapat menggangu

pergerakan, konsentrasi dan aktivitas seharian. Keluhan nyeri leher non-spesifik

adalah biasa di kalangan usia produktif terutamanya mahasiswa. Namun begitu

nyeri adalah suatu yang subjektif dirasakan oleh seseorang tergantung faktor-faktor

15
seperti psikologi, sosial dan emosional seseorang. Perbedaan individual dalam

pengalaman sensori adalah sengat penting dalam pengobatan nyeri. Tingkat nyeri

yang subjektif pada individu adalah penting untuk diagnosis dan pengobatan,

namun perbedaan dalam sensitivitas yang dirasakan dapat menyulitkan pengobatan

(C.Coghill, 2010). Pengukuran nyeri berdasarkan Visual Analogue Score (VAS)

adalah instrument yang sering digunakan namun dalam hal nyeri leher non-spesifik

tidak mencukupi jika hanya faktor nyeri yang dinilai untuk mengevaluasi tingkat

keparahan yang dihadapi oleh pasien.

Neck Disability Index adalah sebuah kuesioner yang dipublikasi pada tahun

1991 dan pada tahun 2008 telah direview kembali oleh penulis. NDI merupakan

kuesionair yang paling lama, paling banyak digunakan dan diterjemah untuk

assessment nyeri leher (Howell, 2011). NDI adalah intrumen yang digunakan untuk

mengetahui seberapa parah tingkat disabilitas yang dihadapi oleh seseorang.

Kuesioner yang merangkum 10 sesi ini telah teruji validitas dan riabilitas untuk

mengetahui disabilitas pada leher (Vernon, 1991) (Fairbank., 1980). NDI adalah

instrument yang valid untuk pengukuran nyeri leher dan diasbilitas pada pasien

dengan nyeri akut maupun kronik seperti pasien yang menghadapi disfungsi

musculoskeletal, Whiplash Associated Disorders dan Radikulopati Servikal

(Stratford PW, 1999).

Nyeri Leher Non-Spesifik adalah termasuk nyeri leher muskuloskeletal,

yaitu nyeri leher mekanikal tanpa kelainan pada struktur anatomis yang disebabkan

oleh postural strain, gerakan berulang, penggunaan yang berlebihan, immobilisasi

yang lama, dan postur yang salah dan buruk.

16
Neck Diability Index dapat menilai tingkat disabilitas yang dirasakan oleh

pasien dengan nyeri leher non-spesifik. Kuesioner ini yang merangkum 10 sesi

berikut :

1. Tingkat Nyeri

2. Perawatan diri

3. Mengangkat

4. Membaca

5. Sakit Kepala

6. Konsentrasi

7. Bekerja

8. Mengendarai

9. Tidur

10. Rekreasi.

Setiap sesi mempunyai ayat penyata yang harus ditandai oleh pasien tentang

keadaan yang dirasakan pada saat itu. Semakin tinggi nilai skoring semakin tinggi

persentasi disabilitas yang dihadapi.

17
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 KERANGKA TEORI

NYERI LEHER
NON SPESIFIK

DAMPAK Penyebab
TERHADAP
MAHASISWA  Riwayat nyeri leher sebelumnya.
 Berat tas dan cara pemakaian tas
sehari-hari.
 Posisi tertentu dalam waktu lama.
 Ketersediaan fasilitas tidak sesuai
pengguna
 Faktor individu (usia, jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan,
pengetahuan mereka tentang postur
yang benar).
 Faktor pribadi (stress, adaptasi
Gangguan Aktivitas Fisik postural dari nyeri lain dan kesehatan
psikologis, emosional)
 menurun produktivitas
kerja
 kurang aktif dalam
kegiatan belajar di
kampus  Rasa kurang sihat/lelah
 tidak hadir di tempat  Stres
kerja/kuliah  Nyeri kepala
 menurun minat terhadap  Gangguan tidur
aktivitas rutin  Sulit konsentrasi
 keterbatasan dalam
 Gangguan
pergerakan
psikologis/emosi
 Kualitas hidup
menurun

18
3.2 KERANGKA KONSEP

Berdasarkan kerangka teori, maka peneliti menyusun kerangka konsep seperti

berikut :

JENIS KELAMIN
PENGGUNAAN
GADGET
BERAT BADAN
DAN TINGGI
NYERI LEHER NON BADAN (IMT)
POSTUR
BELAJAR SPESIFIK

NECK
DISABILITY
LAMA INDEX (NDI)
BELAJAR

1. Tingkat nyeri
2. Perawatan Diri
3. Mengangkat
4. Membaca
5. Nyeri Kepala
6. Konsentrasi
7. Bekerja
8. Mengendarai
9. Tidur
: VARIABEL BEBAS 10. Rekreasi

: VARIABEL TERIKAT YANG TIDAK DIUJI

: VARIABEL TERIKAT YANG DIUJI

19
3.3 DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBJEKTIF

3.3.1 Nyeri Leher Non-Spesifik

Definisi operasional - Nyeri Leher Non-Spesifik adalah penentuan

mengenai nyeri leher yang dikeluhkan oleh pasien saat menghadapi Nyeri

Leher Non-Spesifik.

Kriteria objektif – Di perkirakan melalui keluhan yang memenuhi kriteria

Nyeri Leher Non-Spesifik.

3.3.2 Neck Disability Index

Definisi operasional – kuesioner untuk pengukuran nyeri leher yang

mempengaruhi kemampuan beraktivitas sehari-hari.

Kriteria objektif – Di perkirakan disabilitas ringan apabila skor adalah 0-

20%, disabilitas sedang apabila skor dari 20-40%, disabilitas berat apabila

skor 40-60% dan lumpuh apabila skor 60-100%.

3.4 VARIABEL PENELITIAN

Variabel bebas : Nyeri Leher Non-Spesifik

Variabel terikat : Neck Disability Index

3.5 HIPOTESIS PENELITIAN

1. Nyeri Leher Non-Spesifik adalah signifikan pada mahasiswa angkatan 2016-

2018 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun 2018.

2. Terdapat hubungan antara Nyeri Leher Non-Spesifik terhadap skoring Neck

Disability Index pada mahasiswa angkatan 2016-2018 Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin tahun 2018.

20
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional

terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan

2016, 2017 dan 2018.

4.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin mulai

Oktober 2018 sampai November 2018.

4.3 POPULASI PENELITIAN

Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa angkatan 2016, 2017 dan 2018 di

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

4.4 SAMPEL PENELITIAN

Sampel penelitian ini adalah bagian dari populasi yang diteliti, yang meliputi

mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

 Kriteria inklusi

1- Mahasiswa yang pernah mengalami nyeri leher.

2- Memenuhi kriteria nyeri leher non spesifik.

3- Mahasiswa dari angkatan 2016, 2017, 2018.

4- Mahasiswa yang bersedia menjadi responden.

 Kriteria eksklusi

1- Mahasiswa yang sedang menjalani perawatan nyeri leher.

21
2- Mahasiswa yang mengalami kelainan struktur anatomi pada leher.

3- Mahasiswa yang mempunyai penyakit mempengaruhi nyeri leher.

4.4.1 Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑2 )

Keterangan :

n = jumlah sampel

N= jumlah populasi

d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,05-0,1)

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 666 orang dan presisi yang

ditetapkan atau tingkat signifikansi adalah 0.1, maka besarnya sampel pada

penelitian ini adalah:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁( 𝑑2 )

666
𝑛=
1 + 666(0,12 )

666
𝑛=
1 + 666 (0,01)

666
𝑛=
1 + 6,66

𝑛 = 86.9 dibulatkan menjadi 87

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 87 sampel.

4.4.2 Teknik Pengambilan Sampel

22
Teknik pengambilan sampel adalah Quota Sampling di mana teknik ini

menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai

jumlah (kuota) yang diinginkan. Sampel adalah seluruh mahasiswa

angkatan 2016, 2017 dan 2018.

4.5 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.5.1 Sumber dan Cara Pengumpulan Data

Jenis sumber data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer ini

dikumpul dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner ini digunakan untuk

seluruh variabel penelitian, yang terdiri dari variabel bebas (nyeri leher non-

spesifik) dan variabel terikat (Neck Disability Index).

4.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

a. Nyeri Leher Non-Spesifik

Data Nyeri Leher Non-Spesifik diperoleh dari hasil pengisian

kuesioner oleh responden.

b. Disabilitas Nyeri Leher

Data Disabilitas Nyeri Leher diperoleh dari hasil pengisian Neck

Disability Index (NDI) oleh responden. Kuisioner ini terdiri dari 10 sesi

yang berisi ayat penyata. NDI adalah kuisioner yang sudah dibakukan,

bersifat tetap dan sudah teruji validitas dan realibilitas.

4.5.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah menggunakan

komputer. Peneliti menggunakan software SPSS 22 untuk mengolah data

dan melakukan analisis statistik di mana bagi analisis hubungan antara

variabel.

23
4.6 ETIKA PENELITIAN

Semua data yang telah diberikan oleh responden di atas kuisioner adalah

untuk kegunaan peneliti sahaja dalam menyelesaikan tugas penelitian ini.

Sebarang bentuk fotokopi data oleh pihak yang tidak berkepentingan adalah

tidak dibenarkan. Kerahasiaan data adalah di pertanggungjawabkan

sepenuhnya ke atas peneliti.

4.7 ALUR PENELITIAN

Melakukan proses Menepati kriteria


survey terhadap inklusi dan eksklusi
mahasiswi FK
UNHAS angkatan
2016-2018

Memberi kuisioner

Mengumpulkan
kuisioner daripada
mahasiswi FK
UNHAS angkatan
2016-2018

Mengeluarkan hasil Menganalisis, dan


penelitian mengolah data

24
Daftar Pustaka

A., B., 2007. The diagnosis and treatment of nonspecific neck pain and whiplash..
Eura Medicophys., 43(1), pp. 78-89.
Achmad Sofwan, S. B. S., 2009. Hubungan antara rasa nyeri di leher dengan
posisi melihat dekat ketika duduk membaca, menulis dan menggambar. Jurnal
Kedokteran Yarsi, 17(1), pp. 054-062.
C.Coghill, R., 2010. Individual Differences in the Subjective Experience of Pain:
New Insights into Mechanisms and Models. HHS Author Manuscripts, 50(9), pp.
1531-1535.
Clarissa, F., 2017. Prevalensi Nyeri leher Aksial pada Mahasiswa Program Studi
Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti, Jakarta: FKG - Usakti.
Crowther, E., 2010. Neck Pain Evidence Summary. Toronto: The Institute for
Work & Health (IWH).
D. G. Hoy, M. P. R. D. R. B., 2011. The Epidemiology of Neck Pain. 24(6).
Douglas AB, B. E., 2004. Evaluation and treatment of posterior neck pain in
family practice.. J AM Board Fam Pract., Volume 17, pp. 13-22.
Eva Blozik, D. L. C. H.-L. H. S. e., 2009. Depression and anxiety as major
determinants of neck pain: a cross-sectional study in general practice. BMC
Muskuloskeletal Disorders, Volume 10, p. 13.
Fairbank., J. e. a., 1980. The Oswestry low back pain disability questionnaire.
Physiotheraphy, 66(8), pp. 271-273.
Gerard A. Malaga, J. T. S. M., 2012. Neck Pain: Diagnosis And Management.
Practical Pain Management, 12(9).
Giannoula Tsakitzidis, R. R. W. D. e. a., 2013. Non-Spesific Neck Pain And
Evidence-based Practice. European Scientific Journal, 9(3).
Howell, E. R., 2011. The association between neck pain, the Neck Disability
Index and cervical ranges of motion: a narrative review. Journal of Canadian
Chiropractic Association, 55(3), pp. 211-221.
Hoy D., M. L. W. A. e. a., 2014. The global burden of neck pain: estimates from
the Global Burden of Disease 2010 study. 73(7).
Ida Bagud Gde Bayu, G. W. D. I. M. B. M., 2014. Hubungan Faktor Waktu Kerja,
Waktu Istirahat dan Sikap Kerja terhadap keluhan Nyeri Tengkuk pada Pengerajin
Ukiran Kayu. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(1), pp. 6-15.
Informed Health Online, 2015. PubMed Health. [Online]
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0084213/
[Accessed 29 August 2018].

25
Jacob M. Buchowski, M. P. K. B. M., 2012. Axial Neck Pain, Radiculopathy, and
Myelopathy: Recognition and Treatment. 11(7).
Juraj Artner, B. C. J.-A. S. S. K. F. L. e. a., 2012. Prevalence of sleep deprivation
in patients with chronic neck and back pain: a retrospective evaluation of 1016
patients. Journal of Pain Research, Volume 6, pp. 1-6.
Lars Landersen, K. H. O. S. M. e., 2011. Prevalence and anatomical location of
muscle tenderness in adults with nonspecific neck/shoulder pain. BMC
Musculoskeletal Disorders, Volume 12, p. 169.
McLean, S. M. S. K.-M. J. e. a., 2010. Risk factors for the onset of non-specific
neck pain: a systematic review. Journal of Epidemiology and Community Health,
67(7), pp. 565-572.
Mustafa Ahmed Alshagga, A. R. N. L. P. Y. e. a., 2013. Prevalence and factors
associated with neck, shoulder and low back pains among medical students in a
Malaysian Medical College. BMC Res Notes, Volume 6, p. 244.
Peter Rothfels, C. M. K. N., 2010. What's New in the Literature: Nonspesific
Neck Pain. BCMedical Journal, 52(3), p. 123.
Rantika, W. O., 2014. Studi Nilai Neck Disability pada pasien dengan cervical
syndrome di beberapa rumah sakit Kota Makssar, Makassar: Perpustakaan Pusat
UNHAS.
Rao, R., 2002. Neck Pain, Cervical Radiculopathy, and Cervical Myelopathy
:Pathophysiology, Natural History, and Clinical Evaluation. The Journal of Bone
and Joint Surgery, 84-A(10), p. 1877.
Shim, J. H., 2016. SPINE-health. [Online]
Available at: https://www.spine-health.com/conditions/neck-pain/diagnosing-
neck-pain
[Accessed 28 August 2018].
SIGN, 2011. Scottish Intercollegiate Guidelines Network. [Online]
Available at: www.sign.ac.uk
Stratford PW, R. D. B. J., 1999. Using the neck disability index to make decisions
concerning individual patients Physiotherapy Canada. Volume 2, pp. 107-122.
Sunyue Yue, Q. J. C. W. J. L., 2017. Risk factors of non-specific neck pain and
low back pain in computer-using office workers in China: a cross-sectional study.
BMJ Open, 7(4).
Tana L., D. T. S., 2009. Hubungan Lama Kerja dan Posisi Kerja Dengan Keluhan
Otot Rangka Leher dan Extrimitas pada Pekerja Garmen Perempuan di jakarta
Utara. 37(1).
Tsakitzidis Giannoula, R. R. e. a., 2009. Non-specific Neck Pain: Diagnosis and
Treatment, Brussels: KCE Reports 119C.

26
Vernon, H. a. S. M., 1991. The Neck Disability Index: a study of reliability and
validity. J Manipulative Physiol Ther, 14(7), p. 409.
Williams, N. a. H. J., 2004. Oxford textbook of primary medical care.. s.l.:Oxford
University Press.
Young Jun Shin, W. H. K. S. G. K., 2017. Correlations among visual analogue
scale, neck disability index, shoulder joint range of motion, and muscle strength in
young women with forward head posture. Journal of Exercise Rehabilitation,
13(4), pp. 413-417.
Young SB, A. C. B. J. O. W. R. J. M. J., 2009. Psychological factors and domains
of neck pain disability.. Pain Med, 10(2), p. 310.
Yunus, M. A. S., 2015. Hubungan Antara Beban Tas Punggung dengan Non
Spesific Neck Pain pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, s.l.:
s.n.

27
Lampiran

NECK DISABILITY INDEX QUESTIONARE

DIBACA: kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pengukuran nyeri leher yang
mempengaruhi kemampuan fungsional aktivitas sehari-hari. Jawablah pertanyaan
dengan melingkari SATU PILIHAN sesuai apa yang dirasakan. Jika ada rasa yang
lebih dari satu jawaban pilihan, LINGKARI PILIHAN YANG PALING
DIRASAKAN TERHADAP KELUHAN UTAMA SAAT INI.

Nama :
Umur:
Jenis Kelamin:
Berat Badan :
Tinggi Badan :
Alamat:
Hari dan Tanggal:

Saya menghadapi nyeri leher satu tahun terakhir: a. Ya b. Tidak

Nyeri yang dirasakan lebih 24 jam : a. Ya b. Tidak

Saya pernah menjalani perawatan nyeri leher : a. Ya b. Tidak

Saya sedang menjalani perawatan nyeri leher : a. Ya b. Tidak

Saya mengalami nyeri leher akibat suatu penyakit: a. Ya b. Tidak

Saya pernah mengalami kecederaan pada leher : a. Ya b. Tidak

28
SESI 1-Tingkatan Nyeri SESI 6- Konsentrasi
a. Sekarang saya tidak merasakan a. Saya dapat konsentrasi dengan baik
nyeri. tanpa adanya kesulitan.
b. Sekarang saya merasakan nyeri b. Saya sedikit kesulitan konsentrasi,
sangat ringan. tetapi masih dapat konsentrasi dengan
c. Sekarang saya merasakan nyeri baik.
sedang. c. Saya sedikit kesulitan konsentrasi.
d. Sekarang saya merasakan nyeri d. Saya memiliki kesulitan yang cukup
cukup hebat. besar unutk konsentrasi.
e. Sekarang saya merasakan nyeri e. Saya memiliki kesulitan yang sangat
sangat hebat. besar untuk konsentrasi.
f. Sekarang nyeri yang saya rasakan f. Saya tidak dapat konsentrasi pada
tidak tertahan. semua hal.

SESI 2-Perawatan Diri(Mencuci, SESI 7- Bekerja


berpakaian,dll) a. Saya dapat melakukan pekerjaan,
a. Saya dapat melakukan aktivitas sebanyak yang saya inginkan.
fungsional sehari-hari tanpa adanya b. Saya dapt melakukan pekerjaan
nyeri yang bermakna. sehari-hari, tetapi tidak berlebihan.
b. Saya dapat melakukan aktivitas c. Saya dapat melakukan pekerjaan
fungsional, tetapi saya merasakan sehari-hari, sesuai yang saya inginkan.
nyeri. d. Saya tidak dapat melakukan
c. Saya merasa nyeri saat melakukan pekerjaan sehari-hari.
aktifitas sehari-hari dan saya e. Saya kesulitan melakukan seluruh
melakukan perlahan dan hati-hati. pekerjaan.
d. Saya butuh bantuan untuk f. Saya tidak dapat melakukan seluruh
melakukan aktifitas fungsional sehari- pekerjaan.
hari, tetapi saya dapat melakukan
aktifitas tertentu.
e. Saya butuh bantuan pada semua
aktifitas fungsional sehari-hari.

29
f. Saya sulit untuk melakukan aktifitas
fungsional sehari-hari dan hanya
ditempat tidur.

SESI 3-Mengangkat SESI 8- Mengendarai


a. Saya dapat mengangkat sesuatu a. Saya dapat mngendarai sendiri
tanpa adanya nyeri. kendaraan saya, tanpa adanya nyeri
b. Saya dapat mengangkat sesuatu, pada leher.
tetapi adanya nyeri. b. Saya dapat mengendarai sendiri
c. Saya harus dengan posisi tertentu kendaraan saya, walaupun ada nyeri
yang benar untuk mengangkat sesuatu, ringan pada leher.
supaya tidak nyeri. c. Saya dapat mengendarai sendiri
d. Saya dapat mengangkat sesuatu kendaraan saya, walaupun ada nyeri
yang ringan sampai sedang dengan sedang pada leher.
posisi tertentu yang benar, supaya d. Saya tidak dapat mengendarai
tidak nyeri. sendiri kendaraan saya, karena ada
e. Saya dapat mengangkat sesuatu nyeri sedang pada leher.
yang sangat ringan. e. Saya kesulitan mengendarai sendiri
f. Saya tidak dapat mengangkat kendaraan saya, karena nyeri hebat
apapun. pada leher.
f. Saya tidak dapat mengendarai
sendiri kendaraan saya.

30
SESI 4-Membaca SESI 9-Tidur
a. Saya dapat membaca apapun, tanpa a. Saya tidak memiliki gangguan tidur.
menimbulkan nyeri pada leher. b. Ada sedikit gangguan tidur (kurang
b. Saya dapat membaca apapun, dari 1 jam, tak dapat tidur).
disertai nyeri sangat ringan pada leher. c. Ada gangguan tidur (1-2 jam, tak
c. Saya dapat membaca apapun, dapat tidur).
dengan nyeri sedang pada leher. d. Ada gangguan tidur yang cukup (2-
d. Saya tidak dapat membaca 3 jam, tak dapat tidur).
sebanyak yang saya mau, karena ada e. Tidur saya sangat terganggu (3-5
nyeri sedang pada leher. jam, tak dapat tidur).
e. Saya tidak dapat membaca sebanyak f. Saya tidak dapat tidur sama sekali
yang saya mau, karena sangat nyeri (5-7 jam).
pada leher.
f. Saya tidak dapat membaca apapun.
SESI 5- Sakit Kepala SESI 10- Rekreasi
a. Saya tidak mengeluh sakit kepala. a. Saya dapat melakukan semua
b. Jarang sekali, saya mengeluh sedikit aktivitas rekreasi, tanpa ada nyeri
sakit kepala. leher.
c. Jarang sekali, saya mengeluh sakit b. Saya dapat melakukan semua
kepala sedang. aktivits rekreasi, walaupun ada sedikit
d. Sering sekali, saya mengeluh sakit nyeri pada leher.
kepala sedang. c. Ada aktivitas rekreasi tertentu yang
e. Sering sekali, saya mengeluh nyeri tidak dapat saya lakukan, karena nyeri
kepala hebat. pada leher.
f. Saya mengeluh nyeri kepala hampir d. Saya hanya dapat melakukan
setiap saat. beberapa aktivitas rekreasi, karena
nyeri pada leher.
e. Saya kesulitan untuk melakukan
aktivitas rekreasi, karena nyeri pada
leher.
f. Saya tidak dapat melakukan
semua aktivitas rekreasi.

31
Jumlah Skor :………………

Jumlah Sesi :……………….. x 5 = ………………….

Hitung : …………/…………. x 100% = …………… disabilitas

TEKNIK PENILAIAN NECK DISABILITY INDEX QUESTIONAIRE

Tiap-tiap jawaban pada 10 sesi diatas, masing-masing diberikan nilai dari 0


sampai 5. Kemudian ditambahkan nilai tersebut (jumlah maksimal = 50)

Contoh:

Sesi 1 : Tingkatan Nyeri

G. – Sekarang saya tidak merasakan nyeri 0


H. – Sekarang saya merasakan nyeri sangat ringan 1
I. – Sekarang saya merasakan nyeri sedang 2
J. – Sekarang saya merasakan nyeri cukup hebat 3
K. – Sekarang saya merasakan nyeri sangat hebat 4
L. – Sekarang nyeri yang dirasakan tidak tertahankan 5

Jika 10 sesi telah dinilai, jumlahkan nilai pasien tersebut.

Jika ada sesi yang tidak diisi, maka jumlah skor dibagi dengan jumlah sesi
yang diisi, dikali 5.

FORMULA:
PATIENT’S SCORE / # OF SECTIONS COMPLETED x 5 x 100% =
….% DISABILITY

Contoh:

Jika 9 dari 10 sesi telah dilengkapi, berbagilah perolehan nilai pasien 9 x 5 = 45;
jika …..

32
Nilai pasien : 22

Jumlah sesi yang dilengkapi : 9 (9x5=45)


22/45 x 100 = 48% disabilitas

Interpretasi dari nilai disabilitas:

SCORE INTERPRETASI
0-20% Minimal Disability (ringan)
21-41% Moderat Disability (sedang)
40-60% Severe Disability (berat)
61-80% Crippled (lumpuh)
81-100% ~

Reference:
Fairbanks CT, Couper C, Davies JB, O’Brien JP. The Oswestry Neck Pain
Disability Ouestionnaire. Physio Ther 1980;66:271-273.

33

Anda mungkin juga menyukai