Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

REHAB/ PEMBANGUNAN JEMBATAN

Kegiatan : Rehab/Pemel. Jembatan Kec. Kejayan, Rejoso, Gondangwetan, Lumbang,


Nguling, Pasrepan, Wonorejo,
Pekerjaan : Rehab/ Pemb. Jembatan Ds. Jaragan - Ds. Pateguran (ljt)
Lokasi : Desa Jarangan, Kecamatan Rejoso

METODE PENCAPAIAN PROYEK


Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung dengan baik, harus ada kebijakan
mutu, waktu dan biaya, ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak
(software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) yang berupa
peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
 Time Schedule
Masa pelaksanaan sesuai waktu batas akhir kontrak akan diatur dalam rencana kerja
yang tertuang dalam satuan bobot kemajuan pekerjaan sesuai tahapan dan tata
urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dalam Time schedule disusun rencana
kerja dalam satuan mingguan yang menunjukkan rencana aktifitas dalam periode
mingguan yang akan dicapai. Idealisasi Kurva “S” harus membentuk “S” yang
menunjukkan rencana kemajuan pekerjaan yang berimbang, meningkat dan
mendekati kemajuan 100% pada minggu-minggu terakhir sehingga tercapai fisik
100%.
 Tenaga kerja
Personel yang terpilih yang berpengalaman dalam proyek harus ditempatkan sebagai
personel inti dalam organisasi proyek.
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan pekerjaan ini terdiri atas:
 Tenaga pimpinan dan staf teknis termasuk kepala pelaksana (site engineer)
 Tenaga operasional lapangan: pelaksana (supervisor), mekanik dan operator
 Pekerja: mandor, tukang, pembantu tukang, operator
 Bahan
Pemilihan bahan dan material utama, dilakukan sesuai sistem mutu ISO 9000, dimana
kontraktor mengajukan persetujuan pemakaian bahan sesuai spesifikasi teknis.
Untuk material pabrikan tertentu akan dilampirkan brosur-brosur dan spesifikasinya.
Pengujian mutu bahan juga akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya
spesifikasi yang disyaratkan. Untuk material alam seperti pasir, batu kali, batu pecah
didatangkan dari Leveransir atau UD. toko material, setelah mendapat persetujuan
dari direksi pekerjaan.

 Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya
serta sesuai dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni biaya hemat,
mutu akuran dan waktu tepat. Jadwal dan kebutuhan alat terlampir pada lembar
tersendiri.

Metode Pelaksanaan Rehab Jembatan 1


METODE PELAKSANAAN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Secara garis besar pekerjaan Rehab/ Pemb. Jembatan Ds. Jaragan - Ds. Pateguran (ljt) antara
lain:

1 DIVISI UMUM
1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

2 BANGUNAN ATAS JEMBATAN


7.1 (6) Beton mutu fc’= 25 MPa (K-300) Plat Jembatan + Railling
7.3 (1) Baja Tulangan BJ 24 Polos
7.3 (3) Baja Tulangan BJ 32 Ulir
7.4 (1) b Penyediaan Baja Struktur Girder WF 500.200.9.14
7.4 (2) b Pemasangan Baja Struktur Girder WF 500.200.9.14
7.4 (1) b Penyediaan Baja Struktur Diafraghma 1/2 WF 500.200.9.14
7.4 (2) b Pemasangan Baja Struktur Diafraghma 1/2 WF 500.200.9.14
7.4 (1) b Penyediaan Baja Struktur Ikatan Angin Bawah UNP 100.50.5
7.4 (2) b Pemasangan Baja Struktur Ikatan Angin Bawah UNP 100.50.5
7.13.(1) Penyediaan dan Pasang Pipa Railling GIP 2,5"
SUPL. 06 Pengecatan Permukaan Baja, Tiang Railling, Leuneng eks. Cat Metalik
SUPL. 08 Langsiran Baja Jembatan

3 OPRIT BARAT DAN TIMUR


3.1.(1a) Pembersihan semak-semak
3.1.(1a) Galian Tanah untuk kansteen
3.2.1 Timbunan Biasa pada berm kansteen
7.9 (1) Pasangan Batu 1 Pc : 4 Psr Dinding Oprit (tambahan Elevasi)
7.9 (1) Pasangan Batu 1 Pc : 4 Psr Leneng
2.9 Urugan pasir urug bawah paving, t=10cm
14.2 Pas. Paving Stone termasuk uskup 8 cm K300
14.4 Pas. Kansteen 50x30x15, K 300

4 BANGUNAN JEMBATAN PLAT DUICKER SISI BARAT


SUPL. 01 Pasang Bouwplank untuk Jembatan
3.1.(1a) Galian Tanah konstruksi (manual)
7.9.(1) Pasangan Batu 1 Pc : 4 Pasir
7.1 (6) Beton Dudukan, mutu fc’= 25 MPa (K-300)
7.3 (1) Baja Tulangan BJ 24 Polos
7.1 (6) Beton Plat Jembatan t= 25 cm, mutu fc’= 25 MPa (K-300)
7.3 (1) Baja Tulangan BJ 24 Polos
7.3 (3) Baja Tulangan BJ 32 Ulir
7.13 (1) Penyediaan dan Pasang Pipa Railling GIP 2,5"
SUPL. 06 Pengecatan Tiang Railling & Leuneng, Cat Besi

B. PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum melakukan pengukuran lapangan ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam hal
persiapan pekerjaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sbb:

Metode Pelaksanaan Rehab Jembatan 2


a. Perizinan/ Pemberitahuan
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pihak lain, seperti pemberi jasa, konsultan
pengawas, pihak aparatur desa dan kecamatan lokasi pekerjaan akan dibuatkan surat
pemberitahuan pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya apabila di lokasi pekerjaan
terdapat jaringan kabel tegangan tinggi, instalasi PDAM, serta adanya rencana
pengambilan tanah urugan, dan lain-lain, kontraktor akan mengajukan pemberitahuan
adanya pekerjaan sekaligus sebagai ijin pelaksanaan baik lisan maupun tertulis
sebelum pekerjaan dimulai.
b. Mobilisasi dan Demobilisasi
Segera setelah dikeluarkan SPMK, akan melaksanakan mobilisasi alat, tenaga dan
bahan awal yang diperlukan. Sumberdaya yang dimobilisasi akan disesuaikan dengan
urutan pekerjaan dan ketersediaan material dan kesiapan lapangan. Pada saat
pekerjaan selesai tentunya akan dilakukan penarikan semua personil dan peralatan
kerja yang telah dipakai pada lokasi pekerjaan.
c. Pengukuran/ Setting Out
Sebelum pelaksanaan, dilaksanakan pekerjaan setting out, dimana diperlukan Joint
Survey bersama-sama antara Kontraktor dan Pengawas Pekerjaan/ Direksi Lapangan.
Hasil survey akan dipakai untuk keperluan shop drawing dan perhitungan kuantitas
aktual volume pekerjaan (MC 0%). Dalam hal pengukuran akan dilakukan pengambilan
kelurusan rencana bangunan dengan as jalan sesuai rencana desain serta penentuan
peil elevasi terhadap dasar sungai. Untuk pelaksanaan pengukuran cukup dikerjakan
dengan alat-alat konvensional seperti lot timbang untuk ukur vertical, selang air
timbang untuk horizontal, rol meter. Namun apabila dirasa perlu oleh Direksi untuk
memakai Pesawat ukur maka harus disiapkan Water Pass dan atau Theodolit.
d. Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih untuk kantor lapangan / barak pekerja memanfaatkan fasilitas
PDAM. Sedangkan untuk air kerja untuk konstruksi digunakan air tanah dengan sumur
bor.
e. Penyediaan Listrik
Penyediaan listrik akan diadakan sekiranya diperlukan untuk penerangan di lokasi
pekerjaan, antisipasi ada pekerjaan lembur dan untuk penerangan kantor lapangan.
Daya listrik akan memakai fasilitas PLN dan atau Generator Set.
f. Persiapan Quality
Semua material alam seperti pasir cor, pasir pasang, batu pecah, tanah urug diambil
contoh dan dibuatkan jobmix formula beton dan nilai kepadatan tanah urug.

C. TEKNIS PELAKSANAAN

1.1 LINGKUP PEKERJAAN


a. Pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Jembatan Gantung Ds. Sugihan Kampak,
meliputi :
- Pekerjaan Bangunan Bawah
- Pekerjaan Bangunan Atas
- Pekerjaan Bangunan Pendukung (Oprit dan Plengsengan)

b. Lingkup pekerjaan yang dikerjakan tidak terbatas pada hal-hal diatas namun
menjadi tanggung jawab kontraktor sebagai berikut:
- Pengadaan tenaga kerja
- Pengadaan bahan/material
- Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan
yang ditugaskan
- Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja

Metode Pelaksanaan Rehab Jembatan 3


- Pembuatan As Build Drawing (gambar terlaksana)

1.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1.2.1 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
1. Pengukuran Tapak kembali.
Kontraktor akan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah dan bangunan eksisting, letak batas-batas bangunan eksisting
dan tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Jembatan
Dilaksanakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak atau kedudukan
bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah ditentukan, siku bangunan
maupun datar (water Pass) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan
memakai alat water pass / Theodolith.
Untuk mendapatkan titik Peil disesuaikan dengan notasi-notasi yang tercantum
pada gambar rencana, dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya antara
kondisi lapangan dengan gambar rencana, Pemborong harus melapor pada
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan BouwPlank
Pemborong akan bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
Bouwplank/ pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan
bench mark yang diberikan konsultan pengawas secara tertulis serta bertanggung
jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan
serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.

1.2.2 Papan Nama


Papan nama proyek dibuat 1 buah dan ditempatkan di lokasi yang strategis dan mudah
dilihat. Setidaknya papan nama proyek akan memuat nama proyek, nilai kontrak,
pemberi tugas, waktu pelaksanaan dan kontraktor pelaksanaan. Ukuran dan bentuk
mengikuti petunjuk direksi teknis.

1.2.3 Pembongkaran Jembatan Lama dan Pembersihan


Terkecuali diperintahkan lain, bangunan bawah jembatan dari struktur lama harus
dibongkar sampai dasar sungai asli dan bagian yang tidak terletak pada sungai harus
dibongkar paling sedikit 30 cm di bawah permukaan tanah aslinya. Bilamana bagian
struktur lama semacam ini terletak seluruhnya atau sebagian dalam batas-batas untuk
struktur baru, maka bagian tersebut harus dibongkar seperlunya untuk memudahkan
pembangunan struktur yang diusulkan dan setiap lubang atau rongga harus ditimbun
kembali dan dipadatkan sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang sah sebelum pekerjaan
pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang akan menjadi milik
Penyedia Jasa. Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang
diminta oleh Direksi Pekerjaan. Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk
dipertahankan atau diamanakan dapat dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

1.2.4 Tiang Pancang cerucuk bambu


Dipakai pemancangan Cerucuk bambu bongkotan dia. 10-15 cm. Sebelum dipancang
dilakukan preboring pada tanah titik pondasi cerucuk agar pemancangan tidak terlalu
berat yang mengakibatkan pecah kepala cerucuk. Apabila pecah harus dilakukan
pemotongan bagian yang pecah selama memenuhi panjang pancang rencana, bila tidak
memenuhi maka dianggap gagal dan diganti pada titik yang lain.

Metode Pelaksanaan Rehab Jembatan 4


1.2.5 Pondasi Sumuran
Yang dimaksud dengan Pondasi Sumuran adalah komponen struktur dari sumuran
beton yang berinteraksi langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang
akhir dan menyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah pendukung. Pekerjaan
Pondasi sumuran mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran berupa
beton gorong-2 dia. 80 cm, sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman, teliti, mematuhi undang-undang
keselamatan kerja, dan sebagainya.
b. Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah dilaksanakan dengan
tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dan kondisi tanah. Gangguan, pergeseran
dan goncangan pada dinding sumuran harus dihindarkan selama penggalian.
c. Dinding sumuran diturunkan dengan cara akibat beratnya sendiri, dengan
menggunakan beban tambahan (superimposed loads), dan mengurangi ketahanan
geser (frictional resistance), dan sebagainya
d. Dinding sumuran tidak boleh langsung diletakkan ke dalam lubang galian
e. Pengecoran beton dalam air umumnya harus dilaksanakan dengan cara tremi atau
pompa beton setelah yakin bahwa tidak terdapat fluktuasi muka air dalam sumuran
f. Air dalam sumuran umumnya tidak boleh dikeluarkan setelah pengecoran beton
untuk sumbat dasar sumuran
g. Sumuran harus diisi dengan beton siklop fc’ 15 MPa atau K-175 yang dicorkan di
atas lapisan beton kedap air mutu fc’20 MPa atau K-250 dengan tebal minimum 150
mm, sampai elevasi satu meter di bawah telapak pondasi.

1.2.6 Pekerjaan Tanah


1. Galian tanah
Galian tanah akan dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum didalam
gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level
bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus
segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan Pengawas sebelum galian
dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. Urugan Kembali
Pengurugan kembali bekas galian akan dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan
pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengurugan kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
3. Pemadatan Dasar Galian
Dasar galian harus rata/ water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-
bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galianakan dipadatkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
4. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian
Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus
membuat pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi kelongsoran pada
tepi galian. Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar 1:2
(Vertikal : Horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton terpasang,
maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran
terpal/kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun
sinar matahari.
5. Urutan Galian Pada Level Berbeda
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai dari
bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

Metode Pelaksanaan Rehab Jembatan 5


1.2.7 Pekerjaan Pasangan Batu Kali
Semua batu dibelah agar setidaknya mencapai tiga permukaan kasar dengan ukuran
yang mendekati sama. Sebelum dipasang batu terlebih dulu dibasahi hingga jenuh,
agar dapat menyatu dengan spesinya. Pasangan batu kali memakai komposisi 1Pc :
4Psr. Batu disusun sedemikian rupa hingga tidak memiliki siar yang segaris. Batu juga
dipasang mengikuti profil bowplank yang ditarik dengan 3 benang sejajar dengan jarak
+ 20 cm. Dipastikan semua permukaan batu diselimuti oleh spesi minimal 2 cm.

1.2.8 Pekerjaan Plester Siar


Pasangan Batu Kali pada sisi luar yang terlihat diplester siar 1Pc : 2Psr. Campuran
plesteran dibuat dari pasir halus yang dicampur dengan semen 1Pc : 2Psr . Semua Voeg
(siar) diantara pasangan batu kali pada harus dikeruk sedalam 1 cm, pada bagian luar
dalam Jenis siar adalah siar tenggelam.

1.2.9 Pekerjaan Plesteran


Campuran plesteran dilakukan pada top pasangan batu kali pada abutmen,
plengsengan, dan leneng yang dibuat dari pasir halus yang dicampur dengan semen
1Pc:4Psr. Untuk mendapatkan kelurusan dan kerapian maka harus mengikuti
benangan yang dibentangkan setiap + 5 meter. Untuk acian dipergunakan campuran Pc
dan Air. Perawatan plesteran dilaksanakan dengan penutupan hasil pekerjaan
menggunakan kertas semen, dan setelah kering dibasahi setidaknya selam 24 jam.

1.2.10 Pekerjaan Struktur Beton


Pada pekerjaan beton ini digunakan beton dengan mutu beton K-300. Pengujian
material yang akan digunakan diperlukan untuk membuat job mix design di
laboratorium terakreditasi. Dari mix design tersebut dibuat kotak pencampur
sederhana dari papan kayu ukuran 20x40x40 cm untuk PC 40 kg yang dapat dipakai
secara proporsional dan mudah pengawasan pelaksanaannya. Untuk pencampuran
material beton dipakai mixer beton molen kapasitas 1,25 liter. Pengambilan sampling
uji beton diambil setiap 5 m3 beton minimal 2 sampling benda uji.
Paling lambat 24 jam sebelum pelaksanaan pengecoran, harus dilakukan inspeksi
sekaligus ijin pengecoran kepada direksi lapangan. Inspeksi meliputi antara lain:
- Bekisting, yaitu kebersihan, ketepatan posisi, kelurusan dan stabilitas.
- Penulangan, meliputi kesesuaian jumlah, posisi dan jarak, ukuran, kebersihan besi
beton sesuai gambar desain dan spesifikasi.
- Kecukupan dan kondisi material
- Kecukupan dan kondisi alat utama dan pendukung
- Kebersihan permukaan beton lama yang akan dicor
- Pembasahan atau curing dilaksanakan sejak beton mengeras hingga umur 7 hari.
Proses pembasahan dilaksanakan terus menerus agar terhindar dari retak rambut
yang memperlemah hasil konstruksi beton.

1.2.11 Pekerjaan penulangan


Segera setelah gambar desain akhir disetujui, akan dibuat gambar kerja penulangan
serta daftar tulangan (‘buigstaat”) yang berisi informasi tentang nomor identifikasi,
panjang, bengkokan, jumlah serta berat masing-masing. Berdasarkan daftar tulangan
tersebut, tulangan akan dipotong dan dibengkok di “workshop” yang telah disetujui
oleh Direksi. Masing-masing jenis tulangan akan dikelompokkan dan diikat serta
diberi identifikasi yang berisi nomor, jumlah dan lokasi penggunaan.
Baik sebelum fabrikasi, setelah fabrikasi maupun penempatan sementara di lapangan,
besi beton harus diletakkan di atas dudukan kayu dengan jarak dan ketinggian
sedemikian sehingga tidak menyentuh tanah maupun aliran permukaan.

Metode Pelaksanaan Rehab Jembatan 6


1.2.12 Pekerjaan Bekisting
Bekisting terbuat dari multiplek dan didukung dengan kayu perancah, sehingga
mendapatkan permukaan beton yang exphosed. Untuk bekisting dinding selain
didukung dengan stoot kayu, juga dipakai sparator dan plasticone yang berfungsi
menjaga ketebalan dinding tidak berubah setelah di cor. Khusus bekisting plat,
ditunjang dengan perancah untuk memenuhi kekuatan dukung yang diperlukan.

1.2.13 Pelaksanaan Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


Pada lokasi urugan akan diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan
warna tertentu pula. Pengurugan akan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
lapisan maksimal 20 cm dan pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan
Maximum pada kadar air optimum yang ditentukan didalam gambar rencana.
Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan
harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan minimal 95 % kepadatan
laboratorium.

1.2.14 Pekerjaan Baja Struktur


a. Pada proses pembangunan struktur atas jembatan menggunakan rangka baja;
b. Sebelum mendatangkan material baja, maka dibuatkan request pengajuan material
dengan menyebutkan ukuran dan spesifikasi baja yang akan dipakai, dengan
mendapatakan petunjuk dan persetujuan direksi.
c. Rangka bidang utama adalah gelagar memanjang WF (Sesuai gambar rencana) dan
gelagar melintang 1/2WF. Dipasang setelah semua perlengkapan baut-baut /
beugel / plat dan lain-lainnya sudah dilaksanakan dengan baik dan sempurna serta
mendapat persetujuan dari Direksi. Adapun kebutuhan material pabrikasi baja dan
pelengkapnya antara lain sebagaimana terinci dalam RAB.
d. Sebelum atau sesudah dipasang, rangka baja akan dilakukan cat dasar atau di meni
besi secara merata; Semua bidang sambungan rangka baja akan dimeni terlebih
dahulu sebelum disetel dan pada bagian-bagian yang penting;
e. Bila dalam gambar tidak tertera maka Penyedia Jasa tetap harus mengerjakan
sesuai dengan petunjuk Direksi;
f. Pengelasan struktur baja dilakukan oleh seorang pelaksana pengelasan (whelder)
yang berpengalaman pada konstruksi baja dengan memakai las listrik.
g. Setiap pengelasan akan dilakukan pada semua titik sambungan tanpa terlewati
bagian yang harus disambung, dimana setiap kotoran yang menempel pada
pengelasan (tahi las) akan dibersihkan.
h. Tenaga yang melakukan erection harus tenaga yang sudah berpengalaman bekerja
di konstruksi baja. Hal ini penting karena baja merupakan pekerjaan pabrikasi
yang semua ukurannya pasti dan saling mengkait satu dengan yang lainnya.
Sebagai alat utama dalam melakukan erection akan dipakai crane diesel yang
mampu mengangkat berat baja utama sewaktu akan dipasang. Apabila
dilaksanakan rekayasa manual, harus diperhatikan faktor keselamatan pekerja,
material dan lingkungan pada saat launching baja struktur.

1.2.15 Railing Jembatan


a. Digunakan pipa galvanis 2,5” yang ditopang oleh pilar sandaran dari beton. Ukuran
dan jarak pilar sandaran disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Kualifikasi pipa GIP setara dengan pipa Galvanis tipe medium.
c. Apabila terjadi sambungan, harus ditempatkan pada titik pertemuan dengan pilar
railing jembatan, sehingga tidak terlihat adanya sambungan pipa.

Metode Pelaksanaan Rehab Jembatan 7


1.2.16 Pekerjaan Pengecatan Cat Minyak
d. Pekerjaan pengecatan dilakukan pada Muka Baja Konstruksi yang sebelumnya
telah dicat dasar meni besi, Tiang Railling Jembatan, Leuneng Jembatan, Patok Tolo
Plengsengan.
e. Warna sesuai petunjuk Direksi/ PPK sesuai standar warna dinas PU Bina Marga.
f. Sebelum pengecatan dilakukan, permukaan yang akan dicat sudah harus selesai
atau finish pekerjaan tidak kotor.

1.2.17 Pas. Paving Stone + uskup 8 cm K300


g. Pekerjaan paving digunakan untuk lapis permukaan oprit jalan untuk
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan jembatan.
h. Pola pemasangan paving stone mengikuti pola pasangan paving lingkungan
dimana tepi paving diberi paving uskup sebagai kuncian tepi sekaligus border
paving. Sebelum dipasang, tanah harus dipadatkan dahulu kemudian dilevelling
pasir urug 10 cm pada semua area rencana paving. Untuk mendapatkan kerataan
alas paving berupa pasir urug yang dijidar sesuai elevasi rencana.
i. Setelah paving dipasang harus dipadatkan dengan wales atau stamper plat sesuai
penawaran alat sampai tidak mengalami penurunan muka paving, kemudian
paving ditaburi pasir halus agar masuk ke nut-nut antar paving sehingga terisi
penuh dan tidak terjadi pergeseran letak paving.
j. Sebagai kendali mutu, setiap 1000 buah paving diambil sampel 10 buah untuk tes
mutu uji kuat tekan di laboratorium beton. Jumlah sampling bisa sesuai
kesepakatan dengan Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.

1.2.18 Pas. Kansteen 50x30x15, K 300


a. Pekerjaan kansteen digunakan untuk kuncian tepi lapis permukaan oprit jalan
yang menggunakan paving untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
jembatan.
b. Pola pemasangan kansteen mengikuti pola pasangan paving lingkungan dimana
tepi paving diberi paving uskup sebagai kuncian tepi sekaligus border paving.
c. Sebelum dipasang, galian tanah sebagai pondasi kansteen harus dilakukan dahulu
kemudian dilevelling pasir urug 10 cm pada semua alas pondasi kansteen untuk
mendapatkan kerataan alas
d. Kansteen dipasang dengan nut antar kansteen 2 cm untuk perekat spesi mortar
serapat antar kansteen.
e. Sebagai kendali mutu, diambil sampel untuk tes mutu uji kuat tekan di
laboratorium beton. Jumlah sampling bisa sesuai kesepakatan dengan Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas.

Metode Pelaksanaan Rehab Jembatan 8

Anda mungkin juga menyukai