Anda di halaman 1dari 10

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

1. ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan
metros yang berarti ukuran. Istilah tersebut berasal dai Bahasa Yunani. Jadi
dapat diartikan bahwa antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri
merupakan pengetahuan mengenai pengukuran dimensi tubuh manusia dan
karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat alat
atau benda benda yang digunakan oleh manusia.
Artopometri adalah suatu kumpulan data numeric yang berhubungan
dengan karakteristik fisik tubuh manusia seperti ukuran, bentuk, dan kekuatan
serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain
(Nurmianto, 1991). Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai
ukuran tubuh manusia. Sandjaja,dkk., 2010). Pengukuran antropometri adalah
pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang
anak menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur.
(Fida & Maya,2012).

2. PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk


mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak menggunakan alat ukur
tertentu, seperti timbangan, dan pita pengukur (meteran).

Secara umum, ukuran antropometri dikelompokkan menjadi dua yaitu:


 Tergantung umur
Dimana tergantung umur ini, yaitu hasil pengukuran
dibandingkan dengan umur. Misalnya, berat badan terhadap
usia, atau tinggi badan terhadap usia. Dengan pengukuran ini,
normal atau tidaknya seorang anak untuk ukuran seusianya
dapat diketahui.
 Tidak tergantung umur
Hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya
tanpa memperhatikan umur anak yang diukur. Misalnya,
beratbadan terhadap umum

3. JENIS - JENIS PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Dari beberapa ukuran antropometri, hal yang paling sering digunakan


untuk menentukan keadaan pertumbuhan anak pada masa balita (Fida &
Maya, 2012) adalah sebagai berikut:

a. Berat Badan
Berat badan termasuk salah satu ukuran antropometri yang terpenting
karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.
Beberapa hari setelah dilahirkan, berat badan anak bisa mengalami penurunan
yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal ini
dikarenakan keluarnya mekonium dan air seni yang belum di imbangi oleh
asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum lancar. Pada
umumnya, berat badan dapat kembali mencapai berat badan lahir pada hari
kesepuluh setelah lahir.
Anak yang sehat, kenaikan berat badan normal pada trimester pertama,
sekitar 700-1.000 g/bulan, trimester kedua sekitar 500-600 g/bulan, trimester
ketiga sekitar 350-450 g/bulan, dan trimester keempat sekitar 250-350
g/bulan.
Dari perkiraan, kenaikan berat badan tersebut, dapat diketahui bahwa
pada usia 6 bulan pertama, berat badan anak bisa bertambah sekitar 1kg/bulan.
Sedangkan, pada 6 bulan berikutnya, pertambahannya hanya 0,5 kg/bulan.
Sementara itu, pada tahun kedua, kenaikannya sekitar 0,25 kg/bulan. Setelah
anak berusia 2 tahun, maka kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu 2,3
kg/tahun. Dan, pada tahapan adolesensia (remaja), bisa terjadi pertambahan
berat badan secara cepat (growth spurt).
Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan
menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu:

a. Berat badan lahir rata-rata = 3,25 kg.


b. Berat badan anak pada usia 3-12 bulan bisa diukur menggunkan
rumus yaitu:
umur (bulan)+9 = n + 9
2 2
c. Berat badan anak pada usia 1-6 tahun, dapat diukur menggunakan
rumus berikut:
(umur (tahun) X 2) + 8 = 2n+8
d. Berat badan anak pda usia 6-12 tahun bisa diukur menggunakan
rumus berikut:
umur (tahun) X 7 – 5
2
b. Tinggi Badan
Sebelum usia seorang anak melebihi 2 tahun, maka tinggi badan masih
sering kali disebut panjang badan. Pada anak yang baru lahir, panjang
badannya sekitar 50cm. sedangkan pada tahun pertama, pertambahannya
sekitar 1, 25 cm/bulan (1,5 kali panjang badan lahir).
Bertambahnya tinggi badan tersebut berangsur-angsur berkurang
ketika anak mulai memasuki 9 tahun, yaitu sekitar 5 cm/tahun. Peningkatan
pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat terjadi ketika ia memasuki masa
pubertas, yakni 5-25 cm/tahun pada anak perempuan dan 10-30 cm/tahun
pada anak laki-laki. Dan, pertambahan tinggi badan mulai berhenti ketika
anak berusia 18-20 tahun.
Sebagaiman halnya berat badan, tinggi badan juga bisa diperkirakan
menggunakan rumus Behrman (1992), yaitu:
a. Perkiraan panjang lahir = 50cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 panjang badan lahir
c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 X panjang badan lahir
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 X panjang badan usia 1
tahun.
e. Usia 13 tahun = 3 X panjang badan lahir
f. Dewasa = 3,5 X panjang badan lahir atau 2 panjang badan 2 tahun.

c. Lingkar Kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahapan
perkembangan anak relative konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras,
bangsa, dan letak geografis. Setelah baru dilahirkan, ukuran lingkar kepala
anak yang normal adalah 34-35 cm. lalu, pertumbuhan kepala bertambah
sekitar 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi sekitar 44 cm.
Pada 6 bulan pertama setelah dilahirkan, pertumbuhan kepala anak
paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian pada tahun-
tahun pertama, lingkar kepala bertambah tidak tidak lebih dari 5 cm/tahun.
Setelah itu, pertumbuhan kepala (lingkar kepala) sampai usia 18 tahun hanya
bertambah sekitar 10 cm.

d. Lingkar Lengan Atas


Lain halnya dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan, pertambahan
lingkar lengan atas relative lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas berukuran
sekitar 11 cm. lalu, pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm.
Selanjutnya, ukuran tersebut tidak banyak berubah hingga usia anak mencapai
3 tahun.
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan
lemak dan otot yang tidak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna
untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.

e. Lingkar Dada

Sebagaimana halnya lingkar lengan atas, pengukuran terhadap lingkar


dada juga jarang dilakukan. Biasanya, pengukuran hanya dilakukan saat
bernapas biasa ( mid respirasi) pada tulang xifoidius (insicura substernalis).
Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang
lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.

1. Persiapan yang dilakukan dalam melakukan pengukuran antropometri

Adapun persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran


antropometri pada anak yaitu:

a. Persiapan klien
b. Persiapan alat
 Timbangan untuk mengukur Berat badan
 Meteran untuk mengukur panjang badan, lingkar kepala, lingkar
lengan atas, dan lingkar dada

4. CARA MENGUKUR BERAT BADAN, TINGGI BADAN, LINGKAR


KEPALA, LINGKAR LENGAN ATAS, LINGKAR DADA
a. Berat Badan
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan:
1. Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat.
2. Memberi gambaran status gizi sekarang dan gambaran yang baik
tentang pertumbuhan.
3. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan
luas.
4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan
pengukur.
5. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik
untuk pendidikan dan monitor kesehatan anak menggunakan juga berat
badan sebagai dasar pengisian.

Cara Mengukur Berat Badan (BB)


a) Cara mengukur menggunakan timbangan bayi
1. Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2
tahun atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.
2. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah
bergoyang.
3. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjyk ke angka 0.
4. Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki sarung tangan.
5. Baringkan bayi dengan hati-hati diatas timbangan.
6. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
7. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
8. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerak jarum, baca angka
ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
b) Cara mengukur menggunakan timbangan injak
1. Letakkan timbangan dilantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak.
2. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
3. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai
alas kaki, jaket, topi jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu.
4. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
7. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerak jarum, baca angka
ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
b. Tinggi Badan
Cara mengukur panjang badan/tinggi badan yaitu ada dua yaitu:
a. Cara mengukur dengan posisi berbaring
1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
2. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar
3. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
4. Petugas 1: Kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap
menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala)
5. Petugas 2: tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki.
6. Petugas 2: membaca angka ditepi luar pengukur.
b. Cara mengukur dengan posisi berdiri
1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
2. Berdiri tegak menghadap kedepan.
3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
5. Baca angka pada batas tersebut.
 Pengukuran Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)
 Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara
di atas.
 Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan
hasil pengukuran.
 Pilih kolom berat badan untuk laki-laki atau perempuan sesuai
jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat
dengan berat badan anak.
 Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk
mengetahui angka standar deviasi (SD).
 Interpretasi
 Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik
 Kurus : < - 2 SD s/d 3 SD atau Gizi kurang
 Kurus sekali : < - 3 SD atau Gizi buruk
 Gemuk : > 2 SD atau Gizi lebih
 Intervensi
Lihat Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk, Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS).
c. Lingkar Kepala
Cara pengukuran Lingkar Kepala pada anak yaitu:
1. Siapkan pita pengukur (meteran)
2. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau
supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior.
Kemudian, tentukan hasilnya
3. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
4. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut
umur dan jenis kelamin anak.
5. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang.
 Interpretasi
 Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam “jalur hijau”
maka lingkaran kepala anak normal.
 Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar “jalur hijau”
maka lingkaran kepala anak tidak normal.
 Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2, yaitu makrosefal bila
berada di atas “jalur hijau” dan mikrosefal bila berada di bawah
“jalur hijau”.
 Intervensi
Bila ditemukan mikrosefal atau makrosefal segera dirujuk ke rumah
sakit.
d. Lingkar Lengan Atas
Cara pengukuran lingkar lengan:
1. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada
lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku.
Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas
lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga
ukurannya lebih stabil.
2. Tentukan posisi pangkal bahu
3. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain atau
pakaian
4. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak
tangan kearah perut.
5. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku siku dengan
menggunakan pita pengukur dan beri tanda dengan pulpen.
6. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas sesuai dengan tanda
yang telah dibuat. Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat
pengukuran.
7. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada
pita pengukur
8. Catat hasil pada KMS.
e. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang
dilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid
respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran
lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih
besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.

Cara pengukuran lingkar dada adalah :


1. Siapkan pita pengukur
2. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada (pada tulang
xifoidius)
3. Catat hasil pengukuran pada KMS

Anda mungkin juga menyukai