Tingkat Depresi Pada Lansia Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Dan Dukungan Sosial
Tingkat Depresi Pada Lansia Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Dan Dukungan Sosial
id
TESIS
Oleh:
ANIK SUPRIANI
NIM : S540809103
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
DAN JOMBANG
DISUSUN OLEH:
ANIK SUPRIANI
S540809103
Dewan Pembimbing
Pembimbing I
Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd ....................... ..................
NIP. 19440404 197603 1001
Pembimbing II
Eti Poncorini, dr. MPd ........................ ....................
NIP. 197503112002122002
Mengetahui
Ketua Program Kedokteran Keluarga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
Disusun Oleh:
Anik Supriani
S540809103
Ketua
Prof. Dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK ....................... ...............
NIP. 19480313 197610 1001
Sekretaris
Dr. Nunuk Suryani, MPd ......................... ................
NIP. 196611081990032001
Anggota
Mengetahui
Ketua Program Studi Kedokteran Kelurga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK .......................... ..................
NIP. 19480313 197610 1001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
PERNYATAAN
NIM : S540809103
Lansia Ditinjau Dari Tipe Kepribadian dan Dukungan Sosial Di UPT Panti
Werdha Mojopahit Mojokerto Dan Jombang adalah karya sendiri. Hal-hal yang
bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam
daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh tersebut.
Anik Supriani
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas limpahan berkat dan
judul “Tingkat depresi pada lansia ditinjau dari tipe kepribadian dan dukungan
sosial di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto” Usulan penelitian tesis ini
dapat tersusun berkat adanya dukungan, doa, bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak.
1. Prof. Dr. H. Moch. Syamsul Hadi, dr, Sp.Kj (K), selaku Rektor
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan wawasan
ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan usulan penelitian ini.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan surat
keputusan pengangkatan Dosen Pembimbing tesis mahasiswa program
studi Magister Kedokteran Keluarga.
3. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes, selaku Ketua
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menempuh pendidikan di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga.
4. Pancrasia Murdani, dr, MHPEd, selaku Ketua Minat Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah menyetujui permohonan ijin penelitian.
5. Prof. Dr. Samsi Haryanto,MPd, selaku dosen pembimbing I yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam penulisan usulan
penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
7. Kepala UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto dan Jombang yang telah
8. Seluruh Dosen dan staff Akper Kosgoro yang telah memberikan masukan
ususlan penelitian tesis ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan. Akhir kata, penulis
berharap semoga ususlan penelitian tesis ini dapat dilanjutkan dan bermanfaat
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS................................................................... iii
PERNYATAAN.................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL................................................................................................ ix
DAFAR GAMBAR.............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xi
ABSTRAK............................................................................................................ xii
ABSTRACK......................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian....................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESIS............. 8
A. Konsep Teori................................................................................................ 8
1. Konsep Dasar Lansia.................................................................................8
2.Konsep Dasar kepribadian..........................................................................20
3. Konse Dasar Dukungan Sosial..................................................................34
B. Penelitian Yang Relevan........................................................................... 50
C. Kerangka Berpikir..................................................................................... 51
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................. 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 55
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 55
B. Waktu dan Lokasi Penelitian................................................................... 55
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
DAFTAR TABEL
Tipe Kepribadian.................................................................................. 70
Dukungan Sosial................................................................................... 71
Tabel 14. Hasil Analisis Friedman Test Interaksi Pengaruh Tipe Kepribadian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
DAFTAR GAMBAR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 11. Hasil Uji Statistik Person Produck Moment Tingkat Depresi.......121
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
ABSTRACT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan menurunnya
proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah
pada usia sekitar 60 tahun (Pudjiastuti, 2003). Ada faktor-faktor risiko yang
mempengaruhi penuaan, yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Salah satu
sangat berpengaruh sejak muda hingga setelah memasuki masa lansia. Sedangkan
dengan tetap tinggal bersama keluarga dan ada pula yang hidup dipanti. Lansia
yang tinggal dipanti memiliki sisi positif, lingkungan panti dapat memberikan
sebaya (Soepangat, 2004). Dalam segi perawatan yang diberikan, petugas dipanti
kualitas hidup dari segi fisik maupun mental dalam kondisi stabil. Kecemasan
yang terjadi pada lansia dapat menciptakan mekanisme pertahanan yang negatif
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
lansia yang banyak mengatakan merasa sedih jauh dari keluarga , merasa tidak
berguna dan berharga. Selain itu banyak lansia yang habis pensiun kemudian
masuk panti merasa sudah tidak berguna dan berkurang hubungan dengan
masyarakat. diharapkan keadaan lansia bisa dalam kondisi sehat fisik maupun
mental. Tapi pada kenyataannya tidak semua penghuni panti dalam kondisi mental
yang stabil. Didapatkan lansia yang mengalami depresi dipanti jompo 21% dari 70
paranoid dan sebagainya. Pada lansia, depresi merupakan salah satu problem yang
sering ditemukan. . Tahun 2015 jumlah lanjut usia diperkirakan mencapai 24,5
juta orang (Sikhan,2009). Di Jawa Timur jumlah lanjut usia mencapai 3,5 juta
orang lansia (BPS 2003). Selain itu berdasarkan data terbaru tahun 2010 yang
didapatkan dari Dinas Sosial Mojokerto bahwa jumlah lanjut usia yang ada di
Mojokerto kurang lebih sekitar 2000 jiwa. Prevalensi depresi pada lansia 15 -
20% dari populasi usia lanjut di masyarakat menderita depresi (Darmodjo, 2004).
Pada tahun 2020 depresi akan menduduki urutan teratas dari negara berkembang
termasuk Indonesia (FKUI, 2000). Menurut the national old people’s walfare
council di Inggris yang dikutip oleh Nugroho (2000) menyatakan bahwa depresi
merupakan salah satu penyakit atau gangguan umum pada lansia yang menduduki
rangking atas. Pada usia lanjut, dimana stressor sering menyebabkan depresi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
kemampuan beradaptasi sudah menurun, akibat depresi pada usia lanjut sering
kali tidak sebaik usia muda (Van der Carmmen dikutip Darmojo, 2004). Adanya
depresi yang berkelanjutan dengan disertai gejala rasa putus asa, rasa cemas yang
hebat, rasa tidak berharga lagi, gangguan nafsu makan, gangguan tidur berat, serta
gangguan afektif yang ditandai dengan hilangnya minat atau kesenangan dalam
aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari dan pada waktu yang lampau
hubungan yang signifikan dengan tingkat depresi pada lansia yang berarti semakin
baik dukungan keluarga yang diterima lansia semakin kecil kemungkinan untuk
terjadi depresi pada lansia tersebut. Dukungan sosial berasal dari seorang yang
mempunyai ikatan emosi sangat mendalam, keluarga, teman, petugas panti, orang
yang sangat dipercaya atau orang yang sangat dicintai, sangat besar manfaatnya
bagi seseorang yang apabila tidak terpenuhi akan menyebabkan depresi (Kuntjoro,
adalah tipe kepribadian introvert yang timbul rasa kurang percaya diri,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
depresi (Ingram, 2003). Dari aspek biologis lansia mengalami kehilangan dan
kerusakan banyak sel-sel syaraf maupun zat neurotransmitter. Depresi pada usia
lanjut seringkali kurang atau tidak terdiagnosis karena kombinasi beberapa gejala
gangguan depresi (Darmojo, 2004). Menurut Ericson tahap lansia sebagai tahap
integrity versus dispair yakni individu yang cukup melampaui tahap ini akan
kehidupan. Sebaliknya mereka yang gagal akan melewati tahap ini dengan penuh
(FKUI, 2000). Sukses tidaknya seseorang melewati tahap ini dipengaruhi oleh
maturitas kepribadian, tekanan hidup yang dihadapinya, dan dukungan dari sosial
sekitar. Hampir semua orang sekali waktu dalam hidupnya pernah memiliki
pikiran untuk lebih baik mati saja. Motivasi ini sangat kompleks. Apakah buah
pikiran itu akan menjadi perbuatan atau tidak, tergantung pada keadaan
lingkungan sosial dan fisik, serta juga pada keadaan jiwa maupun badan orang itu.
Pada lansia yang mengalami depresi yang berkelanjutan akan mengalami krisis
mental, bilamana tidak teratasi maka individu yang bersangkutan akan jatuh
kedalam keadaan yang lebih buruk lagi (bunuh diri) (Maramis, 2004).
Melihat keragaman masalah atau dampak akibat depresi pada lansia dan
panti dapat mengetahui hubungan tipe kepribadian dan dukungan sosial dengan
depresi pada lansia. Pengelola panti dapat memberikan intervensi untuk mencegah
atau mengurangi depresi pada lansia, yaitu dengan cara mengembangkan persepsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
diri lansia yang positif dan realistik sesuai tipe kepribadian; mengatasi kesedihan
pelaksanaan aktivitas sehari-hari dan evaluasi potensi diri lansia; jalin hubungan
B. Identifikasi Masalah
1. Dukungan sosial yang baik dapat menurunkan terjadinya depresi pada lansia.
lansia.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan uraian di depan agar permasalahan yang dikaji tidak terlalu
D. Rumusan Masalah
Mojokerto?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
dukungan sosial kurang dan baik terhadap tingkat depresi pada lansia di UPT
sosial terhadap tingkat depresi pada lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto?
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
sosial terhadap tingkat depresi pada lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto.
2. Tujuan Khusus
dan ekstrovert) terhadap tingkat depresi pada lansia di UPT Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto.
sosial kurang dan baik terhadapap tingkat depresi pada lansia di UPT
Mojopahit Mojokerto.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
keadaan depresinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
BAB II
A. Konsep Teori
a. Definisi lansia
“Manusia usia lanjut (Growing old) adalah seseorang yang karena usianya
60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial)
maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam
b. Batasan-batasan lansia
tahun.
b) Lanjut usia atau elderly ialah kelompok usia 60 tahun sampai 70 tahun
c) Lanjut usia tua atau old ialah kelompok usia 75 tahun sampai 90
tahun.
d) Usia sangat tua atau very old ialah kelompok usia diatas 90 tahun.
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
a) Usia dewasa muda atau elderly adulthood yaitu usia sekitar 18 tahun
b) Usia dewasa penuh atau midlle years atau maturitas yaitu usia 25
c) Lanjut usia atau geriatric age yaitu usia lebih dari 65 atau 70 tahun,
spesies tertentu. Tiap spesies didalam inti selnya mempunyai suatu jam
genetik yang telah diputar menurut replikasi tertentu. Jam ini akan
jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal
akhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat imia dapat
radiasi atau tercemar zat kimia yang bersifat karsinogenik atau toksik
antigen permukaan sel maka hal ini dapat menyebabkan sistem imun
perbedaan efek menua pada setiap individu, dapat lebih cepat atau
pola makan, aktivitas atau perilaku lainnya tidak bisa sama dengan
berbagai penyakit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
1) Perubahan fisik
(a) Sel
dengan stress
diatas 65 tahun.
meningkatnya kerotin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
sinar
berkurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
(4) Lambung
(5) Liver
(1) Ginjal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
(3) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia
diatas 65 tahun.
(5) Vagina
(3) Pituitari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
vaskularisasi.
(2) Kiposis
tingginya berkurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
2) Perubahan mental
b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan (hereditas)
e) lingkungan
3) Perubahan psikososial
a) Pensiun
timbul depresi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
4) Perubahan spiritual
1) Depresi
2) Gangguan pendengaran
3) Bronkitis kronis
6) Anemia
7) Demensia
8) Gangguan penglihatan
9) Ansietas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
a. Definisi kepribadian
terhadap lingkungannya.
yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-
terhadap segala rangsang, baik yang datang dari dalam dirinya maupun
hidupnya.
4) Kepribadaian adalah struktur yang terdiri dari tiga sistem, id, ego dan
superego.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
individu.
terhimpun dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri
terhadap segala rangsang, baik yang datang dari luar dirinya atau lingkungannya
(eksternal) maupun dari dalam dirinya sendiri (internal) sehingga corak tingkah
lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.
Dengan kata lain, segala tingkah laku individu adalah manifestasi dari kepribadian
yang dimilikinya sebagai perpaduan yang timbul dari dalam diri dan
lingkungannya.
dikatakan bahwa kepribadian merupakan suatu hasil dari fungsi keturunan dan
lingkungan.
seseorang akan sangat berpengaruh sejak muda hingga setelah memasuki masa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
kepribadian, yaitu:
1) Heredity
yang berbeda-beda. Dalam hal ini kita perlu percaya kepada hasil studi
terbukti kepribadian mereka sama juga; dan kesamaannya itu tidak dapat
disimpulkan bahwa heredity dalam hal ini merupakan faktor yang lebih
2) Pengalaman
berubah oleh interaksinya dengan orang tua, teman main, sanak keluarga
dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
rasa aman dan perasaan saling menghargai satu sama lain yang selaras
atau mengimbangi situasi yang ada di luar rumah, maka anak-anak akan
3) Kebudayaan
Tingkah laku dapat diwariskan orang tua kepada anak, karena anak
dilakukan orang tua dan orang lain yang dekat dengan nya. Banyak
umumnya. Menurut ahli psikologi, pola kepribadian ini terdiri dari dua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
bagian: sebagian disebut “The Concept of Self” yang merupakan core atau
pusat atau terasnya bentuk kepribadian kita: dan sebagian lainnya disebut
“Trait” yang merupakan kemudi atau rodanya kepribadian itu. “Trait” ini
berhubungan erat dan dipengaruhi oleh bagian pusat (self concept). Jadi
konsep ini terbentuk dari respon atau penerimaan orang terhadap dirinya.
Sedangkan “Ideal self concept” adalah gambaran orang mengenal apa yang
psyche adalah totalitas dari semua peristiwa psikis, baik yang sadar meupun
terhadap dunia luar. Alam sadar ini tidak lain adalah ego. Alam tak sadar
kreatif yang kekal dari kesadaran” kata Jung. Karena itu ketidaksadaran
d. Tahapan kepribadian
yaitu:
menerima objek serta orang baru; bayi yang lain mungkin pasif, tekun
berkonsentrasi pada suatu aktifitas, dan takut pada hal-hal yang baru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
selanjutnya.
harus mempelajari sikap dan pola perilaku yang baru pengganti perilaku
dan sikap yang ditinggalkan. Akibat sikap peralihan ini remaja bersikap
jangan terlalu di perintah seperti anak kecil, tetapi di lain pihak segala
masa lalu anak merasa puas apabila dirinya telah menjadi sama dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
konsisten dari situasi yang satu ke situasi yang lain dan di sepanjang
waktu. Teori trait berasumsi bahwa sifat (trait) kepribadian dasar tertentu
hari dan sampai tahap tertentu selama hidup. Jadi, bila orang tampak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
yang akan menjadi ciri orang itu sepanjang hidupnya. Dipandang dari
pada sikapnya terhadap dunia luar dan dunia batiniah sendiri yaitu tipe
Menurut Jung ekstrovert berarti minat yang terarah keluar (termasuk dunia
dari dirinya; pikiran perasaan, cita-citanya sendiri yang menjadi sumber dan
berat cara hidupnya bukan masa lampau atau masa mendatang) dan mereka
dan para ekstrovert lebih suka cepat bertindak serta mudah membuat
terakhir. Ada tiga dimensi yang tergabung dalam sifat introvert yaitu:
Diantara itu, masih ada suatu tipe kepribadian yang tidak dapat
tipe ditengah-tengah introvert dan ekstrovert ini dalam psikologi disebut tipe
“ambivert”. Tipe ini memiliki lima ciri atau sifat tertentu yang masih
berkaitan, yaitu: minat yang berubah, segan atau malu bergaul, suka
kompensatoris. Biasanya salah satu jadi dominan. Unsur yang inferior selalu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
kadang kala ada muncul bentuk-bentuk tingkah laku yang primitif atau
neurotis.
1. Ekstrovert
untuk bersama orang lain atau hadir dalam acara-acara sosial. Dia juga tidak
merasa kaku untuk berbicara didepan khalayak ramai yang belum dikenal. Dia
mudah bergaul dan menyenangi bertemu dengan orang-orang baru, dia tidak
Kelemahan dirinya adalah dia bisa hanyut terbawa arus dunia luar
2. Introvert
tingkah lakunya lamban dan ragu-ragu (Kartini, 1996). Dia lebih senang
menyendiri, tidak suka dengan orang baru, tidak suka bicara didepan umum,
tidak suka menonjol. Dia tidak berani memulai percakapan, khususnya dengan
orang baru. Dia terlihat kaku bila bersama dengan orang banyak, apalagi orang
yang tidak dikenal. Dia juga mudah tersinggung oleh lelucon yang mengenai
dirinya. Dia juga kurang percaya diri, pemalu dan pendiam (Iskandar, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
3. Ambivert
f. Tes kepribadian
Pada tes ini penderita diminta memberi jawaban ya atau tidak pada
penurunan atau normalnya skala. Pada penelitian ini dikaji skala kepribadian
Pada tes ini jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban yang ada.
Diberi nilai 1 untuk jawaban yang cocok dan nilai 0 untuk jawaban yang
tidak cocok.
a.Ekstrovert 13 – 24
b.Introvert ≤ 12
Ekstrovert
terutama orang-orang yang iri pada anda. Selain itu anda juga jarang
tidak mau kalah. Sahabat anda menyebut anda periang, suka bergaul,
Ambivert
malu, tetapi kalau terpaksa baru mau maju. Anda perlu dorongan yang
kuat baru bisa keluar dari benteng anda. Musuh-musuh anda menyebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
3) Introvert
Malas bergaul dan belajar, memilih teman hanya sesuai dengan anda,
baru mau bergaul. Suka menyendiri dan sering frustasi. Teman anda
melihat anda sebagai orang yang sulit diajak bergaul. Anda rendah diri,
nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
dan dicintai.
Menurut House (dalam Smet, 1994) bentuk dukungan sosial antara lain:
kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau
hampir sama.
dari orang lain, dukungan ini berupa rasa simpatik, empati, cinta,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
Menurut Rook dan Dooley (1985) ada dua sumber dukungan sosial
yaitu sumber artifisial dan sumber natural. Dukungan sosial yang natural
keluarga (anak,istri, suami dan kerabat), teman dekat atau relasi, dan orang
pekerja sosial). Dukungan sosial ini bersifat non-formal. Sementara itu yang
sosial yang disebut sebagai “The Social Provision Scale”, dimana masing-
rasa aman bagi yang menerima. Orang yang menerima dukungan sosial
semacam ini merasa tenteram, aman dan damai yang ditunjukkan dengan
sikap tenang dan bahagia. Sumber dukungan sosial semacam ini yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
paling sering dan umum adalah diperoleh dari pasangan hidup, atau
anggota keluarga atau teman dekat atau sanak keluarga yang akrab dan
memiliki hubungan yang harmonis. Bagi lansia adanya orang kedua yang
(moral support).
ringan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Hal itu semua merupakan
atau lembaga. Sumber dukungan sosial semacam ini dapat berasal dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
keluarga atau lembaga ata instansi atau perusahaan ata organisasi dimana
mengundang para lansia pada setiap event atau hari besar untuk
pegawai yang masih berusia produktif. Contoh: Setiap hari besar TNI
maka para mantan pejabat yang telah pensiun atau memasuki masa lansia
biasa diundang hadir dalam upacara atau pun resepsi yang diadakan oleh
Instansi tersebut.
Dalam dukungan sosial jenis ini, lansia mendapat dukungan sosial berupa
pada umum berasal dari keluarga. Untuk lansia yang tinggal di lembaga,
misalnya pada Sasana Werdha ada petugas yang selalu siap untuk
5) Bimbingan (Guidance)
Dukungan sosial jenis ini adalah berupa adanya hubungan kerja atau pun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
bersumber dari guru, alim ulama, pamong dalam masyarakat, figur yang
sebabnya sangat banyak lansia yang merasa sedih dan kurang bahagia
beban bagi seorang atau sekelompok orang yang menghadapi masalah yang
dekat, sahabat, orang yang sangat dipercaya atau orang yang sangat dicintai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
semangat hidupnya, menyadarkan bahwa masih ada orang lain yang peduli,
1) Informasi
2) Perhatiaan emosional
3) Bantuan Instrumental
Memberikan dukungan baik sarana maupun materi saat tidak atau sedang
menghadapi masalah.
4) Penilaian positif
masalah.
a. Definisi depresi
sehari-hari dan pada waktu yang lampau (Townsend, 1998). Rentan respon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
emosi individu dapat berfluktuasi dalam rentan respon emosi dari adaptif
b. Jenis-jenis depresi
1) Menurut gejalanya
a) Depresi neurotik
b) Depresi psikotik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
2) Menurut penyebabnya
a) Depresi reaktif
b) Depresi endogenus
luar.
a) Depresi tersembunyi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
tidak dapat diterangkan seperti wanita lanjut usia yang suka mengutil.
b) Berduka
hari pertama setelah melahirkan bayi ketika emosi mereka masih labil
dan mereka sedih dan suka menangis. Seringkali hal itu berlangsung
d) Depresi lansia
Saat ini ganguan depresi pada lansia kurang dipahami sehingga banyak
kasus depresi pada lansia tidaka dikenali (under diagnosed) dan tidak
Gambaran depresi pada lansia umumnya tidak khas dan sering bertumpah
tindih dengan penyakit lain. Gejala depresi yang muncul seringkali dianggap
sebagai bagian dari proses menua. Kadang-kadang depresi pada lansia ditutupi
oleh penyakit fisik dan cacat tubuh seperti penglihatan atau pendengaran yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
adanya mood depresi yang terlihat adanya gejala hilangnya tenaga (loyo),
hilangnya rasa senang, tidak bisa tidur atau keluhan rasa sakit atau nyeri. Menurut
kelelahan, mencela diri sendiri, insomnia, pikiran bunuh diri. Oleh karena itu,
lansia.
menyelesaikan masalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
d. Diagnosis depresi
depresi dibedakan dalam depresi ringan, sedang dan berat sesuai dengan
yaitu:
Hilang tenaga dan mudah lelah, yang disertai gejala lain seperti:
1) Konsentrasi menurun
Perasaan bersalah
skala depresi lansia Beck and Deck (1972), yang terdiri dari:
a) Kesedihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
(2) Saya galau atau merasa sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat
keluar darinya
(3) Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tidak dapat
menghadapinya
b) Pesimisme
(0) Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang massa depan
(2) Saya merasa tidak memiliki apa-apa untuk memandang masa depan
(3) Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan tidak dapat
membaik
c) Rasa kegagalan
kegagalan
(3) Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami atau istri)
d) Ketidakpuasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
e) Rasa bersalah
(1) Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang
baik
(3) Saya akan bunuh diri saya sendiri jika saya punya kesempatan
i) Keragu-raguan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
(0) Saya merasa tidak bahwa saya tampak lebih buruk dari sebelumnya
(1) Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
(2) Saya merasa bahwa saya ada perubahan yang permanen dalam
k) Kesulitan kerja
(2) Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
l) Keletihan
m) Anoreksia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah
dilakukan oleh Lailatul Nur Hidayati (2009) dengan judul Hubungan Dukungan
Klaten, dengan hasil penelitian terdapat hubungan dukungan sosial dengan depresi
lansia dimana diperoleh nilai sebesar 14,484 dengan p-value = 0,001. Hasil uji
antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Desa Daleman,
Tulung, Klaten. Kuatnya hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi
kepribadian yang dilakukan oleh Noviana Dewi Purwitasari (2008) dengan judul
Hubungan Tipe Kepribadian dengan Tingkat Depresi pada Lansia di wilayah desa
hubungan tipe kepribadian dengan kejadian depresi pada lansia dimana lansia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Menurut Tri Rahayu (2006) tipe kepribadian dengan tingkat depresi pada
lansia dengan uji statistik Chi Square ada nilai bermakna ρ=0,008.Dan dinyatakan
dukungan sosial dengan tingkat depresi dengan uji statistik Sperman,s Rhow ada
nilai bermakna ρ= 0,000, dan r = - 0,812 yang berarti ada hubungan yang sangat
kuat. Dan dinyatakan ada pengaruh antara dukungan sosial dengan tingkat depresi
pada lansia. Jadi dapat disimpulkan bahwa tipe kepribadian dan dukungan sosial
C. Kerangka Berfikir
disenangi atau tidak disenangi oleh orang lain. Seseorang dengan kepribadian
individu ini tidak begitu merasakannya dan jarang mengkritik dirinya sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
inin bergaul di pihak lain ada hambatan. Selalu memikirkan orang lain
pemberian dukungan ini adalah untuk ikut meringankan beban bagi seorang
atau sekelompok orang yang menghadapi masalah yang dirasakan cukup berat.
masalah, terutama dukungan sosial yang berasal dari seorang yang mempunyai
ikatan emosi sangat mendalam, orang-orang dekat, sahabat, orang yang sangat
menyadarkan bahwa masih ada orang lain yang peduli, merasa dirinya masih
dengan adanya dukungan sosial yang tinggi akan menurunkan tingkat depresi
pada lansia dan lansia hidup dengan bahagia sehingga lansia akan terhindar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
3. Interaksi tipe-tipe kepribadian dan dukungan soaial dari pihak lain terhadap
tingkat depresi
membantu memecahkn semua masalah pada lansia sehingga tingkat depresi pada
lansia lebih rendah. Dengan menurunkan tingkat depresi pada lansia, maka akan
Dengan diketahuinya tipe kepribadian lansia, maka Staf panti dan yang
diduga bahwa ada interaksi antara tipe-tipe kepribadian dan dukungan sosial pihak
lain akan berpengaruh terhadap tingkat depresi pada lansia. Kerangka pemikiran
Introvert
Tipe
kepribadian
Ekstrovert
Depresi
pada lansia
Kurang
Dukungan
sosial
Baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
D. Hipotesis
2. Ada perbedaan pengaruh dukungan sosial kurang dan baik terhadap tingkat
3. Ada interaksi pengaruh tipe kepribadian dan dukungan sosial terhadap tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
BAB II
A. Konsep Teori
a. Definisi lansia
“Manusia usia lanjut (Growing old) adalah seseorang yang karena usianya
60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial)
maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam
b. Batasan-batasan lansia
tahun.
f) Lanjut usia atau elderly ialah kelompok usia 60 tahun sampai 70 tahun
g) Lanjut usia tua atau old ialah kelompok usia 75 tahun sampai 90
tahun.
h) Usia sangat tua atau very old ialah kelompok usia diatas 90 tahun.
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
f) Usia dewasa muda atau elderly adulthood yaitu usia sekitar 18 tahun
g) Usia dewasa penuh atau midlle years atau maturitas yaitu usia 25
h) Lanjut usia atau geriatric age yaitu usia lebih dari 65 atau 70 tahun,
spesies tertentu. Tiap spesies didalam inti selnya mempunyai suatu jam
genetik yang telah diputar menurut replikasi tertentu. Jam ini akan
jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal
akhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat imia dapat
radiasi atau tercemar zat kimia yang bersifat karsinogenik atau toksik
antigen permukaan sel maka hal ini dapat menyebabkan sistem imun
perbedaan efek menua pada setiap individu, dapat lebih cepat atau
pola makan, aktivitas atau perilaku lainnya tidak bisa sama dengan
berbagai penyakit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
5) Perubahan fisik
(a) Sel
dengan stress
diatas 65 tahun.
meningkatnya kerotin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
sinar
berkurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
(4) Lambung
(5) Liver
(1) Ginjal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
(3) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia
diatas 65 tahun.
(5) Vagina
(8) Pituitari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
vaskularisasi.
(9) Kiposis
tingginya berkurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
6) Perubahan mental
b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
i) Keturunan (hereditas)
j) lingkungan
7) Perubahan psikososial
a) Pensiun
timbul depresi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
8) Perubahan spiritual
13) Depresi
18) Anemia
19) Demensia
21) Ansietas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
a. Definisi kepribadian
terhadap lingkungannya.
4) Kepribadaian adalah struktur yang terdiri dari tiga sistem, id, ego dan
superego.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
dilakukan si individu.
terhimpun dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri
terhadap segala rangsang, baik yang datang dari luar dirinya atau lingkungannya
(eksternal) maupun dari dalam dirinya sendiri (internal) sehingga corak tingkah
lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.
Dengan kata lain, segala tingkah laku individu adalah manifestasi dari kepribadian
yang dimilikinya sebagai perpaduan yang timbul dari dalam diri dan
lingkungannya.
dikatakan bahwa kepribadian merupakan suatu hasil dari fungsi keturunan dan
lingkungan.
seseorang akan sangat berpengaruh sejak muda hingga setelah memasuki masa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
kepribadian, yaitu:
1) Heredity
yang berbeda-beda. Dalam hal ini kita perlu percaya kepada hasil studi
terbukti kepribadian mereka sama juga; dan kesamaannya itu tidak dapat
disimpulkan bahwa heredity dalam hal ini merupakan faktor yang lebih
2) Pengalaman
berubah oleh interaksinya dengan orang tua, teman main, sanak keluarga
dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
rasa aman dan perasaan saling menghargai satu sama lain yang selaras
atau mengimbangi situasi yang ada di luar rumah, maka anak-anak akan
6) Kebudayaan
Tingkah laku dapat diwariskan orang tua kepada anak, karena anak
dilakukan orang tua dan orang lain yang dekat dengan nya. Banyak
umumnya. Menurut ahli psikologi, pola kepribadian ini terdiri dari dua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
bagian: sebagian disebut “The Concept of Self” yang merupakan core atau
pusat atau terasnya bentuk kepribadian kita: dan sebagian lainnya disebut
“Trait” yang merupakan kemudi atau rodanya kepribadian itu. “Trait” ini
berhubungan erat dan dipengaruhi oleh bagian pusat (self concept). Jadi
konsep ini terbentuk dari respon atau penerimaan orang terhadap dirinya.
Sedangkan “Ideal self concept” adalah gambaran orang mengenal apa yang
psyche adalah totalitas dari semua peristiwa psikis, baik yang sadar meupun
terhadap dunia luar. Alam sadar ini tidak lain adalah ego. Alam tak sadar
kreatif yang kekal dari kesadaran” kata Jung. Karena itu ketidaksadaran
d. Tahapan kepribadian
yaitu:
menerima objek serta orang baru; bayi yang lain mungkin pasif, tekun
berkonsentrasi pada suatu aktifitas, dan takut pada hal-hal yang baru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
selanjutnya.
harus mempelajari sikap dan pola perilaku yang baru pengganti perilaku
dan sikap yang ditinggalkan. Akibat sikap peralihan ini remaja bersikap
jangan terlalu di perintah seperti anak kecil, tetapi di lain pihak segala
masa lalu anak merasa puas apabila dirinya telah menjadi sama dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
konsisten dari situasi yang satu ke situasi yang lain dan di sepanjang
waktu. Teori trait berasumsi bahwa sifat (trait) kepribadian dasar tertentu
hari dan sampai tahap tertentu selama hidup. Jadi, bila orang tampak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
yang akan menjadi ciri orang itu sepanjang hidupnya. Dipandang dari
pada sikapnya terhadap dunia luar dan dunia batiniah sendiri yaitu tipe
Menurut Jung ekstrovert berarti minat yang terarah keluar (termasuk dunia
dari dirinya; pikiran perasaan, cita-citanya sendiri yang menjadi sumber dan
berat cara hidupnya bukan masa lampau atau masa mendatang) dan mereka
dan para ekstrovert lebih suka cepat bertindak serta mudah membuat
terakhir. Ada tiga dimensi yang tergabung dalam sifat introvert yaitu:
Diantara itu, masih ada suatu tipe kepribadian yang tidak dapat
tipe ditengah-tengah introvert dan ekstrovert ini dalam psikologi disebut tipe
“ambivert”. Tipe ini memiliki lima ciri atau sifat tertentu yang masih
berkaitan, yaitu: minat yang berubah, segan atau malu bergaul, suka
kompensatoris. Biasanya salah satu jadi dominan. Unsur yang inferior selalu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
kadang kala ada muncul bentuk-bentuk tingkah laku yang primitif atau
neurotis.
1. Ekstrovert
untuk bersama orang lain atau hadir dalam acara-acara sosial. Dia juga tidak
merasa kaku untuk berbicara didepan khalayak ramai yang belum dikenal. Dia
mudah bergaul dan menyenangi bertemu dengan orang-orang baru, dia tidak
Kelemahan dirinya adalah dia bisa hanyut terbawa arus dunia luar
2. Introvert
tingkah lakunya lamban dan ragu-ragu (Kartini, 1996). Dia lebih senang
menyendiri, tidak suka dengan orang baru, tidak suka bicara didepan umum,
tidak suka menonjol. Dia tidak berani memulai percakapan, khususnya dengan
orang baru. Dia terlihat kaku bila bersama dengan orang banyak, apalagi orang
yang tidak dikenal. Dia juga mudah tersinggung oleh lelucon yang mengenai
dirinya. Dia juga kurang percaya diri, pemalu dan pendiam (Iskandar, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
3. Ambivert
f. Tes kepribadian
Pada tes ini penderita diminta memberi jawaban ya atau tidak pada
penurunan atau normalnya skala. Pada penelitian ini dikaji skala kepribadian
Pada tes ini jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban yang ada.
Diberi nilai 1 untuk jawaban yang cocok dan nilai 0 untuk jawaban yang
tidak cocok.
a.Ekstrovert 13 – 24
b.Introvert ≤ 12
Ekstrovert
terutama orang-orang yang iri pada anda. Selain itu anda juga jarang
tidak mau kalah. Sahabat anda menyebut anda periang, suka bergaul,
Ambivert
malu, tetapi kalau terpaksa baru mau maju. Anda perlu dorongan yang
kuat baru bisa keluar dari benteng anda. Musuh-musuh anda menyebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
3) Introvert
Malas bergaul dan belajar, memilih teman hanya sesuai dengan anda,
baru mau bergaul. Suka menyendiri dan sering frustasi. Teman anda
melihat anda sebagai orang yang sulit diajak bergaul. Anda rendah diri,
nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
dan dicintai.
Menurut House (dalam Smet, 1994) bentuk dukungan sosial antara lain:
afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa rasa simpatik, empati,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
dari lansia. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
Menurut Rook dan Dooley (1985) ada dua sumber dukungan sosial
yaitu sumber artifisial dan sumber natural. Dukungan sosial yang natural
keluarga (anak,istri, suami dan kerabat), teman dekat atau relasi, dan orang
pekerja sosial). Dukungan sosial ini bersifat non-formal. Sementara itu yang
sosial yang disebut sebagai “The Social Provision Scale”, dimana masing-
rasa aman bagi yang menerima. Orang yang menerima dukungan sosial
semacam ini merasa tenteram, aman dan damai yang ditunjukkan dengan
sikap tenang dan bahagia. Sumber dukungan sosial semacam ini yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
paling sering dan umum adalah diperoleh dari pasangan hidup, atau
anggota keluarga atau teman dekat atau sanak keluarga yang akrab dan
memiliki hubungan yang harmonis. Bagi lansia adanya orang kedua yang
(moral support).
ringan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Hal itu semua merupakan
atau lembaga. Sumber dukungan sosial semacam ini dapat berasal dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
keluarga atau lembaga ata instansi atau perusahaan ata organisasi dimana
mengundang para lansia pada setiap event atau hari besar untuk
pegawai yang masih berusia produktif. Contoh: Setiap hari besar TNI
maka para mantan pejabat yang telah pensiun atau memasuki masa lansia
biasa diundang hadir dalam upacara atau pun resepsi yang diadakan oleh
Instansi tersebut.
Dalam dukungan sosial jenis ini, lansia mendapat dukungan sosial berupa
pada umum berasal dari keluarga. Untuk lansia yang tinggal di lembaga,
misalnya pada Sasana Werdha ada petugas yang selalu siap untuk
5) Bimbingan (Guidance)
Dukungan sosial jenis ini adalah berupa adanya hubungan kerja atau pun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
bersumber dari guru, alim ulama, pamong dalam masyarakat, figur yang
sebabnya sangat banyak lansia yang merasa sedih dan kurang bahagia
beban bagi seorang atau sekelompok orang yang menghadapi masalah yang
dekat, sahabat, orang yang sangat dipercaya atau orang yang sangat dicintai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
semangat hidupnya, menyadarkan bahwa masih ada orang lain yang peduli,
1) Informasi
6) Perhatiaan emosional
7) Bantuan Instrumental
Memberikan dukungan baik sarana maupun materi saat tidak atau sedang
menghadapi masalah.
8) Penilaian positif
masalah.
a. Definisi depresi
sehari-hari dan pada waktu yang lampau (Townsend, 1998). Rentan respon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101
emosi individu dapat berfluktuasi dalam rentan respon emosi dari adaptif
b. Jenis-jenis depresi
1) Menurut gejalanya
a) Depresi neurotik
b) Depresi psikotik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102
4) Menurut penyebabnya
a) Depresi reaktif
b) Depresi endogenus
luar.
a) Depresi tersembunyi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
tidak dapat diterangkan seperti wanita lanjut usia yang suka mengutil.
b) Berduka
hari pertama setelah melahirkan bayi ketika emosi mereka masih labil
dan mereka sedih dan suka menangis. Seringkali hal itu berlangsung
d) Depresi lansia
Saat ini ganguan depresi pada lansia kurang dipahami sehingga banyak
kasus depresi pada lansia tidaka dikenali (under diagnosed) dan tidak
Gambaran depresi pada lansia umumnya tidak khas dan sering bertumpah
tindih dengan penyakit lain. Gejala depresi yang muncul seringkali dianggap
sebagai bagian dari proses menua. Kadang-kadang depresi pada lansia ditutupi
oleh penyakit fisik dan cacat tubuh seperti penglihatan atau pendengaran yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104
adanya mood depresi yang terlihat adanya gejala hilangnya tenaga (loyo),
hilangnya rasa senang, tidak bisa tidur atau keluhan rasa sakit atau nyeri. Menurut
kelelahan, mencela diri sendiri, insomnia, pikiran bunuh diri. Oleh karena itu,
lansia.
menyelesaikan masalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
d. Diagnosis depresi
depresi dibedakan dalam depresi ringan, sedang dan berat sesuai dengan
yaitu:
Hilang tenaga dan mudah lelah, yang disertai gejala lain seperti:
1) Konsentrasi menurun
Perasaan bersalah
skala depresi lansia Beck and Deck (1972), yang terdiri dari:
a) Kesedihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106
(2) Saya galau atau merasa sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat
keluar darinya
(3) Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tidak dapat
menghadapinya
b) Pesimisme
(0) Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang massa depan
(2) Saya merasa tidak memiliki apa-apa untuk memandang masa depan
(3) Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan tidak dapat
membaik
c) Rasa kegagalan
kegagalan
(3) Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami atau istri)
d) Ketidakpuasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
e) Rasa bersalah
(1) Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang
baik
(3) Saya akan bunuh diri saya sendiri jika saya punya kesempatan
i) Keragu-raguan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108
(0) Saya merasa tidak bahwa saya tampak lebih buruk dari sebelumnya
(1) Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
(2) Saya merasa bahwa saya ada perubahan yang permanen dalam
k) Kesulitan kerja
(2) Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
l) Keletihan
m) Anoreksia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah
dilakukan oleh Lailatul Nur Hidayati (2009) dengan judul Hubungan Dukungan
Klaten, dengan hasil penelitian terdapat hubungan dukungan sosial dengan depresi
lansia dimana diperoleh nilai sebesar 14,484 dengan p-value = 0,001. Hasil uji
antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Desa Daleman,
Tulung, Klaten. Kuatnya hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi
kepribadian yang dilakukan oleh Noviana Dewi Purwitasari (2008) dengan judul
Hubungan Tipe Kepribadian dengan Tingkat Depresi pada Lansia di wilayah desa
hubungan tipe kepribadian dengan kejadian depresi pada lansia dimana lansia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110
Menurut Tri Rahayu (2006) tipe kepribadian dengan tingkat depresi pada
lansia dengan uji statistik Chi Square ada nilai bermakna ρ=0,008.Dan dinyatakan
dukungan sosial dengan tingkat depresi dengan uji statistik Sperman,s Rhow ada
nilai bermakna ρ= 0,000, dan r = - 0,812 yang berarti ada hubungan yang sangat
kuat. Dan dinyatakan ada pengaruh antara dukungan sosial dengan tingkat depresi
pada lansia. Jadi dapat disimpulkan bahwa tipe kepribadian dan dukungan sosial
C. Kerangka Berfikir
disenangi atau tidak disenangi oleh orang lain. Seseorang dengan kepribadian
individu ini tidak begitu merasakannya dan jarang mengkritik dirinya sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111
inin bergaul di pihak lain ada hambatan. Selalu memikirkan orang lain
pemberian dukungan ini adalah untuk ikut meringankan beban bagi seorang
atau sekelompok orang yang menghadapi masalah yang dirasakan cukup berat.
masalah, terutama dukungan sosial yang berasal dari seorang yang mempunyai
ikatan emosi sangat mendalam, orang-orang dekat, sahabat, orang yang sangat
menyadarkan bahwa masih ada orang lain yang peduli, merasa dirinya masih
dengan adanya dukungan sosial yang tinggi akan menurunkan tingkat depresi
pada lansia dan lansia hidup dengan bahagia sehingga lansia akan terhindar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112
6. Interaksi tipe-tipe kepribadian dan dukungan soaial dari pihak lain terhadap
tingkat depresi
membantu memecahkn semua masalah pada lansia sehingga tingkat depresi pada
lansia lebih rendah. Dengan menurunkan tingkat depresi pada lansia, maka akan
Dengan diketahuinya tipe kepribadian lansia, maka Staf panti dan yang
diduga bahwa ada interaksi antara tipe-tipe kepribadian dan dukungan sosial pihak
lain akan berpengaruh terhadap tingkat depresi pada lansia. Kerangka pemikiran
Introvert
Tipe
kepribadian
Ekstrovert
Depresi
pada lansia
Kurang
Dukungan
sosial
Baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113
D. Hipotesis
2. Ada perbedaan pengaruh dukungan sosial kurang dan baik terhadap tingkat
3. Ada interaksi pengaruh tipe kepribadian dan dukungan sosial terhadap tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
waktu pengukuran atau observasi dan variable independent dan dependen hanya
Jombang. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan Januari 2011.
1. Populasi
yang diteliti (Nursalam, 2009). Dalam penelitian ini populasinya adalah lansia
penghuni Panti Werdha Mojopahit Mojokerto dengan jumlah 38 orang lansia, dan
commit to user
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah lansia sebanyak 30 lansia. Dan untuk
a. Kriteria Insklusi
2) Mampu berkomunikasi.
b. Kriteria ekslusi
3. Tehnik Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini pemilihan sampel dengan cara
sederhana. Untuk mencapai sampling ini, setiap eleven diseleksi secara random
(acak).Jika sampling frame kecil nama bisa ditulis di secarik yertas, diletakkan di
2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
D. Definisi Operasional
Konsep Pengu-
kuran
masyarakat Introvert
≤ 12
2. Introvert Ekstrovert
a Kecenderungan 13 - 24
perenung/
pemikiran,
intuitif
b Kecenderungan
menyendiri
c Kecenderungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117
membayangka
kesukaran
dalam hidup
Bentuk dukungan
sebagai adanya
Dukunga Kuesioner Ordinal Pernyataan positif
sosial
kenyamanan,
n sosial
Miller (no1,3,5,7,9,11, 12)
perhatian, - Informasi (1-3)
Selalu = 1
Pengelompokkan:
Dukungan kurang
≤ 67% jawaban
benar
Dukungan baik
(68-100%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
diri
- Menarik diri
- Keragu-raguan
- Perubahan
gambaran diri
- Kesulitan kerja
- Keletihan
- Anoreksia
E. Instrumen penelitian
1. Penyusunan instrumen
hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap, obyektif dan sisitimatis. Kuesioner
merupakan alat ukur yang tepat karena data yang dihasilkan relative obyektif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
119
dan konstan serta dapat mengukur aspek psikososial, dapat digunakan dalam
jumlah sample banyak dan relative murah. Untuk mengetahui Variabel bebas
dengan kesione dan variable terikat juga menggunakan kuesioner baku dari
Deck dan Beck, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
Ph.D. tes ini dalam bentuk kuesioner closed ended dichotomy question
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120
responden.
dukungan sosial perlu diuji cobakan kepada 20 lansia di UPT Panti Werdha
a. Uji validitas
N (∑XY) – (∑X∑Y)
r =
Ket :
lebih besar dari r table pada taraf signifikan 0,05 berarti pertanyaan
tersebut valid.
b. Reliabilitas instrumen
(∑Xi) /∑Xi - N
=
(∑Xi) /∑Xi - N
=
N ∑
Rii = 1–
n–1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122
Pertama kali meminta surat ijin penelitian dari Direktur Pasca Sarjana
panti dengan kuesioner yang telah disiapkan atau wawancara terstruktur dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
123
1. Analisis deskriptif
Untuk tes tipe kepribadian terdiri dari 24 pertanyaan (no 1-24) terdiri dari
“tidak” nilai 0. Pertanyaan negatif jawaban “ya” nilai 0, bila “tidak” nilai
13 – 24 = Ekstrovert
≤ 12 = Introvert
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
124
6), aspek bantuan instrumental (no 7-9), dan aspek penilaian (no 10-12).
P= x 100 %
Keterangan:
memberikan tanda (x) pada skala yang sesuai pada 4 poin skala. Jumlah
skor untuk tingkat depresi nilai minimal 0 dan nilai maksimal 39.
2. Analisis statistik
pengaruh tipe kepribadian introvert dan ekstrovert terhadap tingkat depresi dan
H. Jadwal Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
126
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Sooko Mojokerto. Berdiri bulan Mei 1962. Bangunan Panti terdiri dari kantor,
ruang pertemuan, dapur, mushola, kamar tidur. Jumlah tempat tidur ada 55 buah
dengan lansia berjumlah 38 lansia. Petugas panti terdiri dari 3 bagian kebersihan,
2 orang yang bertugas sebagai perawat, 1 orang dokter, 3 juru masak, dan 2
kesehatan rutin, kunjungan sosial dan kunjungan keluarga. Dan di UPT Panti
werdha Jombang 25 lansia. Ada dapur, kantor, mushola dan kamar tidur.
No Umur Jumlah
Persentase
1. < 65 th 0 0%
2. 65 – 70 th 6 20%
3. 71 – 75 th 12 40%
4. 76 – 80 th 12 40%
Jumlah 30 100%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
128
(43,3%). Yang paling kecil harapan khusus (6,7%) dan dilema (10%).
menjadi lebih baik dan tenang dalam meniti hari tua. Sedangkan dilema
pernah hidup sendiri tanpa keluarga hampir celaka baik oleh orang lain
(53,33%).
Dukungan sosial pada lansia sebagian besar ádalah baik sebesar 60%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
130
Jumlah 30 100%
4. Pengujian Hipótesis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
131
introvert dan ekstrovert terhadap tingkat depresi ( ρ=0,000). Nilai mean paling
Tabel 13. Hasil Uji analisis kruskal-wallis perbedaan pengaruh dukungan sosial
kurang dan baik terhadap tingkat depresi (ρ=0,001). Nilai mean paling besar pada
Tabel 14. Hasil analisis frieadman test interaksi pengaruh tipe kepribadian dan
Mean Signifikan
Tipe kepribadian 1,43 0,000
Dukungan sosial 1,57
Tingkat depresi 3,00
Interaksi 1,18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
132
Duk.Sosial
Kurang N =9 N =3 N = 12
Baik N =5 N =13 N = 18
Total N = 14 N = 16 N = 30
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lansia dengan menggunakan uji
sosial kurang, mempunyai nila mean tertinggi sebesar 19,66. Berarti dengan nilai
mean tinggi tingkat depresi berat. Sedangkan tipe kepribadian ekstrovert dengan
dukungan sosial kurang nilai maean 6,33, dengan dukungan sosial baik untuk nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
133
B. Pembahasan
terlihat pada tipe kepribadian introvert (46,67%) dengan nilai mean sebesar
21,89. Ini menunjukkan bahwa nilai mean semakin tinggi, nilai depresi juga
semakin tinggi atau tingkat depresi berat. Tetapi sebagian besar lansia di panti
cepat gelisah, mudah tersinggung, cepat kecewa dan sebagainya akan mendorong
seseorang cepat stres dan frustasi. Akibatnya, orang tersebut mudah mengalami
berbagai penyakit. Perlu diketahui bahwa setiap individu akan melewati fase
kepribadian yang dinamis. Tipe kepribadian intovert dapat timbul rasa kurang
menyenangi bersama orang lain. Dia tidak merasa terpaksa untuk bersama orang
lain atau hadir dalam acara-acara sosial. Dia juga tidak merasa kaku untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134
berbicara di depan khalayak ramai yang belum dikenal. Dia mudah bergaul dan
menyenangi bertemu dengan orang baru, dia tidak kaku dan canggung dalam
pergaulan.(Iskandar, 2004)
tertinggi sebesar 53,33% tetapi mempunyai mean kecil sebesar 9,91% yang berarti
tingkat depresi ringan.. Sebagian besar lansia berumur 71-75 tahun dan 76-80
ekstrovert jarang murung, perian, suka bergaul, berani dan sukses. Sehingga tidak
kelompok lebih konservatif karena mereka sulit untuk beradaptasi karena terlihat
kaku bila bersama dengan orang banyak apalagi dengan orang yang tidak dikenal.
intuitif sehingga mudah larut dalam konflik yang berkepanjangan. Namun mereka
mampu menyembunyikan perasaan tersebut dari orang lain karena apabila orang
karena masing-masing lansia mempunyai tujuan dan harapan untuk dicapai. Hal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135
inilah yang mempengaruhi tingkat depresi lansia selama tinggal di panti, sehingga
(ρ=0,002). Hal tersebut menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ini.Dan
Hasil penelitian Tri Rahayu (2006) ada hubungan tipe kepribadian dengan
tingkat depresi pada lansia dengan (ρ = 0,008). Yang berarti tipe kepribadian
mempengaruhi tingkat depresi pada lansia. Dan hasil ini sesuai dengan penelitian
yang ada.
pada dukungan sosial kurang (40%) dengan nilai mean 22,00. Dapat dilihat
semakin tinggi nilai mean semakin tinggi nilai depresi yang menunjukkan tingkat
depresi berat. Sedangkan dukungan sosial baik (60%) dengan nilai mean 11,17
dihargai dan dicintai. Namun perlu diketahui seberapa banyak sumber dukungan
sosial ini efektif bagi individu yang memerlukan. Sumber dukungan sosial
merupakan aspek paling penting untuk diketahui dan dipahami. Pengetahuan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136
pemahaman yang dimiliki seseorang akan membuat ia tahu kepada siapa akan
spesifik, sehingga dukungan sosial memiliki makna yang berarti bagi kedua belah
pihak. (Kuntjoro,2002)
kesehatan seseorang dengan melindungi orang tersebut terhadap efek negatif dari
stres yang berat. Gambaran depresi pada lansia umumnya tidak khas dan sering
bertumpah tindih dengan penyakit lain. Gejala depresi yang muncul seringkali
dianggap sebagai bagian dari proses menua. Kadang-kadang depresi pada lansia
ditutupi oleh penyakit fisik dan cacat tubuh seperti penglihatan atau pendengaran
yang terganggu. Terjadinya depresi pada lansia selalu merupakan interaksi faktor
Dukungan sosial yang baik dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia,
lansia.Sehingga diperlukan sekali dukungan sosial dari pihak lain dan dalam
bentuk apapun karena seorang sosok yang kehilangan segalanya. Dukungan sosial
spiritual dan dukungan material. Tujuan pemberian dukungan ini adalah untuk
ikut meringankan beban bagi seorang atau sekelompok orang yang menghadapi
masalah yang dirasakan cukup berat. Dukungan yang diberikan merupakan suatu
orang lain yang peduli, merasa dirinya masih berharga dan berarti bagi orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
137
terdapat hubungan dukungan sosial dengan depresi pada lansia dengan (ρ=0,001).
Hal tersebut menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ni, bahwa dukungan
hubungan dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lansia dengan (ρ=0,000)
dan r = -0,812, Yang berarti ada hubungan yang sangat kuat. Jadi dukungan sosial
mempengaruhi tingkat depresi pada lansia sesuai dengan penelitian yang ada.
Hasil penelitian ada interaksi antara tipe kepribadian dan dukungan sosial
terhadap tingkat depresi dengan nilai signifikan ρ = 0,000. Untuk tipe kerpibadian
introvert dengan dukungan sosial kurang mempunyai nilai mean 19,66. Hal
tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai mean semakin tinggi nilai
diberi dukungan sosial baik untuk mempnyai nilai depresi minimal sehingga
tingkat depresi tidak ada atau ringan. Untuk tipe kepribadian ekstrovert
nampakanya diberi dukungan sosial kurang atau baik untuk nilai mean tidak teralu
berpengaruh hampir sama, berarti nilai depresi dengan tingkat depresi tidak ada
atau ringan.
Sesuai teori dari Sunaryo (2004) bahwa introvert biasanya melamun dalam
hidupnya dan merencanakan untuk masa yang akan datang serta yang
orang baru, tidak suka bicara di depan umum. Sedangkan ekstrovert pandangan
lebih suka cepat bertindak serta mudah membuat keputusan. Dan ekstrovert lebih
sosial merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang-orang
tertentu dalam kehidupannya dan berada dalam lingkungan sosial tertentu yang
bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang
akarab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran
dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada
tidak suka dengan orang lain dan tidak suka bicara di depan umum.Hal ini sulit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
139
sehingga diperlukan dukungan sosial yang baik dari lingkungan sekitar baik dari
keluarga, staf panti dan teman-teman panti. Dukungan sosial dapat berupa
dukungan moral, spiritual dan dukungan material. Tujuan dukungan sosial ini
untuk meringankan beban bagi seseorang yang mengahadapi masalah cukup berat,
terutama petugas panti harus mengerti tipe kepribadian jenis tipe kepribadian yang
mana sehingga mudah untuk mengerti karakteristik dan apa yang diinginkan
lansia. Dukungan sosial yang semakin baik dapat menurunkan tingkat depresi
pada lansia sehingga kwalitas kehidupan lansia dapat meningkat. Sesuai teori
diatas tipe kepribadian introvert perlu mendapat dukungan sosial baik untuk
menurunkan tingkat depresi pada lansia. Menua merupakan bagian dari proses
kehidupan yang tidak bisa diingkari, namun kualitas hidup harus diupayakan tetap
terjaga sehingga dapat sehat, aktif dan mandiri. Jadi ada interaksi tipe kerpibadian
kepribadian dan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia. Tipe
kepribadian juga dipengaruhi oleh umur paling banyak lebih dari 71 tahun,
pendidikan paling banyak tidak tamat SD dan status perkawinan banyak yang
janda atau duda. Untuk dukungan sosial dapat dipengaruhi oleh faktor dukungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
140
terpimpin dengan lansia merasa kesulitan karena lansia usianya banyak yang
diatas 71 tahun dan banyak yang tidak tamat SD sehingga perlu pendekatan dan
penjelasan kepada lansia. Dan perlu adanya pengulangan untuk penjelasan setiap
kuesioner yang ditanyakan. Selain itu untuk jenis penelitian ini sebaiknya
secara longitudinal atau time period approach. Menurut Sastroasmoro dan Ismail
kemudian subyek diikuti sampai waktu tertentu untuk melihat terjadinya pengaruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
141
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
(46,67%) dengan nilai mean sebesar 21,89 yang menunjukkan tingkat depresi
berat. Yang paling banyak tipe kepribadian ekstrovert (53,33%) dengan mean
2. Dukungan sosial kurang, dan baik dapat mempengaruhi depresi pada lansia
mean sebesar 22,00. Nilai mean besar menunjukkan nilai depress tinggi
dengan tingkat depresi berat. Dukungan sosial baik (60%) dengan nilai mean
sebesar 11,17. Dukungan sosial baik dapat mempengaruhi tingkat depresi pada
lansia. Dimana dukungan sosial baik dapat menurunkan tingkat depresi pada
lansia.
3. Ada interaksi pengaruh antara tipe kepribadian dan dukungan sosial terhadap
B. Implikasi
Mengetahu tipe kepribadian pada lansia penting untuk mengarahkan lansia tidak
commit to user
131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
142
bias minta bantuan kepada pakar psikologis memahami tipe kepribdian lansia.
Sehingga seminimal mungkin kita dapat menghndari lansia dari depresi sehingga
lansia menjalani sisa hidup lebih tenang dan produktif yang lebih lama.
terhadap depresi pada lansia. Selain mengetahui tipe kepribadian tetapi kita juga
besar sekali terutama pada lansia yang merasa bahwa lansia sendiri di dunia ini.
memberi kesempatan pada lansian untuk mengasuh. Oleh karena itu dukungan
masalah yang dihadapai lansia. Itu sudah termasuk dukungan sosial kepada
lansia.secara psikologis. Walaupun lansia orang yang sudah tua tetapi masih
mempunyai keinginan dan harapan-harapan. Dukungan dari semua pihak baik dari
teman, keluarga, dan petugas panti sangat diperlukan. Lansia tidak mengharap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
143
harta yang melimpah, tetapi dihargai kehadirannya dan diperhatikan memberi rasa
aman, tenang dan nyaman. Jadi selain mendukung lansia petugas panti juga harus
C. Saran
1. Bagi staf panti sebaiknya memahami tipe kepribadian lansia dengan baik
mengembangkan persepsi diri lansia yang positif dan realistic sesuai dengan
commit to user