Anda di halaman 1dari 2

PENGAJUAN JUDUL

SKRIPSI
Nama : Gunariansyah
NIM : 151.11.1034

JUDUL :
Studi Evaluasi Sistem dan Redesain Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kapasitas 84 Bed

LATAR BELAKANG PENGAJUAN JUDUL :

Rumah sakit Universitas Ahmad Dahlan yang terletak di Dusun Karangsari, RT.06 /
RW.31, Wedomartani, Ngemplak, Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, adalah merupakan rumah sakit umum tipe D yang memiliki luas
bangunan 3.000 m2 dengan jumlah kamar 51 pasien dan 33 karyaan yang terletak disekitar
pemukiman warga. Rumah sakit UAD ini memiliki Instalasi pengolahan air limbah yang
terdapat di belakang bangunan rumah sakit, saat di kunjungi ke TKP pengelolahan air limbah
rumah sakit UAD di rasa sangatlah tidak efektif hal ini dibuktikan dengan pengakuan dari
salah satu karyawan rumah sakit yang menangani langsung IPAL tersebut, beliau mengatakan
bahwa rumah sakit UAD sudah mendapat beberapa kali teguran langsung dari Dinas
Lingkungan Hidup terkait pengelolahan air limbahnya. Hal itu disebabkan karena proses
pengelolahan air limbah rumah sakit UAD menggunakan pengolahan terpisah dan hanya
menggunakan pengolahan sistem Biolifter Anaerob.

Bagan Pengolahan air limbah RS UAD


Kenapa perlu di Re-Desain, karena proses pengolahan air limbah dapat di lihat seperti bagan
di atas pengelolaan nya yaitu air limbah laundry dan limbah limbah laboratorium masuk
kedalam bak pengolahan biofilter anaerob 1 hasil dari olah tersebut masuk kedalam bak
pengolahan biofilter anaerob 2 yang bercampur dengan limbah non medis, setelah
pengolahan tersebut masuk kedalam bak penampung akhir yang di campur dengan aliran
limbah domestik limbah dapur, air yang berada di bak penampung akhir akan di resapkan di
dalam tanah dan bak penampungan mengalami overflow sehingga air di bak mengalir begitu
saja di drainase sekitar rumah sakit.

Permasalahan IPAL RS UAD

1. Belum terdapatnya Flowmeter sehingga debit air limbah yang di hasilkan perharinya
tidak dapat di ketahui, hal ini yang membuat kapasitas penampungan air menjadi
overflow saat limbah yang di hasilkan banyak.
2. Ukuran bak tidak sesuai dengan kapasitas air limbah dan debit limbah yang dihasilkan
3. Dalam proses pengolahan hanya menggunakan proses Biofilter Anaerob ( tanpa
proses Aerob )
4. Pengolahan Biofilter anaerob dilakukan 2 kali dan dengan sistem yang sama
5. Limbah domestik dan limbah dapur tidak diolah karena air tersebut langsung di
alirkan ke bak penampungan akhir pada bak tersebut sama halnya dengan bak
septictank untuk toilet pada umumnya sehingga tidak ada proses pengolahan.
6. Berdasarkan data uji leb outlet air limbah hasil olahan masih mengandung bakteri E-
colli yang sangat besar ( sehingga dapat teguran dari DLH ) dan parameter bau dan
warna masih jelas terlihat kasat mata
7. Air outlet diresapkan kedalam tanah secara langsung, sedangkan air tersbut masih
mengandung bakteri dan lokasinya dekat dengan perumahan warga
8. Air yang terbuang akibat overflow bak penampung dibiarkan mengalir di saluran
drainase.

Anda mungkin juga menyukai