Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KUANTITATIF VITAMIN B1

Vitamin B1 adalah salah satu dari delapan vitamin yang larut dalam air dari
keluarga vitamin B kompleks. Vitamin ini membantu dalam mengkonversi
karbohidrat menjadi glukosa, yang pada akhirnya digunakan untuk menghasilkan
energi untuk berbagai fungsi tubuh. Vitamin B1 diperlukan untuk pemecahan lemak
dan protein.

Dalam dilakukannya analisis suatu vitamin B1 sediaan obat yang digunakan


yaitu sirup simultan dan tablet. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis
dengan sediaan sirup simultan yaitu Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Dan untuk
sediaan tablet pada jurnal yang kita temukan menggunakan metode
Spektrofotometri UV-Vis.

I. SIRUP MULTIVITAMIN DENGAN METODE KCKT


A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Shimadzu 20-
AD, dengan Kolom C18 (3.9 x 150 mm) merk Phenomenex dengan ukuran partikel
10 μm. Bahan yang digunakan yaitu Standard Vitamin B1, B2 dan B6 BPFI,
metanol (GT Baker), natrium hexan sulfonat (Merck), asam asetat glasial (Merck),
aquabidest (Bratacho). Pelarut yang digunakan yaitu campuran Air dengan Metanol
Asam asetat glasial (90: 10: 1). Fase Gerak yang digunakan adalah campuran
larutan natrium heksan sulfonat 5 mM dalam asam asetat glasial 0,5% dengan
metanol p.a. Larutan Baku Induk berupa tiamin HCl, riboflavin HCl, dan piridoksin
HCl dibuat berturut-turut dengan konsentrasi: 0,5; 0,075; 0,1 mg/mL.

B. Preparasi Sampel
Larutan baku campuran dipipet masing-masing 4,0 mL larutan baku induk
Tiamin HCl, 20,0 mL Riboflavin HCl, dan 4,0 mL Piridoksin HCl, dicampur dalam
labu 50 ml. Ketiga campuran ini dikocok hingga homogen, setelah itu disaring
menggunakan syringe filter 0,45 μm. Larutan sampel simulasi Tiamin, Piridoksin
dan Riboflavin berturut-turut adalah 80%, 100% dan 120% dihomogenkan dengan
ultrasonikator selama 20 menit pada suhu 60-75°C.
C. Metode Validasi
Kemudian dilakukan metode validasi yang terdiri dari:
1. Reliabilitas
Sebanyak 20 µL larutan baku kerja disuntikkan 6 kali, dihitung Relative
Standard Deviation (RSD) atau simpangan baku relatif area dan RSD
waktu retensi masing-masing komponen vitamin. Analisis dapat
dilanjutkan jika nilai RSD lebih kecil dari 2 %.
2. Selektifitas
Larutan baku campuran disuntikkan ke dalam alat KCKT kemudian
kromatogram larutan dibandingkan dengan kromatogram larutan pada
percobaan uji kesesuaian sistem kromatografi.
3. Kelinieran
Dibuat satu seri larutan: 70%, 80%, 90%, 100%, 110% dan 120% dari
kadaranalit. Masing-masing larutan diinjeksikan ke dalam kolom KCKT
sebanyak 20 µl dan diulang tiga kali.
4. Batas Deteksi (LOD) dan batas Kuantisasi (LOQ), Kecermatan, dan
Keseksamaan LOD dan LOQ dihitung menggunakan rumus Miller.
Kecermatan dihitung persen perolehan kembali atau Spiked-placebo
recovery method. Keseksamaan dihitung berdasarkan RSD dengan
syarat lebih kecil dari 2%.
II. TABLET VITAMIN LARUT AIR DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

A. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah Spektrofotometer balok ganda Shimadzu-1700
UV-Visible dengan kuvet dengan ketebalan 1 cm. Bahan menggunakan tablet
Vitamin B kompleks dan Vitamin C, bahan reagen kimia untuk analisis, dan aqua
bidestilata.

B. Persiapan Sampel
Ditentukan berat rata-rata 20 tablet yang digunakan menjadi sampel dan
dihancurkan menjadi bubuk halus. Diperoleh berat rata-rata sampel yaitu 1,0 mg
vitamin B 1, 1,5 mg vitamin B 2, 10 mg vitamin B 3, 5 mg vitamin B 5, 1,0 mg
vitamin B 6 dan 50 mg vitamin C, dimasukkan ke 100 ml labu dan ditambahkan 50
ml pengencer dan disonikasi agar larut. Volume itu dibuat sampai tanda ad atau
tanda pengenceran, kemudian disaring dengan kertas saring Whatman 1 dan
diperoleh larutan akhir berisi 10 ug / ml vitamin B 1.

C. Prosedur Analisis
5 ml Vitamin B 1 (tiamin hidroklorida) dari baku dan sampel diambil di
masukkan dalam tabung reaksi. Dalam setiap tabung reaksi, ditambahkan 5 ml
NH4OH (0,1 M) dan 0,5 ml larutan fenol 4-Amino, dicampur homogen. Kemudian
disimpan selama 5 menit ditambahkan 10 ml kloroform dan terpisah dari lapisan
kloroform. Dicatat absorbansi lapisan kloroform pada panjang gelombang lamda
430 nm terhadap blangko.

D. Metode Validasi
1. Presisi
Validitas metode untuk pengujian vitamin dengan menentukan ketelitian
dan ketepatan. Dalam studi ini, kami telah melakukan validasi protokol
untuk spektrofotometer UV-visual dan sembilan vitamin diperkirakan oleh
instrumen yang sama. Ini ditentukan dengan menganalisis enam replikasi
obat dalam batas hukum Beer. Ketelitian diukur dari segi pengulangan
aplikasi dan tanggal pengukuran. Pengulangan sampel standar dilakukan
enam sampel dari batch yang sama. Ketelitian biasanya dinyatakan sebagai
relatif standar deviasi (co-efisien variasi). Ketelitian harus dipertimbangkan
di tingkat yang berbeda sebagai berikut:
Pengulangan (intra-assay presisi)
Pengulangan menunjukkan presisi pada kondisi operasi yang sama pada
interval waktu yang singkat. Pengulangan juga disebut intra-assay presisi.
Pengulangan dari preparasi sampel 10ug / ml vitamin B 1. Nilai-nilai relatif
standar deviasi yang rendah (RSD) menunjukkan metode presisi yang baik.
RSD untuk pengulangan persiapan baku 0,4431 untuk vitamin B 1,
sedangkan RSD untuk pengulangan persiapan sampel 0,5354 vitamin B 1.
Ini menunjukkan bahwa metode ini tepat sebagai RSD di bawah 2,0% (RSD
tidak lebih dari 2,0% seperti yang disarankan dalam IP 2010).
Presisi menengah
Presisi menengah menunjukkan variasi dalam laboratorium: hari yang
berbeda, analis dan peralatan yang berbeda. Metode presisi menengah
ditentukan oleh sampel campuran yang sama oleh dua analis yang berbeda,
menggunakan instrumen yang berbeda dan pada hari yang berbeda. Ketika
nilai RSD di bawah 2% untuk sembilan vitamin, presisi menengah dari
metode ini adalah tetap. Presisi menengah biasanya ditunjukkan oleh
pengukuran ulang dari sampel yang digunakan dalam percobaan
pengulangan dalam laboratorium yang sama. Biasanya percobaan
pengulangan diulang pada sampel yang sama oleh analis yang berbeda, pada
hari yang berbeda, menggunakan peralatan yang berbeda jika
memungkinkan.
2. Ketepatan
Keakuratan metode ini ditentukan oleh standar kerja dari sembilan vitamin
ke dalam plasebo pada tingkat konsentrasi yang berbeda: 80,100 dan 120%
dari konsentrasi target masing-masing vitamin. Larutan yang dihasilkan
diuji (replikasi 3x) dan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan hasil yang
diharapkan dan dinyatakan sebagai persentase. Rata-rata pemulihan (%)
dari vitamin B 1 adalah 99,85 (berada dalam batas yang diperbolehkan).

KESIMPULAN
Vitamin B1 (tiamin hidroksida) dapat dianalisa secara kuantitatif dengan dua
metode yaitu spetrofotometri UV-Vis dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) untuk sedian tablet lebih mudah menggunakan spetrofotometri karena
preparasinya lebih mudah dan untuk sedian cair bisa mengunakan KCKT karena
colom KCKT untuk menganalisa kadar suatu sedian harus sampel yang akan
dianalisa harus bebas dari partikel yang memungkinkan akan menyumbat kolom
saat analisa sehingga KCKT lebih cocok digunakan untuk analisa sedian cair. Dan
dengan KCKT tingkat ketelitian dan keakuratan hasilnya lebih baik dari pada -hasil
analisa mengunakan spektrofotometri UV-VIS.

Anda mungkin juga menyukai