Oleh:
NIM: SN182073
2. Etiologi
Penyebab pasti tumor payudara belum diketahui. namun, ada beberapa faktor
resiko yang telah teridentifikasi menurut Dr.Iskandar (2009) , yaitu:
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria
prevelensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko
tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
c. Faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita
yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan
risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.
d. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e. Penggunaan hormon.
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari
Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan
kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen
replacement.
f. Faktor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur
lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. risiko utama kanker payudara
adalah bertambahnya umur.
g. Terpapar radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan
dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
h. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan
dengan penggunaan pada usia lebih tua.
3. Manifestasi klinik
Keluhan penderita kanker payudara (Lab.UPF Bedah RSDS, 2010).
a. Mungkin tidak ada.
b. Tumor mammae umumnya tidak nyeri.
c. Ulkus/perdarahan dari ulkus.
d. Erosi putting susu.
e. Perdarahan keluar cairan dari putting susu.
f. Nyeri pada payudara.
g. Kelainan bentuk payudara.
h. Keluhan karena metastase
4. Komplikasi
Komplikasi utama dari tumor mammae adalah metastase jaringan sekitarnya
dan juga melalui jaringan limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat
yang sering untuk metastase adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke
tulangan kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan
hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada
paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan sensori.
Tumor payudara
Mendesak Mastektomi
Mensuplai
nutrisi ke jaringan sekitar
jaringan tumor Luka Operasi (Trauma Jaringan)
meningkat Menekan jaringan
pada mamae Tidak adekuat pertahanan
Hipermetabolis system imun
v
ke jaringan Peningkatan
konsistensi mamae Ukuran mamae
Suplai nutrisi abnormal Kerusakan
Mamae Nyeri
ke jaringan lain Integritas Kulit
menurun membengkak
Ansietas
v
Berat badan Nyeri
menurun
Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan
Tubuh
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak
3) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
5) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7) Leher : biasanya terjadi pembesaran JVP
8) Dada : adanya kelainan kulit, kesimetrisan bentuk dada
9) Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10) Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas
d. Pemeriksaan penunjang
- Ultrasonografi
Dapat membedakan antara masa padat dan kista pada jaringan payudara
keras.
- Mammografi
Memperlihatkan stuktur internal payudara, dapat mendeteksi tumor yang
terjadi pada tahap awal.
- Scan CT dan MRI
Teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara.
- Pemeriksaan Biopsi
Pemeriksaan biopsi juga dapat dipakai untuk diagnosis tumor dan ca
mammae. Pemeriksaan histologi ini dilakukan dengan mengangkat jaringan
dari masa payudara yang terjangkit tumor untuk ditentukan tingkat
keganasannya.
2. Diagnosa keperawatan
a. Pre Operasi
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis : sel kanker (00132)
- Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan diet kurang (00002)
- Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini: operasi tumor
mammae (00146)
b. Post Operasi
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (00132)
- Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan faktor mekanik (alat yang
menimbukan luka) (00047)
3. Perencanaan keperawatan
Pre operasi
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut Tujuan: Management Nyeri
berhubungan Setelah dilakukan tindakan - Lakukan pengkajian nyeri
dengan agen keperawatan selama 3x24 jam komprehensif yang meliputi
nyeri akut pasien berkurang lokasi, karakterristik, durasi,
cidera biologis
Kriteria Hasil NOC: frekuensi, kualitas, intensitas,
: sel kanker Kontrol Nyeri (1605) atau beratnya nyeri dan analge
(00132) - Menunjukan nyeri yang pencetus.
terkontrol (4) - Observasi adanya petunjuk
- Menunjukkan kapan nyeri nonverbal mengenai
terjadi (3) ketidaknyamanan terutama
Tingkat nyeri (2102) pada mereka yang tidak dapat
- Dapat beristirahat (5) berkomunikasi secara eektif
- Skala nyeri (3) - Bantu keluarga dalam mencari
- Frekuensi napas dalam dan menyediakan dukungan
deviasi sedang dari kisaran - Gunakan metode penilaian
norma dengan skala (3) sesuai tahap perkembangan
yang memungkinkan untuk
memonitor perubahan nyeri
dan bantu mengidentifikasi
analge pencetus.
- Pilih dan implemenasi
- tindakan yang beragam
misalnya farmakologi dan non
farmakologi untuk
memfasilitasi penurunan nyeri
sesuai dengan kebutuhan
Pemberian analgesic
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dn
keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien
- Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis dan
frekuensi obat analgesic
yang diresepkan
- Pilih analgesic atau
kombinasi analgesic yang
sesuai ketika lebih dari satu
diberikan.
- Tentukan analgesic
sebelumnya, rute pemebrian
dan dosis, untuk mencapai
hasil pengurangan nyeri
yang optimal.
- Pilih rute intravena dari pada
rute analgesic11lar untuk
injeksi pengobatan nyeri
yang sering.
- Monitor tanda vital sebelum
dan sesudah analgeanalgesic
narkotik pada pemberian
dosis pertama kali atau jika
ditemukan tanda-tanda yang
tidak biasanya.
- Berikan analgesic sesuai
waktu paruhnya terutama
pada nyeri yang berat.
- Pertimbangkan penggunaan
infuse terus-menerus baik
sendiri ataupun digabungkan
dengan opoit bolus untuk
mempertahankan level
serum.
- Evaluasi keefektifan
analgesic dengan interval
yang teratur pada setap
setelah pemberian
khususnya pada pemberian
pertama kali juga observasi
adanya tanda dan gejala fek
samping (misalnya: depresi
pernapasan, mual dan
muntah, mulut kering dan
konstipasi)
- Dokumentasikan respon
terhadap analgesic dan
adanya efek samping.
Post operasi
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut Tujuan: Management Nyeri
berhubungan Setelah dilakukan tindakan - Lakukan pengkajian nyeri
dengan agen keperawatan selama 3x24 jam komprehensif yang meliputi
nyeri akut pasien berkurang lokasi, karakterristik, durasi,
cidera fisik
Kriteria Hasil NOC: frekuensi, kualitas, intensitas,
(00132) Kontrol Nyeri (1605) atau beratnya nyeri dan analge
- Menunjukan nyeri yang pencetus.
terkontrol (4) - Observasi adanya petunjuk
- Menunjukkan kapan nyeri non verbal mengenai
terjadi (3) ketidaknyamanan terutamma
Tingkat nyeri (2102) pada mereka yang tidak dapat
- Dapat beristirahat (5) berkomunikasi secara eektif
- Skala nyeri (3) - Bantu keluarga dalam mencari
- Frekuensi napas dalam dan menyediakan dukungan
deviasi sedang dari kisaran - Gunakan metode penilaian
norma dengan skala (3) sesuai tahap perkembangan
yang memungkinkan untuk
memonitor perubahan nyeri
dan bantu mengidentifikasi
analge pencetus.
- - Pilih dan implemenasi
tindakan yang beragam
misalnya farmakologi dan non
farmakologi untuk
memfasilitasi penurunan nyeri
sesuai dengan kebutuhan
Pemberian analgesic
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dn
keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien
- Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis dan
frekuensi obat analgesic
yang diresepkan
- Pilih analgesic atau
kombinasi analgesic yang
sesuai ketika lebih dari satu
diberikan.
- Tentukan analgesic
sebelumnya, rute pemebrian
dan dosis, untuk mencapai
hasil pengurangan nyeri
yang optimal.
- Pilih rute intravena dari pada
rute analgesic15lar untuk
injeksi pengobatan nyeri
yang sering.
- Monitor tanda vital sebelum
dan sesudah analgeanalgesic
narkotik pada pemberian
dosis pertama kali atau jika
ditemukan tanda-tanda yang
tidak biasanya.
- Berikan analgesic sesuai
waktu paruhnya terutama
pada nyeri yang berat.
- Dokumentasikan respon
terhadap analgesic dan
adanya efek samping.
4. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien
(hasil yang diamati) dengan tujuan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan (Nursalam,2010).
Pre operasi
1. Nyeri akut (00132) dapat berkurang atau hilang dengan kriteria hasil:
Pain control (1606)
- Monitor nyeri setiap waktu yang kadang-kadang (3) menjadi sering (4)
- Melaporkan dalam mengontrol nyeri jarang (2) menjadi (5) tidak nyeri
Post operasi
1. Nyeri akut (00132) dapat berkurang atau hilang dengan kriteria hasil:
Pain control (1606)
- Monitor nyeri setiap waktu yang kadang-kadang (3) menjadi sering (4)
- Melaporkan dalam mengontrol nyeri jarang (2) menjadi (5) tidak nyeri
A.Sylvia., M. 2009. Patofisiologi Edisi 6 Vol 2 Konsep Klinis Prose- Proses Penyakit.
Jakarta: EGC
Junaedi., Iskandar dr. 2009. Kanker. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer
Lab. UPF Bedah. 2010. Pedoman Diagnosis dan Terapi. RSDS-FKUA: Surabaya
Nursalam. 2010. Proses dan Dokumentasi Konsep dan Praktik. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika
Smeltzer, & Bare. 2010. Buku Ajar Kesehatan Medical Bedah, Volume 2, Edisi 8. Jakarta:
EGC