Disusun oleh:
Rosyida Rahma Wardhani
16.0102.0058
UP = Total Asset
D. Hipotesis
H1: Profit Sharing Ratio mempengaruhi Pembiayaan Non Performing di Bank Muamalat
Indonesia
H2: Ukuran Bank mempengaruhi Pembiayaan Non Performing di Bank Muamalat
Indonesia
Ukuran Perusahaan
E. Analisis Dan Interpretasi Hasil Deskriptif
1. Data Riset :
Data sekunder yang bersumber dari Annual report PT Bank Muamalat Indonesia
2. Analisis Variabel
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis dan
verifikatif deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.penelitian yang dilakukan untuk
menentukan dan dapat menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu
situasi. metodologi analisis deskriptif atau metodologi yang digunakan untuk
menjelaskan masing-masing variabel penelitian, yaitu variabel independen yang terdiri
dari pengembalian profit and loss sharing (X1),dan ukuran bank (X2), dan variabel
dependen pembiayaan non performing (Y).
3. Sampel dan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT Bank Muamalat
Indonesia.Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT Bank
Muamalat Indonesia tahun 2017.
4. Pengaruh Profit Sharing Ratio dan Ukuran Bank Terhadap Non Performing
Financing
Pada Bank Muamalat Indonesia sistem pembiayaannya yaitu Mudharabah yang
merupakan pembiayaan kerjasama antara Bank sebagai pemilik dana (shahibul maal)
dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib) selama jangka waktu tertentu.
Pembagian hasil keuntungan dari proyek atau usaha tersebut ditentukan sesuai dengan
nisbah (pre-determined ratio) yang telah disepakati bersama. Pada tanggal laporan
posisi keuangan, pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan
dikurangi dengan saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan
hasil penilaian oleh manajemen terhadap kualitas pembiayaan yang ada. Musyarakah
adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para pemilik modal untuk
menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan
dengan nisbah pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian
ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal. Pada tanggal laporan
posisi keuangan, pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan
dikurangi dengan saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan
hasil penilaian oleh manajemen terhadap kualitas pembiayaan yang ada.
a. Analisis Profit Sharing
Berdasarkan laporan Bank Muamalat Indonesia ditemukan adanya
pembiayaan bermasalah ,dimana pembiayaan bermasalah tersebut terdiri dari
pembiayaan kurang lancar, pembiayaan yang diragukan ,serta pembiayaan macet.
Dari perhitungan yang yang diperoleh diketahui bahwa jumlah total pembiayaan
tahun 2017 sebesar Rp. 19.740.830.774 dan untuk jumlah total pembiyaan
bermasalah sebesar Rp. 1.058.967.761 dengan rasio 5,36 %. Dilihat dari data
tersebut diketahui rasio NPF dalam pembiayaan murabahah perusahaan
menggunakan pembiayaan yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap non
performing juga akan tinggi. Sehingga menyebabkan kerugian,dimana kerugian
tersebut nantinya akan dibagi rata kepada perusahaan sesuai dengan ketentuan
yang sudah disepakati bersama. Maka dari itu pengaruhnya non performing
sangat besar terhadap non performing financing.
Karena non performing sangat berpengaruh terutama terhadap non
performing finance maka dari itu dari bank Muamalat Indonesia melakukan
evaluasi agar untuk tahun-tahun kedepannya menjadi lebih baik sehingga tidak
akan adanya pembiayaan yang bermasalah lagi. Jika tahun berikutnya NPF lebih
dari tahun 2018 maka pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia akan menjadi
lebih rendah.
b. Analisis Profit Sharing Ratio berpengaruh terhadap Non Performing
Financing
Pembiayaan merupakan kegiatan utama bank syariah karena sumber
pendapatan utama bank syariah berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya
pembiayaan dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu
bank membawa konsekuensi semakin besarnya resiko yang harus ditanggung
oleh bank yang bersangkutan, salah satunya resiko pembiayaan bermasalah atau
lebih dikenal dengan Non Performing Finance .
Pada Bank Muamalat Indonesia pembiayaan yang terjadi yaitu pembiayaan
musyarakah dan pembiayaan Mudharabah. Berdasarkan perhitungan yang telah di
lakukan Profit Sharing Ratio yang dihasilkan oleh Bank Muamalat Indonesia
tahun 2016 sebesar 97,19% dengan NPF 3,61% dan tahun 2017 sebesar 96,23%
dengan NPF 5,36%. Terdapat penurunan perhitungan PSR dari tahun 2016 ke
2017. Berdasarkan hasil perbandingan tahun 2017 dan 2016 menyatakan bahwa
profit sharing ratio mempengaruhi pembiayaan bermasalah (Non Performing
Finance). Apabila profit sharingnya rendah maka pembiayaan bermasalah (Non
Performing Finance) akan meningkat seperti pada tahun 2017 dan sebaliknya
apabila profit sharing tinggi maka pembiayaan bermasalah akan menurun.
H1:“Profit Sharing Ratio mempengaruhi Pembiayaan Non Performing di Bank
Muamalat Indonesia” di Terima.
c. Analisis pengaruh ukuran Perusahaan terhadap Non Performing Financing
Ukuran bank diukur berdasarkan nilai total asset yang dimiliki oleh bank.
Berdasar laporan keuangan PT Bank Muamalah Indonesia total aset pada tahun
2017 yang dimiliki bank tersebut sebesar Rp 61.696.919.644,- dan pada tahun
2016 Rp 55.786.397.505,-.
Berdasarkan perbandingan ukuran perusahaan atau ukuran bank tahun
2016 dan 2017 menyatakan bahwa total aset mengalami peningkatan. Setiap
peningkatan ukuran bank akan mampu mengurangi rasio Non Performing
Financing. Jika total aset yang dimiliki semakin besar maka prospek kerja
perusahaan dalam mengelola bisnis semakin baik, sehingga jika muncul risiko-
riskio tinggi mereka bisa mengelola dengan baik. Total aset yang besar suatu
perusahaan akan mempermudahkan perusahaan untuk menyalurkan dana
pembiayaan.
Menurut jurnal dari Erik Nugraha dan Audita Setiawan tahun 2017 yang
berjudul Non Performing Financing Factor In Syaria Commercial Banking In
Indonesia menyatakan bahwa semakin besar ukuran bank syariah akan
mengurangi rasio Non Performing Finance. Bank-bank besar (aset besar)
memiliki kemampuan manajerial yang baik dibandingkan dengan bank-bank
kecil. Semakin besar ukuran bank, semakin besar kemampuan bank untuk
menyalurkan kredit (pembiayaan). Bank besar memiliki kapasitas pendanaan
yang lebih besar sehingga bank akan cenderung lebih baik mengelola
risiko.Semakin besar pembiayaan yang disalurkan oleh bank, itu menunjukkan
bahwa aset yang dimiliki oleh bank bahkan lebih besar.
H2: “Ukuran Bank mempengaruhi Pembiayaan Non Performing di Bank
Muamalat Indonesia” di terima.
Kesimpulan
Anisa, Lintang Nurul dan Rizal Yaya. 2015. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi
Hasil Dan Non Performing Financing Terhadap Volume Dan Porsi Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Universitas
Muhammadiyah malang, Vol. 4, 2015, Hal: 79-104
Indonesia, Muamalat PT. 2017. Laporan Keuangan Dan Tahunan. www.idx.co.id. Diakses
pada hari Senin, 14 Januari 2018 jam 07.00 WIB
Nugraha, Eric dan Audita Setiawan. 2018. Non Performing Financing Factor in Syaria
Commercial Banking in Indonesia. International Journal of Commerce and Finance,
Vol. 4, Issue 1, 2018, page: 27-39
Prasasti, Defki dan Prasetiono. 2014. Analisis Pengaruh Pengaruh Financing To Deposit
Ratio, Non Performing Financing, Spread Bagi Hasil Dan Tingkat Bagi Hasil
Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
Periode Tahun (2008-2013). Diponegoro Journal Of Management, ISSN, Vo.4 No. 4,
2014, Hal: 1-12
Solihatun. 2014. Analisis Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah Di
Indonesia Tahun 2007 – 2012. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.12, Hal 57-68