Analisis Metalurgi Dan Peranannya Dalam Eksplanasi Arkeologi PDF
Analisis Metalurgi Dan Peranannya Dalam Eksplanasi Arkeologi PDF
ANALISIS METALURGI:
Timbul Haryono
I
institusi sosial dan politik.
lmu arkeologi berusaha untuk menge-
Para pande logam dikatakan sebagai
tahui aspek perilaku manusia masa
full-time specialist atas dasar dua pertim-
lampau melalui jejak-jejak yang diting-
bangan. Pertama bahwa pengerjaan logam
galkan, yang berupa benda-benda, baik
memerlukan perhatian yang penuh (Childe,
yang berbentuk alat maupun bukan alat.
1942:77). Pertimbangan kedua, dalam seja-
Perilaku manusia yang telah menghasilkan
rah para pande logam bangsa Eropa pada
tinggalan-tinggalan arkeologis mencakup 3
awalnya mereka adalah itinerant yang tidak
hal, yaitu 'buat', 'pakai', dan 'buang' (Sharer
sempat atau tidak dapat memproduksi ma-
dan Ashmore, 1977) yang merupakan pro-
kanannya sendiri: "Metalworkers thus had
ses awal terbentuknya data arkeologi. Ana-
to make their living 'on the road', providing
lisis metalurgi berusaha menjawab atau
their services to many chiefs and villages"
menerangkan hal-hal yang bersangkut paut
(W ailes, 1996:5).
dengan proses buat dan proses pakai ter-
Akhirnya, isu tentang metalurgi juga ber-
hadap artefak. Di samping itu, analisis me-
pengaruh dalam hal difusi kebudayaan,
talurgi dapat pula dipakai untuk menjelas-
khususnya unsur teknologi. Di satu pihak
kan aspek-aspek kehidupan manusia dalam
adalah kelompok yang berpendapat bahwa
hal sosial, ekonomi, teknologi, dan ideologi.
hanya ada satu pusat munculnya penge-
Ada tiga jenis bahan utama yang pada
tahuan metalurgi yang kemudian menyebar
umumnya dipakai oleh manusia untuk pem-
ke beberapa tempat melalui difusi, sedang-
buatan alat yaitu: tanah, batu, dan logam.
kan pihak lain berpendapat bahwa ada be-
Ketiga jenis bahan inilah yang seringkali
berapa pusat munculnya metalurgi sebagai
masih bertahan menghadapi 'gigi waktu' se-
local development. Isu tersebut sangat me-
hingga dapat ditemukan oleh para peneliti.
warnai permasalahan kebudayaan logam di
Ketiga jenis bahan tersebut mempunyai
Asia Tenggara (Bayard, 1979; 1980).
proses teknologi yang berbeda. Jenis ba-
Dari paparan secara singkat seperti ter-
han logam memiliki proses yang lebih rumit
sebut di atas diketahui bahwa disiplin meta-
dibandingkan dengan yang lain, yang ke-
lurgi sangat bermanfaat bagi penelitian ar-
mudian melahirkan pengetahuan 'metalur-
keologi (Haryono, 1983). Oleh karena itu
gi'. Karena kerumitan itulah maka tidak
analisis metalurgis diharapkan dapat mem-
mengherankan apabila pengetahuan meta-
bantu ekplanasi dalam disiplin arkeologi.
lurgi kemudian menjadi tolok ukur bagi
Karangan singkat ini memaparkan metode
munculnya peradaban (Childe, 1950). Pe-
dan peranan analisis metalurgis bagi ke-
ngetahuan metalurgi itulah yang juga me-
pentingan ilmu arkeologi.
lahirkan craft specialization. Menurut V.G.
Makalah dalam Seminar Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi, Lembang, 2226 Juni 1999.
Profesor Doktor, Master of Science, staf pengajar Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya
Metalurgi adalah cabang ilmu yang ber- peleburan (melting) sehingga tembaga da-
kaitan dengan metal atau logam. Namun, pat dicetak (Wheeler dkk., 1979:16-18;
batasan teknis tentang apa yang disebut Wertime, 1964:1257-1267). Sejak itulah ke-
'metal' tampaknya belum ada kesepakatan mudian dikenal teknik cetak (casting). De-
secara universal. Seorang ahli kimia atau ngan demikian, proses teknologi tembaga
ahli fisika barangkali akan mempunyai pan- alam tersebut adalah hammering, annea-
sifat-sifat logam yang menyangkut sifat me- penemuan bijih tembaga melalui teknik pe-
kanis, elektris, dan magnetis (Brick, dkk. nambangan. Jenis bijih yang dimanfaatkan
1977:1). Tugas ahli metalurgi terutama ada- pada masa-masa awal meliputi jenis bijih
kasi dan mengubah sifat-sifat metalik me- cuprite (merah, Cu2O), malachite (hijau,
lalui kontrol komposisi dan unsur logam. Cu2(OH) 2CO3), azurite (biru, Cu3(OH)2
Perlu disebutkan bahwa atas dasar sifat- (CO3)2), dan chrysocolla (CuSiO32H2O)
sifat metalik tersebut ada dua jenis logam (Hodges, 1976:65). Keletakan jenis bijih
yang disebut dengan istilah unalloyed metal tembaga tersebut yang tidak terlalu dalam
(logam bukan paduan) dan alloyed metal (yaitu pada lapisan atau zona oksidasi) ba-
(logam paduan). Logam paduan adalah rangkali yang menyebabkan mudah ditam-
kombinasi antara dua jenis logam atau lebih bang oleh para penambang primitif (Pigott,
yang disatukan (dicampur) secara perma- 1981; Rosenfeld, 1965:134) dan mudah di-
nen dengan cara melebur bersama-sama kenali karena kenampakannya yang cemer-
(Knauth, 1974:12). Morton C. Smith (1956: lang biru, hijau, serta merah.
2) menyatakan bahwa, "It is customary to Fase historis penting dalam sejarah me-
reserve the term 'alloy' for metallic talurgi adalah fase ke-3, yaitu fase poli-
materials to which a foreign element or metalik. Fase tersebut adalah fase pemadu-
elements have been intentionally added for an tembaga dengan logam lain yang meng-
the direct purpose of altering their hasilkan perunggu. Perubahan dari un-
dinyatakan sebagai alloy harus ada faktor sifat-sifat tertentu. Logam paduan perunggu
kesengajaan (intensional) karena tujuan dapat terdiri atas dua komponen (binary
Sebelum manusia mengenal alloy, jenis (ternary alloy) sebagai komponen utama,
logam yang paling awal digunakan untuk misalnya tembaga + timah (Cu+Sn) atau
bahan artefak adalah jenis tembaga alam tembaga + timah + timbal (Cu+Sn+Pb).
(native copper). Dalam metalurgi tahap se- Sejauh ini sejarah teknik penemuan pe-
lama pemanfaatan tembaga alam sebagai runggu masih menjadi perdebatan. Dalam
satu-satunya bahan metalik disebut sebagai hal perunggu-timah (tin bronze) para ahli
tahap monometalik. Jenis tembaga ini di- metalurgi menduga bahwa perunggu dibuat
tuk yang diinginkan (Smith, 1981:78). Keti- b. dengan cara menambahkan mineral
ka itu belum dikenal teknik annealing, yaitu cassiterite (SnO) pada tembaga cair,
Namun, melalui pengalamannya yang pan- Perlu disebutkan bahwa ada sejenis bi-
jang akhirnya manusia menemukan teknik jih logam yang secara alami mengandung
unsur tembaga dan timah, yaitu yang di- bandingkan dengan tembaga. Namun, pe-
sebut stannite. Namun, jika melebur jenis nambahan unsur tersebut hanya sampai
bijih tersebut tidak akan dihasilkan pe- pada batas persentase tertentu. Secara
runggu 'klasik'. Lagi pula belum ditemukan umum logam paduan perunggu lebih keras
bukti-bukti arkeologis bahwa jenis bijih ter- dibandingkan dengan tembaga. Tingkat ke-
sebut pernah dimanfaatkan pada masa kerasannya makin naik sejalan dengan
lampau. Meskipun pada dasarnya logam makin banyaknya unsur timah, tetapi logam
paduan perunggu adalah campuran antara menjadi lebih getas. Makin rendah kan-
tembaga dan timah, kadang-kadang dite- dungan unsur Sn, logam makin lunak. Ting-
mukan unsur lain dalam komposisinya, kat kekerasan dapat diakibatkan pula oleh
yaitu timbal (Pb). Penambahan timbal dapat proses pengerjaan. Penempaan dapat me-
meningkatkan fluiditas logam cair sehingga nyebabkan logam menjadi lebih keras.
dapat menghasilkan hasil cetakan yang ku- Namun, penempaan yang terus-menerus
alitasnya baik. Logam cair yang tingkat menyebabkan logam menjadi mudah patah.
fluiditasnya tinggi akan dapat memasuki Oleh karena itu, agar penempaan dapat di-
celah-celah cetakan yang rumit sebelum lakukan lagi logam harus dibakar (anneal-
proses solidifikasi berhenti. Biasanya cam- ing). Selain itu, unsur timah juga dapat me-
puran ini digunakan dalam pembuatan pa- nurunkan titik leleh (melting point). Tem-
tung. Timbal adalah logam yang lunak. baga (Cu) mempunyai titik leleh 1083° C,
Oleh karena itu, jarang digunakan sebagai timah (Sn) mempunyai titik leleh 232° C.
artefak teknomik. Sebagai logam paduan, Pada umumnya perunggu yang dicetak me-
timbal dapat dicampur dengan timah se- miliki unsur Sn berkisar 10% dan titik leleh-
hingga diperoleh apa yang disebut dengan nya turun sampai sekitar 900° C dan begitu
istilah pewter (Hodges, 1976:95). Keun- seterusnya. Pada komposisi sampai 30%
tungan paduan ini adalah bahwa logam Sn, disebut dengan istilah speculum, warna
akan lebih kuat dan tahan korosi diban- logam menjadi agak putih.
dingkan dengan bahan lain untuk bahan Selain artefak logam dari bahan seperti
pembuatan benda-benda wadah. Arsenik tersebut di atas, logam emas (Au) juga ba-
(As) seringkali juga ditambahkan pada lo- nyak dimanfaatkan untuk artefak dan untuk
gam perunggu. Dalam proporsi yang kecil, dekorasi. Logam emas adalah jenis logam
sampai 3%, menyebabkan logam menjadi yang lunak sehingga mudah dikerjakan. Ia
lebih keras dan jika unsur As lebih besar dapat ditempa sampai menjadi bentuk lem-
lagi menyebabkan logam menjadi getas. pengan yang sangat tipis tanpa harus di-
Logam paduan lainnya setelah penemu- panaskan. Untuk artefak perhiasan biasa-
an perunggu adalah brass (kuningan), yaitu nya dicampur dengan logam lain untuk
campuran antara tembaga dan seng (Zn). membentuk logam paduan. Logam lain un-
Makin banyak unsur Zn (sampai 30%) tuk membentuk alloy tersebut adalah tem-
menghasilkan warna makin kuning serta baga, perak (Ag), atau kedua-duanya.
(ductility). Penambahan 5% Zn, disebut de- warna emas menjadi kemerahan, sedang-
ngan istilah gilding metal, menyebabkan kan campuran perak menjadikan warna
perhiasan yang murah dan untuk proses campuran biasanya dinyatakan dalam ben-
pelapisan (gilding) tembaga atau perunggu. tuk 'karat' yaitu satuan 24 bagian. Hal ini
Penambahan 10% Zn, disebut commercial berarti bahwa jika dikatakan emas 24 karat
bronze, menyebabkan warna logam men- adalah emas yang tidak dicampurkan de-
jadi seperti perunggu dan lebih murah ngan logam lain; emas 18 karat berarti 18
dibandingkan dengan perunggu (Brick dkk., bagian berupa logam emas dan 6 bagian
1977:179). Unsur seng diperoleh dari bijih jenis logam lain. Namun untuk tujuan ana-
penemuan logam paduan menghasilkan je- kan di atas dengan emas 18 karat tersebut
nis logam yang kualitasnya lebih baik di- hanya diketahui bahwa 6 bagian adalah
jenis logam lain yang mungkin lebih dari 3.3 Teknik Cetak
sampai mendekati titik leleh (melting point) menghasilkan titik leleh (melting point) 878°
kemudian ditempa sehingga keduanya da- C, 185° C di bawah titik leleh emas murni.
Pembuatan dekorasi untuk artefak tem- buatan. Analisis metalurgi pada prinsipnya
baga dan perunggu dapat dilakukan de- bertujuan untuk menjawab pertanyaan ten-
ngan beberapa teknik: repoussé, chasing, tang ketiga hal tersebut. Pemilihan metode
engraving, overlying, flushing. Teknik re- analisis artefak logam sepatutnya disesuai-
possé adalah pembuatan dekorasi dengan kan dengan permasalahan yang akan di-
penempaan dari sisi belakang sehingga jawab dan urgensi permasalahan tersebut
menimbulkan hiasan berbentuk relief. Pe- dalam konteksnya dengan arkeologi. Meski-
nempaan dilakukan secara hati-hati dan pun analisis metalurgi itu pada dasarnya
dilakukan dengan penempaan bagian teknis, hasil analisis tersebut akan sangat
permukaan yang disebut chasing. Kedua membantu untuk ekplanasi arkeologis mi-
macam teknik tersebut tidak meninggalkan salnya aspek sosial, ekonomi, dan ideologi.
82% Au dan 18% Cu dan soldir tersebut Berat Jenis masing-masing logam ber-
dinamakan soldir emas. Komposisi tersebut beda. Oleh karena itu, analisis tersebut da-
yang dimaksud murni atau paduan. Namun, yang disebut BHN (Brinell Hardness Num-
rang akurat karena, sebagai contoh, alloy Sebagaimana telah diuraikan di muka
Cu 90%-Sn 6%-Pb 4% berat jenisnya bahwa skala kekerasan artefak logam da-
hampir sama dengan tembaga murni. Be- pat menggambarkan komposisi unsur dan
rikut adalah tabel Specific Gravity beberapa teknik pengerjaannya. Artefak logam yang
1975:72).
Emas - 19.30 Timah - 7.28
Artefak Cu Sn Pb BHN
Besi - 7.86 Zeng - 7.10
sama.
Analisis radiografi termasuk salah satu
proses pengerjaan. Proses analisisnya ada- ris sejajar (twin line) begitu seterusnya. De-
lah cutting, mounting, grinding, polishing, ngan demikian, tampak jelas perbedaan
etching, baru kemudian diperiksa melalui mikro-struktur kristal antara logam cetak
mikroskop. Analisis ini memerlukan kesa- dan logam tempa (Haryono, 1985). Berhu-
baran dan ketelitian. Cutting adalah pemo- bung dengan sifat analisis yang destruktif
tongan sampel dengan gergaji halus dan itu maka sebaiknya analisis metalografi di-
besarnya sampel disesuaikan dengan kea- lakukan pada kondisi yang sangat penting.
Analisis metalurgi sebagaimana telah di- ture. Asian and Pacific Archaeology
bermanfaat bagi disiplin arkeologi. Oleh ka- Institute, University of Hawaii, hal.
metalurgi segera dilakukan. Peneliti dapat Barnard, Noel dan Sato Tamotsu. 1975.
oleh bukti-bukti hasil analisis metalurgi. Pe- Brick, Robert M., Alan W . Pense, Robert B.
nafsiran atas dasar pengamatan mata te- Gordon. 1977. Structure and Proper-
kok yang ingin dipecahkan. Setiap artefak Childe, V. Gordon. 1942. What Happened
rus dianalisis secara metalurgis. Harus di- . 1950. The Urban Revolution in
sadari bahwa dalam beberapa hal tertentu Town Planning Review 21 (1):3-17.
harus mengambil sampel dengan cara me- Coghlan, H.H. 1975. Notes on the Pre-
motong atau mengebor artefak. Hal inilah hoatoric Metallurgy of Copper and
yang kadang-kadang menjadi kendala da- Bronzes in the Old World. T.K.
dapat menjawab permasalahan teknis ar- Haryono, Timbul. 1983. Studi Arkeometa-
keologis, tetapi juga dapat membantu dan lurgi dalam Disiplin Arkeologi dalam
aspek kehidupan lainnya (Haryono, 1994). . 1983. Analisis Elemental Benda-
Hodges, Henry. 1975. Artifacts: An Intro- Smith, Cyril Stanley. 1981. A Search for
Knauth, Percy. 1974. The Metalsmiths. New Smith, Morton C. 1956. Alloys Series in
Adoption of Iron in Western Iran in Wailes, Bernard. 1996. V. Gordon Childe
Sharer, Robert J. dan Wendy Ashmore. ters with Metallurgy in Science 146: