Anda di halaman 1dari 5

1. Mengidentifikasi Masalah.

Pada langkah ini kita sering mengalami kesulitan dalam menentukan apa
yang harus dikerjakan. Dalam situasi dunia nyata tidak ada seseorang yang
memberikan kepada kita suatu problema matematika untuk diselesaikan.
Biasanya kita harus memilih di antara sejumlah besar data dan
mengidentifikasi suatu aspek tertentu yang ingin kita pelajari.
Selanjutnya, kita harus secara tepat merumuskan masalah sehingga dapat
menerjemahkan pernyataan verbal yang menggambarkan masalah dalam
simbol matematika.
2. Membuat Asumsi
Umumnya kita tidak dapat berharap untuk menampung semua faktor yang
mempengaruhi masalah yang sudah diidentifikasi dalam suatu model
matematika. Kita dapat menyederhanakan masalah dengan mengurangi
sejumlah faktor yang dipertimbangkan. Kemudian, hubungan di antara
variabel-variabel yang tersisa harus ditentukan. Jadi, kerumitan suatu
masalah dapat dikurangi dengan mengasumsikan hubungan-hubungan yang
relatif sederhana. Ada dua kegiatan utama dalam langkah ini, yaitu sebagai
berikut.
a. Mengklasifikasikan variabel.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku yang
teridentifikasi? Daftarkan faktor-faktor tersebut sebagai variabel.
Variabel yang ingin dijelaskan oleh model disebut variabel bergantung.
Variabel sisanya disebut variabel bebas. Ada dua alasan untuk
mengabaikan variabel bebas. Pertama, pengaruh dari variabel relatif
kecil jika dibandingkan dengan faktor-faktor lain yang terlibat dalam
perilaku. Selanjutnya, kita dapat mengabaikan suatu faktor yang
pengaruhnya sama dengan faktor-faktor lainnya.
b. Menentukan hubungan di antara variabel-variabel yang sudah dipilih.
Sebelum kita dapat membuat hipotesis hubungan di antara variabel,
umumnya kita harus membuat beberapa penyederhanaan tambahan.
Suatu problem dapat cukup rumit sehingga pada awalnya kita tidak
dapat melihat hubungan di antara semua variabel. Dalam kasus
demikian, kita dapat membuat submodel, yaitu kita mempelajari satu
atau lebih variabel bebas secara terpisah. Akhirnya kita akan
menghubungkan semua submodel secara bersama-sama. Dalam kegiatan
belajar berikutnya, kita akan mempelajari suatu teknik, misalnya
perbandingan, yang akan menolong dalam membuat hipotesis hubungan
di antara variabel.
3. Menyelesaikan atau menginterpretasikan Model.
Kombinasikan semua submodel untuk menjadi suatu model. Dalam beberapa
kasus, model dapat terdiri atas persamaan atau pertidaksamaan
matematika yang harus diselesaikan untuk menemukan informasi yang kita
cari. Sering kali suatu pernyataan masalah memerlukan suatu penyelesaian
model yang optimal atau terbaik. Pada langkah ini, kita dapat tidak
menemukan penyelesaian model atau tidak dapat menginterpretasikan
model. Dalam hal ini, kita harus kembali untuk membuat asumsi tambahan
untuk menyederhanakan. Atau bahkan kita harus kembali untuk
mendefinisikan kembali masalah.
4. Memeriksa kebenaran Model.
Sebelum kita menggunakan model, kita harus menguji model tersebut. Ada
beberapa pertanyaan yang dapat diajukan sebelum kita melaksanakan
pengumpulan data (suatu langkah yang dapat memerlukan biaya dan waktu
yang banyak). Pertama, apakah model menjawab masalah yang
diidentifikasi atau model tersebut menjadi terpisah dari isu utama pada
saat kita menyusun model. Kedua, apakah model dapat digunakan secara
mudah, misalnya apakah kita dapat mengumpulkan data yang diperlukan
untuk melaksanakan model? Ketiga, apakah model tersebut masuk akal?
Apakah kita tidak membuat kesalahan matematika dalam
menginterpretasikan Model atau membuat kesalahan dalam membuat
asumsi? Jika pertanyaan-pertanyaan di atas sudah dijawab dengan
memuaskan maka kita dapat menguji model dengan menggunakan data yang
diperoleh dari pengamatan. Kita perlu berhati-hati pada saat menggunakan
data tersebut. Asumsi yang dibuat akan menyebabkan data mungkin hanya
berlaku untuk interval tertentu dan tidak berlaku untuk interval lainnya.
Kita juga harus berhati-hati dalam menarik kesimpulan tentang hasil
pengujian model. Kita tidak dapat membuat dugaan secara umum, hanya
karena model berlaku untuk data khusus yang kita peroleh. Suatu model
tidak dapat menjadi suatu hukum (ketetapan) hanya karena terbukti
berlaku secara berulang-ulang untuk kasus-kasus data tertentu. Melalui
data-data yang dikumpulkan, kita diyakinkan bahwa model kita masuk akal.
5. Mengimplementasikan (Melaksanakan) Model.
Suatu model tidak akan berguna jika tidak dilaksanakan. Kita harus dapat
menggunakan dan menjelaskan model kita dengan menggunakan istilah-
istilah yang dapat dimengerti oleh pengguna model. Suatu model yang
menggunakan program komputer harus dapat dengan mudah dijalankan.
Jika program itu sulit dioperasikan, maka pengguna tidak akan
menggunakan model tersebut.
6. Memperbaiki Model.
Ingat kembali bahwa model diturunkan dari masalah khusus yang
diidentifikasi dan dari asumsi. Oleh karena itu, penting untuk melihat
kembali apakah masalah semula mengalami perubahan, atau suatu faktor
yang sebelumnya dihilangkan sekarang menjadi faktor yang penting.
Apakah salah satu dari submodel perlu di ubah? Jika hal tersebut perlu
dilakukan maka kita harus memperbaiki model kita.

Butir soal : Sebuah pabrik memproduksi dua jenis barang K dan L dengan
menggunakan dua buah mesin yaitu G1 dan G2. Untuk memproduksi barang K, mesin
G1 harus beroperasi selama 3 menit dan mesin G2 selama 6 menit. Sedangkan untuk
memproduksi barang L, mesin G1 harus beroperasi selama 9 menit dan mesin G2
beroperasi selama 6 menit. Mesin G1 dan G2 hanya bisa beroperasi tidak lebih dari 9 jam
dalam sehari. Keuntungan bersih yang didapat untuk tiap barang K adalah Rp.350 dan
untuk tiap barang L adalah Rp.700. Cobalah untuk membuat model matematika dari
masalah program linear tersebut, apabila diharapkan keuntungan bersih yang sebesar-
besarnya.

Pedoman penskoran
Langkah Pembahasan soal Skor
Mengidentifikasi Keterangan pada soal diatas dapat dituliskan dalam tabel seperti 2
masalah berikut ini:
Barang K Barang L Operasi tiap hari
Mesin G1 3 Menit 9 Menit 540 Menit
Mesin G2 6 Menit 6 Menit 540 Menit
Keuntungan Rp. 350 Rp. 700

Membuat Kita misalkan Barang K diproduksi sebanyak p buah dan barang L 3


asumsi diproduksi sebanyak q buah, maka:

Waktu operasi yang dibutuhkan untuk mesin G1 = 3p + 9q


Waktu operasi yang dibutuhkan untuk mesin G2 = 6p + 6q

Dikarenakan mesin G1 dan G2 Tidak boleh beroperasi lebih dari 9


jam = 540 menit setiap harinya, maka harus dipenuhi
pertidaksamaan berikut ini:

3p + 9q ≤ 540 p + 4q ≤ 180
6p + 6q ≤ 540 p + q ≤ 90

Perlu diingat bahwa p dan q mewakili banyaknya barang,


maka pdan q tidak mungkin bernilai negatif dan nilainya pun harus
merupakan bilangan cacah. Sehingga, p dan q harus memenuhi
pertidaksamaan di bawah ini:

p ≥ 0, q ≥ 0, dan p dan q ε C

Keuntungan bersih yang di dapat dalam Rupiah = 350p + 700q,


dan diharapkan keuntungan bersih tersebut adalah sebesar-
besarnya
Membuat .Jadi model matematika yang dapat dibentuk berdasarkan 1
model persoalan di atas adalah:

p ≥ 0, q ≥ 0, p + 4q ≤ 180, dan p + q ≤ 90; p dan q ε C

Dengan bentuk (350p + 700q) sebesar-besarnya.

Menyelesaikan Dengan metode grafik di dapat : 4


model

Dari grafik di atas titik pojok didapat yaitu:


A(0,0), B (90,0), C (60,30) dan D(0,45)
Untuk menentukan keuntungan sebesar-besarnya maka dapat
dicari dengan mensubstitusikannya ke dalam fungsi tujuan
A(0,0) = 350(0) + 700(0) = Rp. 0,00
B(90,0) = 350(90) + 700(0) = Rp. 31.500,00
C(60,30) = 350(60) + 700(30) = Rp. 42.000,00 (Maksimum)
D(0,45) = 350(0) + 700(45) = Rp. 31.500,00

Menyimpulkan Jadi keuntungan maksimum akan di dapat pabrik tersebut adalah 1


Rp. 42.000,00
Total skor 10

Anda mungkin juga menyukai