Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL PENELITIAN

Kejadian Asma pada Cleaning Service Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo


Makassar Tahun 2019

Syahriani
Sub-departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin

Abstrak : Asma merupakan penyakit Perempuan yang bekerja di bidang


paru obstruktif kronis yang sering diderita kebersihan domestik berisiko lebih tinggi
oleh anak-anak, orang dewasa, maupun untuk mengalami gejala obstruktif
para lanjut usia. Penyakit ini memiliki penyakit paru-paru, tetapi agen yang
karakteristik serangan periodik yang bertanggung jawab tidak diketahui.
stabil. Salah satu faktor risiko asma yang Metode : Penelitian ini menggunakan
mempengaruhi perkembangan dan metode penelitian deskriptif dengan
ekspresi asma berhubungan dengan faktor pendekatan cross sectional melalui proses
eksternal (environmental factor). Faktor walk through survey. Data yang
eksternal meliputi occupational irritant, digunakan berupa kebiasaan responden
infeksi virus di saluran nafas, alergen, dan data faktor-faktor pencetus terjadinya
asap rokok, polusi udara, , dan perubahan asma, seperti faktor kimia yaitu debu,
suhu terkait perubahan musim atau polusi udara, agen pembersih iritan dan
kondisi geografis lainnya (Suyono, 2001 ; lainnya. Distribusi sampel penelitian
GINA, 2008). Penelitian berbasis berdasarkan jenis pekerjaan yang
masyarakat menunjukkan bahwa pekerja dilakukan didapatkan hasil 4 dari 5
kebersihan memiliki peningkatan risiko cleaning service rumah sakit yang
asma dan gejala pernapasan lainnya. Studi memiliki riwayat asma sebelumnya. Akan
terbaru menunjukkan secara khusus risiko tetapi, penelitian pada studi cross
tinggi morbiditas pernapasan pada sectional terdapat beberapa kelemahan
perempuan yang bekerja sebagai cleaning yaitu kurangnya jumlah kasus yang
service di Indonesia. didapatkan, berat-ringannya kasus yang
sulit ditentukan karena keterbatasan

1
sarana pemeriksaan dan kurangnya waktu dan agen pembersih kimia lainnya yang
yang didapatkan untuk melanjutkan bersifat iritan pada saat bekerja. Pasien
survey. Selain itu, penelitian dengan studi bekerja selama 8-9 jam dalam sehari.
ini tidak menggambarkan perjalanan Kesimpulan : Pada hasil penelitian
penyakit, insiden, maupun prognosis ini didapatkan pada cleaning service yang
penyakit. memiliki riwayat asma mengalami
Bahan yang digunakan pada survei ini eksaserbasi akut pada saat bekerja dengan
adalah checklist yang di buat. Checklist sebagian besar serangan derajat ringan.
ini dibuat berdasarkan informasi yang Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
diperlukan dari tujuan survei dilakukan. dan menyebabkan timbulnya asma pada
Pada survei ini, informasi yang diperlukan cleaning service. Salah satu faktor yang
adalah ada tidaknya faktor hazard, alat paling berpengaruh adalah faktor kimia
kerja apa yang digunakan, alat pelindung seperti adanya paparan debu, polusi
diri yang digunakan, ketersediaan obat udara, serta adanya berbagai bahan
P3K di tempat kerja, keluhan atau pembersih iritan yang digunakan saat
penyakit yang dialami pekerja dan upaya bekerja. Waktu kerja yang cukup padat
pengetahuan mengenai postur tubuh yang dengan waktu istirahat yang hanya 1 jam
tepat. dan dilakukan selama seminggu dengan
Hasil : Pada penelitian kali ini didapatkan pergantian shift yang kurang.
bahwa 4 dari 5 orang responden yang Kata Kunci: Asma, polusi udara, agen
memiliki riwayat asma sebelumnya yang pembersih iritan
diwawancarai yaitu sebanyak 4 responden
80 %) yang mengalami asma pada saat
bekerja dan 1 responden (20%) yang
tidak mengalami asma namun derajat
serangannya bervariasi masing-masing
pekerja dan pada waktu tertentu yang
faktor pencetusnya berlebih dari
biasanya. Faktor yang dominan
berpengaruh dalam asma berupa faktor
kimia yaitu paparan debu, polusi udara

2
PENDAHULUAN produk pembersih. Penggunaan produk
Asma merupakan penyakit paru pembersih di berbagai pekerjaan telah
obstruktif kronis yang sering diderita oleh dikaitkan dengan asma onset baru,
anak-anak, orang dewasa, maupun para meskipun tidak jelas sampai sejauh mana
lanjut usia. Penyakit ini memiliki paparan tersebut juga berkontribusi asma
karakteristik serangan periodik yang yang diperburuk dengan pekerjaan.
stabil (Sykes, et al, 2008). Produk pembersih adalah campuran dari
Sejalan dengan perkembangan ilmu banyak bahan kimia yang dapat
pengetahuan dan teknologi, faktor memengaruhi kesehatan pekerja melalui
eksternal menjadi berperan dominan paparan udara dan kulit. (Medina-
dalam mencetuskan terjadinya serangan Ramo´n, M, 2005).
asma. Banyak penelitian telah Asosiasi independen lainnya
membuktikan hal ini. Riset di Kanada termasuk menghirup uap dan gas secara
menunjukkan bahwa infeksi virus, tidak sengaja dari agen pembersih dan
olahraga, asap rokok, debu, dan serbuk mencuci piring. Asosiasi ini lebih
sari bunga menempati lima peringkat menonjol untuk kasus dengan gejala asma
teratas sebagai penyebab asma terbanyak tetapi tidak berhubungan dengan
di semua golongan usia (State of Region’s sensitisasi terhadap alergen umum.
Health, 2002). Di lingkungan kerja, Dalam penelitian cross-sectional
dimana asma meliputi asma kerja besar kami sebelumnya menunjukkan
(occupational asthma) dan asma bahwa perempuan yang bekerja sebagai
diperberat di tempat kerja (work- cleaning service memiliki risiko
aggravated asthma), occupational irritant terjadinya asma. Dalam sampel populasi
yang paling sering menginduksi asma umum ini wanita berusia 30–65 tahun,
(Wahyuningsih, et al, 2003). risiko asma yang disebabkan oleh
Studi epidemiologis telah pekerjaan di Indonesia pembersihan
menunjukkan hubungan antara pekerjaan domestik sekitar 25%. Sepengetahuan
pembersihan dan asma, tetapi faktor kami, sampai saat ini belum ada penelitian
risikonya tidak pasti. Pekerja kebersihan yang diterbitkan yang mengevaluasi
beresiko akut dan kronis paparan senyawa faktor risiko spesifik untuk asma dalam
volatil dan aerosol yang dihasilkan dari bekerja sebagai cleaning service. Ini

3
adalah masalah kesehatan masyarakat Chan Yeung membagi bahan
yang berpotensi penting karena penyebab asma menjadi 2 kelompok
pembersihan rumah adalah salah satu yaitu: Bahan penyebab asma akibat kerja
pekerjaan yang paling umum di banyak melalui mekanisme imunologis. Ini
negara, dan paparan yang relevan baik merupakan kejadian asma akibat kerja
oleh pekerja sebagai cleaning service yang terbanyak yaitu> 90 % kasus. Bahan
maupun saat membersihkan sendiri di penyebab asma melalui mekanisme
rumah. imunologis ini dibedakan atas IgE
TEORI dependent dan IgE independent.
Asma adalah gangguan peradangan Penyebab asma akibat kerja yang IgE
saluran pernapasan kronis dimana banyak dependent biasanya merupakan bahan
sel dan elemen-elemen seluler yang dengan berat molekul tinggi, seperti
berperan seperti sel mast, eosinofil, bahan dari tanaman yang juga sering
limfosit T, neutrofil dan sel epitelyang menimbulkan asma akibat kerja adalah
dapat menyebabkan inflamasi. lateks. Prevalensi asma akibat kerja
karena lateks diperkirakan 5-18 % terjadi
Asma akibat kerja adalah suatu
pada pekerja rumah sakit. Mc.Donald
penyakit yang ditandai oleh gangguan
tahun 2000 melaporkan selama 9 tahun
aliran nafas dan hipereaktiviti bronkus
terdapat peningkatan asma akibat kerja
yang terjadi akibat suatu keadaan di
karena lateks menjadi 8,5 %. Asma akibat
lingkungan kerja.
kerja karena lateks terjadi 4 % pada
Telah diketahui lebih dari 250 bahan pekerja di rumah sakit, protein lateks
atau zat yang dapat menimbulkan asma dapat menyebabkan urtikaria karena
akibat kerja. Paparan partikel yang kontak langsung sedangkan zat tersebut
terhirup ditempat kerja merupakan salah menyebabkan asma, karena tersebar
satu sebab timbulnya asma akibat kerja. diudara ruangan dengan cara berkaitan
Berat ringannya gangguan tergantung dengan bubuk sarung tangan dan terhirup
intensitas dan durasi paparan bahan oleh pekerja.
hirupan. Disamping itu ukuran partikel
Kemajuan dalam bidang industri
dan konsentrasi debu diudara juga ikut
sampai sekarang telah menghasilkan
menentukan progresi gangguan napas.
bahan bahan kimia sebagai bahan

4
pembersih yang bersifat iritan seperti, yang mengalami eksaserbasi akut
pelarut, plastik , pemutih, latex dan serangan asma pada saat bekerja sebagai
sebagainya, yang digunakan secara umum cleaning service di rumah sakit. Namun,
dalam kehidupan sehari-hari dengan pada penelitian dengan studi cross
tujuan memberikan kenyamanan dan sectional ini, terdapat beberapa
kemudahan bagi manusia, contohnya kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus
dalam bekerja sebagai cleaning service yang didapatkan, berat- ringannya kasus
namun bahan–bahan tersebut dapat yang sulit ditentukan karena keterbatasan
menimbulkan berbagai dampak seperti sarana pemeriksaan, dan kurangnya
timbulnya asma saat bekerja. Faktor waktu yang didapatkan untuk
kimia lainnya yang berperan yaitu melanjutkan survey. Selain itu, penelitian
merupakan salah satu akibat dari paparan dengan studi cross sectional ini tidak
debu dan polusi udara yang menjadi menggambarkan perjalanan penyakit
faktor pencetus terjadinya asma. pasien, insidensi, maupun prognosis
penyakit.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode Bahan yang digunakan pada survei
penelitian deskriptif dengan pendekatan ini adalah checklist yang di buat.
cross sectional melalui proses walk Checklist ini dibuat berdasarkan
through survey. Data yang digunakan informasi yang diperlukan sesuai dengan
berupa kebiasaan responden, dan data tujuan survei ini dilakukan. Pada survei
faktor-faktor hazard di lingkungan kerja ini, informasi yang diperlukan adalah ada
cleaning service di rumah sakit yang tidaknya faktor hazard, alat kerja apa
dapat menjadi faktor risiko terjadinya yang digunakan, alat pelindung diri yang
asma seperti paparan debu, polusi udara, digunakan, ketersediaan obat P3K di
dan agen pembersih iritan lainnya. tempat kerja, keluhan atau penyakit yang
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dialami pekerja dan upaya pengetahuan
yang memiliki riwayat asma dan pernah mengenai K3 kepada pekerja.
mengalami eksaserbasi di tempat kerja.
Peralatan yang diperlukan untuk
Distribusi sampel penelitian berdasarkan
melakukan walk through survey antara
jenis pekerjaan yang dilakukan,
lain: Alat tulis menulis, kamera digital,
didapatkan hasil 4 pekerja dari 5 pekerja

5
check List. Cara survey yang dilakukan No. Tanggal Kegiatan
adalah dengan menggunakan Walk - Melapor ke bagian
Through Survey. Teknik Walk Through K3 RS Ibnu Sina
Survey juga dikenali sebagai 4 Maret - Pengarahan
1.
Occupational Health Hazards. Untuk 2019 kegiatan
melakukan survei ini, dapat dimulai - Walk through
dengan mengetahui tentang manejemen survey
perencanaan yang benar, berdiskusi - Pembuatan
4 Maret
tentang tujuan melakukan survey, dan 2. laporan walk
2019
menerima keluhan-keluhan baru yang through survey
relevan. - Pembuatan status
5-7 Maret
3. okupasi dan
Walk Through Survey ini adalah 2019
artikel
bertujuan untuk memahami proses
- Presentasi laporan
produksi, denah tempat kerja dan 8 Maret
4. walk through
lingkungannya secara umum. Selain itu, 2018
survey
mendengarkan pandangan pekerja dan
pengawas tentang K3, memahami
HASIL
pekerjaan dan tugas-tugas pekerja,
Pada penelitian ini, dilakukan
mengantisipasi dan mengenal potensi
pengambilan sampel pada bagian
bahaya yang ada dan mungkin akan
perawatan rumah sakit dan dari
timbul di tempat kerja atau pada petugas
perhitungan sampel didapatkan sampel
dan menginventarisir upaya-upaya K3
sebanyak 5 dari 32 orang pekerja pada
yang telah dilakukan mencakup kebijakan
bagian perawatan (total jumlah pekerja).
K3, upaya pengendalian, pemenuhan
peraturan perundangan dan sebagainya. Dari rencana waktu yang telah
ditetapkan, terkumpul data yang
Survey dilakukan pada pekerja
didapatkan dari check list yang dibuat.
cleaning service di Rumah Sakit Wahidin
Dari hasil check list diperoleh 5 pekerja
Sudirohusodo Makassar, dengan jadwal
yang memiliki riwayat asma sebelumnya,
survey selama 1 hari ( 4 Maret 2019 ),
dengan kisaran usia 25-50 tahun. Pekerja
yaitu :
mulai bekerja efektif selama 8-9 jam per
6
hari dengan shift per 12 jam sebagai minggu, suhu dalam ruangan dan
pekerja cleaning service di rumah sakit. penggunaan alat pelindung diri tersedia
yang penting sebegai pencegahan
Pada penelitian kali ini didapatkan
serangan asma seperti masker untuk
bahwa 4 dari 5 orang responden yang
pencegahan gangguan saluran pernapasan
memiliki riwayat asma sebelumnya yang
yang kadang-kadang tidak digunakan.
diwawancarai yaitu sebanyak 4 responden
80 %) yang mengalami asma pada saat DISKUSI
bekerja dan 1 responden (20%) yang Pada hasil penelitian ini diperoleh
tidak mengalami asma pada saat bekerja sekitar 80% pekerja cleaning service di
sebagai cleaning service namun derajat rumah sakit Wahidin Sudirohusodo
serangannya bervariasi masing-masing mengalami serangan asma. Berdasarkan
pekerja dan pada waktu tertentu yang data yang telah didapatkan, ditemukan
faktor pencetusnya berlebih dari berbagai faktor yang mempengaruhi
biasanya. terjadinya keluhan yaitu faktor kimia
seperti adanya paparan pada saat
Berdasarkan data yang telah
menggunakan agen pembersih kimia yang
didapatkan, ditemukan berbagai faktor
bersifat iritan seperti, pelarut, pemutih,
yang mempengaruhi terjadinya keluhan
latex, deterjen, dan bahan pembersih
yaitu faktor kimia seperti adanya paparan
lantai pada saat bekerja. Faktor kimia
pada saat menggunakan agen pembersih
lainnya yang berperan yaitu merupakan
kimia yang bersifat iritan seperti, pelarut,
salah satu akibat dari paparan debu dan
pemutih, latex, deterjen, dan bahan
polusi udara yang menjadi faktor pencetus
pembersih lantai pada saat bekerja. Faktor
terjadinya asma. Hal ini sesuai dengan
kimia lainnya yang berperan yaitu
penelitian di Cornella`, Barcelona,
merupakan salah satu akibat dari paparan
Spanyol yang dilakukan oleh Medina-
debu dan polusi udara yang menjadi
Ramo´n et all yang mengatakan bahwa
faktor pencetus terjadinya asma.
terdapat hubungan antara pekerjaan
Karakteristik pekerjaan yang pembersihan dan asma, tetapi faktor
mempengaruhi yang ditemukan saat risikonya tidak pasti. Pekerja kebersihan
survei antara lain adalah jumlah jam beresiko akut dan kronis paparan senyawa
kerja per minggu yaitu 56 – 63 jam per volatil dan aerosol yang dihasilkan dari

7
produk pembersih. Penggunaan produk polutan. Dengan demikian, timbulnya atau
pembersih di berbagai pekerjaan telah pemburukan asma dalam kelompok ini
dikaitkan dengan asma, meskipun tidak dapat dikaitkan dengan mekanisme yang
jelas sampai sejauh mana paparan tersebut diinduksi iritasi atau untuk menentukan
juga berkontribusi asma yang diperburuk kepekaan. Sensitisasi utama yang
dengan pekerjaan. Produk pembersih terkandung dalam produk pembersih
adalah campuran dari banyak bahan kimia adalah desinfektan, senyawa amonium
yang dapat memengaruhi kesehatan kuaterner (seperti benzalkonium klorida),
pekerja melalui paparan udara dan kulit. senyawa amina, dan wewangian. Iritasi
jalan nafas terkuat dalam produk
Banyak penelitian telah membuktikan
pembersih adalah pemutih (sodium
hal ini. Riset di Kanada menunjukkan
hypochlorite), hidroklorik agen asam, dan
bahwa infeksi virus, olahraga, asap rokok,
basa (amonia dan natrium hidroksida),
debu, dan serbuk sari bunga menempati
yang biasanya dicampur bersama.
lima peringkat teratas sebagai penyebab
asma terbanyak di semua golongan usia Paparan bahan-bahan produk
(State of Region’s Health, 2002). Di pembersih dapat menimbulkan asma onset
lingkungan kerja, dimana asma meliputi baru, dengan atau tanpa periode laten, dan
asma kerja (occupational asthma) dan asma yang diperburuk dengan kerja.
asma diperberat di tempat kerja (work- Paparan iritan tingkat tinggi dapat
aggravated asthma), occupational irritant menyebabkan sindrom disfungsi saluran
yang paling sering menginduksi asma napas reaktif. Pekerja kebersihan juga
(Wahyuningsih, et al, 2003). mungkin memiliki risiko relatif lebih
Pada penelitian yang dilakukan oleh S besar terserang asma karena paparan
Quirce, P Barranco di Madrid, Spanyol iritasi pernapasan yang rendah dan
mengatakan bahwa terdapat hubungan sedang. Selain itu, mirip asma gejala
kejadian serangan asma dengan agen tanpa konfirmasi asma juga sering terjadi
pembersih iritan pada pekerja cleaning setelah terpapar agen pembersih. Dalam
service. Cleaning service dihadapkan pada banyak pembersih, gejala jalan nafas yang
berbagai macam produk pembersih yang disebabkan oleh bahan kimia dan bau
mengandung iritan dan sensitizer, serta tidak dapat dijelaskan oleh reaksi alergi
alergen dalam ruangan yang umum dan atau asma. Pasien-pasien ini mungkin

8
telah meningkatkan sensitivitas terhadap shift agar menghindari bekerja
capsaicin inhalasi, yang diketahui berlebihan.
mencerminkan reaktivitas sensorik, dan 2. Perlunya penghindaran dari
kondisi ini disebut sensorik jalan napas paparan faktor pencetus dengan
hiperreaktivitas. menggunakan alat pelindung diri
untuk mengurangi resiko
KESIMPULAN
terjadinya asma.
Pada hasil penelitian ini didapatkan
sebagian besar pekerja cleaning service di
REFERENSI
rumah sakit (80%) mengalami
1. Quirce, S. Cleaning agents and
eksaserbasi asma pada saat bekerja.
asthma. J investing allergol clin
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
immunol 2010: vol 20(7): 542-
dan menyebabkan timbulnya serangan
550
asma saat bekerja pada pekerja cleaning
2. Medina-Ramo´n, M. Asthma,
service rumah sakit. Salah satu faktor
chronic bronchitis, and exposure
yang paling berpengaruh adalah faktor
to irritant agents in occupational
kimia seperti paparan debu, polusi udara
domestic cleaning: a nested case-
dan agen pembersih kimia lainnya yang
control study. Occup Environ
bersifat iritan seperti, pelarut, plastik ,
Med 2005;62:598–606.
pemutih, latex, deterjen, dan bahan
3. Sari, Ni Putu Wulan Purnama.
pembersih lantai pada saat bekerja.
Asma: Hubungan Antara Faktor
Waktu kerja yang cukup padat dengan
Risiko, Perilaku Pencegahan,dan
waktu istirahat yang hanya 1 jam dan
Tingkat Pengendalian Penyakit.
dilakukan selama seminggu dengan
JNL, September 2013, vol.1, hal.
pergantian shift yang kurang.
30-4
SARAN
1. Perlu dilakukan pengaturan
lingkungan kerja atau administrasi
berupa shift kerja yang teratur dan
memperbanyak waktu pergantian

Anda mungkin juga menyukai