Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH FITOKIMIA

10 Tanaman Obat

Disusun Oleh :

1. Adis Noviani
2. Oki Surya Diharja
3. Reny Widya
4. Sindy Nuraini
5. Siti Romlah
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, makhluk pilihan- Nya yang mendorong dan
menganjurkan umatnya untuk giat mencari Ilmu Pengetahuan yang bertujuan untuk menggapai
ridha-Nya. Alhamdulillah berkat rahmat dan taufik-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah
fitokimia dengan lancar.
Dalam Penyusunan makalah ini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun tidak
dipungkiri jika didalamnya masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karenanya, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif.
Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah yang telah disusun ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita
memasrahkan segala urusan. Wallahu a’lam

Cirebon, Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Skrining Fitokimia ............................................................ 2
BAB III PEMBAHASAN
A. 10 Tanaman ...................................................................... 4
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh-tumbuhan mempunyai kedudukan dan peranan yang amat penting dalam


kehidupan manusia. Hampir lima dekade terakhir ini timbul ketertarikan yang kuat dalam
meneliti tumbuhan sebagai sumber obat-obatan. Ini didasarkan pada beberapa alasan.Pertama,
adanya gerakan revolusi hijau yang didasari keyakinan bahwa pengobatan dengan tumbuhan
lebih aman dan dapat mengurangi efek samping pada tubuh manusia dibandingkan dengan obat-
obatan sintetis. Kedua, adanya fakta bahwa banyak obat-obatan penting yang digunakan
sekarang berasal dari tumbuhan Diperkirakan sekitar 30.000 spesies tumbuhan ditemukan di
dalam hutan hujan tropika, sekitar 1.260 spesies diantaranya berkhasiat sebagai obat. Pada saat
ini, baru sekitar 180 spesies yang telah digunakan untuk berbagai keperluan industri obat dan
jamu, tetapi baru beberapa spesies yang telah dibudidayakan secara intensif.Diperkirakan masih
banyak tumbuhan berkhasiat obat yang belum diketahui kandungan senyawa aktifnya, sehingga
diperlukan penelitian khusus.Agar pengobatan secara tradisional dapat dipertanggung jawabkan
maka diperlukan penelitian ilmiah seperti penelitian di bidang farmakologi, toksikologi,
identifikasi dan isolasi zat kimia aktif yang terdapat dalam tumbuhan.Tumbuhan dapat
digunakan sebagai obat obatan karena tumbuhan tersebut menghasilkan suatu senyawa yang
memperlihatkan aktifitas biologis tertentu. Senyawa aktif biologis itu merupakan senyawa
metabolit sekunder yang meliputi alkaloid, flavonoid, terpenoid dan steroid.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dari tanaman
2. Untuk mengetahui manfaat dari tanaman berkhasiat
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi zat berkhasiat pada tanaman
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang
terkandung didalam tumbuhan, karena pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa
kimia yang dikandung tumbuhan yang akan sedang kita uji atau diteliti. Metode yang digunakan
dalam skrining fitokimia harus memiliki persyaratan :

1. Metodenya sederhana dan cepat


2. Peralatan yang digunakan sedikit
3. Selektif dalam mengindentifikasi senyawa-seyawa tertentu
4. Dapat memberikan informasi tambahan mengenai keberadaan senyawa tertentu dalam
kelompok senyawa yang diteliti

Golongan senyawa kimia dapat ditentukan dengan cara :

1. Uji warna
2. Penetuan kelarutan
3. Bilangan Rf
4. Jenis spectrum UV

Senyawa kimia berdasarkan asal biosintesis, sifat kelarutan, gugus fungsi digolongkan menjadi :

1. Senyawa fenol, bersifat hidrofil, berasal dari asam shikhimat


2. Terpenoid, berasal dari lipid, biosintesis nya berasal dari isopentenil pirofopat.
3. Asam organic, lipid dan sejenisnya, biosintesis nya berasal dari asetat. Senyawa nitrogen,
bersifat basa dan bereaksi positif terhadap ninhidrint atau dragendrof Gula dan
turunannya.
4. Makro molekul, umumnya memiliki bobot molekul yang tinggi.

Sedangkan berdasarkan biogesisinya senyawa bahan alam dikelompokan menjadi :

1. Asetogenin : flavonoid, lipid, lignin dan kuinon


2. Karbohidrat : monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida
3. Isoprenoid : terpenoid, steroid dan karetonoid.
4. Seyawa mengandung nitrogen : alkaloid, asam amino, protein dan nukleat.
BAB III

PEMBAHASAN

Tanaman-tanaman yang dapat di skrining fitokimia

1. Daun Salam

Daun Salam merupakan daun dari tanaman salam yang sering kali digunakan sebagai bumbu
dapur. Selain bumbu dapur juga beberapa orang menggunakannya sebagai obat herbal yang
dipercaya mampu mengatasi berbagai penyakitPohon salam berwarna coklat abu-abu, kayunya
memecah atau bersisik dan tingginya bisa mencapai 30 meter dengan diameter hingga 60 cm.
Pohon ini memiliki bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm. Sering kali
bunganya muncul di bawah daun atau di bawah ketiak ranting. Bunganya berwarna harum dan
gampang rontok. Oleh para ilmuwan luar negeri, daun salam yang biasa kita pakai sering kali
disebut dengan Indonesian Bay Leaf.

 Klasifikasi Daun Salam


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Rosidae

Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)

Genus: Syzygium

Spesies: Syzygium polyanthum Wigh Walp


 Khasiat Daun Salam
Daun salam selama ini dikenal luas sebagai bumbu penyedap masakan. Namun, ternyata
manfaat daun salam tidak hanya sebatas sebagai penyedap karena khasiat daun salam
ternyata juga baik untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dan menjaga kebugaran
tubuh. Berdasarkan hasil penelitian, daun salam sangat baik baik untuk melawan
beberapa jenis penyakit kanker, Mencegah Penyakit Jantung,Mengatasi
Radang,Mengobati Gangguan Pencernaan,Mengatasi Penyakit Diabetes, Menyembuhkan
Darah Tinggi,Mengobati Penyakit Asam Urat,Meningkatkan Daya Tahan
Tubuh,Membantu Program Diet Sehat
 Kandungan kimia
Daun sereh dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari
sitral, sitronelol (66-85%),α-pinen, kamfen, sabinen,mirsen,β-felandren, p-simen,
limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol,α-terpineol, geraniol,
farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat,
geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, ger anil asetat,β-elemen,β-kariofilen,β-
bergamoten, trans-metilisoeugenol,β-kadinen, elemol, kariofilen oksida.1,2,15). Pada
penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen utama (+)
sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula geranil
butirat, sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol.
 Mekanisme kerja
Salah satu komponen dari daun salam adalaha sitronellal dan geraniol, yang merupakan
senyawa yg dibentuk oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan
formula unsur C10,H16,18,20 dan O merupakan senyawa terpenoid golongan
monoterpen (C10). Geraniol, 3,7-dimethyl-2,6-octadien-l-ol atau sering disebut juga
sebagai rhodinol adalah salah satu senyawa monoterpenoid dan alkohol dengan formula
C10H18O. Geraniol Senyawa ini tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam bahan
pelarut organik yang umum. Baunya menyengat dan sering digunakan sebagai parfum.
(gambar struktur geraniol dan sitronelal)

 Identifikasi geraniol
Identifikasi senyawa geraniol dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas-
spektrometri massa (GC-MS). Data kromatogram GC menunjukkan kandungan geraniol
sebanyak 65,34%. Pengkayaan geraniol menggunakan larutan NaOH dalam etanol
mengakibatkan terjadinya reaksi hidrolisis geranil asetat menjadi geraniol yang
meningkatkan kandungan geraniol menjadi 81,96%.

2. Daun Jeruk Nipis


Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan
perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya
berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam.
Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit.
Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang daunnya menyirip
dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm. Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang
tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan
berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan
dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur
atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih Tanaman jeruk
nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola
pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan.
Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam.
Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari
langsung.

 Klasifikasi tanaman jeruk nipis :


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus Spesies : Citrus aurantifolia (Christm.) Swing
 Khasiat Daun Jeruk Nipis
Pada umumnya kita tidak tahu manfaat kandungan daun jeruk,tetapi sangat banya sekali
manfaat dan kandungan yang terdapat didalamnya. Secara alami jeruk nipis ini
bermanfaat untu obat batuk, menghilangkan dahak (mukolitik), memperlancar kencing
(diuretik) dan keringat, serta sangat baik dalam membantu proses pencernaan.

 Kandungan Kimia
Kandungan yang terdapat pada jeruk nipis yaitu Linalool, minyak terbang Limonene dan
flavonoid, seperti Poncirin, Hesperidine, Rhoifolin dan Naringin. Pada buah jeruk nipis
yang sudah masak mengandung Synephrine, N-methyltyramine, Asam sitrat, Kalsium,
Fosfor, Besi, serta Vitamin A, B1, dan C. Sedangkan Asam sitrat yang dikandungnya
dapat mencegah kambuhnya pasian setelah operasi batu ginjal.

 Mekanisme Kerja Hesperidin


Kombinasi garam Diosmin / Hesperidin diindikasikan untuk perawatan Wasir,
Insufisiensi vena kronis, Spider veins, Wasir, Borok kaki, Pembuluh mekar,
Haemmorhoids, Pembengkakan lengan, Pembuluh mekar, Spider veins dan kondisi
lainnya. Diosmin / Hesperidin meningkatkan kondisi pasien dengan melakukan fungsi-
fungsi berikut:
 Meningkatkan kontraktilitas otot polos untuk mengelola nada vena, meningkatkan
kontraktilitas limfatik untuk mengurangi edema, dan mengelola oksidatif dan faktor
inflamasi yang disebabkan oleh hipertensi vena.

 Menekan ekspresi enzim inflamasi dan sitokin proinflamasi.

 Identifikasi Senyawa Hisperidin


Identifikasi dilakukan dengan cara KLT menggunakan selulosa dan silika sebagai fase
diam danfase gerak TBA 3:1:1, hasil positif terhadap uap amonia berupa bercak berwarna
kuning terang dibawah sinarUV 366 nm dan UV 254 nm. Penentuan titik leleh digunakan
untuk mengetahui kemurnian isolat. Identifikasidilanjutkan dengan metode
spektrofotometri UV dan spektrofotometri infra merah. Hasil yang diperoleh dariKLT,
nilai Rf dari kulit buah jeruk manis jeruk 0,83 sedangkan nilai Rf pembanding hesperidin
0,83. Hasil spektrum UV dan IR menunjukkan bahwa isolat identik dengan hesperidin
baku.

3. Tanaman Alpukat
Alpukat adalah salah satu tanaman buah meja yang memiliki nama yang sama, alpukat.
Tumbuhan yang menurut sejarahnya berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah ini kini sedang
banyak dibudidayakan, bahkan orang-orang di seluruh dunia berlomba-lomba untuk
mengembangkan tanaman buah ini. Buahnya yang legit dan banyak mengandung asam folat
sangat baik bagi ibu hamil yang meanaman buah tropis ini di Indonesia sudah ditemukan sejak
tahun 1877, keberadaannya di Indonesia dibawa oleh Belanda dan ditanam untuk pertama
kalinya di Kebun Raya Bogor. Nama latin alpukat adalah Persea americana. Nama alpukat
sendiri dalam bahasa Inggris disebut avocado, nama tanaman ini sebenarnya berasal dari bahasa
Aztek, ahuacatl yang berarti pahit. Suku Aztek yang hidup di kawasan Amerika Tengah dan
Meksiko tidak begitu menyukai buah alpukat.
 Klasifikasi Tanaman Alpukat
Kerajaan : Plantae
Kelas : Magnolipilihanda
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies :Persea Americana

 Kandungan Kimia Daun Alpukat


Kandungan zat aktif yang terdapat di daun alpukat (Persea america miller) adalah
saponin, alkaloida dan flavonoida serta polifenol, quersetin dan gula alkali persiit
(Mursito, 2007). Flavanoida merupakan kelompok flavanol turunan senyawa benzena
dapat digunakan sebagai senyawa dasar zat warna alam. Menurut Chang dan Kinghorn
(2001) ada tiga kelompok flavanoida yang amat menarik perhatian dalam fisiologi
tumbuhan yaitu antosianin, flavanol, dan flavon. Antosianin adalah pigmen berwarna
merah, ungu, dan biru. Warna antosianin pertama-tama bergantung pada gugus pengganti
yang terdapat dicincin B. Kedua, antosianin sering berhubungan dengan flavon atau
flavonol yang menyebabkan warnanya menjadi lebih biru. Ketiga, antosianin
berhubungan satu sama lain, khususnya pada konsentrasi tinggi dan ini dapat
menyebabkan efek kemerahan atau kebiruan, bergantung pada antosianin dan pH
vakuola tempat mereka terhimpun. Berdasarkan penelitian Maryati dkk.(2007),
penapisan fitokimia daun alpukat menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid,
tanin katekat, kuinon, saponin, dan steroid/ triterpenoid. Menurut (Sulaeman dkk.,1999)
tanin merupakan senyawa fenolik kompleks yang tersebar luas dalam tanaman, seperti
daun, buah yang belum matang, batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang,
tanin digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tanin.
Lestari (2014) menyatakan bahwa ekstraksi tanin dari daun alpukat, diketahui total tanin
yang terkandung dalam ekstrak tersebut berkisar antara 15.81 22.07 %. Tanin akan
menghasilkan warna coklat.

 Mekanisme Kerja Flavonoid


Flavonoid dikatakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan
membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Aksi radikal memberikan efek
timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Tubuh manusia tidak
mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang lebih sehingga apabila terkena radikal
bebas yang tinggi dan berlebih, tubuh tidak dapat menanggulanginya. Saat itulah tubuh
manusia membutuhkan antioksidan dari luar (eksogen) yang dapat dilakukan dengan
asupan senyawa yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi melalui suplemen,
makanan, dan minuman yang dikonsumsi.
 Identifikasi Flavonoid
Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan salah satu buah yang mempunyai beragam
kandungan senyawa bioaktif. Biji alpukat dilaporkan mengandung beberapa campuran
senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai antioksidan alami yang mana bagian tersebut seringkali tidak
dimanfaatkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antioksidan,kandungan fenolik dan flavonoid total pada ekstrak dan fraksi-fraksi biji
buah alpukat serta mengisolasi senyawa antioksidan dari biji buah alpukat. Biji alpukat
yang telah dikeringkan dan diserbuk (4 kilogram) dimaserasi dengan beberapa pelarut,
yaitu:petroleum eter, etil asetat, dan metanol kemudian dilakukan fraksinasi secara
bioassay guided fractination dengan menggunakan pelarut atau campuran pelarut dengan
polaritas yang meningkat. Hasil maserasi dari pelarut petroleum eter, etil asetat, dan
metanol serta fraksi yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan
melalui uji penangkapan radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH), 2,2'-azino-
bis-(3-ethylbenzothiazoline-6-sulphonic acid (ABTS) dan daya reduksi besi (III),
sementara kandungan fenolik dan flavonoid totalnya ditentukan secara spektrofotometri.

4. Tanaman Jambu Biji


Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai (petiolus) dan
helaian (lamina) saja disebut daun bertangkai. Dilihat dari letak bagian terlebarnya jambu biji
bagian terlebar daunya berada ditengah-tengah dan memiliki bangun jorong karena
perbandingan panjang : lebarnya adalah 1½ - 2 : 1 (13-15 : 5,6-6cm). Daun jambu biji memiliki
tulang daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang
berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping,
keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip
pada ikan. Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul. Pangkal daun membulat (rotundatus),
ujung daun tumpul (obtusus). Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer), daging daun
(intervinium) seperti perkamen (perkamenteus). Pada umumnya warna daun pada sisi atas
tampak lebih hijau licin jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih hijau,
jambu biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rogosus). Tangkai daun berbentuk silindris
dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.
 Klasifikasi Tanaman
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Psidium
Spesies: Psidium guajava L.
 Pemanfaatan Daun Jambu Biji
Sebagai deodorant alami., Mengobati penyakit diare, Untuk mengobati penyakit
sariawan, Luka dan Borok, Ambeien, Mengusir kembung.
 kandungan kimia
Saponin, Flavanoid, Polifenol, Alkaloid, Karoten, Steroid, Kuinon., Anti-oksidan,
Minyak atsiri, Tannin, Senyawa anti-mutagenic, dan masih banyak lagi lainnya.
 Mekanisme Kerja Flavonoid
Flavonoid dikatakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan
membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Aksi radikal memberikan efek
timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Tubuh manusia tidak
mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang lebih sehingga apabila terkena radikal
bebas yang tinggi dan berlebih, tubuh tidak dapat menanggulanginya. Saat itulah tubuh
manusia membutuhkan antioksidan dari luar (eksogen) yang dapat dilakukan dengan
asupan senyawa yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi melalui suplemen,
makanan, dan minuman yang dikonsumsi.
 Identifikasi Flavonoid
Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan salah satu buah yang mempunyai beragam
kandungan senyawa bioaktif. Biji alpukat dilaporkan mengandung beberapa campuran
senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai antioksidan alami yang mana bagian tersebut seringkali tidak
dimanfaatkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antioksidan,kandungan fenolik dan flavonoid total pada ekstrak dan fraksi-fraksi biji
buah alpukat serta mengisolasi senyawa antioksidan dari biji buah alpukat. Biji alpukat
yang telah dikeringkan dan diserbuk (4 kilogram) dimaserasi dengan beberapa pelarut,
yaitu:petroleum eter, etil asetat, dan metanol kemudian dilakukan fraksinasi secara
bioassay guided fractination dengan menggunakan pelarut atau campuran pelarut dengan
polaritas yang meningkat. Hasil maserasi dari pelarut petroleum eter, etil asetat, dan
metanol serta fraksi yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan
melalui uji penangkapan radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH), 2,2'-azino-
bis-(3-ethylbenzothiazoline-6-sulphonic acid (ABTS) dan daya reduksi besi (III),
sementara kandungan fenolik dan flavonoid totalnya ditentukan secara spektrofotometri.

5. Daun Bayam
Akar tanaman bayam memiliki sistem perakaran tunggal. Batang tanaman bayam berbentuk
bulat, berair, lunak serta kurang berkayu. Warna batang bayam tergantung dari jenis bayam
tersebut bayam hijau memiliki batang berwarna hijau, begitu juga bayam merah juga memiliki
batang berwarna merah. Daun bayam termasuk daun tunggal bertangkai. Warna daun mengikuti
jenis bayam. Bentuk daun bundar telur memanjang. Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0m cm, 12
Lebar daun 0,5 cm hingga 3,2 cm. Tangkai daun berbentuk bulat, dengan bentuk permukaan
opacus. Panjang tangkai daun 0,5 cm sampai 9,0 cm. Bunga bayam merupakan bunga
berkelamin tunggal, tersusun majemuk tipe tukal yang rapat, berwarna hijau. Memiliki 5
mahkota dengan panjang 1,5 sampai 2,5 mm. Bunga jantan memiliki bentuk bulir, untuk bunga
betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang. Buah bayam berbentuk lonjong
berwarna hijau dengan panjang 1,5 mm. Biji bayam berwarna hitam mengkilat dengan panjang
antara 0,8 sampai 1 mm a.
 Klasifikasi Tanaman Bayam (Amaranthus spp)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Upafamili : Amaranthoideae
Genus : Amaranthus
 Kandungan Kimia Daun Bayam (Amaranthus spp)
Bayam banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin,
rutin, purin dan vitamin (A,B dan C).
 Mekanisme Kerja Protein
Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku
energi, pembentukan dan perbaikan sel, sintesis hormon, enzim, dan antibodi, serta
banyak lagi. Protein dapat ditemukan di dalam bahan pangan seperti biji-bijian, ikan,
telur, daging, susu, dan lain sebagainya. Untuk mencukupi kebutuhan gizi yang
seimbang, setiap hari kita harus mengkonsumsi protein sebanyak 0.8 - 1.0 gram per-kg
berat badan. Adapun saat dikonsumsi, di dalam tubuh, protein mengalami perombakan
menjadi asam amino melalui serangkaian proses. Proses pencernaan protein dalam tubuh
manusia tersebut dapat dijelaskan oleh skema berikut ini. proses pencernaan protein sama
seperti proses pencernaan lemak dan karbohidrat , protein juga hanya dapat diserap tubuh
manusia jika sudah diurai dalam bentuk yang sederhana. Penguraian protein dalam sistem
pencernaan manusia melibatkan seluruh organ pencernaan dan kerja dari enzim-enzim
protease melalui serangkaian proses. Rangkaian dari proses pencernaan protein dalam
tubuh manusia tersebut dimulai dari rongga mulut.
6. Tanaman Cengkeh
Cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m.
Mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya.Tangkai buah pada
awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh (Syzygium
aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan
berkayu keras cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya
dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Daun cengkeh berwarna hijau
berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut. Bunga dan
buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan.
 Klasifikasi Tanaman (Syzygium aromaticum (L.) Merr.& Perry)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : Syzygium aromaticum (L.) Merr.& Perry
 Kandungan Kimia (Syzygium aromaticum (L.) Merr.& Perry)
Kandungan kimia padadaun cengkeh yaitu Flavonoid merupakan salah satu kelompok
senyawa metabolik sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman.
Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6.
Berbagai jeni senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah
satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayur-sayuran dan buah,
telah banyak dipublikasikan.Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara
mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada
dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas
yang disebut aglikon flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa yang
merupakan golongan terbesar dari fenol ini dapat diekstraksi dengan etanol 70%.Apabila
fenol yang berasal dari tumbuhan ini dilarutkan dengan etanol, maka oksidasi enzim
dapat dicegah sehingga mencegah kerja enzim fenolase yang dapat merusak struktur
fenol.Efek flavonoid terhadap macam-macam organisme sangat banyak dan dapat
menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan
tradisional.Flavonoid dapat bekerja sebagai inhibitor kuat pernafasan.Flavonoid
menghambat fosfodiesterase, aldoreduktase, protein kinase, balik transcriptase, DNA
polymerase dan lipooksigenase.Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik,
mereka menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim.
Flavonoid mampu menstimulasi 16% peningkatan pengeluaran insulin dari sel β
pankreas. Aksi tersebut terjadi melalui pengaturan peroxisome proliferators activated
receptors (PPAR α dan PPAR γ). Aksi flavonoid yang bermanfaat pada kondisi
hiperglikemia adalah kemampuannya untuk menstimulasi pengambilan glukosa pada
jaringan perifer, mengatur aktivitas dan ekspresi enzim yang terlibat dalam jalur
metabolisme karbohidrat dan bertindak menyerupai insulin (insulinomimetic), dengan
mempengaruhi insulin signaling.

7. Tanaman Pepaya

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang sudah dikenal oleh masyarakat dan
merupakan tanaman family caricaceae yang berasal dari Meksiko Selatan dan bagian utara dari
Amerika Selatan, dan kini banyak ditanam di daerah tropis. Pohon pepaya mempunyai sifat
khas, yaitu dapat tumbuh dengan cepat karena ditanam dari benih, sesudah 6 bulan tingginya
mencapai 2 meter dan sudah mulai berbuah. Tanaman tersebut kini menyebar luas dan banyak
ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Pohon pepaya umumnya tidak
bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh setinggi 5-10 m dengan daun yang membentuk serupa
spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang
dan berlubang di bagian tengah (Kalie, 1996). Pada bagian daunnya, tanaman Pepaya memiliki
daun tunggal dengan ukuran yang cukup besar.Daun pada tanaman ini berjari, bergigi dan
memiliki tangkai daun yang panjang dan memiliki warna putih kekuningan.Helai daunnya
berbentuk seperti telapak tangan, jika dilipat jadi dua bagian akan terlihat bentuk simetris dari
daun Pepaya tersebut. Permukaan daun Pepaya bersifat licin, mengkilat, dengan daging seperti
perkamen.

 Klasifikasi Tanaman (Carica papaya L.)


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan Dikotil)
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica L.
Spesies : Carica papaya L.
 Kandungan Kimia Daun Pepaya (Carica papaya L.)
Kandungan kimia dari daun pepaya adalah alkaloid karpain, dehidrokarpain, flavonoid,
tannin, nikotin, prunasin dan glikosida sianogenik. Selain itu daun pepaya juga
mengandung enzim papain yang dilaporkan merupakan enzim proteolitik cistein dimana
enzim ini mempunyai kemampuan proteolitik, yaitu mampu memecah molekul – molekul
protein menjadi bentuk asam amino menyatakan papain mampu menembus kulit telur
akibatnya dapat menganggu perkembangan larva yang ada dalam telur cacing Ascaris
suum dan bahkan dapat membunuh larva cacing oleh daya proteolitik enzim tersebut.
Daun pepaya juga mengandung benzil-isothyocianate (BITC) yang dapat menghambat
asupan glukosa sehingga cacing akan kekurangan glukosa dan secara otomatis akan
menyebabkan kekurangan energi dalam tubuh cacing, dan pada akhirnya menyebabkan
kematian cacing.
 Mekanisme Kerja Flavonoid
Flavonoid dikatakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan membebaskan atom
hidrogen dari gugus hidroksilnya. Aksi radikal memberikan efek timbulnya berbagai penyakit yang
berbahaya bagi tubuh. Tubuh manusia tidak mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang lebih
sehingga apabila terkena radikal bebas yang tinggi dan berlebih, tubuh tidak dapat menanggulanginya. Saat
itulah tubuh manusia membutuhkan antioksidan dari luar (eksogen) yang dapat dilakukan dengan asupan
senyawa yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi melalui suplemen, makanan, dan minuman
yang dikonsumsi.
 Identifikasi Flavonoid
Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan salah satu buah yang mempunyai beragam
kandungan senyawa bioaktif. Biji alpukat dilaporkan mengandung beberapa campuran
senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai antioksidan alami yang mana bagian tersebut seringkali tidak
dimanfaatkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antioksidan,kandungan fenolik dan flavonoid total pada ekstrak dan fraksi-fraksi biji
buah alpukat serta mengisolasi senyawa antioksidan dari biji buah alpukat. Biji alpukat
yang telah dikeringkan dan diserbuk (4 kilogram) dimaserasi dengan beberapa pelarut,
yaitu:petroleum eter, etil asetat, dan metanol kemudian dilakukan fraksinasi secara
bioassay guided fractination dengan menggunakan pelarut atau campuran pelarut dengan
polaritas yang meningkat. Hasil maserasi dari pelarut petroleum eter, etil asetat, dan
metanol serta fraksi yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan
melalui uji penangkapan radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH), 2,2'-azino-
bis-(3-ethylbenzothiazoline-6-sulphonic acid (ABTS) dan daya reduksi besi (III),
sementara kandungan fenolik dan flavonoid totalnya ditentukan secara spektrofotometri.

8. Tanaman Singkong

Singkong (Manihot utilissima) pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian


dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. Di Indonesia, singkong
diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil dan mulai ditanam secara
komersial sekitar tahun 1810. Singkong atau dalam bahasa daerahnya dikenal dengan ketela
pohon, ubi kayu, pohung (Jawa), sampeu (Sunda) dan kaspe (Papua) adalah pohon tahunan
daerah tropis dansubtropik dari keluarga Euphorbiaceae . Tanaman singkong dapat beradaptasi
secara luas di daerah yang beriklim tropis. Di Indonesia, tanaman ketela pohon dapat tumbuh dan
berproduksi didaerah dataran rendah sampai dataran tinggi, yakni pada ketinggian antara 10 m –
1500 mdpl.

 Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.
 Kandungan Kimia Daun Singkong (Manihot utilissima Pohl)
Daun singkong memiliki berbagai kandungan yaitu, flavonoid, triterpenoid, saponin,
tannin dan vitamin C (Nurdiana, 2013). Di dalam daun singkong mengandung vitamin A,
B1 dan C, kalsium, kalori, fosfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi (Agoes,
2010). Menurut hasil penelitian, daun singkong termasuk jenis sayuran yang banyak
mengandung flavonoid. Kandungan utama flavonoid daun singkong adalah rutin yang
merupakan glikosida kuersetin dengan disakarida yang terdiri dari glukosa dan shamnosa.
 Mekanisme Kerja Flavonoid
Flavonoid dikatakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan
membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Aksi radikal memberikan efek
timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Tubuh manusia tidak
mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang lebih sehingga apabila terkena radikal
bebas yang tinggi dan berlebih, tubuh tidak dapat menanggulanginya. Saat itulah tubuh
manusia membutuhkan antioksidan dari luar (eksogen) yang dapat dilakukan dengan
asupan senyawa yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi melalui suplemen,
makanan, dan minuman yang dikonsumsi.
 Identifikasi Flavonoid
Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan salah satu buah yang mempunyai beragam
kandungan senyawa bioaktif. Biji alpukat dilaporkan mengandung beberapa campuran
senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai antioksidan alami yang mana bagian tersebut seringkali tidak
dimanfaatkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antioksidan,kandungan fenolik dan flavonoid total pada ekstrak dan fraksi-fraksi biji
buah alpukat serta mengisolasi senyawa antioksidan dari biji buah alpukat. Biji alpukat
yang telah dikeringkan dan diserbuk (4 kilogram) dimaserasi dengan beberapa pelarut,
yaitu:petroleum eter, etil asetat, dan metanol kemudian dilakukan fraksinasi secara
bioassay guided fractination dengan menggunakan pelarut atau campuran pelarut dengan
polaritas yang meningkat. Hasil maserasi dari pelarut petroleum eter, etil asetat, dan
metanol serta fraksi yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan
melalui uji penangkapan radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH), 2,2'-azino-
bis-(3-ethylbenzothiazoline-6-sulphonic acid (ABTS) dan daya reduksi besi (III),
sementara kandungan fenolik dan flavonoid totalnya ditentukan secara spektrofotometri.

9. Tanaman Kelor
Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula berupa pohon dengan tinggi 12 m
dengan diameter 30 cm. Kayunya merupakan jenis kayu lunak dan memiliki
ualitas rendah. Daun tanaman kelor memiliki karakteristik bersirip tak sempurna, kecil,
berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun memiliki warna hijau sampai hijau
kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur terbalik, panjang 1-3 cm, lebar 4 mm sampai 1
cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata. Kulit akar berasa dan berbau
tajam dan pedas, dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang.
Tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak
berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian besar terpisah.
 Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.
 Kandungan kimia dan manfaat tumbuhan
Moringa oleifera L. mengandung kombinasi senyawa yang unik yaitu isotiosianat dan
glukosinolat. Isotiosianat (ITC) merupakan zat yang terdapat dalam berbagai tanaman,
termasuk Moringa oleifera L., dan memiliki potensi sebagai agen kemopreventif. Secara
in vivo, isotiosianat telah menunjukkan aktivitas sebagai agen antikanker. Di alam
isotiosianat berada dalam bentuk benzil isotiosianat (BITC), phenetil isotiosianat, atau
phenyl isotiosianat (PITC) (Bose, 2007). Isotiosianat terlepas dari tanamannya melalui
aksi enzim mirosinase setelah sel tanaman itu rusak, seperti saat dipanen atau saat
dikunyah (Zhang dkk., 2009). Atas dasar fakta-fakta tersebut berbagai penelitian
mengenai isotiosianat telah banyak dilakukan. Kandungan-kandungan dalam daun kelor
ini membuat daun kelor mempunyai banyak sekali manfaat. Manfaat daun kelor bagi
tubuh sangat banyak, mulai dari mengobati penyakit dalam sampai penyakit luar. Berikut
beberapa manfaat yang bisa diambil dari daun kelor. Selain itu juga kelor mempunyai
manfaat Menyehatkan kulit, Mengatasi diabetes, Menyehatkan mata, Mencegah kanker,
Mengobati rematik

10. Tanaman Mengkudu

Tanaman ini tidak terlalu besar, dengan ketinggia 3-8 meter. Memiliki batang bengkok
berdahan kaku, memiliki akar tunggang yang tertancap di dalam tanah. kulit batang berwarna
kecoklatan, beralur dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya segi empat. Daun tanaman ini besae
dan tunggak. Daun bertangkai, bulat telur hingga berbentuk elips, kebanyakan daun runcing,
berwarna hijau mengkilap yang ber ukuran 5-17 cm. Daun ini memiliki banyak variasi seperti
bentuk bulat, bertepi rata, hijau kekuningan, gundul dengan panjang 1,5 cm. Bunga tanaman
mengkudu berbentuk bongkol dengan tangkai 1-4 cm, rapat, berbunga banyak, tumbuh di dekat
batang. Bunga berbau harum dan wangi, serta memiliki mahkota berbentuk tabaung, terompet,
putih dalam lehernya berambut wol, panjang tabung mencapai 1,5 cm. Benag sari berjumlah 4,
tumbuh menjadi satu dengan mahkota sehingga berukuran besar. Buah tanaman mengkudu bulat
atau lonjong seprti telur ayam. Permukaan buah terbagi sel polgonal ( bersegi banyak ) yang
berbintik-binti atau berkutil. Buah awal berwarna hijau dan menjadi kekuning-kuningan ketika
matang dan setelah matang buah akan menjadi lunak. Sehingga berjatuhan di bawah pohon. Biji
buah mengkudu berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang udara yang tampak
jelas( berpori-pori ). Bijinya memiliki daya tumbuh yang baik walapun sudah disimpan 6 bulan.
Perkecambahan 3-9 setelah di semaikan.

 Klasifikasi buah mengkudu


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citriffolia L.
 Manfaat mengkudu
Menstabilkan Desakan Darah, Menghindar Kanker, Sebagai Anti-
Inflamasi,Memperlambat Sistem Penuaan
 Kandungan mengkudu
Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat
nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia
dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang
terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa
yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium,
caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine,
magnesium, dll. Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan
pemulihan sel-sel tubuh. Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah
mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas
aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia
coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti
Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii,
S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus. Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat
efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi. Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker
yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal. Xeronine dan
Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah
xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tetapi banyak
mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah
besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine
diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur
struktur dan bentuk sel yang aktif.
 Identifikasi Metabolit Sekunder
Identifikasi alkaloid Alkaloid merupakan kelompok senyawa yang mengandung nitrogen
dalam bentuk gugus fungsi amin. Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder
yang besar. Pada umumnya, alakaloid mencakup senyawa yang bersifat basa yang
mengandung satu atau lebih atom N sebagai bagian dalam surem siklik. Struktur alkaloid
beraneka ragam dari yang sederhana sampai yang rumit, dari efek biologisnya yang
menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang sederhana, tetapi yang efeknya tidak
sederhana adalah nikotin. Nikotin dapat menyebabkan penyakit jantung , kanker paru-
paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.
Cara identifikasi :
Sebanyak 5 ml sampel dibasakan dengan laritan amonium 10% (tes dengan kertas pH)
kemudian dipartisi dengan kloroform (2 X 5ml). Fraksi kloroform digabungkan lalu
diasamkan dengan HCl 1 M. Larutan asam dipisahkan dan diuji dengan pereaksi
dragendorf atau mayer. Endapan kuning jingga atau putih menunjukan adanya alkaloid.
Tujuan penambahan Ammonia berfungsi untuk membasakan dan pengendapan alkaloid
agar dapat diperoleh alkaloid dalam bentuk garam atapun alkaloid dalam bentuk basa
bebas. Kloroform digunakan dengan tujuan dapat menarik senyawa alkaloid karena
alkaloid mempunyai kelarutan yang baik dalam kloroform, alkohol, tetapi tidak larut
dalam air meskpun dapat larut dalam air panas. Setelah itu diberikan pereaksi dragendorf
dimana jika terbentuk endapan kuning jingga berarti terdapat alkaloid atau pereaksi
mayer bila terdapat endapan putih menunjukan adanya alkaloid.
 Identifikasi saponin Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil
kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis
akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdiri dari dua
kelompok : saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam
kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam lerak yang digunakan ntuk bahan
pencuci kain (batik) dan sebagai shampo. Saponin dapat diperoleh dari tembuhan melalui
ekstraksi.
Cara identifikasi :
Uji Saponin dilakukan dengan metode Forth yaitu dengan cara memasukkan 2 mL
sampel kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 mL akuades lalu dikocok
selama 30 detik. diamati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk busa yang mantap
(tidak hilang selama 30 detik) maka identifikasi menunjukkan adanya saponin. Uji
penegasan saponin dilakukan denganmenguapkan sampel sampai kering kemudian
mencucinya dengan heksana sampai filtrat jernih. Residu yang tertinggal ditambahkan
kloroform, diaduk 5 menit, kemudian ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan disaring. Filtrat
dibagi enjadi menjadi 2 bagian, A dan B. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B ditetesi
anhidrat asetat, diaduk perlahan,kemudian ditambah H2SO4 pekat dan diaduk kembali.
Terbentuknya cincin merah sampai coklat menunjukkan adanya saponin.
 Identifikasi steroid Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka
dasar siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.senyawa-
senyawa ini mempunyai efek fisiologi tertentu. Steroid umumnya berada dalam bentuk
bebas sebagai glikosida sederehana. Hormon-hormon seks yang dihasilkan terutama pada
testis dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon
betina estrogen dan hormon kehamilan progesterone.
BAB IV

A. Simpulan

Dari bahasan yang di paparkan penulis menyimpulkan bahwa,tumbuh-tumbuhan mempunyai


kedudukan dan peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Hampir lima dekade
terakhir ini timbul ketertarikan yang kuat dalam meneliti tumbuhan sebagai sumber obat-obatan.
Ini didasarkan pada beberapa alasan.

1. Adanya gerakan revolusi hijau yang didasari keyakinan bahwa pengobatan dengan
tumbuhan lebih aman dan dapat mengurangi efek samping pada tubuh manusia dibandingkan
dengan obat-obatan sintetis.

2. Adanya fakta bahwa banyak obat-obatan penting yang digunakan sekarang berasal dari
tumbuhan Diperkirakan sekitar 30.000 spesies tumbuhan ditemukan di dalam hutan hujan
tropika, sekitar 1.260 spesies diantaranya berkhasiat sebagai obat. Pada saat ini, baru sekitar
180 spesies yang telah digunakan untuk berbagai keperluan industri obat dan jamu, tetapi
baru beberapa spesies yang telah dibudidayakan secara intensif.

3. Beberapa tanaman yang dapat dijadikan obat adalah tanaman yang bisa kita tanaman di
pekarangan rumah kita sendiri tanpa banyak memakan lahan untuk menanamnya. Sehingga
kita tidak terlalu tergantung pada obat-obatan sintetis yang lebih beresiko efek sampingnya
terhadap tubuh.

4. Sebagai salah satu upaya untuk bisa mengembangkan apotik hidup.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan,jadi penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan
acuan kedepan dalam penulisan karya ilmiah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono, Pudjoanto, A., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., Drajad, M.,Wibowo, S.,
dan Ngatidjan, 1996, Tumbuhan Obat, Hasil Penelitian , Sifat-sifat dan Penggunaan, 44-52,
Pusat Penelitian Obat Tradisional, UGM, Yogyakarta

Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB : Bandung

Harborne, JB. 1984. Metode Fitokimia Edisi 2. ITB : Bandung


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, makhluk pilihan- Nya yang mendorong dan
menganjurkan umatnya untuk giat mencari Ilmu Pengetahuan yang bertujuan untuk menggapai
ridha-Nya. Alhamdulillah berkat rahmat dan taufik-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah
fitokimia tentang 10 tanaman obat.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun tidak
dipungkiri jika didalamnya masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karenanya, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif.
Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah yang telah disusun ini bisa
bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita
memasrahkan segala urusan. Wallahu a’lam

Cirebon, Juli 2018


Penulis

Anda mungkin juga menyukai