Anda di halaman 1dari 10

TUGAS VENTILASI

ARTIKEL TENTANG DEBIT ALIRAN FLUIDA

YUSTINUS H. W. S.Si., MT., M. Sc

Dibuat Oleh :

Putra Hutasoit
DBD 117 011

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2019
Debit Aliran Fluida

DEBIT ALIRAN FLUIDA

Putra Hutasoit/ DBD 117 011


htsputra@gmail.com
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

ABSCRACT

Debit is a unit of quantity of water coming out of a river flow. Air discharge is the
amount of air volume that can pass in a place or that can be accommodated in a place every
time unit. Flow discharge is the amount of water flowing in units of volume per time. Air
discharge is an important component in the management of a watershed. The debit unit is
cubic meters per second (m3 / s). This unit is the standard unit used in the SI unit system.
Flow discharge can be used as a tool to repair and drain water to a place through potential
resources. By knowing the flow of discharge we can determine the discharge and
manufacture in making irrigation and drainage. Debit and discharge are very important in
making irrigation and drainage because the discharge and discharge are the maximum
discharge that can be used for irrigation. If we do not understand the flow and flow of
investment, we cannot optimize air use. River water discharge is a high surface of river water
measured by river water level gauges. Measurements are carried out every day, or in other
terms the flow or flow of the river is the velocity of air flow (in the form of air volume) that
passes through the cross section of the river per unit time. River water discharge can be used
in making PAM, irrigation channels even hydroelectric power plants.

SARI

Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah aliran saluran. Debit air
merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang
dapat di tampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Debit aliran adalah jumlah air
yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit air merupakan komponen yang penting
dalam pengelolaan suatu DAS. Satuan debit adalah meter kubik per detik (m3 /s). Satuan ini
merupakan satuan baku yang digunakan dalam system satuan SI. Debit aliran dapat dijadikan
sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan
potensi sumberdaya air permukaan. Dengan mengetahui debit aliran kita dapat menentuhkan
debit andalan dalam pembuatan irigasi dan drainase. Debit andalan sangat berpengaruh dalam
pembuatan irigasi dan drainase karena debit andalan merupakan debit maksimum yang dapat
digunakan untuk irigasi. Apabila kita tidak mengetahui debi andalan aliran irigasi maka kita
tidak dapat mengoptimalkan pemakaian air. Debit air saluran adalah tinggi permukaan air
saluran yang terukur oleh alat ukur permukaan air saluran. Pengukurannya dilakukan tiap
hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau aliran saluran adalah laju aliran air (dalam
bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang saluran per satuan waktu.

1
Debit Aliran Fluida

Debit air saluran dapat dimanfaatkann dalam pembuatan PAM, saluran irigasi bahkan
pembangkit listrik tenaga air.
Kata kunci: Debit Fluida

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari
suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik, untuk memenuhi
keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk disalurkan ke saluran yang telah
disiapkan. Ada juga yang mengartikan debit adalah satuan besaran air yang keluar dari
Daerah Aliran Saluran (DAS). Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah
meter kubik per detik (m3/s).
Istilah debit biasanya berkaitan dengan air, aliran dan saluran. Debit air adalah
ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di
tampung dalam sutau tempat tiap satu satuan waktu. Debit aliran adalah jumlah air yang
mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit air saluran adalah tinggi permukaan air
saluran yang terukur oleh alat ukur permukaan air saluran. Dari beberapa pengertian diatas
sebenarnya membahas satu hal yang sama yaitu jumlah air yang ditampung.
Selain debit air, debit aliran dan debit air saluran terdapat juga debit yang diberi nama
debit andalan. Debit andalan adalah debit maksimum yang dapat digunakan untuk irigasi.
Penghitungan debit andalan bertujuan agar dapat mengoptimalkan sumber air yang digunakan
sebagai irigasi

Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengukur debit air pada saluran atau saluran air/ fluida?

Tujuan
Tujuan adalah melatih mahasiswa agar dapat mengukur debit dalam suatu aliran
saluran atau saluran.

Dasar Teori
Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa banyak air
yang mengalir pada suatu saluran dan seberapa cepat air tersebut mengalir dalam waktu satu
detik. Aliran air, dibedakan menjadi dua yaitu: aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran
laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan (lanima-lamina)
membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Sedangkan aliran turbulen
adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan
kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Cara mengetahui aliarn tersebut laminar atau
turbulen yaitu dengan melihat bagaiman air tersebut mengalir apakah dia membentuk benang
atau membentuk gelombang. Debit aliran dapa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti: besar kecilnya aliran dalam saluran, angin, hujan dan lain sebagainya.
Debit air dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Q=AxV
Keterangan:
Q= Debit aliran (m3/s)

2
Debit Aliran Fluida

A= Luas penampang (m2)


V= Kecepatan aliran (m/s)
Metode Penelitian
Metode yang dilakukan adalah dengan cara mengambilan data secara langsung ke
lapangan yaitu berupa saluran air dengan membuat dua metode yaitu:
1. Metode 3 titik
a. Mengukur lebar saluran dengan menggunakan meteran.
b. Lebar saluran dibagi menjadi 8 titik pengukuran dengan masing-masing jarak interval
antara titik 0,5 m, dimulai dari lebar 0,5 m dari sisi kiri saluran.
c. Mengukur kedalaman titik dengan menggunakan penggaris.
d. Pada masing-masing titik pengukuran diukur kecepatan aliran saluran dengan
menggunakan current meter untuk kedalaman 0,8 bagian 0,6 bagian dan 0,2 bagian
dari kedalaman titik.
e. Menghitung luas masing-masing titik pengukuran.
f. Menghitung debit aliran pada masing-masing titik pengukuran.

2. Metode 5 titik
a. Mengukur lebar saluran dengan menggunakan meteran .
b. Lebar saluran dibagi menjadi 3 titik pengukuran dengan masing-masing jarak interval
antara titik 0,55 m dari sisi saluran.
c. Mengukur kedalaman titik dengan menggunakan penggaris.
d. Pada masing-masing titik pengukuran diukur kecepatan aliran saluran dengan
menggunakan current meter untuk kedalaman titik.
e. Menghitung luas masing-masing titik pengukuran.
f. Menghitung debit aliran pada masing-masing titik-titik pengukuran.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah:
Diketahui data-data sebagai berikut:
Panjang 1 = 16 cm = 0,16 m
Panjang 2 = 21 cm = 0,21 m
Panajng 3 = 25 cm = 0,25 m
Panjang 4 = 23 cm = 0,23 m
Panjang 5 = 19 cm = 0,19 m
Lebar 1 = 90 cm = 0,9 m
Lebar 2 = 90 cm = 0,9 m
Lebar 3 = 90 cm = 0,9 m
Lebar 4 = 65 cm = 0,65 m
Lebar 5 = 65 cm = 0,65 m
V1 = 0,5 m/s
V2 = 0,3 m/s
V3 = 0,3 m/s

3
Debit Aliran Fluida

V4 = 0,5 m/s
V5 = 0,8 m/s
A1 = P x L
A1 = 0,16 x 0,9
= 0,144 m2
Q1 = A x V
Q1 = 0,144 x 0,5
Q1 = 0,075 m3/s
A2 = P x L
A2 = 0,21 x 0,9
= 0,189 m2
Q2 = 0,189 x 0,3
= 0,0567 m3/s
A3 = P x L
A3 = 0,25 x 0,9
= 0,225 m2
Q3 = 0,225 x 0,3
= 0,0675 m3/s
Q rata-rata1 = Q1 + Q2 + Q3
3
Q rata-rata1 = 0,072 + 0,0567 + 0,0675
3
Q rata-rata 1= 0,0654 m3/s
A4 = P x L
A4 = 0,23 x 0,65
= 0,1495m2
Q4 = 0,1495 x 0,5
= 0,075 m3/s
A5 = P x L
A5 = 0,19 x 0,65
= 0,1235 m2
Q5 = A x V
Q 5 = 0,1235 x 0,8
= 0,0988 m3/s
Q rata-rata2 = Q4 + Q5
2
Q rata-rata2 = 0,075 +0,0988
2
Q rata-rata2 = 0,0869 m3/s

Pembahasan
Debit merupakan jumlah air yang mengalir didalam saluran atau saluran per unit
waktu. Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari
suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik, untuk memenuhi

4
Debit Aliran Fluida

keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk disalurkan ke saluran yang telah
disiapkan. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah aliran saluran. Debit air
merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang
dapat di tampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Debit aliran adalah jumlah air
yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Satuan debit adalah meter kubik per detik
(m3 /s).
Metode yang umum diterapkan untuk menetapkan debit saluran adalah metode profil
saluran (cross section). Pada metode ini debit merupakan hasil perkalian antara luas
penampang vetikal saluran (profil saluran) dengan kecepatan aliran air.
Q=AxV
Keterangan :
Q = Debit aliram (m/s)
A = Luas penampang vertical (m)
V = Kecepatan aliran saluran (m/s)
Luas penampang diukur dengan menggunakan meteral dan piskal (tongkat bambu
atau kayu) dan kecepatan aliran diukur dengan menggunakan ‘current meter’.
Kecepatan aliran saluran pada suatu penampang saluran tidak sama. Kecepatan aliran
saluran ditentuhkan oleh bentuk aliran, geometri saluran dan faktor-faktor lainnya. Kecepatan
aliran saluran diperoleh dari rata-rata kecepatan aliran pada tiap bagian penampang saluran
tersebut. Idealnya, kecepatan aliran rata-rata diukur dengan mempergunakan ‘flow proble’
atau ‘current meter’. Alat ini dapat mengetahui kecepatan aliran pada berbagai kedalaman
penampang. Namun apabila alat tersebut tidak tersedia, kecepatan aliran dapat diukur dengan
metode apung.
1. Pengukuran debit dengan alat pengapung.
Pengukuran debit dilakukan jalan mengapungkan suatu benda misalnya bola tenis,
pada lintasan tertentu sampai dengan suatu titik yang telah dikeahui jaraknya. Pengukuran
dilakukan oleh tiga orang yang masing-masing bertugas sebagai pelepas pengapung diawal,
pengamat di titik akhir lintasan dan pencatat waktu perjalanan alat pengapung dari awal
sampai titik akhir.
Langkah pengukuran debit adalah sebagai berikut:
a. Pilih lokasi pengukuran pada bagian saluran yang relative lurus dan tidak banyak
pusaran air. Bila saluran relative lebar, bawah jembatan adalah tempat pengukuran
yang cukup ideal.
b. Tentuhkan lintasan dengan jarak tertentu, kira-kira waktu tempuh benda yang
diapungkan lebih kurang 20 detik.
c. Buat profil saluran pada titik akhir lintasan.
d. Catat waktu tempuh benda apung mulai saat dilepaskan sampai dengan garis akhir
lintasan.
e. Ulangi pengukuran sebanyak tiga kali.
f. Hitunglah kecepatan rata-ratanya.
Kecepatan aliran merupakan hasil bagi antara jarak lintasan dengan waktu tempuh
atau dapat dituliskan dengan persamaan :
V=L

5
Debit Aliran Fluida

T
Keterangan :
V = kecepatan (m/s)
L = panjang lintasan (m)
t = waktu tempuh (s)
Kecepatan yang diperoleh dari metode ini merupakan kecepatan maksimal sehingga
perlu dikalikan dengan faktor koreksi kecepatan. Pada saluran dengan dasar yang kasar faktor
koreksinya sebesar 0,75 dan pada dasar saluran yang halus faktor koreksinya 0,85, tetapi
secara umum faktor koreksi yang dipergunakan adalah sebesar 0,65.
2. Pengukuran kecepatan aliran dengan ‘flow proble’ atau ‘current-meter’.
Pengukuran kecepatan aliran dengan metode ini dapat menghasilkan perkiraan
kecepatan aliran yang memadai. Prinsip pengukuran metode ini adalah mengukur kecepatan
aliran yang memadai. Prinsip pengukuran metode ini adalah mengukur kecepatan aliran tiap
kedalaman pengukuran (d) pada titik interval tertentu dengan ‘current meter’ atau ‘flow
probe’. Langkah pengukurannya adalah sebagai berikut.
a. Pilih lokasi pengukuran pada bagian saluran yang relative lurus dan tidak banyak
pusaran air. Bila saluran relative lebar, bawah jembatan adalah tempat pengukuran
cukup ideal sebagai lokasi pengukuran.
b. Bagilah penampang melintang saluran atau saluran menjadi 10-20 bagian yang sama
dengan interval tertentu.
c. Ukur kecepatan aliran pada kedalaman tertentu sesuai dengan kedalaman saluran pada
setiap titik interval yang telah dibuat sebelumnya.
d. Hitung kecepatan aliran rata-ratanya.
Penentuan kedalaman pengukuran dan perhitung kecepatan aliran dapat ditentuhkan dengan
mempergunakan table 2.1.
Tabel 2.1 Penentuan kedalaman pengukuran dan perhitungan kecepan aliran.
Kedalaman Kedalaman Perhitungan kecepan rata-rata
saluran (m) pengukuran
0-0.6 0.6 d V=V0.6
0.6-3 0.2 d dan 0.8 d V=0.5(V0.2 + V0.8)
3-6 0.2 d 0.6 d dan 0.8 d V=0.25(V0.2+V0.6+V0.8)
>6 S. 0.2 d, 0.6 d, 0.8 d V=0.1(VS+3V0.2+2V0.6+3V0.8+Vb)
dan B

Keterangan :
d = kedalaman pengukuran
S = permukaan saluran
b = dasar saluran
v = kecepatan (m/s)
Debit aliran yang akan dihitung merupakan jumlah total debit aliran pada setiap
penampang atau dapat dituliskan dengan persamaan:
Q(m3/det ik) = L1D1V1+L2D2V2+……..LnDnVn
Keterangan :

6
Debit Aliran Fluida

Q = debit (m/s)
L = lebar interval (m)
D = kedalaman (m)
V = kecepatan rata-rata pada tiap titik kedalaman pengukuran (m/s)
Selain kedua cara tersebut menurut Chay Asdak metode pengukuran debit air dibagi
kedalam 4 katagori:
1. Pengukuran air saluran
2. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna) yang dialirkan dalam
aliran saluran.
3. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang melintang dalam aliran saluran.
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit seperti weir (sliran
lambat) atau aliran air cepat.
Pengukuran debit aliran sangat bermanfaat diberbagai bidang. Salah satu
kegunaan pengukuran debit aliran adalah debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk
memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi
sumber air permukaan. Dalam bidang pertanian debit aliran dimanfaatkan untuk :
1. Pembuatan irigasi
Pengukuran debit aliran sangat bermanfaat dalam pembuatan saluran irigasi. Dengan
melakukan pengukuran debit aliran maka dapat diketahui debit andalan aliran air
tersebut. Debit andalan merupakan debit maksimum yang dapat digunakan untuk
irigasi.
2. Sebagai tenaga pembangkit listrik
Tenaga pembangkit listrik dapat berasal dari uap, angin, bahan bakar minyak, nuklir
maupun air. Apabila tenaga pembangki listrik berasal dari air, pengukuran debit aliran
dapat membantu untuk menentuhkan kecepatan pergerakan turbin.
3. Sebagai sarana trasportasi
Dalam bidang trasportasi pengnkuran debit aliran juga sangat bermanfaat. Dengan
adanya pengukuran debit aliran, maka dapat diketahui besarnya debit air di suatu
saluran dan kecepatan gerak air.
Selain itu debit aliran juga dapat di gunakan untuk memperkirakan daya
tampung waduk atau bendengan, dan masih banyak lagi kegunaan pengukuran debit
aliran.
Pengukuran debit aliran kali ini dilakukan di sebuah saluran. Praktikum berlangsung
dengan lancar. Pengukuran dibet aliran air dilakukan di hulu dan hilir saluran. Pada daerah
hulu pengukuran di ambil pada tiga titik. Masing-masing titik berjarak 90 cm. Pada 90 cm
pertama diperoleh panjang 16 cm, dan kecepatan 0,5 m/s. Dari data tersebut diperoleh luas
penampang 0,144 m2 dan debit aliran sebesar 0,075 m3/s. Pada 90 cm kedua diperoleh
panjang 21 cm dan kecepatan 0,3 m/s. Luas penampang sebesar 0,189 m2, kecepatan 0,3 m/s
dan debit aliran sebesar 0,0567 m3/s. Pada 90 cm ke tiga diperoleh data panjang 25 cm,
kecepatan 0,3 m/s. Sementara itu debit aliran 0,0675 m3/s. Dari data tersebut diperoleh debit
aliran rata-rata sebesar 0,0654 m3/s. Ketiga data tersebut merupakan data-data yang diambil
di hulu saluran. Pada daerah hilir saluran diambil 2 titik pengukuran. Masing-masing titik
berjarak 65 cm. Pada 65 cm pertama diperoleh data sebagai berikut panjang 23 cm, luas

7
Debit Aliran Fluida

penampang 0,1495m2, kecepatan 0,5 m/s dan debit sebesar 0,075 m3/s. Pada 65 cm kedua
diperoleh data panjang 19 cm, kecepatan 0,8 m/s, luas penampang 0,1235 m2. Kedua data
tersebut menghasilkan debit aliran rata-rata sebesar 0,0869 m3/s.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya debit suatu aliran air. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Intensitas hujan
Curah hujan merupakan salah satu faktor utaman yang memiliki komponen musiman yang
dapat secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus tahunan dengan karakteristik musim
hujan panjang (kemarau pendek) atau musim hujan pendek (kemarau panjang). Semakin
panjang musim hujan maka debit air akan semakin besar.
2. Penggundulan hutan
Hutan merupakan sumber resapan air hujan yang sanagat penting. Oleh karena itu hutan yang
terjaga kelestariannya dengan baik akan memberikan manfaat berupa ketersediaan sumber-
sumber air pada musim kemarau. Sebaliknya apabila kelestarian hutan tidak terjaga maka
ketika hujan datang yang terjadi adalah bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Karena
fungsi hutan sebagai daerah resapan air tidak berjalan sebagai mana mestinya.
3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian
Pengalih fungsian hutan menjadi lahan pertanian sangat beresiko, karena dengan
ditebanginya pohon-pohon dabat menimbulkan erosi. Erosi menyebabkan debit aliran saluran
menurun.
4. Intersepsi
Adalah proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi diatas permukaan tanah. Air
hujan yang jatuh itu tertahan beberapa saat untuk diuapkan kembali ke atmosfer atau diserap
oleh vegetasi yang bersangkutan. Setiap hujan jatuh didaerah bervegetasi ada sebagian air
yang tidak mencapai permukaan tanah dan dengan demikian intersepsi berpengaruh terhadap
besar kecilnya debit aliran.
5. Evaporasi dan evapotraspirasi
Evaporasi adalah penguapan air yang berasal dari danau, saluran, lautan maupun permukaan
tanah. Sedangkan evapotraspirasi adalah penguapan air oleh tumbuhan. Kedua proses ini
dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya debit aliran karena melalui proses ini dapat
membuat air baru (hujan).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari pengukuran debit aliran air sungai dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah aliran sungai
2. Pemanfaatan debit aliran dapat dimanfaatkan untuk irigasi, mengerakan turbin,
sebagai sarana transportasi dan lain sebagainya.
3. Metode yang umum diterapkan untuk menetapkan debit sungai adalah metode profil
sungai (cross section).

8
Debit Aliran Fluida

4. Debit aliran dapat dipengaruhi oleh fakor Intensitas hujan, penggundulan hutan,
pengalihan hutan menjadi lahan pertanian, intersepsi, evaporasi dan evapotraspirasi
serta masih banyak faktor yang lainnya.

Saran
Pengukuran sebaiknya dilakukan di aliran sungai yang lebih bersih.

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada
Univercity press. Yogyakarta.
Harsoyo, Bangun. 1977. Pengelolaan Air Irigasi. Dinas Pertanian Jawa Timur.
Ibnu Pamungkas, Azam, Aditiya Priambodo. 2014. Modul Praktikum
Hidrologi. Universitas Jendral Soedirman Fakultas Pertanian. Purwokerto.

Kartasapoetra, Ir. A.G. dan Sutedjo Mulyani. 1986. Teknologi Pengairan Pertanian.
Bina Aksara. Jakarta.
Sosrodarsono, Ir. Suyono, Cs. 1985. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai