Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tugas Manajemen Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Slameto

Disusun oleh:

WIWIK INDRIAWATI

NPM : 16.61.1822

PROGRAM MAGISTER SAINS (M.Si)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA

SEMARANG

Pebruari 2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Layanan Bimbingan Konseling di sekolah pada dasarnya untuk

membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang

baik, menguasai kemampuan dan keterampilan serta menyiapkan diri

untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi, dalam

pelaksanaannya Bimbingan Konseling tidak lepas dari peran serta Kepala

Sekolah, koordinasi antara guru pembimbing dengan guru bidang studi,

orang tua siswa, dan juga masyarakat.

Pelayanan Konseling di SMK merupakan usaha membantu siswa

dalam pengembangan kreatifitas dan pengembangan karir, baik siswa

secara individual maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan, potensi,

bakat, minat serta peluang yang dimiliki. Seringkali seorang siswa dalam

mengambil keputusan dalam menghadapi tantangan maupun hambatan

dalam masalah akademi dan non akademi, berbeda antara satu dengan yang

lainnya, hal ini dipengaruhi oleh pola asuh orang tua maupun lingkungan

sekolah. Bimbingan Konseling sebagai wadah untuk pendisiplinan perilaku

, memerlukan adanya perencanaan, pelaksanaan layanan khusus , evaluasi

perilaku terhadap program yang sudah dilakukan.

Untuk layanan Konseling di SMK peran serta kepala sekolah dan

seluruh personel yang terlibat, sangat berpengaruh terhadap program dan

2
pelaksanaan Bimbingan Konseling yang telah disusun agar dapat

tercapai, sehingga siswa setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah dapat

merasakan manfaatnya dalam pengembangan kecerdasan, minat, bakat

dan potensi yang dimiliki siswa pada kehidupannya di masyarakat.

Pelayanan manajemen konseling yang kompeten dapat membantu

program managemen Bimbingan Konseling yang ada di sekolah, untuk

menekan pelanggaran serta menghindari perilaku yang menyimpang dan

mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang

dibahas dalam makalah ini adalah “Bagaimana merencanakan dan cara

pelaksanaan manajemen Bimbingan Konseling di SMK”.

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah,

untuk mengetahui sejauhmana perencanaan , pelaksanaan serta evaluasi

manajemen Bimbingan Konseling di SMK.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian

ilmiah maupun penerapan langkah nyata dalam hal manajemen pelayanan

Bimbingan Konseling di sekolah-sekolah lain.

3
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

1. Bagi Penulis, memberikan informasi dan menambah wawasan akan

pentingnya penerapan manajemen bimbingan konseling sekolah di

SMK.

2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan

khususnya mengenai manajemen bimbingan konseling sekolah di

SMK.

3. Bagi Akademi, hasil penelitian ini dapat memperkaya

khasanah kepustakaan pendidikan dan dapat dijadikan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Sekolah

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah yang

berbasis Ketrampilan kejuruan dimana peserta didiknya kelak bisa mandiri

dengan menguasai berbagai keahlian dan ketrampilan yang kelak bisa

dijadikan sarana untuk membuka usaha atau bekerja sesuai dengan bidang

ketrampilannya. Dengan kurikulum 2013 dan penerapan jam masuk

sekolah secara full day atau 5 hari sekolah.

2.2 Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling

Manajemen dibutuhkan dalam suatu organisasi maupun bagi seorang

individu, hal tersebut berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan, dengan

kemampuan manajemen yang baik maka tujuan akan lebih mudah dicapai.

Sebaliknya, tanpa manajemen, suatu organisasi atau individu akan lebih

sulit dalam mencapai tujuan. Manajemen diperlukan dalam pelayanan

bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pada akhir

pelayanan bimbingan di sekolah. Manajemen disusun dengan penyesuaian

antara konsep perencanaan, program dengan kondisi riil atau kenyataan

yang dihadapi sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu

organisasi yang ada di dalam sekolah yang memerlukan adanya manajemen

agar dapat mencapai tujuannya.

5
Manajemen bimbingan dan konseling berarti proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktivitas-aktivitas layanan

BK dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Tohirin , 2014}. Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014 tentang

bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan menengah menjelaskan

mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling serta mencakup tahapan

analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan

tindak lanjut pengembangan program. Manajemen Bimbingan dan

Konseling merupakan upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk

bekerjasama dalam mendayagunakan sumber daya manusia di dalam suatu

sistem secara optimal semua komponen atau sumberdaya dan sistem

informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan

pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan.

Semua kegiatan BK di sekolah bertujuan untuk membimbing dan

mengarahkan minat, bakat siswa guna menunjang kegiatan belajar siswa

dalam bidang akademik maupun non akademik.

Pelaksanaan progam BK yang terorganisir sangat baik, dimulai

dengan perencanaan yang matang hingga diadakannya evaluasi terhadap

kegiatan BK tersebut. Manajemen bimbingan dan konseling adalah

kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling,

pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan

konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan

kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar

6
kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi

kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua

kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya

(Sugiyo,2011). Manajemen bimbingan dan konseling adalah aktivitas-

aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf

konseling meliputi aktivitas administratif, seperti pelaporan dan perekaman,

perencanaan dan control anggaran, manajemen fasilitas, dan pengaturan

sumber daya (Gibson, 2011).

2.3 Manajemen Layanan Khusus BK SMK

2.3.1 Perencanaan program layanan khusus BK SMK

Perencanaan merupakan proses awal sebelum masuk dalam proses

pelaksanaan program yang disusun secara sistematis, terorganisir, dan

terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu, yaitu harian, mingguan,

bulanan, dan satu tahunan. Langkah awal yang dilakukan sebelum proses

pelaksanaan layanan personil BK harus mempersiapkan format biodata

siswa dan pendataan kebutuhan layanan konseling kepada siswa atau yang

biasa disebut dengan istilah studi kelayakan.

Perencanaan program layanan BK yang dilaksanakan secara

optimal juga melibatkan semua pihak yang terkait, seperti kepala

sekolah, guru BK, guru bidang studi, karyawan sekolah, orang tua siswa,

komite sekolah, dan tokoh masyarakat, merupakan proses untuk

membuat suatu keputusan mengenai tujuan yang ingin dicapai, program

7
dan jenis layanan yang akan diberikan kepada siswa, serta siapa saja yang

terlibat dalam pelaksanaan programnya nanti, hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

2.3.2 Pengorganisasian program layanan khusus BK SMK

Perorganisasian program layanan khusus BK SMK, bertujuan agar

pencapaian hasil dapat berkontribusi bagi tujuan pendidikan di sekolah.

Untuk program perencanaan BK yang efektif dan efisien, ada beberapa hal

yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan

BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan

dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel

kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang

hambatan dan antisipasi terhadap kegagalan yang terjadi.

Program merupakan susunan atau perencanaan seperangkat kegiatan

yang dirancang dan saling berkaitan serta mengikat antara satu dengan yang

lain untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Tennille Jeffries-Simmons. 2017.rganisasian adalah kegiatan

mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan antar kelompok

kerja dan menetapkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing setiap

komponen kerja dan menyediakan lingkungan kerja yang sesuai dan tepat”.

Organisasi merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana

pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan

organisasi dapat tecapai secara efektif.

8
Sedangkan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan BK dijelaskan bahwa

pengorganisasian adalah bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja,

prosedur kerja dan pola atau mekanisme kerja kegiatan BK.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa

pengorganisasian adalah untuk mendeskripsikan tentang pemilihan anggota

dan menentukan kedudukan atau posisi jabatan, serta pembagian tugas dan

wewenang dari masing-masing anggota dalam pelaksanaan program layanan

BK.

Pengorganisasian sangat penting untuk dilakukan karena dalam

pengorganisasian sudah dijelaskan tentang posisi atau kedudukan serta

tugas dan wewenang dari masing-masing anggota pelaksana program.

Setiap anggota yang terlibat dalam proses pelaksanaan program layanan

khusus BK, hendaknya selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan baik

agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik juga.

2.3.3 Pelaksanaan program layanan khusus BK SMK

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana

menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan

efisien, Mulyasa (2009). Dari seluruh rangkaian proses pelaksanaan

merupakan fungsi pengelolaan yang paling utama. Fungsi perencanaan

dan pengorganisasian berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses

pengelolaan, sedangkan fungsi pelaksanaan lebih menekankan pada

kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam

9
organisasi. Proses pelaksanaan program BK merupakan realisasi dari

program BK yang sudah direncanakan dan disusun sebelumnya untuk

dilaksanakan secara efektif dan efisien agar program yang dijalankan

berjalan dengan lancar.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan dari

program BK, dan juga sebagai perbaikan sistem manajemen BK yang

masih kurang, sehingga mutu atau kualitas dari BK itu sendiri dapat

ditingkatkan.

2.4 Struktur Program Bimbingan dan Konseling

Struktur pengembangan program BK yang berbasis tugas-tugas dalam

merumuskan program, struktur dan isi/materi program bersifat fleksibel

yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan siswa berdasarkan hasil

penilaian kebutuhan di masing-masing sekolah.

2.4.1 Rasionel/Landasan

Rumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling

dalam keseluruhan program sekolah, rumusan ini dapat menyangkut konsep

dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan

pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan Iptek dan

sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat (termasuk para siswa), dan

hal-hal lain yang dianggap relevan.

Oleh karenanya, layanan Bimbingan dan Konseling sangat penting

dalam berupaya membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai

10
kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-

tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karier

secara utuh dan optimal.

2.4.2 Visi dan Misi

Rumusan visi, misi sekolah sejalan secara implisit/eksplisit dalam

rasionel. Dimana visi sekolah SMK yaitu “Pendidikan Berkualitas,

Kredibel, Kompeten dan Berkarakter.”. Sedangkan misi sekolah SMK

menyelenggarakan pendidikan berwawasan keunggulan global yang

mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Menyelenggarakan

pendidikan yang dapat diterima semua kalangan masyarakat.

2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Siswa

Rumusan tugas-tugas perkembangan/kompetensi, bidang

pengembangan kompetensi dapat merujuk pada kurikulum yang ada,

penilaian kebutuhan siswa dan lingkungannya diharapkan dapat lebih

membimbing ke dalam perilaku-perilaku baik yang diharapkan dari siswa.

Rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus

dikuasai siswa setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.

Sangat baik apabila tujuan dapat dirumuskan ke dalam tahapan tujuan:

a. Penyadaran

b. Akomodasi

c. Tindakan

2.4.4 Komponen Program

a. Komponen Dasar

11
b. Komponen Responsif

c. Komponen Perencanaan Individual

d. Komponen Dukungan Sistem (manajemen)

2.4.5 Rencana Operasi (Action Plan)

Atas dasar komponen program diatas lakukan :

a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu

dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas

perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai siswa.

b. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan

setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu

tertentu atau terus menerus.

c. Tuangkan kegiatan dimaksud ke dalam rancangan jadwal kegiatan

untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik.

d. Hal-hal lain yang dianggap perlu dicantumkan silakan disepakati,

sepanjang tidak mengganggu makna dari rencana operasional ini.

2.4.6 Pengembangan Tema/Topik.

Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah

diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan

2.4.7 Pengembangan Satuan Layanan.

Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik. Fakta

mengenai implementasi pelaksanaan manajemen bimbingan konseling yaitu

sebagai berikut :

12
2.5 PERENCANAAN

Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang

ketiga dalam sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran

(instruksional) dan administrasi sekolah. .Sebagi sub-sistem pendidikan di

sekolah, bimbingan dan konseling dalam gerak dan pelaksanaannya tidak

pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem.

Hal ini bertujuan agar hasil dalam konteks kontribusinya bagi

pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya

program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal

yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan

BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan

dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel

kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang

hambatan kegiatan dan antisipasinya. Program merupakan seperangkat

kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk

mencapai tujuan tertentu”.

Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa suatu program

mengandung unsur-unsur :

a. Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.

b. Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian

rupa agar tidak terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi

berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan berulang-ulang

13
yang pada gilirannya berdampak pada penurunan efektivitas dan

efesiansi.

c. Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan

kegiatan yang sudah dirancang kegiatan itu tidak berdiri

sendirimelinkan ada keterkaitan antar satu dengan yang lain. Kegiatan

itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada tahap

kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan selanjutnya.

d. Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua

aktivitas yang terangkum dalam program selalu terfokus pada satu

titik tujuan.

Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling

melibatkan seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program yang

sistematis agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan dengan

kegiatan pada bidang-bidang lain.

Adapun program yang sistematis selalu mengacu pada prinsip-

prinsip sebagai berikut :

a. Dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.

b. Merupakankan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan

program pendidikan di sekolah.

c. Dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional) serta

menunjanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan

dan konseling.

d. Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.

14
e. Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-

tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.

f. Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program.

g. Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan

dan konseling yaitu data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan

bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan

keputusan.

h. Penerapan rancangan sistem dalam pengembangan program dan

pemecahan masalah pengelolaan.

i. Dukungan dan keterlibatan masyarakat sekitar demi kelancaran

penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan.

2. Pelaksanaan dan Pengarahan

Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program

bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah

secara keseluruhan. Program yang akan dijadikan acuan pelaksanaan

layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua jenis

program yang perlu dirancang dan diprogramkan, yakni :

a. Program tahunan.

Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap

semester, program bulanan, bahkan program mingguan.Oleh karena itu,

perlu dibuat dalam satu matriks atau schedule.Dalam program itu

dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu.

15
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah, antara

lain :

1) Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang

nara sumber dari luar sekolah.

2) Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal

tahun.

3) Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan

penjurusan.

4) Mengadakan kunjungan ketempat industri yang bermanfat bagi

bimbingan karir.

5) Membentuk kelompok-kelompok group counseling.

6) Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.

b. Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing sesuai

dengan pembagian tugas layanan di sekolah.

Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa satuan

layanan (satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap

kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan jadwal yang

telah ditetapkan. Penyusunan program pada masing-masing bidang

pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya disesuaikan dengan

karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan jenjang sekolah, agar

pelaksanaan program kegiatan layanan bimbingan dan konseling

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka diperlukan pengarahan

agar terjadi suatu taat kerja yang diwarnai oleh koordinasi dan

16
komonikasi yang efektif diantara staf bimbingan dan konseling.

Pengarahan ini juga dilakukan untuk memotivasi staf dalam

melakukan tugas-tugasnya sehingga memungkinkan kelancaran dan

efektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.

Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam

pembelajaran sekolah dapat dibentuk :

1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dan.

2) Kegiatan non tatap muka.

Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk

menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,

penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan / kegiatan

lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap

muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan

dilaksanakan secara terjadwal. Sedangkan kegiatan non tatap muka

dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi,

kegiatan referensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,

pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling diluar jam

pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka

maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk

menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,

bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta

kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap

17
kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan

pelaksanaan program.

Ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:

1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar

informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi

kegiatan akademik maupun umum.

2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,

jadwal pelajaran dan lain-lain.

3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan

dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa,

menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)

sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-

mengajar.

4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-

mengajar.

6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan

dalam pendidikan dan pengetahuan.

7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan

dalam proses belajar-mengajar.

8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

18
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak

didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya,

sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil

atau tidak.

2.4 Evaluasi program layanan khusus BK SMK

Evaluasi program BK dengan cara mengumpulkan data secara

sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara

objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-langkah

perbaikan, pengembangan dan pengarahan, maka dari itu, evaluasi

dilakukan untuk mengetahui dampak pelaksanaan program bimbingan dan

konseling merupakan upadengan menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya. Ada beberapa

kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dievaluasi diantaranya:

Konseling individual dan kelompok, Konsultasi dengan siswa, orang tua,

dan guru baik individual maupun kelompok, Pengukuran minat,

kemampuan, perilaku, dan kemajuan belajar siswa, Koordinasi layanan

bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah.

Dengan demikian evaluasi bimbingan dan konseling merupakan

komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat penting karena

mengacu pada hasil dan dapat diambil simpulan apakah kegiatan yang telah

direncanakan dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan

efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan

sebagainya.

19
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling. Tujuan bimbingan dan konseling secara umum untuk

mengetahui kemajuan subyek dalam memanfaatkan layanan dan tingkat

efisiensi serta efektifitas program dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan

tujuan secara khusus yaitu mengamati secara berkala pelaksanaan program

dan mengetahui seberapa besar kontribusinya terhadap pembelajaran di

sekolah.

Rencana evaluasi perkembangan siswa atas dasar tujuan yang ingin

dicapai. Sehingga perlu dirumuskan evaluasi program yang berfokus

kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk akuntabilitas layanan

bimbingan dan konseling. Rencana anggaran untuk mendukung

implementasi program secara cermat dan rasional/realistic, harus dituangan

dalam point perencanaan dan di evaluasi efektifitas biaya dari program

bimbingan konseling yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh.

Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, merupakan

program untuk menilai effisiensi dan efektifitas yang menuntut pengenalan

serta pelayanan yang cermat, pengukuran yang jelas, keterlibatan dari

berbagai pihak, umpan balik dan tindak lanjut hasilnya, yang terencana dan

berkesinambuangan.

2.5 Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan dan konseling,

memantau kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugasnya, mencari

jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan

20
program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar kearah pencapaian tujuan

bimbingan dan konseling di sekolah. Supervisi Kegiatan Bimbingan dan

Konseling untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan konseling,

memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi personil dalam

pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap hambatan dan

permasalahan.

Kegiatan program bimbingan konseling sekolah yang tepat, dimana

sekolah harus meluangkan sebagian besar waktunya untuk melayani dan

menghubungi langsung siswa. Tugas guru konselor sekolah difokuskan

pada keseluruhan penyampaian total program melalui program kurikulum

konseling sekolah, perencanaan siswa individual dan layanan responsif.

Sejumlah kecil waktu mereka dikhususkan untuk layanan tidak langsung

yang disebut dukungan sistem..

21
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap perencanaan sistem

informasi Managemen Bimbingan Konseling di SMK bermanfaat bagi Guru

di bagian kesiswaan untuk mengetahui tingkat kehadiran siswadan

pelanggaran serta tindak lanjut dari pelanggaran yang dilakukan sebagai

salah satu pertimbangan untuk kenaikan kelas maupun kelulusan siswa.

Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara

yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen

atau sumber daya (tenaga, dana, sarana-prasarana) dan sistem informasi

berupa himpunan data bimbingan dan konseling untuk menyelenggarakan

pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 diterbitkan untuk

menjadi acuan baru pelaksanaan tata kelola bimbingan dan konseling mulai

dari planning, organizing, staffing, leading dan controlling.

Proses pengorganisasian pada manajemen layanan khusus

Bimbingan Konseling di SMK berupa kegiatan yang meliputi sosialisasi

program kepada siswa, pemberian materi dan layanan, serta evaluasi hasil

program yang dilaksanakan baik yang bersifat individu maupun kelompok.

Penanganan siswa yang bermasalah, baik yang terkait dengan

masalah akademik, pribadi maupun pelanggaran. Sekolah harus

22
mengevalusai kembali beberapa program konseling yang tidak tepat,

jika memungkinkan, sehingga konselor sekolah dapat fokus pada

pelayanan akan kebutuhan konseling dan penanggulangan terhadap

tindakan atau pelanggaran siswa

1.2 Saran

Dengan melihat kesimpulan diatas saran yang dapat diberikan sebagai

berikut :

a. Sistem informasi bimbingan konseling di SMK masih dapat

dikembangkan menjadi batasan masalah siswa selain dengan

managemen akademi yang berhubungan dengan data kehadiran, nilai

mata pelajaran dan pelanggaran yang telah dilakukan oleh siswa.

b. Sebagai pelaksana utama program Bimbingan Konseling, diharapkan

Guru BK dapat meningkatkan kerjasama dan menjalin hubungan

baik dengan semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program

Bimbingan dan Konseling, sehingga program yang telah disusun

dapat terlaksana dengan optimal, karena pelaksanaan program

Bimbingan Konseling bukan hanya tanggung jawab dari personil BK

dan kepala sekolah saja, melainkan semua komponen yang ada di

sekolah.

23
DAFTAR RUJUKAN

Asian Journal of Counselling The Hongkong Professional Counselling


Association (online). (http//library. The University of Hongkong.ac.id)
diakses 27-1-2018.

Badrujaman,aip. 2009. Diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan


dan konseling. JakartaYuen.

Budi.2008. Organisasi dan Manajemen Bimbingan Konseling.


Surabaya. Unesa University Press.

Dahlan,Djawad.(2005).Pendidikan dan Konseling di Era Global dalam


perspektif Prof.Dr. M. Djawad Dahlan.Bandung:RIZQI.

Jim.(2008). The South Carolina Comprehensive Developmental Guidanceand


Counseling Program Model . South Carolina Department
ofEducationColumbia, South Carolina.

Tennille Jeffries-Simmons. 2017. Program Supervisor, School Counseling.


Washington State Comprehensive School Counseling and Guidance
Program Model. Danise Ackelson, Program Supervisor, School Counseling
Danise.Ackelson@k12.wa.us | 360-725-4967.

Yuksel-Sahin, Fulya. 2009. The Evaluation Of Counseling And


Guidanceservices Based On Teacher Views And Their Prediction Based
On Some Variables.

Mantax. (2009). School Counseling: Current International Perspectives. Asian


Journal of Counselling The Hong Kong Professional
CounsellingAssociation (online).(http//library. The University of Hong
Kong.ac.id)diakses 27- 11- 2014.

Nurihsan, Juntika. 1998. Bimbingan Komprehensip: Model Bimbingan dan


Konseling di Sekolah Menengah Umum. Disertasi. Bandung.

Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta.PT Rineka Cipta.Rex.

Sugiyo.2011. Manjemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang.


Widya Karya.

24
Suherman, Uman. 2000. Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Tidak diterbitkan.

Edris Zamroni dan Susilo Rahardjo.2017. Manajemen Bimbingan Dan Konseling


Berbasis Permendikbub Nomor 111 Tahun 2014. Jurnal Konseling
GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187. Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus.

Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di


Sekolah. Bandung: ALFABETA.

Tohirin. 2014. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Intregasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Ukas, Maman. 2006. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung:

Agnini.

Uman Suherman AS dan Dadang Sudrajat. 2000. Manajemen Layanan


BK di Sekolah. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP IKIP. International
Journal of Instruction (online). (http// www.e-iji.net) diakses 27- 11- 2014

25
Lampiran 1
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SMK JAWA TENGAH

Nama Sekolah : SMK


Kelas/Semester : 11/2
Tahun Pelajaran : 2017/2018
A Pokok bahasan : Cara mengembangkan kemampuan
. diri
B Tugas : Mengekspresikan aneka ragam
. perkembangan pekerjaan dan aktivitas dalam
kaitannya dengan kemampuan diri
C Bidang Bimbingan : Karier
.
D Jenis Layanan : Layanan tentang system Informasi
. Bimbingan Konseling
E Fungsi Layanan : Membantu siswa dalam pengembangan
. kreatifitas dan pengembangan karir.
F Sub kompetensi : Menyadari keragaman nilai dan
. aktivitas yang menutut ketrampilan
dan kemampuan tertentu
G Sasaran layanan : Siswa kelas XI Elektro
.
H Alokasi waktu : 1 X 45 menit
.
I Pihak yang : Guru BK dan Wali Kelas
. diikutsertakan
J Tujuan layanan : 1. Siswa dapat mengetahui cara
. mengembangkan kemamapuan diri
K Tahap pelaksanaan : 1. Pembukaan dan mengabsen siswa
. 2. Kegiatan inti
3. Penutup
L Materi : Terlampir
.
M Biaya : Dibebankan RAPBS
.
N Tempat : Ruang kelasdan Aula
. pelaksanaan
O Strategi layanan Diskusi, tanya jawab, ceramah
.
P Media LCD, Komputer
.
Q Sumber materi Absensi, data pelanggaran Siswa
.
R Rencana penilaian 1. Proses Siswa aktif dalam bertanya
. dan aktif mendengarkan
2. Hasil Siswa dapat mengetahui cara
mengembangkan kemampuan yang
ada dalam dirinya.

26
S. Tindak lanjut Konseling individu atau kelompok siswa
yang masih bingung dalam
mengembangkan kemampuan diri.

Mengetahui, Semarang , 1 Pebruari 2018


Kepala Sekolah Guru Pembimbing
SMK JAWA TENGAH

(.................................) ......................................

27
Lampiran 2
PERENCANAAN SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Perkembangan Pribadi Dan Kreatifitas


Aspek : Manajemen diri dan Perilaku Tanggungjawab
Kompetensi : Pentingnya pengembangan dan perubahan perilaku
Topik/Tema : Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas
Kelas : XI Waktu : 2 sesi kelas

Bahan
Lembar kerja “Pertanyaan Perilaku dan Kreatifitas”.

Evaluasi
Siswa akan mengidentifikasi perilaku dirinya dan mengkaitkannya dengan
kreatifitas di dalam pekerjaannya

Prosedur
1. Konselor mengarahkan diskusi kelas tentang perilaku dan
meminta contoh dari kelas. Contoh ini ditulis dan didaftar dalam
lembar pertanyaan (chart)
2. Kesimpulan hasil “Pertanyaan pengembangan dan perubahan
perilaku” dalam bentuk lembar kerja, jika siswa sudah selesai
mengisi lembar kerja, diskusikan jawaban mereka dan perintahkan
mereka untuk mengidentifikasi dua cara perbaikan perilaku yang
dijawab “tidak”. Pilih tiga perilaku baik dari dirinya di kaitkan
dengan pekerjaan atau tugas-tugas akademik. Tulis di
bagianbelakang lembar kerja.

28
Lampiran 3
PERTANYAAN TENTANG PERILAKU

Jawab Ya atau Tidak atas pertanyaan berikut ini :


No Pertanyaan Ya Tidak
1. Dapatkah kamu berkonsentrasi di dalam belajar ? ----- -----
2. Apakah kamu sering mengeluh tentang masalah Mata
----- -----
Pelajaran tertentu ?
3. Dalam keseharianmu kamu selalu berperilaku jujur ? ----- -----
4. Apakah kamu selalu mengerjakan tugas tepat waktu ? ----- -----
5. Dapatkah kamu bekerja bersama orang lain di dalam
----- -----
suatu kelompok ?
6. Menurutmu layakkah kamu menjadi seorang
----- -----
pemimpin di dalam kelompokmu ?
7. Dapatkah kamu mengendalikan diri, apabila ada
----- -----
orang yang menyalahkan hasil pekerjaanmu ?
8. Apakah kamu suka informasi tentang perkembangan
----- -----
tehnologi saat ini ?
9. Apakah kamu suka belajar ? ----- -----
10. Apakah kamu selalu bersikap baik terhadap teman
----- -----
. maupun gurumu ?

29

Anda mungkin juga menyukai