Anda di halaman 1dari 76

1

2
PENGARUH BIAYA PENYUSUTAN TERHADAP LABA DENGAN

BIAYA PRODUKSI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Kasus Pada PT. Alkindo Naratama,Tbk Periode 2011-2016)

Annisa Gussefar
Pembimbing Utama Ratna Suzana,S.E.,M.Si.
Pembimbing Pendamping Heppi Syofia,S.E.,M.Si.
Program Studi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci, Sungai Penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui : 1. untuk mengetahui pengaruh


biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba PT.Alkindo Naratama,Tbk periode
2011-2016. 2. untuk mengetahui pengaruh antara biaya penyusutan aktiva tetap
dan biaya produksi terhadap laba pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-
2016. 3. untuk mengetahui pengaruh biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba
yang dimoderasi oleh biaya produksi pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode
2011-2016. 4. untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya penyusutan aktiva
tetap terhadap laba yang di produksi oleh biaa produksi pada PT.Alkindo
Naratama,Tbk periode 2011-2016.

Penelitian ini di lakukan pada PT.Alkindo Naratama,Tbk. perusahaan ini


merupakan perusahaan manufaktur konveksi kertas. perusahaan ini bertempat di
jawa barat, bandung. penelitian ini menggunakan data sekunder waktu penelitian
2011-2016. metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa : tidak terdapt pengaruh


yang signifikan antara biaya penyusutan ktiva tetap laba secara parsial. pengaruh
antara biaya produksi dan biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba secara
parsial tidak terdap pengaruh yang signifikan antara biaya produksi dan biaya
penyusutan aktiva tetap terhadap laba secara parsial. pengaruh antara biaya
penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya produksi secara
parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara biya produksibiaya
penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya produksi secara
parsial

Kata kunci : biaya penyusutan, biaya produksi, dan variabel moderasi.

3
EFFECT OF DEPRECIATION COSTS ON PROFITS WITH

PRODUCTION COSTS AS A MODERATION VARIABLE

(Case Study At PT. Alkindo Naratama,Tbk Period 2011-2016)

Annisa Gussefar
Main Advisor Ratna Suzana,S.E.,M.Si
Counselor of Heppi Syofia,S.E.,M.Si
Accounting Study Program
Sakti Alam Kerinci Schoole Of Economics, Sungai Penuh

This research aims to know: 1. to know the effect of depreciation cost of fixed
assets to PT.ALKINDO NARATAMA profit, Tbk period 2011-2016. 2. to determine the
effect of the cost of depreciation of fixed assets and production costs on profit at
PT.ALKINDO NARATAMA, Tbk period 2011-2016. 3. to determine the effect of
depreciation cost of fixed assets to earnings moderated by production costs at
PT.ALKINDO NARATAMA, Tbk period 2011-2016. 4. to find out how much influence the
cost of depreciation of fixed assets to the profit in production by the cost of production at
PT.ALKINDO NARATAMA, Tbk period 2011-2016.
This research is done on PT.ALKINDO NARATAMA, Tbk. this company is a
paper convection manufacturing company. this company is located in west jawa,
bandung. this study uses secondary data of research time 2011-2016. methods used are
qualitative and quantitative methods.
Based on the results of the study showed that: no significant influence between
the cost of depreciation of fixed assets partial earnings. the effect of production cost and
fixed asset depreciation cost to partial profit is not significant influence between
production cost and fixed asset depreciation cost to profit partially. the effect of the cost
of depreciation of fixed assets to earnings moderated by the cost of production partially
there is no significant effect between biya production depreciation cost of fixed assets to
earnings moderated by the cost of production partially.

Keyword : depreciation cost, profit, production cost and moderation variable

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva

Tetap Terhadap Laba dengan Biaya Produksi sebagai variabel Moderasi

(Studi Kasus Pada PT.Alkindo Naratama Periode 2011-2016)”.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun

pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Alvia Santoni, SE.,MM Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci di Sungai Penuh.

2. Bapak Sudirman,S.E.,M.M selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci di Sungai Penuh.

3. Ibuk Dona Elvia Desi,S.E.,M.M selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci di Sungai Penuh.

4. Bapak Zachari Abdallah,S.E.,M.SAk. selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci.

5. Ibu Ratna Suzana,S.E.,M.Si dan Ibu Heppi Syofia,S.E.,M.Si selaku

pembimbing skripsi yang telah membagi ilmu, pengarahan, motivasi dan

dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Ibu Poni Yanita,S.E.,M.M yang telah membagi ilmu, pengarahan, motivasi

dan dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

5
7. Bapak dan Ibu Dosen serta dan pegawai Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

(STIE) Sakti Alam Kerinci di Sungai Penuh.

8. Ayahanda Fardinal, Ibunda Gusmaneti dan Adik-adikku Haifa Gussefar,

Faiza Azka Ramadhani Gussefar, Faiza Azkia Ramadhani Gussefar beserta

seluruh keluarga besar yang tidak bosan-bosannya memberi dorongan, doa,

semangat serta dukungan dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi.

9. sahabat-sahabat KKN-PPM Desa Koto Tuo yang telah turut memotivasi,

menemani dan menyumbungkan pemikirannya serta seluruh pihak yang

tidak dapt penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua bantuan dan bimbingan yang telah

diberikan dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan senang hati yang ikhlas penulis

menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dan mengarah menuju

kebaikan. Akhirnya penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca terutama penulis sendiri dan dapat dijadikan sumbangan pikiran

dalam dunia pendidikan.

Sungai Penuh,
Februari 2018
Penulis

ANNISA
GUSSEFAR
NPM.
141004462201006

6
7
8
9
10
11
12
13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu faktor berkembangnya suatu

negara. Pertumbuhan ekonomi di sektor industri, dalam hal ini mengenai tentang

pengolahan industri yang berguna bagi suatu negara karena dengan banyak nya

produksi akan mempermudah masyarakat untuk memeperoleh kebutuhannya.

Perusahaan yang didirikan atau sudah didirikan harus mempunyai tujuan agar

dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Artinya, perusahaan tersebut

dapat menjaga kelangsungan perusahaan dengan pencapaian tujuan yang optimal.

Suatu tujuan dapat dilaksanakan dengan baik apabila perusahaan dikelola dengan

baik pula, sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan dan di tetapkan

perusahaan. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba yang

maksimal atas investasi yang ditanamkan dalam perusahaan. Salah satu bentuk

investasi dalam perusahaan adalah aktiva tetap yang sering digunakan dalam

kegiatan normal perusahaan yaitu aktiva yang mempunyai masa umur manfaat

lebih dari satu tahun.

Aktiva (assets) adalah barang fisik (berwujud) atau hak (tidak berwujud)

yang mempunyai nilai uang. Menurut SAK, Aktiva Tetap (fixed assets) adalah

aktiva tetap berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai. Atau dibangun

14
lebih dahulu, digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk

dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari 1

15
16

(satu) tahun periode akuntansi. Eli Suhayati dan Sri Dewi Anggadini,

Akuntansi Keuangan (2009:12,247).

Aktiva tetap merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh perusahaan

untuk mengahasilkan barang ataupun jasa, sebagai penggerak usaha. Aktiva tetap

bernilai penting bagi suatu usaha, karena nilai materinya yang cukup besar juga

mengalami penyusutan. Penyusutan perlu dilakukan karena manfaat yang

diberikan dan nilai dari aktiva tersebut semakin berkurang.

Bersamaan dengan berlalunya waktu, nilai ekonomis suatu aktiva tetap

tersebut harus dapat dibebankan secara tepat dan salah satu caranya adalah dengan

menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu ddiketahui apakah metodr

penyusutan yang diterapkan perusahaan telah memperhatikan perubahan nilai

aktiva tetap yang menurun disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya

manfaat yang diberikan aktiva tetap tersebut. Penurunan harga perolehan karena

menurunya kegunaan sejalan dengan berlalu nya waktu dalam penggunaan

disebut penyusutan (Depreciation) Warren, Reeve dan Fess (2005;395).

Penyusutan (Depreciation) adalah Alokasi biaya perolehan atau sebagian

besar harga perolehan suatu aset tetap selama masa manfaat aset itu. Besar nilai

yang dapat disusutkan adalah selisih antara harga perolehan dengan nilai sisa,

yaitu nilai aset itu pada akhir masa manfaatnya. Budi Frensidy, Matematika

Keuangan. (2011:176).

Pemenuhan kualitas produk yang lebih baik maupun harga yang bersaing

merupakan tentang tersendiri bagi perusahaan. Apalagi, tuntutan tersebut

dibarengi dengan tingginya biaya produksi. Sehingga, perusahaan dituntut untuk


17

dapat menekan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, upah tenaga

kerja langsung dan overhead pabrik. Pentingnya menekan biaya produksi karena

berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Untuk mengetahui apakah

pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengkibatkan rugi bruto,

manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk

memproduksi pesanan tertentu (Mulyadi, 2012).

Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material) menurut pendapat ahli

Bahan Langsung adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi

Gorrison et al (2006 : 51). Sesungguhnya bahan baku berkaitan dengan semua

jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk jadi, dan produk jadi suaru

perusahaan dapat menjadi bahan baku perusahaan lainnya. Biaya bahan langsung

ini dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat

digunakan untuk mengukur kuantitas yang konsumsi oleh produk Hansen dan

Mowen (2009). Biaya Bahan Baku Langsung adalah bahan baku yang di gunakan

untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk, Menurut Blocer et

al (2008 : 119).

Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) adalah kompensasi atas

seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang

dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis, Horngren et

al (2006). Biaya Tenaga kerja digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat

ditelusuri dengan mudah ke produk jadi, Garisson et al (2006:51),.

Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya manufaktur yang terkait

dengan objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) namun tidak
18

dapat di telusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis, Hongren et al (2006).

Biaya Overhead Pabrik adalah biaya tidak langsung untuk bahan baku, tenaga

kerja, dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung proses produksi, Blocer et

al (2008),.

Biaya overhead pabrik yang salah satu nya terdiri dari biaya penyusutan

aktiva tetap dimana ketika penentuan metode penyusutan aktiva tetap akan

menghasilkan biaya penyusutan yang berbeda, biaya penyusutan dengan metode

yang lebih besar maka biaya produksi meningkat dan laba akan lebih kecil, tapi

jika biaya penyusutan lebih kecil maka biaya produksi lebih kecil dan laba akan

lebih besar.

Biaya penyusutan aset tetap dan pengaruh nya terhadap laba biaya

penyusutan aset tetap memiliki pengaruh terhadap perolehan laba karena biaya

penyusutan aset tetap merupakan salah satu unsur biaya operasional sehingga

besar atau kecil biaya penyusutan aset tetap akan mempengaruhi perolehan laba

pada suatu periode akuntansi. Karena dengan beban penyusutan yang dihasilkan

dengan menggunakan metode garis lurus setiap tahun nya akan sama apabila

perusahaan menggunakan aktiva tetap yang relatif sama setiap tahunnya (Ali

Wairooy:2017).

Penelitian ini menggunakan objekPT.Alkindo Naratama,Tbk berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan ALDO adalah bergerak dalam

bidang manufaktur konversi kertas. Alkindo memproduksi honeycomb (kertas

karton yang dibentuk seperti sarang lebah yang biasa digunakan paper box, hole

pad, paper pallet dan sebagai pengisi struktur dalam partisi, pintu, dinding dan
19

furnitur), edge protector (lembaran kertas perlindung sudut untuk produk-produk

seperti kaca, marmer, peralatan elektronik dan lain-lain), paper core (gulungan

bobbin) untuk plastic film atau flexible packaging, kertas, kain dan kertas timah),

paper tube (gulungan untuk benang jenis Draw Textured Yarn dan Partially

Oriented Yarn) dan paper pallette (palet kertas).

Perusahaan Kemampuan industri ini di dukung dalam memberikan

kontribusi terhadap devisa Negara dan sekaligus penyerapan tenaga kera. Selain

itu industri ini mempunyai peluang yang besar, dimana permintaan produk tekstil

akan meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Namun demikian,

potensi dan peluang perkembangan industri ini tanpa kendala. Kendala-kendala

yang dihadapi industri ini di khawatirkan dapat mengganggu atau dapat

menurunkan kontribusinya terhadap pembangunan Indonesia.

PT.Alkindo Naratama,Tbk menggunakan bahan baku serta menggunakan

alat-alat teknologi dalam proses produksi. Seluruh tenaga kerja merupakan tenaga

kerja langsung. Semua biaya selain bahan baku dan tenaga kerja langsung yang

berkaitan dengan proses produksiadalah biaya listrik. Penyusutan merupakan hal

yang selalu berkaitan dengan aktiva tetap. dimana pos-pos aktiva tetap rata-rata

mengalami penyusutan. Dalam hal ini PT.Alkindo Naratama,Tbk dalam

menghitung penyusutan aktiva tetap menggunakan metode yang telah ditetapkan

oleh perusahaan.

Tabel berikut ini menampilkan Angka Penyusutan Aktiva tetap yang

terjadi pada PT.Alkindo Naratama, sebagai berikut :


20

Tabel 1.1

Gambaran Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT.Alkindo Naratama,Tbk


periode 2011-2016
Pertumbuhan
Tahun Penyusutan Aktiva Tetap Penyusutan
Aktiva Tetap
2011 Rp 4.782.873.385 -
2012 Rp 7.025.513.404 47%
2013 Rp 9.431.919.835 34%
2014 Rp11.677.886.501 24%
2015 Rp 13.325.851.943 14%
2016 Rp 12.928.719.175 -3%
Sumber : lampiran 1

Berdasarkan data Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Penyusutan Aktiva Tetap

pada tiap tahunnya mengalami penurunan persentase pertumbuhan tiap tahunnya,

pada tahun 2011 biaya penyusutan sebesar Rp.4.782.873.385,- dan pada tahun

2012 terjadi peningkatan sebesar Rp.7.025.513.404,- dengan persentase kenaikan

2011-2012 sebesar 47%. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan biaya penyusutan

dengan jumlah Rp.9.431.919.835,- namun terjadi penurunan persentase biaya

penyusutan sebesar dari 47% pada tahun 2012 menjadi 34% pada tahun 2013.

Pada tahun 2014 jumlah biaya penyusutan sebesar Rp11.677.886.501,- dan terjadi

penurunan persentase pertumbuhan biaya penyusutan dari 34% pada tahun 2013

menjadi 24% pada tahun 2014. Pada tahun 2015 jumlah biaya penyusutan sebesar

Rp.13.325.851.943,- dengan persentase pertumbuhan laba sebesar 14%.

Begitupun pada tahun 2016 jumlah biaya penyusutan aktiva tetap sebesar

RP.12.228.719.175,- dan terjadi penurunan persentase pertumbuhan biaya

penyusutan dari 14% pada tahun 2015 menjadi 3% pada tahun 2016. Dapat

disimpulkan bahwa penyusutan aktiva tetap PT.Alkindo Naratama,Tbk meski


21

jumlah nya selalu naik dan pada tahun 2016 mengalami penurunan tetap besar

pertumbuhan biaya penyusutan selalu mengalami penurunan pada tiap tahunnya.

Tabel 1.2

Gambaran Laba PT. Alkindo NarantamaPada periode 2011-2016


Persentase Petumbuhan
Tahun Laba
Laba
2011 Rp 6.086.821.027 -
2012 Rp 6.080.840.126 0%
2013 Rp 22.589.101.552 271%
2014 Rp 21.061.034.612 -7%
2015 Rp 24.079.122.338 14%
2016 Rp 25.229.505.223 5%
Sumber : lampiran 2

Berdasarkan dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa peningkatan pertumbuhan laba

PT.Alkindo Naratama,Tbk mengalami kenaikan secara fluktuasi, dapat dilihat dari

tahun2012 dimana pertumbuhannya pada tahun 2011-2012 hanya 0% dan pada

tahun 2013 mengalami peningkatan pertumbuhan laba secara pesat yaitu sebesar

271% dimana pada tahun 2012 laba hanya Rp.6.080.840.126,- dan pada tahun

2013 meningkat drastis menjadi Rp.22.589.101.552,- namun pada tahun 2014

terjadi penurunan laba sebesar 7% dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan

pertumbuhan laba dari tahun 2014-2015 sebesar 14% dan kembali penurunan

pertumbuhan laba pada tahun 2016 sebesar 5% dimana besarnya penurunan dari

tahun 2015-2016 sebesar 9%.


22

Tabel 1.3
Gambaran Biaya Produksi Pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-
2016
Pertumbuhan Persentase
Tahun Biaya Produksi
Biaya Produksi
2011 Rp 208.452.286.726 -
2012 Rp 233.550.859.529 12%
2013 Rp 240.093.756.409 3%
2014 Rp 293.320.181.961 22%
2015 Rp 287.640.829.671 -2%
2016 Rp 337.507.648.399 17%
Sumber :lampiran 3

Berdasarkan data tabel 1.3 diatas, dapat juga terlihat bahwa biaya

produksi PT.Alkindo Naratama,Tbk setiap tahun nya meningkat secara fluktuasi.

Dilihat pada tahun 2011-2012 meningkat sebesar 12% pada tahun 2013 terjadi

peningkatan biaya produksidari sebesar Rp.240.093.756.409,- meski demikian

pertumbuhan biaya produksi dari tahun 2012-2013 terjadi penurunan dengan

pertumbuhan laba hanya 3%. Pada tahun 2014 pertumbuhan biaya produksi

meningkat menjadi 22% dimana peningkatan yang terjadi dari tahun 2013-2014

sebesar 19%. Pada tahun 2015 terjadi penurunan biaya produksi dan pertumbuhan

biaya produksi dimana persentase pertumbuhan laba menjadi 2%, namun pada

tahun 2016 biaya produksi dan persentase pertumbuhan laba menjadi 17%. Dalam

hal ini dapat disimpulkan bahwa semkin besarnya biaya produksi yang

dikeluarkan perusahaan maka semakin sedikit laba yang dihasilkan sedangkan

jika biaya produksi semakin kecil maka laba yang akan dihasilkan oleh

perusahaan akan meningkat.

Dengan uraian yang dijelaskan dari latar belakang atau fakta di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Biaya


23

Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Dengan Biaya Produksi Sebagai

Variabel Moderasi Pada PT.Alkindo Naratama,Tbk Periode 2011-2016”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh antara penyusutan aktiva tetap dengan Laba pada

PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016 ?

2. Apakah terdapat pengaruh antara penyusutan aktiva tetap dan Laba terhadap

Biaya produksi PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016?

3. Apakah Penyusutan Aktiva Tetap berpengaruh terhadap laba dengan Biaya

produksi sebagai variabel moderasi pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode

2011-2016 ?

4. Berapa besar pengaruh biaya produksi sebagai variabel moderasi pada

pengaruh penyusutan aktiva tetap terhadap laba pada PT.Alkindo

Naratama,Tbk periode 2011-2016 ?

1.2. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah diatas maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh penyusutan aktiva tetap terhadap laba pada

PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara penyusutan aktiva tetap dengan Laba dan

Biaya produksi PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016.


24

3. Untuk mengetahui biaya produksi dapat memoderasi pengaruh penyusutan

aktiva tetap terhadap laba pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-

2016.

4. Untuk mengetahui besar pengaruh biaya produksi sebagai variabel moderasi

pada pengaruh penyusutan aktiva tetap terhadap laba pada PT.Alkindo

Naratama,Tbk periode 2011-2016.

1.3. Manfaat Penelitian

1.3.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfat bagi penulis dalam

mengembangkan wawasan berfikir dan menambah pembendaharaan pengetahuan

khususnya tentang pengaruh penyusutan aktiva tetap terhadap laba dengan harga

produksi sebagai variabel moderasi dan sebagai masukan atau sumbangan

pemikiran bagi kepemilikan institusi ataupun organisasi-organisasi dalam

melaksanakan kegiatan usaha dan mencapai tujuan dari usahanya.

1.3.2. Manfaat Praktis

Penilaian untuk melakukan kegiatan investasi dengan melihat kondisi

penyusutan aktiva tetap pada perusahaan apakah metode yang digunakan itu bisa

meminimalkan biaya produksi dan meningkatkan laba pada perusahaan.


BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

4.1. Kajian Teroritis

Kajian teori ini menjelaskan teori-teori yang mendukung hipotesis serta

sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan

teori serta argumentasi yang disusun sebagai tuntunan dalam memecahkan

masalah penelitian serta perumusan teori.

4.1.1. Pengertian Akuntansi

Ada banyak pengertian akuntansi yang diartikan oleh para ahli akuntansi,

sehingga memberikan pengertian yang berbeda sesuai pandangan mereka masing-

masing. Akuntansi adalah keseluruhan pengetahuan dan yang berhubungan

dengan penciptaan, pengolahan, penyimpulan, penganalisaan, penafsiaran, dan

penyajian informasi yang dapat di percaya dan yangpenting artinya terhadap

sistematika mengenai transaksi-transaksi yang bersifat keuangan dan diperlukan

oleh pimpinan untuk operasi suatu badan dan untuk laporan yang haru diajukan

guna mengenai hal tadi dan guna untuk memenuhi pertanggung jawaban yang

bersifat keuangan atau lainnya, Grady (2000 : 12).

Akuntansi memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial kita.

Keputusan-keputusan tepat yang diambil oleh para individu, perusahaan,

pemerintah dan kesatuan-kesatuan lain merupakan hal yang essensial bagi

distribusi dan penggunaan sumber daya negara yang langka secara efiseien.

Untuk mengambil keputusan seperti itu, kelompok-kelompok tersebut harus

25
26

mempunyai informasi yang dapat diandalkan yang diperoleh dari

akuntansi. Oleh sebab itu, akuntansi digunakan untuk mencatat,

mengikhtisarkan, melaporkan dan menginterpresentasikan data ekonomi oleh

banyak kelompok di dalam sistem ekonomi sosial.

Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada

pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan,

Warren Reeve F (2005:11).

Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokkan dan peringkasan

transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

kemudian membuat interpretasinya. Akuntansi sebagai teknologi/perekayasaan

dapat di artikan sebagai rekayasa informasi dan pengendalian keuangan atau

accounting is a technology, a modified statistical technology. Pengertian di atas

memberi makna yang cangkupannya lebih luas dan terlihat bahwa akuntansi itu

tidak berbeda dari tata buku (book kepping) dimana tata buku hanyalah suatu

teknik pencatatan. Selain itu defenisi melihat semua transaksi yang bersifat

keuangan, transaksi keuangan dalam hal ini diartikan sebagai suatu kejadian atau

keadaan yang mempunyai nilai uang dan harus tercatat sesuai dengan transaksi.

Akuntansi adalah Aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan

dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan

aktivitas/transaksi suatu badan usaha dalam bentuk informasi keuangan menurut

Rudianto (2012:4).

Berbeda dengan pendapat ahli lainnya yang menspesifikasikan definisi

akuntansi, yang dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu :


27

Ditinjau dari sudut pemakaianya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai

suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan secara efesien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.

Sedangkan, ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai

proded pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, penganalisaan data

keuangan suatu organisasi menurut Jusuf (2005:4).

2.1.1.1. Bidang-bidang Akuntansi

Akuntansi saat ini telah berkembang sangat pesat sejalan dengan

perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Bidang-bidang akuntansi

yang penting seperti:

1. Akuntansi Umum dan Keuangan (General Accounting / Financial

Accounting).

Bidang akuntansi yang secara menyeluruh mencakup fungsi-fungsi

pencatatan transaksi-transaksi serta menyusun laporan keungan dari catatan-

catatan tersebut.

2. Akuntansi Biaya (Cost Accountingi)

Merupakan bidang khusus akuntansi yang mencatat, menghitung,

menganalisis, mengawasi dan melaporkan kepada manajemen persoalan-persoalan

yang berhubungan dengan biaya dan produksi. Bidang akunttansi biaya tidak

hanya menyangkut bagaimana mencatat biaya dan analisis biaya.


28

3. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accountingi)

Akuntansi Pemerintahan merupakan bidang khusus akuntansi yang

dipergunakan oleh lembaga-lembaga pemerintah. Bidang ini berguna sebagai alat

bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pencatatan yang teratur tentang

penerimaan dan pengeluaran dana.

4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Akuntansi Manajemen menggunakan data historis maupun data taksiran

untuk membantu manajemen dalam operasional sehari-hari dan perencanaan

operasional mendatang. Bidang ini mengolah kasus-kasus khusus yang dihadapi

manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi.

5. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)

Pemeriksaan Akuntansi merupakan bidang dalam aktivitas akuntansi

yanitu pemeriksaan secara bebas atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini

merupakan bidang pekerjaan akuntan publik yang memeriksan laporan keuangan

dan kemudian memberikan penilainnya dan pendapatnya mengenai kelayakan dan

kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan kewajaran adalah

menyangkut prinsip-prinsip akuntansi yang akan diterima umum.

6. Akuntansi Lembaga Nirlaba (non profit motive organization)

Akuntansi Lembaga Nirlaba merupakan akuntansi yang mengkhususkan

diri pada masalah-masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit

pemerintah serta organisasi nirlaba lainnya, seperti : yayasan,lembaga keagamaan,

lembaga amal, lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Unsur penting

dari akuntansi ini adalah sistem akuntansi yang menjamin pihak manajemen akan
29

adanya kecocokan dengan batasan-batasan dan persyaratan lainnya yang

digariskan oleh Undang-Undang oleh lembaga-lembaga lain, atau oleh individu-

individu yang menjadi donor.

2.1.1.2. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang memiliki

hubungan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak eksternal perusahaan

berbentuk laporan neraca, laba rugi, perubahan modal, dan arus kas. Pihak

eksternal tersebut antara lain pemegang saham, investor, kreditor, dan pemerintah.

Akuntansi keuangan adalah suatu sistem yang mengatur berbagai macam

pencatatan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan hingga menyusun laporan

keuangan mengenai transaksi yang terjadi.

Akuntansi Keuangan adalah proses ang berakhir pada pembuatan laporan

keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik

pihak-pihk internal maupun pihak eksternal, menurut Donald E. Kieso, et al dalam

bukunya yang berjudul “Akuntansi Intermediate” adalah (2008:2)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, akuntansi

keuangan adalah suatu pencatatan laporan keuangan perusahaan untuk

kepentingan-kepentingan internal maupun eksternal.

2.1.2. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva Tetap menurut PSAK 16 didefinisikan sebagai aset berwujud: (a)

dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk

disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan (b) diharapkan

untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aktiva tetap merupakan aktiva
30

yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan

sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya lebih dari satu tahun,

menurut Suhayati (2009:247). Aktiva tetap adalah aktiva berwuud yang dimiliki

untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti

penyewaan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi dan perkiraan akan

digunakan selama lebih dari satu periode (Hennie 2005,h.170).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pengertian Aktiva tetap

merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan untuk

menghasilkan barang atau pun jasa, sebagai penggerak usaha dan memiliki

manfaat terbatas sehingga pada saat aktiva tetap sudah tidak mampu memberikan

manfaat secara ekonomis maka pada saat itulah aktiva dihentikan untuk

digantikan agar kegiatan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

2.1.2.1. Karakteristik Aktiva Tetap

Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva

lancar, Jika aktiva lancar di kendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian

aktiva tetap di laksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tetap tersebut,

Mulyadi, Sistem Akuntansi (2013:538).

Aset Tetap merupakan unsur vital lain yang akan membantu organisasi

bisnis untuk menciptakan laba, (Pontoh, 2013:355).

PSAK 16, suatu aktiva tetap harus memiliki karakteristik-karakteristik

sebagai berikut :
31

1. Aset tersebut digunakan dalam operasi, hanya aset yang digunakan dalam

operasi normal perusahaan saja yang dapat diklasifikasikan sebagai aset

tetap.

2. Aset tersebut memiliki masa (umur) manfaat yang panjang lebih dari satu

periode.

3. Aset tersebut memiliki substansi fisik. Aset tetap memiliki ciri substansi

fisik kasat mata sehingga dibedakan dari aset tak berwujud seperti hak

paten dan merek dagang.

Aktiva tetap memiliki karakteristik/ ciri-ciri mennurut (Elly Suhayati dan Sri

Dewi Anggadini, Akuntansi Keuangan, 2009:247) sebagai berikut :

1. Jangka Waktu pemakaiannya lebih lama

2. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan

3. Nilainya cukup tinggi

4. Penurunan manfaat (penurunan dari nilai aktiva tetap) secara periodik disebut

depreciation expense (penyusutan)

4.1.1.1. Klasifikasi Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian,Menurut

Suhayati (2009:247):

1. Sudut Substansi

a. Aktiva Berwujud atau tangible assets seperti tanah, gedung, mesin, dan lain-

lain.

b. Aktiva tidak berwujud atau Intangible assets seperti hak cipta, hak paten,

franchise, dan lain-lain.


32

2. Sudut Disusutkan atau Tidak

a. Aktiva tetap yang dapat disusutkn atau depreciate plant assets seperti

gedung, mesin, peralatan dan lain-lain.

b. Aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan atau underpreciated plant assets

seperti tanah.

3. Berdasarkan Jenis

Aktiva tetap berdasarkan jenis seperti tanah, bangunan, gedung, mesin,

kendaraan, inventaris.

4.1.1.2. Penilaian AktivaTetap

Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya yaitu jumlah uang yang

keluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan

aktiva tersebut siap untuk digunakan. Jika aktiva tetap diperoleh daru pertukaran,

hibah, atau donasi dan aktiva tetap sitaan maka harga pasar atau nilai transfer

aktiva pada saat diserahkan dipakai sebagai ukuran harga perolehan aktiva yang

diterima. Adakalanya suatu aktiva tetap yang diperoleh dalam mata uang asing,

maka harga perolehan aktiva ditetapkan berdasarkan nilai tukar yaitu :

1. Nilai Tukar Masukan (Exchange Input Value)

2. Nilai Tukar Kelmuaran (Exchange Output Value)

Kedua nilai tukar dapat berupa nilai tukar masa lalu (Past), sekarang

(present), maupun yang akan datang (future).

Tujuan penilaian aktiva tetap adalah untuk menetapkan jumlah yang akan

datang dibebankan sebagai biaya. Bila aktiva tetap didasarkan pada nilai tukar

keluaran akan menyesatkan para pemakai laporan keuangan. Penilaian aktiva


33

tetap hanya dapat didasarkan pada nilai tukar masukan saja yang terdiri

daribeberapa bagian, Menurut Hendrikson dan Van Breda yang bukunya dialih

bahasakan oleh Herman Wibowo (2002:45):

1. Historical Cost

Nilai tukar yang digunakan adalah nilai pasar pada saat perolehan Historical

cost terdiri dari :

a. Historical Cost To The Firm adalah seluruh pengeluaran yang diperlukan

untuk memperoleh dan menggunakan asset dalam keadaan yang

diinginkan.

b. President Cost adalah pengeluaran yang ditetapkan oleh manajem yang

kompeten ntuk memperoleh aktiva.

c. Original Cost adalah cost yang pertama kali dikeluarkan oleh perusahaan

yang mula-mula menggunakan asset. Sedangkan nilai dari aktiva yang

second hand adalah nilai menurut cost yang digunakan oleh perusahaan

yang pertama kali membeli.

2. Current Input Value

Nilai tukar yang didasarkan pada nilai pasar apabila aktiva tetap tersebut

diperoleh sekarang. Current Input Value terdiri dari :

a. Current Replacement Cost adalah jumlah untuk memperoleh aktiva baru

yang sama melalui pembelian di pasar yang berlaku.

b. Appraisal Value adalah suatu metode yang memperkirakan current cost

atau current value dengan cara yang sistematis. Penelitian dengan


34

appraisal value ini dinilai dengan cukup objektif karena yang mengadakan

adalah perusahaan lain yang independen.

c. Far Value, disini cost adalah jumlah yang diperlukan unruk memperoleh laba

yang layak untuk di investasi.

Penilaian yang umum digunakan dalam praktik-praktik akuntansi adalah

berdasarkan Historical Cost, karena memiliki keunggulan, antara lain:

1. Verifiable, jadi setiap penilaian yang dilakukan oleh orang yang independen

akan mendapatkan hasil yang sama.

2. Consistent, dengan perusahaan lain karena merupakan praktik umum digunakan

3.Benar-benar menggambarkan nilai pengorbanan yang dikeluarkan oleh

perusahaan.

Disamping memiliki keunggulan, tentunya penilaian berdasarkan Historical

Cost juga memiliki kelemahan yaitu informasi yang diberikan seringkali out of

date sehingga nilai tersebut tidak bisa menjadi informaasi yang relevan dalam

pengambilan keputusan sekarang karena nilai pasar aktiva tersebut berubah.

Penilaian berdasarkan Current Input Value memiliki keunggulan, antara lain :

1. Memberikan penilaian yang sebenarnya dari suatu aktiva tetap, terutama bila

ada perbedaan harga yang mencolok;

2. Menggambarkan manfaat yang diterima dari dat yang sekarang.

Kelemahan penilaian berdasarkan Current input value adalah bahwa Current

Input Value hanya berlaku untuk satu interval waktu tertentu, setelah itu akan

kembali out of date.


35

2.1.2.4. Perolehan dan pencatatan aktiva tetap

Perolehan untuk aset di bawah batas nilai minimum walaupun

memenuhi kriteria aset tetap, dicatat sebagai perlengkapan atau beban pada saat

terjadinya. Walaupun secara teori perlakuan ini mungkin tidak benar, kan tetapi

dalam praktiknya dapat diterima. Jika tidak maka perlu dibuat skedul penyusutan

untuk barang-barang seperti asbak rokok dan keranjang sampah. Aset tetap dapat

diperoleh melalui beberapa cara, diantaranya adalah :

1. Pembelian tunai

2. Pembelian secara kredit

3. Pembelian dengan surat berharga

4. Diterima dari sumbangan

5. dibangun sendiri

6. pertukaran atau tukar tambah

Bahwa cara untuk mendapatkan aset tetap Menurut Raja Adri Setiawan,

Akuntansi Keuangan versi IFRS (2012:152-168) adalah sebagai berikut.

1. Aset Tetap Yang Dibeli

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset

pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan suatu aset

tetap yang dibeli terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN masukan

tak boleh restituasi (Non-refundable) dan setiap biaya yang dapat didistribusikan

langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut

dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Setiap potongan dagang dan
36

rabat (potongan harga) dikurangkan dari harga pembelian. Contoh dari biaya

yang dapat diatribusikan secara langsung adalah :

a. Biaya persiapan tempat

b. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpanan dan bongkar

muat (handling costs);dan

c. Biaya pemasangan (Installation costs);dan

d. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur.

2. Aset Tetap yang dikontruksi sendiri

Biaya perolehan aset tetap yang dikontruksi sendiri sama dengan biaya

untuk memproduksi aset serupa untuk dijual. Apabila biaya membuat sendiri

lebih rendah dari harga apabila aset tersebut dibeli, tidak boleh diakui sebagai

laba. Karena laba berasal dari penjualan bukan karena membuat sendiri.

Jika biaya membuat sendiri lebih mahal daripada harga pasar yang

berlaku mungkin disebabkan karena jumlah yang abnormal dari pemakaian bahan

baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain; harus dicatat sebagai keuangan dan aset

dilaporkan dengan nilai pasar yang berlaku.

3. Aset Tetap yang Diperoleh dari Sumbangan

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus diakui sebagai

penghasilan, karena memenuhi definisi penghasilan menurut Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yaitu pengingkatan manfaat

ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan

aset ataupenurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak

berasal dari kontribusi penanaman modal. Sesuai dengan definisi ttersebut, aset
37

tetap yang diperoleh dari sumbangan merupakan penghasilan yang harus dicatat

sebesar harga tafsiran atau harga pasar yang layak dengan mengkredit akun

pendapatan sumbangan (donation revenue).

4. Aset Tetap yang diperoleh dari Pertukaran

Untuk aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Pertukaran Aset yang Serupa

Suatu aset tetap dapat di peroleh dalam pertukaran aset tetap yang serupa yang

memiliki manfaat yang serupa pada bidang usaha yang sama dan memiliki nilai

wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dijual dalam pertukaran dengan

kepemilikan aset uang serupa. Contoh dari pertukaran aset serupa termasuk

pertukaran pesawat terbang, hotel, bengkel, dan properti teal estat lainnya.

Pencatatan untuk transaksi pertukaran aset tetap sejenis ini adalah keuntungan

dikurangkan pada harga aset tetap, sedangkan keuangan di bebankan dalam tahun

berjalan. Contohnya pertukaran peralatan lama dengan peralatan baru, yang

diperoleh dari sumbangan merupakan penghasilan yang harus di catat sebesar

harga taksiran atau pasar yang layak dengan mengkredit akun pendapatan

sumbangan (donation revenue).

b. Pertukaran Aset yang Tidak Serupa

Suatu aset tetap dapat diperoleh dengan pertukaran atau petukaran sebagian

untuk aset tetap yang tidak serupa atau aset lain. Biaya perolehan aset semacam

ini diukur sebesar nilai waar aset yang diterima, yaitu ssetara nilai wajar aset

yang diserahkan disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang di
38

pindahkan. Dalam transaksi semacam ini kerugian atau keuntungan harus diakui.

Kerugian pertukaran dihitung dari selisih antar nilai pasar wajar dan nilai buku

aset yang dilepaskan.

5. Sewa Guna Usaha

Menurut Skousen et al, Intermediate Accounting (2005:13-14),Sewaguna

usaha adalah suatu kontrak dimana satu pihak (penyewa-lessee) diberikan hak

untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh pihak yang menyewakan (lessor)

untuk suatu periode tertentu. Sebagian besar sewa guna usaha memiliki

karakteristik yang serupa dengan penyewaan ini disebut dengan sewa guna usaha

operasi (Operating leasses).

2.1.3. Penyusutan Aktiva Tetap

2.1.3.1. Pengertian Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan di definisikan sebagai proses akuntansi dalam

mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara sistematis dan

rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan

aktiva tersebut (Kieso 2008,h.60).

Seiring dengan waktu pemakaian sebuah aset tetap , maka pada saat

yang sama aset tetap tersebut akan mulai berkurang kemampuannya atau mulai

mengalami keusangan (obsolescence) untuk menciptakan barang dan jasa.

Berkurangnya kemampuan aset tetap ini disebut sebagai penyusutan atau

depresiasi (depreciation), menurut Pontoh (2013:358).Penyusutan adalah jumlah

yang bisa disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa


39

manfaat aset tetap menggunakan berbagai metode penyusutan yang

sistematis,menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Aktiva tetap bernilai penting bagi suatu usaha, karena nilai materinya

yang cukup besar juga mengalami penyusutan. Penyusutan perlu dilakukan

karena manfaat yang diberikan dan nilai dari aktiva tersebut semakin berkurang.

Perusahaan harus menerapkan metode penyusutan yang tepat bagi aktivanya,

sebab pemilihan metode penyusutan yang berbeda tentunya akan sangat

berpengaruh terhadap biaya-biaya usaha, yang berarti memperngaruhi besarnya

laba.

Depresiasi ( Penyusutan) adalah alokasi biaya dari aset tetap menjadi

beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistematis dan rasional,

Menurut Jerry J. Weygandt (2007:570) yang dialih bahasakan oleh Ali Akbar

Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika.

Penyusutan (Depresiasi) adalah pengakuan adanya penurunan nilai

aktiva tetap berwujud, menurut Soemarso S.R (2005:24).

Dari beberapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

penyusutan (Depresiasi) adalah penurunan aktiva tetap berwujud secara sistematis

dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi selama masa manfaatnya.

Biaya penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial

dari suatu aktiva. Sifat beban penyusutan secara konsep tidak berbeda

denganbeban yang mengakui pemanfaatan atas premi asuransi ataupun sewa yang

dibayar dimuka selama periode berjalan. Biaya penyusutan merupakan beban

yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas (non cash outlay expence). Alokasi
40

harga perolehan aktiva tetap dilakukan dengan cara mendebet akun biaya

penyusutan dan mengkredit akun akumulasi penyusutan. (Hery,S.E.,M.Si :2009).

2.1.3.2. Sebab-sebab Penyusutan

Menurut Warren, Reeve & Fessm(2006:504) yang diterjemahkan oleh

Aria fiarahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan, Sebab-sebab penyusutan

yaitu :

1. Penyusutan fisik, penyusutan fisik (physical depreciation) terjadi dari

kerusakan dan keausan ketika digunakan dan karena pengaruh cuaca.

2. penyusutan fungsional, Penyusutan fungsional (functional depreciation) terjadi

jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat denan

tingkat seperti diharapkan.

Menurut Kieso dan Weygandt (2003:3) yang diterjemahkan oleh herman wibowo,

menyatakan bahwa faktor penyebab penyusutan adalah :

1. faktor-faktor fisik seperti bencana alam dan habisnya umur fisik.

Faktor-faktor fisik adalah keausan, dekomposisi dan bencana yang membuat sulit

bagi aktiva yang bersangkutan untuk berprestasi secara tak terbatas, faktor-faktor

ini menentukan batas luar untuk umur kegunaan dari suatu aktiva.

2. faktor-faktor ekonomi (keusangan). Faktor-faktor ekonomi dan fungsional

mengurangi umur kegunaan suatu aktiva, faktor0faktor ekonomi dan fungsional

dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu tidak memadai, penggantian,

dan keusangan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab

penyusutan adalah faktor-faktor fisik yaitu terjadi kerusakan pada aktiva tetap dan
41

faktor-faktor fungsional yaitu aktiva tetap tidak mampu lagi menyediakan manfaat

dengan tingkat yang diharapkan.

2.1.3.4. Faktor-faktor dalam Menentukan Biaya Penyusutan

Menurut Jerry J. Weygandt (2007:570) yang di alih bahasakan oleh Ali

Akbar,Wasilah, dan Rangga Handika, faktor-faktor dalam menentukan biaya

prnyusutan yaitu :

1. harga perolehan

2. Masa manfaat

3. Nilai sisa

Menurut Warren, Reeve, & Fess ( 2006:509) yang diterjemahkan oleh

Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, Faktor-faktor yang

menentukan biyaa penyusutan yaitu :

1. Biaya awal aktiva tetap

2. Umur Manfaat yang diperkiraikan

3. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat

Kesimpulan dari faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan

adalah:

1. Harga Perolehan. Harga perolehan mempengaruhi biaya dari aset yang dapat

disusutkan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Ingat kembali bahwa aset

tetap dicatat pada harga perolehan, terkait dengan prinsip biaya.

2. Masa manfaat. Masa manfaat (useful life) estimasi masa produktif yang

diperkirakan, yang dissebut juga dengan umur manfaat (Service life). Masa

manfaat dapat dinyatakan dalam satuan waktu, unit aktivitas ( seperti jam kerja
42

mesin), atau jumlah unit yang dihasilkan. Masa manfaat merupakan estimasi

(perkiraan), dalam membuat estimasi, menajemen mempertimbangkan berbagai

faktor yang mempengaruhi seperti cara penggunaan aset, perkiraan tentang

jumlah perbaikan dan perawatan, serta kecepatan tingkat keusangan. Pengalaman

masa lalu dengan aset yang sama juga seringkali membantu dalam menentukan

masa manfaat yang di perkirakan.

3. Nilai sisa. Nilai sisa (salvage value) adalah estimasi nilai aset pada akhir masa

manfaat. Nilai ini bisa berdasarkan pada nilai aset sebagai nilai rongsokan (Scrap

value) atau nilai merupakan (trade-in value). Seperti masa manfaat, nilai sisa

merupakan estimasi. Dalam membuat estimasi. Manajemen mempertimbangkan

bagaimana rencana mereka untuk melepaskan aset dan pengalamannya dengan

aset yang sama.

2.1.3.5. Metode Penyusutan aktiva tetap

Bahwa metode penyusutan yang digunakan untuk aseta harus di-review

menimum setiap akhir tahun buku dan apabila terjadi perubahan yang siginifikan

dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut,

maka metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan perubahan pola

tersebut, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16 Aset Tetap.

Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan kesetiap periode akuntansi

selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode

manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaanya adalah perlu, tanpa

memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar


43

dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke

periode, Standar Akuntansi Keuangan (2012).

Aktiva tetap berwujud dapat disusutkan dalam beberapa metode, oleh

karena itu pemilihan metode penyusutan yang akan di pakai terhadap suatu aktiva

berwujud harus diperimbangkan dengan baik. Metode penyusutan yang dipilih

dan diangga tepat untuk jenis aktiva tertentu, belum dapat dipastikan akan tepat

untuk diterapkan pada jenis aktiva lain karena perbedaan sifat dan pola

penggunaan aktiva tersebut.

Metode penyusutan yang digunakan dalam suatu aset tertentu merupakan

pertimbangan tersendiri dan konsepnya harus dipiliih yang paling mendekati

paerkiraan pola penggunaaan aktual aset (Stice 2009;787).

Beberapa metode-metode penyusutan yang dapat digunakan untuk

melakukan perhitungan beban penyusutan (Soemarso S.R 2005;25) antara lain :

1. Metode Garis Lurus (Straight line)

Dalam metode garis lurus, beban penyusutan dialokasikan berdasarkan

berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aktiva tetap.

Bebab penyusutan dihitung denga rumus :

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan .............. (1)

Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa ............................. (2)

Tarif Penyusutan, dalam metode garis lurus, dapat dengan mudah dihitung sebagai

100 % dibagi dengan taksiran masa manfaat.


44

2. Metode Saldo Menurun (Declining balance)

Metode garis lurus menganggap bahwa beban penyusutan akan merata

sepanjang umur aktiva tetap. Dalam metode saldo menurun, beban pnyusutan

makin menurun dari tahun ke tahun. Pembebannan yang makin menurun

didadarkan pada anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetap, dalam

memberikan jasanta, juga akan makin menurun. Dalam metode saldo menurun,

beban penyusutan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan .................... (3)

Dasar Penyusutan = Nilai Buku Awal Periode ....................................... (4)

Biasanya tarif yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis lurus, misalnya

apabila suatu aktiva tetap ditaksir akan berumur 5 tahun, maka tarif

penyusutannya adalah 40%, yaitu dua kali tarif metode garis lurus sebesar 20%.

3. Metode Jumlah Angka-angka Tahun ( Sum of the years digit)

Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan jadual penyusutan yang sama

dengan metode saldo menurun. Jumlah penyusutan akan makin menurun dari

tahun ke tahun. Tetapi cara perhitungan penyusutan berbeda dengan metode saldo

menurun. Beban penyusutan dalam metode ini dihitung dengan menggunakan

rumus :

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan.......................... (5)

Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa ....................................... (6)

Dasar penyusutan pada metode jumlah angka tahun adalah harga perolehan

dikurangi nilai sisa, bukan nilai buku seperti dalam metode saldo menurun. Tarif

penyusutan dalam metode ini akan merupakan suatu bilangan pecahan yang
45

makin lama makin kecil. Pembilang dalam pecahan adalah angka yang ada selama

masa manfaat aktiva tetap. Jadi, apabila suatu aktiva tetap ditaksir berumur lima

tahun, maka angka-angka tahun yang ada adalah 1,2,3,4, dan 5. Pembilang untuk

tahun kedua adalah agka tahun kedua setelah terahir (4) demikian seterusnya,

sehingga pembilang pada tahun kelima adalah angka tahun pertama (1). Sebagai

penyebut dalam pecahan adalah jumlah angka-angka tahun yang ada.

1. Metode Unit Produksi (Unit of production)

Dalam metode garis lurus, saldo menurun dan metode jumlah angka tahun

taksiran manfaat aktiva tetap dinyatakan dalam jangka waktu pemakaiannya.

Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas

produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan

dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit-unit

kegiatan yang lain. Harga perolehan dikurangi nilai sisa merupakan dasar

penyusutan. Tarif penyusutan dihitung sebagaii persentase produksi aktual

terhadap kapasitas produksi. Beban penyusutan untuk setiap periode dihitung

dengan mengalikan tarif penyusutan dengan dasar penyusutan.

Rumus :

Produksi Aktual
Tarif Penyusutan = Kapasitas Produksi ................................................ (7)

Demikian, maka tarif dan beban penyusutan dakan bervariasi dari tahun ke tahun,

tergantung pada produksi aktual yang dicapai dalam tahun yang bersangkutan.
46

2.1.4. Laba

2.1.4.1. Pengertian Laba

Laba merupakan tujuan semua perusahaan, namun perhitungan laba

untuk suatu jangka waktu tertentu ternyata hanya mendekati tepat atau layak saja

karena perhitungan yang tepat baru dapat terjadi dalam perusahaan jika

perusahaan mangakhiri kegiatan usahanya dan menjual seluruh aktiva yang ada.

Laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu priode

akuntansi, Menurut Harahap (2009;113). Laba pada dasarnya merupakan selisih

antara pendapatan satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh

pendapatan tersebut (Belkaoui 2011;223).Laba (Income) adalah perbedaan antara

pendapat dengn keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode

tertentu, menurut M. Nafarin (2007:788).

Laba merupakan pusat pertanggungjawaban yang masukkan dan

keluarannya diukur dengan menghitung selisih antara pendapatan dan

pengeluaran, menurut Abdul halim & Bambang Supomo (2005:139).

Laba lebih lanjut dijelaskan oleh Pradhono dan yulius (2004) adalah laba

bersih sebelum akun-akun luar biasa (extra ordinary account) selama 1 tahun

buku tercantum dalam laporan laba rugi.

2.1.4.2. Pengukuran Laba

Menurut Belkaoul yang bukunya dialih bahasakan oleh Marwata dkk

(2001,124-126) pengukuran laba adalah sebagai berikut :


47

1. Laba merupakan dasar perhitungan pajak dan pendistribusian kembali

kekayaan kepada masing-masing individu;

2. Laba dipandang sebagai suatu pedoman dalam menentukan kebijakan

perusahaan mengenai pembagian deviden dan program perluasan atau

ekspansi;

3. Laba dipandang sebagai suatu pedoman untuk investasi dan dalam

pengambilan keputusan;

4. Laba dipergunakan sebagai alat prediksi laba masa yang akan datang;

5. Laba merupakan alat pengukuran efesiensi manajemen dalam mengelola

perusahaan.

2.1.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba

Didalam memperoleh laba diharapkan perusahaan perlu melakukan suatu

pertimbangan khusus dalam memperhitungkan laba yang akan diharapkan dengan

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laba menurut Mulyadi (2001:513),

yaitu :

1. Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengaolah suatu produksi atau jasa

akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

2. Harga Jual

Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume

penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.


48

3. Volume Penjualan dan Produksi

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi

produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi

besarn kecilnya biaya produksi.

2.1.5. Biaya Produksi

2.1.5.1. Pengertian Biaya produksi

Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorban untuk barang atau

jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi

organisasi, Hendry Simamora (2002;36).

Biaya adalah sesuatu yang bekonotasi sebagai pengurang yang harus

dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba, Hermanto

dan Zulkifli (2003;14).

Biaya didefenisikan sebagai kasi atau nilai ekuivalen kas yang

dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan memberikan

manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi, Hansen dan

Mowen (2004;40).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya

merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu

manfaat yaitu peningkatan laba dimasa mendatang.

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk menngolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual, menurut Mulyadi

(2012:14).
49

Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang

dan penyediaan jasa, Hansen Mowen (2004;19).

Biaya produksi diartikan sebagai keseluruhan faktor produksi yang

dikorbankan dalam proses produksi. Sebagian ahli ekonomi kemudian

mengatakan bahwa biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikorbankan

untuk menghasilkan produk hingga produk itu sampai di pasar, atau sampai ke

tangan konsumen, dengan demikian biaya angkut, biaya penyimpanan digudang,

dan biaya iklan yang menunjang proses produksi hingga produk itu sampai ke

tangan konsumen, dapat dikategorikan biaya produksi (Ahman, 2004;162).

Berdasarkan pengertian biaya produksi maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan biaya produksi adalah keseluruhan faktor produksi yang

dikorbankan dalam proses produksi yang digunkan untuk menghasilkan produk

hingga produk itu sampai ke pasar, biaya angkut, biaya penyimpanan gudang dan

biaya iklan yang menunang proses produksi hingga sampai ke tangan konsumen

juga termasuk biaya produksi.

Biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu biaya langsung

(dirrect cost) dan biaya tidak langsung (Indirect cost). Biaya langsung (dirrect

cost) adalah biaya yang teradi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya

sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung, sedangkan biaya tidak langsung (Indirect cost) adalah

biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, Mulyadi

(2009;14).
50

2.1.5.2. Unsur-unsur Biaya Produksi

Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut (Charles T.

Horngren, 1993;75) :

1. Bahan Baku Langsung (Direct material)

Bahan baku langsung merupakan Semua bahan baku yang secara fisik bisa

didefenisikan sebgai bagian dari barang jadi dan yang dapat ditelusuri pada

barnag jadi itu dengan cara yang sederhana dan ekonomis.

2. BiayaTenaga Kerja Langsung (Direct Labour)

Biaya tenaga kerja langsung Merupakan biaya produksi yang cukup besar,

karena salah satu bentuk balas jasa perusahaan atas tenaga dan kinerja

kariawan, sehingga amat penting dan perlu mengadakan pengawasan dan

pengendalian terhadap biaya tenaga kerja.

3. Biaya overhead

Biaya Overheadpabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak

langsung, pekerja tidak langsung, dan beban pabrik lainnya yang tidak dengan

mudah diidentifiksikan atau dibebankan langsung ke pekerja, produk atau

tujuan akhir biaya.

2.1.6. Pengaruh Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba dengan Biaya

Produksi sebagai Variabel Moderasi

2.1.6.1. Pengaruh antara Biaya Penyusutan AktivaTetap dengan Laba

Biaya penyusutan aset tetap dan pengaruhnya terhadap laba biaya

penyusutan aset tetap memiliki pengaruh terhadap perolehan laba karena biaya

penyusutan aset tetap merupakan salah satu unsur biaya operasional sehingga
51

besar atau kecil biaya penyusutan aset tetap akan mempengaruhi perolehan laba

pada suatu periode akuntansi. Karena dengan beban penyusutan yang dihasilkan

dengan menggunakan metode garis lurus setiap tahunnya akan sama apabila

perusahaan menggunakan aktiva tetap yang relatif sama setiap tahunnya. (Ali

Wairooy:2017).

2.1.6.2. Pengaruh Biaya Produksi terhadap laba

Perusahaan di tuntun untuk dapat menekan biaya produksi yang terdiri

dari biaya bahan baku, upah tenagakerja dan overhead pabrik. Semakin tinggi

biaya produksi maka semakin rendah laba yang di peroleh perusahaan tersebut.

Biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan

(Sayyida;2014). Hal ini juga senada dengan penelitian Fadillah Zainnah

Ramadhan yang menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba

bersih.

2.2. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian Terdahulu yang pernah dilakukan yang berkaitan

dengan masalah metode penyusutan terhadap laba serta biaya produksi terhadap

laba antara lain:

1. Penelitian ini dilakukan oleh Ali woirooy, yang berjudul pengaruh biaya

penyusutan aset tetap terhadap laba pada PT.Bank Sulselbar menyimpulkan

bahwa : Beban penyusutan yang dihasilkan dengan menggunakan

menggunakan metode garis lurus setiap tahunnya akan sama apabila

perusahaan menggunakan aktiva tetap yang realtif sama setiap tahunnya.

Beban penyusutan yang dihasilkan dengan menggunkan metode penyusutan


52

saldo menurun membebankan biaya penyusutan yang relatif besar pada tahun

pertama dan semakin menurun pada tahun pertama dan semakin menurun pada

tahun-tahun berikutnya, sehingga laba yang diperoleh perusahaan pada tahun

pertama kecil dan meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Hasil pengujian

untuk perbandingan penerapan metode penyusutan garis lurus dan metode

penyusutan saldo menurun dalam perhitungan beban penyusutan terhadap laba

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara metode penyusutan

garis lurus dan metode penyusutansaldo menurun terhadap laba perusahaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sintia Verginia dan Rika Lidya, yang berjudul

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Dampaknya

Terhadap Laba Perusahaan pada PT. Artha Kindo Perkasa Palembang.

Menyimpulkan bahwa : Metode penyusutan garis lurus yang diterapkan

perusahaan pada jenis aktiva bangunan, mesin, inventaris kantir, dan inventaris

proyek yang di terapkan dengan menggunakan garis lurus adalah sangat tepat.

Sedangkan metode penyusutan garis lurus yang diterapkan perushaan pada

jenis aktiva alat berat, kendaraan kantor dan kendaraan proyek yang diterapkan

adalah tidak tepat. Dan Besarnya metode penyusutan aktiva tetap pada

perusahaan berdampak terhadap besarnya laba bersih perusahaan. Hal ini

ditunjukkan bahwa penggunaan metode penyusutan garis lurus lebih tinggi

sebesar 32,5% dibandingkan dengan metode saldo menurun berganda dan

dengan kenaikan sebesar 29% dibandingkan dengan metode jumlah anka

tahun. Sehingga dapat diketahui bahwa laba yang dilaporkan oleh PT. Artha

Kindo Perkasa Palembang dengan menggunakan metode penyusutan garis


53

lurus dibandingkan dengan metode saldo menurun beganda yang seharusnya

diterapka sesuai PSAK No.16 adalah lebih tinggi.

3. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sayyida (2014), yang berjudul

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Perusahaan. Tujuan penelitian untuk

mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap laba perusahaan. Analisis ini

menyimpulkan sebagai berikut : Varibel biaya bahan baku berpengaruh

signifikan terhadap laba hal ini biasa dilihat dari nilai signifikansi sebesar

0,00<0,05 dengan demikian biaya bahan baku berpengaruh terhadap laba.

Variabel biaya tenaga kera langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap

laba hal ini bisa dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,151>0,05 dengan

demikian biaya tenaga kerja langsung tidak berpengaruh terhadap laba.

Variabel biaya overhead pabrik tidak berpengaruh signifikan terhadap laba hal

ini bisa dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,137.0,05 dengan demikian biaya

overhead pabrik tidak berpengaruh terhadap laba. Secara bersama-

sama/serentak (uji F) variabel bebas yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik mempunyai pengatuh yang

signifikan terhadap variabel terikat yaitu laba pada tingkat kepercayaan sampai

dengan 0,05. Dengan demikian hipotesis H1 yang menyatakan semua variabel

bebas mempengaruhi variabel terikat secar bersama-sama, dapat diterima.

2.3. Kerangka Konseptual

Biaya penyusutan merupakan keterpautan antara laba dan Biaya Produksi

dimana :
54

1. Metode garis lurus akan menyebabkan pembebanan biaya penyustan yang

tetap jumlahnya tiap periode sehingga laba yang dihasilkan setiap periode

relatif konstan.

2. Metode pembebanan meningkat akan menyebabkan pembebanan biaya

penyusutan pada awal periode lebih besar pada akhir periode, sehingga

menyebabkan laba yang semakin menurun pada akhir periode.

3. Metode pembebanan menurun akan menybabkan biaya penyusutan pada

awal periode lebih besar dan semakin menurun jumlahnya pada akhir

periode, sehingga menyebabkan laba yang semakin meningkat pada akhir

periode.

4. Metode pembebanan variabel akan menyebabkan biaya penyusutan

berubah-ubah setiap periode sehingga laba setiap periode berubah-ubah.

Penggunaan metode penyusutan menyebabkan perubahan-perubahan biaya

penyusutan tiap periode dan besarnya pembebanan biaya penyusutan

menyebabkan perubahan tingkat laba.

Ketika penentuan metode penyusutan aktiva tetap akan menghasilkan biaya

penyusutan yang berbeda, biaya penyusutan dengan metode yang lebih besar

maka biaya produksi meningkat dan laba akan lebih kecil, tapi jika biaya

penyusutan lebih kecil maka biaya produksi lebih kecil dan laba akan lebih besar.

Dari pemikiran tersebut diatas, maka pengaruh varibel-variabel yaitu

metode penyusutan, biaya produksi terhadap laba perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI, dapat digambarkan dalam bentuk konstelasi pengaruh antara

variabel sebagai mana dapat dilihat sebagai berikut :


55

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Penyusutan Aktiva Tetap Laba


(X) (Y)

Biaya Produksi
(M)

Sumber : Sugiyono (2007 : 40-41)

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagaisuatu jawaban sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, Arikunto

(2006;71). Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai

suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan

dasar kera serta panduan dalam Vertikal, Nazir (2009;151).

Dengan mengacu pada teori-teori dan permasalahan yang terjadi, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ho : r = 0, Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya

penyusutan aktiva tetap terhadap laba pada PT.Alkindo

Naratama,Tbk periode 2011-2016.

H1 : r ≠ 0 diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya

penyusutan aktiva tetap terhadap laba pada PT.Alkindo

Naratama,Tbk periode 2011-2016.


56

2. Ho : r = 0, Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya

penyusutan aktiva tetap terhadap laba dan biaya produksi pada

PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016.

H2 : r ≠ 0 diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya

penyusutan aktiva tetap terhadap laba dan biaya produksi pada

PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016.

3. Ho : r = 0, diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya

penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya

produksi pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016.

H3 : r ≠ 0 diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya

penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya

produksi pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016.

4. Ho : r = 0, diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

besarnya biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang

dimoderasi oleh biaya produksi pada PT.Alkindo Naratama,Tbk

periode 2011-2016.

H4 : r ≠ 0 , diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara besarnya

biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh

biaya produksi pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-

2016.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada PT.Alkindo

Naratama,Tbk. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada variabel-variabel yang

berkaitan dengan penyusutan aktiva tetap yang mempengaruhi laba dan di

moderasi oleh biaya produksi.

3.2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

merupakan data time series dari tahun 2011-2016. Dalam penelitian ini akan

dilakukan analisis terhadap variabel Penyusutan Aktiva Tetap, Laba, dan Biaya

produksi.

3.3. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan sebagai kelengkapan untuk menunjang

kesempurnaan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari Laporan

Keuangan PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016 yang di telah

diterbitkan di situs Bursa Efek Indonesia.

3.4. Teknik Pengumpulan Dataa

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting bagi kegiatan penelitian,

karena pengumpulan data tersebut akan menentukan berhasil tidaknya suatu

penelitian. Sehingga dalam pemilihan teknik pengumpulan data harus cermat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

57
Studi Pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk memperkaya pengetahuan mengenai

berbagai konsep yang akan digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam proses penelitian,

Menurut Martono (2011:97). Peneliti menggunakan studi pustaka dalam teknik

pengumpulan data. Studi pustaka dalam teknik pengumpulan data ini merupakan jenis data

sekunder yang digunakan untuk membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan

informasi yang terdapat dalam artikel surat kabar, buku-buku, maupun karya tulis ilmiah pada

penelitian sebelumnya. Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk mencari fakta dan

mengetahui konsep metode yang digunakan.

3.5. Definisi Operasional

Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, sehingga dapat memberikan kejelasan

Pengaruh Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhdap Laba dengan Biaya Produksi Sebagai

Variabel Moderasi pada Perusahaan Perkebunan Nusantara VI Kayu Aro periode 2012-2016

maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

1. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap (X)

Merupakan proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban

dengan cara sestematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari

pengguna aktiva tersebut. Pada penelitian ini penulis memilih menggunakan total biaya

penyusutan aktiva tetap yang berasal dari laporan keuangan pada PT.Alkindo Naratama,Tbk.

2. Laba (Y)

Merupakan kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Laba

terbagi menjadi dua yaitu : laba bersih dan laba kotor. Dalam penelitian ini penulis memilih

menggunakan Laba bersih untuk kelengkapan data penelitian.

3. Biaya produksi (M)

58
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk menngolah bahan baku menjadi produk

jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi terdiri dari 3 bagian yaitu : Biaya Bahan Baku,

Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik. Dimana penelitian ini menggunakan data

total keseluruhan biaya produksi yang ada pada laporan keuangan PT.Alkindo Naratama,Tbk.

3.6. Metode dan Analisis Data

3.6.1. Metode Analisis Data

1. Metode Deskriptif Kualitatif

Analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode analisis

untuk meliputi suatu objek pada kondisi atau peristiwa sekarang, tujuan analisis ini untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta

yang ada di lapangan dengn teori, konsep-konsep yang ada pada literatur terkait.

2. Metode Deskriptif Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan metode untuk meneliti dengan melakukan

perhitungan-perhitungan yang berkaitan dengan Metode Penyusutan Aktiva tetap.

3.6.2. Alat Analisis Data

1. Analisis regresi Moderasi

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah moderted regression

analysis. Adapun model moderated regression analysis yang digunakan ada tiga persamaan

regresi, ketiga persamaan tersіebut adalah sebagai berikut :

Y = 𝜶 + 𝜷𝐗і + ɛ ............................................... (2)

Y = 𝜶 + 𝜷𝟏 𝐗і + 𝛃𝟐 𝐙і + ɛ ................................................ (3)

Y = 𝜶 + 𝜷𝟏 𝐗і + 𝛃𝟐 𝐙і + 𝛃𝟑 𝐗і ∗ 𝐙і + ɛ ................................................ (4)

Keterangan :

Y = Laba

X = Metode Penyusutan Aktiva Tetap

59
Z = Biaya Produksi

X*Z = Interaksi antara Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Biaya Produksi

α = Konstanta

β = Koefisien variabel bebas

ɛ = Disturbance error

Variabel Moderasi adalah variabel yang digunakan untuk memperkuat atau

memperlemah hubungan antaran variabel independen dengan variabel dependen (Siregar,

2012). Variabel ini sering dipergunakan sebagai variabel independen kedua.

Pengujian terhadap variabel moderasi dapat dilakukan degan dua cara : cara pertama

efek modersi dilihat dari kenaikan R2 persamaan regresi yang berisi dengan efek-efek utama

dan efek moderasi dari persamaan regresi yang hanya berisi dengan efek utama saja. Cara

kedua efek moderasi dapat dengan dilihat dari signidikan koefesien β₃ dari interaksi perkalian

nilai mutlak terstandarisasi variabel independen dengan variabel moderasi, Joiyanto (2010).

Uji perkalian mutlak ini dilakukan dengan cara mencari perkalian nilai mutlak terstandarisasi

antara variabel independen dengan variabel pemoderasi.

3. Koefesien Determinasi

Untuk mengetahui persentase kontribusi variabel X terhadap variabel Y, maka

ditentukan koefesien determinasi dengan rumus sebagai berikut :

KD = 𝒓𝟐 𝐗 𝟏𝟎𝟎%........................................................................ (5)

Dimana :

KD = Koefesien Determinasi

r = Koefesien Korelasi

3.7. Uji t

60
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Uji ini menggunakan rumus

(Sumodiningrat: 2007).

𝛽𝑖
t hit = ...............................................................................
Sβi

Dimana :

t hit = nilai pengujian

𝛽𝑖 = Koefesien Korelasi variabel i

𝑆𝛽𝑖 = standar error koefesien regresi variabel i

Jika t hitung ≥ t tabel , maka H0 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara parsial. Tetapi jika t hitung ≤ t tabel ,

maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependennya secara parsial.

Cara kedua yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai probabilitas yang

dihitung dengan nilai α, jika probabilitas lebih kecil dari pada nilai α, maka H0 ditolak dan

Ha diterima dan sebalinya. Untuk perhitungan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan

bantuan program komputer yaitu SPSS 16.

61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur

a. Sejarah PT.Polychem Indonesia,Tbk

Mulai dari melihat peluang, Bapak Lili Mulyadi Sutanto memulai usaha pembuatan

kertas pembungkus kado. Kertas itu didaur ulang dari kertas cetak tekstil bekas. Dia memiliki

kemauan dan tekun yang luar biasa dan pada akhirnya menciptakan hasil yang baik. Setelah

berubah dalam teknologi mesin tekstil yang berhenti menggunakan kertas cetak, Mr Lili

memulai sebuah babak baru dalam bisnisnya. Pak Lili masih mengerjakan bisnis surat kabar;

dia membuka bisnis pemotong kertas mimeographed dimana surat kabar dibagikan ke

sekolah, institusi pemerintah, dan toko alat tulis. Dengan menggunakan pengetahuannya

tentang makalah dan pengalamannya dalam bisnis beserta kemampuannya untuk menemukan

peluang bagus untuk menjalani bisnis, Mr. Lili berani memulai bisnis kertas konversi. Dia

juga mengakui bahwa Bandung, sebagai kota tekstil, membutuhkan kumparan dari kertas ke

gulungan benang. Akibatnya, ia memutuskan untuk mencoba bidang bisnis baru.

Bapak Lili bersama dengan Bapak Herwanto Sutanto dan mitra bisnis lainnya

membangun PT Alkindo Naratama pada tahun 1989. Perusahaan dibangun untuk

memproduksi gelendong untuk memenuhi kebutuhan dari perusahaan benang. Permintaan

bobbin pada saat itu sangat tinggi mengingat pengusaha tekstil dan benang asal tinggal di

Bandung dimana Perusahaan dibangun. Kumparan yang dihasilkan adalah pigmen papertube

untuk menggulung benang pada tipe Benang Tekstur Gambar (DTY) dan Benang

Berorientasi Sebagian (POY). Kumparan itu terbuat dari kertas papan inti yang merupakan

kertas daur ulang. Seiring dengan perkembangan teknologi tekstil dan benang, permintaan

62
papertubes untuk berbagai spesifikasi juga dikembangkan seperti ketebalan, warna, bahkan

keuletan percepatan belokan.

Selain itu, berdasarkan pengalaman dan kemampuan untuk menemukan peluang

bisnis serta sinergi keahlian Mr. Herwanto dalam pemasaran dan keahlian Pak Lili dalam

operasional dan produksi, Alkindo memutuskan untuk menambahkan lini produk baru dalam

bisnis ini. Pada tahun 2007, Perusahaan mulai memproduksi sarang lebah, papercore, dan

pelindung tepi. Alkindo juga memproduksi varian produk yang terbuat dari kombinasi

honeycomb dan edge protector.

Pada awalnya, Perusahaan hanya memiliki satu pabrik di Cimareme dengan luas

lahan 1, 96 ha dan luas bangunan 1, 67 ha. Pabrik itu digunakan untuk memproduksi

papertube. Kemudian, karena Perusahaan tidak memiliki lahan yang cukup untuk menjalani

usaha terutama untuk pengembangan sarang lebah, papercore dan pelindung tepi, pada tahun

2010 Perusahaan membangun pabrik lain di dekat pabrik pertama. Pabrik baru memiliki

lahan seluas 4, 31 ha dan luas bangunan 1, 63 ha. Pabrik ini dibangun khusus untuk

memproduksi sarang lebah, papercore, dan pelindung tepi beserta semua varian lainnya.

Pada tanggal 12 Juli 2011, Perusahaan memulai awal yang baru dalam sejarahnya.

Pada hari itu, Perseroan secara resmi melakukan perdagangan sahamnya di Bursa Efek

Indonesia. Akibatnya, sekarang Perusahaan adalah perusahaan publik yang sahamnya

dimiliki masyarakat.

Sudah lebih dari 20 tahun sejak Perseroan dibangun dan meramaikan bisnis dan

ekspor lokal, Perseroan telah memberikan kesempatan kerja kepada ratusan karyawan.

Perusahaan juga telah memberi penghasilan untuk negara tersebut.

b. Visi dan Misi Perusahaan

Visi:

Menjadi yang terbaik dalam memberikan kualitas dan pelayanan di industri terkait.

63
Misi:

Menciptakan kemitraan dengan memberikan kualitas terbaik kepada pelanggan

untuk menciptakan kemitraan yang berkelanjuta

4.1.2. Struktur Organisasi PT.Alkindo Naratama,Tbk

Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggungjawab, otoritas dan

akuntabilitas (pertanggung jawaban) seluruh organisasi. Struktur organisasi dalam suatu

perusahaan mempunyai peranan penting, karena struktur organisasi merupakan susunan dari

fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang saling berkaitan dengan kegiatan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi dapat menggambarkan garis-garis

wewenang dan tanggung jawab sehingga mampu menghindari kesimpang siuran

kepemimpinan.

Sekretaris Korporat
Kuswara

Direktur
Herwanti Sutanto
Erik Sutanto
Kuswara

Komisaris Komisaris Audit


Lili Mulyadi Sutanto Ignatia Meniek Kusumaninten
Sastroamijoyo
Irene Sastroamijoyo Hanna Carolina Kurniawan t

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT.Alkindo Naratama

4.2. Analisis dan Pembahasan

4.2.1. Pengaruh Metode Penyusutan Aktiva tetap Terhadap Laba pada PT.Alkindo

Naratama,Tbk

64
Untuk mengetahui pengaruh metode penyusutan aktiva tetap terhadap laba dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1
Analisis Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Pada PT. Alkindo
Naratama,Tbk Periode 2011-2016

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -6.171E9 5.361E9 -1.151 .314

X1 2.402 .518 .918 4.637 .010

a. Dependent Variable: Y

Dari tabel diatas dapat digambarkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = - 6,171 + 2,402X

Dari hasil diatas penulis menggunakan uji tanda yang mana kedua persamaan di kali

dengan min (-) maka diperoleh :

Y= 6,171 – 2,402X

Konstanta 6,171 artinya apabila Biaya Penyusutan Aktiva Tetap dianggap tetap

maka Laba meningkat sebesar 6,171.

Variabel aktiva tetap mempunyai koefesien regresi sebesar 2,402 artinya jika

semakin meningkat penyusutan aktiva tetap maka ada kecendrungan semakin tinggi

penyusutan aktiva tetap maka semakin tinggi laba. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa setiap

kenaikan variabel penyusutan aktiva tetap senilai 1% akan terjadi peningkatan laba sebesar

2,402 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

4.2.2. Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva tetap dan biaya produksi Terhadap Laba

pada PT.Alkindo Naratama,Tbk

65
Untuk mengetahui pengaruh biaya penyusutan aktiva tetap dan biaya produksi

terhadap laba dapat dilihat pada tabel berikut ini :

66
Tabel 4.2
Analisis Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Dan Biaya Produksi Terhadap Laba
Pada PT. Alkindo Naratama,Tbk Periode 2011-2016

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 8.630E7 1.523E10 .006 .996

X 2.954 1.365 1.129 2.164 .119

M -.044 .098 -.233 -.447 .685

a. Dependent Variable: Y

Dari tabel diatas dapat digambarkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 8,630 + 2,954X – 0,044M

Konstanta 8,630 artinya apabila Biaya Penyusutan Aktiva Tetap dianggap tetap

maka Laba meningkat sebesar 8,630.

Variabel biaya penyusutan aktiva tetap mempunyai koefesien regresi sebesar 2,954

artinya jika semakin meningkat biaya penyusutan aktiva tetap maka ada kecendrungan

semakin tinggi laba. Hal ini menunjukkann bahwa setiap kenaikan variabel penyusutan aktiva

tetap senilai 1% akan terjadi peningkatan laba sebesar 2,954 dengan asumsi variabel lain

dianggap konstan.

Variabel biaya produksi mempunyai koefesien regresi sebesar -0,044 artinya jika

semakin meningkat Biaya produksi maka ada kecendrungan semakin rendah laba. Hal ini

menunjukkann bahwa setiap kenaikan Biaya produksi senilai 1% akan terjadi penurunan laba

sebesar 0,044 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

4.2.3. Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Dengan Biaya
Produksi Sebagai Variabel Moderasi Pada PT. Alindo Naratama,Tbk

67
Untuk mengetahui pengaruh biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba dan biaya

produksi sebagai variabel moderasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3
Analisis Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Dengan Biaya
Produksi Sebagai Variabel Moderasi Pada Pt. Alindo Naratama,Tbk Periode 2011-2016

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 9.403E9 1.004E11 .094 .934

X 2.276 7.368 .870 .309 .787

M -.087 .474 -.463 -.184 .871

interaksi 3.236E-12 .000 .478 .094 .933

a. Dependent Variable: Y

Y = -2,345 + 1,518X + 0,003M - 2,795XM (X-)

Y= -9,403 – 2,276X + 0,087M + 3,236XM

Konstanta sebesar -9,403 artinya apabila Biaya Penyusutan Aktiva Tetap dianggap

tetap maka Laba menurun sebesar 9,403.

Variabel biaya penyusutan aktiva tetap mempunyai koefesien regresi sebesar -2,276

artinya jika semakin meningkat biaya penyusutan aktiva tetap maka ada kecendrungan

semakin rendah laba. Hal ini menunjukkann bahwa setiap kenaikan variabel penyusutan

aktiva tetap senilai 1% akan terjadi penurunan laba sebesar 2,276 dengan asumsi variabel lain

dianggap konstan.

Variabel biaya produksi mempunyai koefesien regresi sebesar 0,087 artinya jika

semakin meningkat biaya produksi maka ada kecendrungan semakin tinggi laba. Hal ini

menunjukkann bahwa setiap kenaikan Biaya produksi senilai 1% akan terjadi peningkatan

laba sebesar 0,087 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

68
Variabel biaya produksi mempunyai koefesien regresi sebesar 0,087 artinya jika

semakin meningkat biaya produksi maka ada kecendrungan semakin tinggi laba. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan biaya produksi senilai 1% akan terjadi peningkatan laba

sebear0,087 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Variabel interaksi dimana variabel produksi sebagai variabel pemoderasi antara

biaya penyusutan aktiva tetap dan laba memiliki pengaruh positif sehingga biaya produksi

memperkuat biaya penyusutan aktiva tetap terhadapa laba hal ini dapat dilihat pada koefesien

regresi sebesar 3,236 artinya jika semakin rendahan menunjukkan bahwa setiap 3,236

dengan asumsi variabel dianggap konstan.

4.3. Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Statistik t (secara parsial)

Untuk mengetahui atau menguji ada tidaknya pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap

secara parsial terhadap Laba yang dimoderasi oleh Biaya Produksi pada PT.Alkindo

Naratama,Tbk periode 2011-2016 maka digunakan alat uji statistik t, dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.4.

Hasil ringkasan untuk Uji t

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 9.403E9 1.004E11 .094 .934

X 2.276 7.368 .870 .309 .787

M -.087 .474 -.463 -.184 .871

interaksi 3.236E-12 .000 .478 .094 .933

a. Dependent Variable: Y

69
Berdasarkan tabel 4.4 dari uji Coefficients atau uji t tes. Berdasarkan perhitungan

diatas maka dapat diputuskan sebagai berikut :

1. pengaruh antara biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba secara parsial diketahui

t hitung <t tabel (0,309 < 4,303) dan signifikansi > 0,05 (0,787 > 0,05) maka H0 diterima dan

Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Biaya Penyusutan aktiva

tetap terhadaplaba secara parsial.

2. pengaruh antara biaya produksi dan biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba secara

parsial diketahui dengan t hitung >t tabel (-0,184 > 4,303) dan signifikan > 0,05 (0,871 >

0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara biaya produksi dan penysutan aktiva tetap terhadap laba secara parsial.

3. Pengaruh antara biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya

produksi secara parsial diketahui dengan t hitung < t tabel (0,094 < 4,303) dan signifikansi >

0,05 (0,933 > 0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara biaya produksi biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi

oleh biaya produksi secara parsial.

4.5. Besarnya Pengaruh Secara Parsial Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Yang

Dimoderasi Oleh Biaya Produksi Pada PT.Alkindo Naratama,Tbk Periode 2011-

2016

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Penyusutan Aktiva Tetap terhadap Laba

yang dimoderasi oleh Biaya Produksi Pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016,

maka dapat dijelaskan berdasarkan tabel dibawah ini :

70
Tabel 4.5
Hasil Analisis Besarnya Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba
Dengan Biaya Produksi Sebagai Variabel Moderasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .924a .854 .634 5.42681E9

a. Predictors: (Constant), interaksi, M, X

b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan analisis tabel 4.5 terdapat R Square (determinasi) adalah 0,854 atau 85,4%.

Hal ini menunjukkan bahwa 85,4% merupakan kontribusi variabel biaya penyusutan aktiva

tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya produksi pada PT.Alkindo Naratama,Tbk

periode 2011-2016 sedangkan sisanya 14,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain

diluar variabel penelitian.

Pada analisis tabel 4.5 diatas terlihat bahwa R Square(R2 ) adalah 0,854, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Biaya Produksi (M) merupakan variabel moderasi atau

memperkuat hubungan anatara variabel independen dengan variabel dependen tapi tidak

signifikan.

71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas tentang pengaruh Biaya

Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba dengan Biaya Produksi sebagai variabel moderasi

Pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016 maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penyusutan aktiva tetap terhadap laba

pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016 yang dibuktikan dengan

t hitung <t tabel (0,309 < 4,303) dan signifikansi > 0,05 (0,787 > 0,05).

2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penyusutan aktiva tetap dan biaya

produksi terhadap laba pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016 yaitu

dibuktikan dengan t hitung >t tabel (-0,184 > 4,303) dan signifikan > 0,05 (0,871 > 0,05).

3. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara penyusutan aktiva tetap terhadap laba,

dengan menggunakan Biaya produksi sebagai variabel moderasi maka dapat

memperlemah hubungan antara penyusutan aktiva tetap dengan laba pada PT.Alkindo

Naratama,Tbk periode 2011-2016 yaitu dibuktikan dengan t hitung < t tabel (0,094 <

4,303) dan signifikansi > 0,05 (0,933 > 0,05).

4. Besarnya pengaruh penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya

produksi pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016 adalah sebesar 85,4%

sedangkan sisanya 14,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar variabel

penelitian.

5.2. Saran

72
Dari hasil penelitian diatas maka penulis dapat memberikan beberapa saran untuk

kemajuan perusahaan agar mencapai sasaran perusahaan yang lebih baik sebagai berikut :

1. Bagi PT. Alkindo Naratama,Tbk agar dapat meningkat kan pertumbuhan laba dengan

tingkatan yang lebih meningkat lagi dari tahun-tahun sebelumnya sehingga perusahaan

dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna laporan keuangan

sehingga dapat mencerminkan kemampuan dan kinerja yang baik dari PT.Alkindo

Naratama,Tbk

2. Perusahaan hendaknya dapat meminimalisir penggunaan biaya produksi sehingga dapat

menghasilkan laba yang lebih meningkat pada tiap tahunnya.

3. Sebaiknya PT. Alkindo Naratama,Tbk memperhatikan penyusutan aktiva tetap atau pun

metode yang digunakan karena penerapan penyusutan aktiva tetap berdampak terhadap

laba bersih perusahaan dan harus di terapkan sesuai dengan PSAK No.16

4. Perusahaan hendaknya memberikan data yang jelas mengenai profil dari perusahaan

serta tugas wewenang dari pekerjaan setiap struktur sehingga bisa di mengerti oleh

peneliti selanjutnya.

5.3. Rekomendasi penelitian selanjutnya

1. Bagi peneliti selanjutnya agar memperpanjang periode penelitian dan menambah

variabel bebas lain yang dapat mempengaruhi laba akuntansi perusahaan tentang

relevansi laba akuntansi.

73
DAFTAR PUSTAKA

Accounting Principles Board. 1970. APB Statement No.4 Basic Concepts and Accounting

Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises. AICPA

Accounting Theory (Teori Akuntansi), Edisi Lima. Jakarta : Interaksara

Ahman. 2004. Ekonomi. Bandung : Grafindo Media Pratama.

AICPA (American Institute of Certified Public Accountants). (1941). Committee on

Terminology. New York: AICPA Inc.

American Accounting Association. 1966. A Statement of Basic Accounting Theory : Comitee

to Prepare a Statement of Basic Accounting Theory. Illinois. USA.

Blocer, EdwardJ.Kung H.Chen, Gary Cokins, dan Thomas W.Lin. 2008, ManajemenBiaya,

Buku 1.Salemba Empat. Jakarta.

Budi Frensidy (2011), Matematika Keuangan, Edisi 3 (revisi), Salemba Empat, Jakarta.

Chariri dan Imam Ghozali. 2000. Teori Akuntansi. Semarang: UNDIP.

Eldon S. Hendriksen and Michael F. Van Brede (Alih Bahasa: Herman Wibowo).(2002)

Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini 2009, Akuntansi keuangan Universitas Komputer

Indonesia (UNIKOM), Bandung

Fees, Reeve, Warren, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Garrison, Ray H., Noreen dan Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial Buku 1. Edisi 11.

Terjemahan oleh Nuri Hinduan. Jakarta: Salemba Empat.

Grady, Paul. 2000. Teori Akuntansi. Erlangga. Jakarta.

Greuning, Hennie Van 2005. International Financial Reporting Standards: A Practical

Guide. Jakarta : Salemba Empat. Penerjemah: Edward Tanujaya

Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua. Jakarta:

Salemba Empat

74
Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua. Jakarta:

Salemba Empat

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manjerial Buku 1. Edisi 8.

Terjemahan oleh Denny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.

Harahap, Sofyan Syafri, 1999. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama,

Cetakan Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Henry Simamora. 2002. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid 2. Jakarta:

Salemba Empat.

Horngren, Charles T, Walter T. Harrison dan Linda Smith Bamber: 2006: Akuntansi: Edisi

ke enam: Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Horngren, Charles T. & Gary L. Sundem. 1993. Introduction to Management Accounting, 9th

Edition. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.

IAI. 2011. PSAK No 16 (Revisi 2011) Aset Tetap.Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia,2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. PSAK 16 (Revisi 2011) : Aset Tetap. Jakarta : IAI

Ismaya. Sujana, 2010. Kamus Akuntansi. Pustaka Grafika, Bandung

Jogiyanto, 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi IV, Andi Offset, Yogyakarta.

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

75
Pontoh, Winston. 2013. Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Jakarta Barat. Penerbit Halaman

Moeka Publishing.

Popi Surita Kartini, 2014. Pengaruh Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Dan

Penghematan Pajak Pada PT. Kukar Mandiri Shipyard. Skripsi Sarjana, Universitas 17

Agustus 1945 Samarinda, Samarinda.

Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan. (2004). Pengaruh Economic Value Added, Residual

Income, Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang

Saham. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 6, No.2, November 2004, hal 140-166.

S. Hendriksen, Eldison. 1991. Teori Akuntansi Diterjemaahkan oleh Nugroho Widjajanto.

Jakarta : Gramedia

Siregar, Syofian. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta : Prenadamedia Group.

Skousen, et al. 2005. Akutansi Intermedit 2, Edisi 15. Jakarta : Salemba Empat

Skousen, Stice, Stice. 2009, Akuntansi Intermediate. Edisi 16. Buku 1. Jakarta: Salemba

Empat.

Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat.

Suhayati Ely, Sri Dewi Anggadini, 2009, Akuntansi Keuangan : UNIKOM

Surya, Raja Adri Setiawan. 2012. Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Yogyakarta: Graha Ilmu

Verginia, Sintia dan Lidyah, Rika. 2014.Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap

Dan Dampaknya Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Artha Kindo Perkasa Palembang.

Jurnal STIE MDP Akuntansi

Zulkifli Amsyah. 2003. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

76

Anda mungkin juga menyukai