2
PENGARUH BIAYA PENYUSUTAN TERHADAP LABA DENGAN
Annisa Gussefar
Pembimbing Utama Ratna Suzana,S.E.,M.Si.
Pembimbing Pendamping Heppi Syofia,S.E.,M.Si.
Program Studi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci, Sungai Penuh
3
EFFECT OF DEPRECIATION COSTS ON PROFITS WITH
Annisa Gussefar
Main Advisor Ratna Suzana,S.E.,M.Si
Counselor of Heppi Syofia,S.E.,M.Si
Accounting Study Program
Sakti Alam Kerinci Schoole Of Economics, Sungai Penuh
This research aims to know: 1. to know the effect of depreciation cost of fixed
assets to PT.ALKINDO NARATAMA profit, Tbk period 2011-2016. 2. to determine the
effect of the cost of depreciation of fixed assets and production costs on profit at
PT.ALKINDO NARATAMA, Tbk period 2011-2016. 3. to determine the effect of
depreciation cost of fixed assets to earnings moderated by production costs at
PT.ALKINDO NARATAMA, Tbk period 2011-2016. 4. to find out how much influence the
cost of depreciation of fixed assets to the profit in production by the cost of production at
PT.ALKINDO NARATAMA, Tbk period 2011-2016.
This research is done on PT.ALKINDO NARATAMA, Tbk. this company is a
paper convection manufacturing company. this company is located in west jawa,
bandung. this study uses secondary data of research time 2011-2016. methods used are
qualitative and quantitative methods.
Based on the results of the study showed that: no significant influence between
the cost of depreciation of fixed assets partial earnings. the effect of production cost and
fixed asset depreciation cost to partial profit is not significant influence between
production cost and fixed asset depreciation cost to profit partially. the effect of the cost
of depreciation of fixed assets to earnings moderated by the cost of production partially
there is no significant effect between biya production depreciation cost of fixed assets to
earnings moderated by the cost of production partially.
4
KATA PENGANTAR
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
3. Ibuk Dona Elvia Desi,S.E.,M.M selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
5
7. Bapak dan Ibu Dosen serta dan pegawai Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Semoga Allah SWT membalas semua bantuan dan bimbingan yang telah
diberikan dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan senang hati yang ikhlas penulis
menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dan mengarah menuju
bagi pembaca terutama penulis sendiri dan dapat dijadikan sumbangan pikiran
Sungai Penuh,
Februari 2018
Penulis
ANNISA
GUSSEFAR
NPM.
141004462201006
6
7
8
9
10
11
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
negara. Pertumbuhan ekonomi di sektor industri, dalam hal ini mengenai tentang
pengolahan industri yang berguna bagi suatu negara karena dengan banyak nya
Perusahaan yang didirikan atau sudah didirikan harus mempunyai tujuan agar
dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Artinya, perusahaan tersebut
Suatu tujuan dapat dilaksanakan dengan baik apabila perusahaan dikelola dengan
baik pula, sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan dan di tetapkan
maksimal atas investasi yang ditanamkan dalam perusahaan. Salah satu bentuk
investasi dalam perusahaan adalah aktiva tetap yang sering digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan yaitu aktiva yang mempunyai masa umur manfaat
Aktiva (assets) adalah barang fisik (berwujud) atau hak (tidak berwujud)
yang mempunyai nilai uang. Menurut SAK, Aktiva Tetap (fixed assets) adalah
aktiva tetap berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai. Atau dibangun
14
lebih dahulu, digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari 1
15
16
(satu) tahun periode akuntansi. Eli Suhayati dan Sri Dewi Anggadini,
Aktiva tetap merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengahasilkan barang ataupun jasa, sebagai penggerak usaha. Aktiva tetap
bernilai penting bagi suatu usaha, karena nilai materinya yang cukup besar juga
tersebut harus dapat dibebankan secara tepat dan salah satu caranya adalah dengan
aktiva tetap yang menurun disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya
manfaat yang diberikan aktiva tetap tersebut. Penurunan harga perolehan karena
besar harga perolehan suatu aset tetap selama masa manfaat aset itu. Besar nilai
yang dapat disusutkan adalah selisih antara harga perolehan dengan nilai sisa,
yaitu nilai aset itu pada akhir masa manfaatnya. Budi Frensidy, Matematika
Keuangan. (2011:176).
Pemenuhan kualitas produk yang lebih baik maupun harga yang bersaing
dapat menekan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, upah tenaga
kerja langsung dan overhead pabrik. Pentingnya menekan biaya produksi karena
pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengkibatkan rugi bruto,
Bahan Langsung adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi
jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk jadi, dan produk jadi suaru
perusahaan dapat menjadi bahan baku perusahaan lainnya. Biaya bahan langsung
digunakan untuk mengukur kuantitas yang konsumsi oleh produk Hansen dan
Mowen (2009). Biaya Bahan Baku Langsung adalah bahan baku yang di gunakan
untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk, Menurut Blocer et
al (2008 : 119).
seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang
dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis, Horngren et
al (2006). Biaya Tenaga kerja digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat
dengan objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) namun tidak
18
dapat di telusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis, Hongren et al (2006).
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya tidak langsung untuk bahan baku, tenaga
kerja, dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung proses produksi, Blocer et
al (2008),.
Biaya overhead pabrik yang salah satu nya terdiri dari biaya penyusutan
aktiva tetap dimana ketika penentuan metode penyusutan aktiva tetap akan
yang lebih besar maka biaya produksi meningkat dan laba akan lebih kecil, tapi
jika biaya penyusutan lebih kecil maka biaya produksi lebih kecil dan laba akan
lebih besar.
Biaya penyusutan aset tetap dan pengaruh nya terhadap laba biaya
penyusutan aset tetap memiliki pengaruh terhadap perolehan laba karena biaya
penyusutan aset tetap merupakan salah satu unsur biaya operasional sehingga
besar atau kecil biaya penyusutan aset tetap akan mempengaruhi perolehan laba
pada suatu periode akuntansi. Karena dengan beban penyusutan yang dihasilkan
dengan menggunakan metode garis lurus setiap tahun nya akan sama apabila
perusahaan menggunakan aktiva tetap yang relatif sama setiap tahunnya (Ali
Wairooy:2017).
karton yang dibentuk seperti sarang lebah yang biasa digunakan paper box, hole
pad, paper pallet dan sebagai pengisi struktur dalam partisi, pintu, dinding dan
19
seperti kaca, marmer, peralatan elektronik dan lain-lain), paper core (gulungan
bobbin) untuk plastic film atau flexible packaging, kertas, kain dan kertas timah),
paper tube (gulungan untuk benang jenis Draw Textured Yarn dan Partially
kontribusi terhadap devisa Negara dan sekaligus penyerapan tenaga kera. Selain
itu industri ini mempunyai peluang yang besar, dimana permintaan produk tekstil
alat-alat teknologi dalam proses produksi. Seluruh tenaga kerja merupakan tenaga
kerja langsung. Semua biaya selain bahan baku dan tenaga kerja langsung yang
yang selalu berkaitan dengan aktiva tetap. dimana pos-pos aktiva tetap rata-rata
oleh perusahaan.
Tabel 1.1
Berdasarkan data Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Penyusutan Aktiva Tetap
pada tahun 2011 biaya penyusutan sebesar Rp.4.782.873.385,- dan pada tahun
2011-2012 sebesar 47%. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan biaya penyusutan
penyusutan sebesar dari 47% pada tahun 2012 menjadi 34% pada tahun 2013.
Pada tahun 2014 jumlah biaya penyusutan sebesar Rp11.677.886.501,- dan terjadi
penurunan persentase pertumbuhan biaya penyusutan dari 34% pada tahun 2013
menjadi 24% pada tahun 2014. Pada tahun 2015 jumlah biaya penyusutan sebesar
Begitupun pada tahun 2016 jumlah biaya penyusutan aktiva tetap sebesar
penyusutan dari 14% pada tahun 2015 menjadi 3% pada tahun 2016. Dapat
jumlah nya selalu naik dan pada tahun 2016 mengalami penurunan tetap besar
Tabel 1.2
Berdasarkan dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa peningkatan pertumbuhan laba
tahun 2013 mengalami peningkatan pertumbuhan laba secara pesat yaitu sebesar
271% dimana pada tahun 2012 laba hanya Rp.6.080.840.126,- dan pada tahun
terjadi penurunan laba sebesar 7% dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan
pertumbuhan laba dari tahun 2014-2015 sebesar 14% dan kembali penurunan
pertumbuhan laba pada tahun 2016 sebesar 5% dimana besarnya penurunan dari
Tabel 1.3
Gambaran Biaya Produksi Pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-
2016
Pertumbuhan Persentase
Tahun Biaya Produksi
Biaya Produksi
2011 Rp 208.452.286.726 -
2012 Rp 233.550.859.529 12%
2013 Rp 240.093.756.409 3%
2014 Rp 293.320.181.961 22%
2015 Rp 287.640.829.671 -2%
2016 Rp 337.507.648.399 17%
Sumber :lampiran 3
Berdasarkan data tabel 1.3 diatas, dapat juga terlihat bahwa biaya
Dilihat pada tahun 2011-2012 meningkat sebesar 12% pada tahun 2013 terjadi
pertumbuhan laba hanya 3%. Pada tahun 2014 pertumbuhan biaya produksi
meningkat menjadi 22% dimana peningkatan yang terjadi dari tahun 2013-2014
sebesar 19%. Pada tahun 2015 terjadi penurunan biaya produksi dan pertumbuhan
biaya produksi dimana persentase pertumbuhan laba menjadi 2%, namun pada
tahun 2016 biaya produksi dan persentase pertumbuhan laba menjadi 17%. Dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa semkin besarnya biaya produksi yang
jika biaya produksi semakin kecil maka laba yang akan dihasilkan oleh
Dengan uraian yang dijelaskan dari latar belakang atau fakta di atas, maka
1. Apakah terdapat pengaruh antara penyusutan aktiva tetap dengan Laba pada
2. Apakah terdapat pengaruh antara penyusutan aktiva tetap dan Laba terhadap
2011-2016 ?
adalah:
2. Untuk mengetahui pengaruh antara penyusutan aktiva tetap dengan Laba dan
2016.
khususnya tentang pengaruh penyusutan aktiva tetap terhadap laba dengan harga
penyusutan aktiva tetap pada perusahaan apakah metode yang digunakan itu bisa
sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan
Ada banyak pengertian akuntansi yang diartikan oleh para ahli akuntansi,
oleh pimpinan untuk operasi suatu badan dan untuk laporan yang haru diajukan
guna mengenai hal tadi dan guna untuk memenuhi pertanggung jawaban yang
distribusi dan penggunaan sumber daya negara yang langka secara efiseien.
25
26
transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang
memberi makna yang cangkupannya lebih luas dan terlihat bahwa akuntansi itu
tidak berbeda dari tata buku (book kepping) dimana tata buku hanyalah suatu
teknik pencatatan. Selain itu defenisi melihat semua transaksi yang bersifat
keuangan, transaksi keuangan dalam hal ini diartikan sebagai suatu kejadian atau
keadaan yang mempunyai nilai uang dan harus tercatat sesuai dengan transaksi.
Rudianto (2012:4).
Accounting).
catatan tersebut.
yang berhubungan dengan biaya dan produksi. Bidang akunttansi biaya tidak
yanitu pemeriksaan secara bebas atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini
kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan kewajaran adalah
lembaga amal, lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Unsur penting
dari akuntansi ini adalah sistem akuntansi yang menjamin pihak manajemen akan
29
Akuntansi keuangan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang memiliki
berbentuk laporan neraca, laba rugi, perubahan modal, dan arus kas. Pihak
eksternal tersebut antara lain pemegang saham, investor, kreditor, dan pemerintah.
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk
disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan (b) diharapkan
untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aktiva tetap merupakan aktiva
30
yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan
sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya lebih dari satu tahun,
menurut Suhayati (2009:247). Aktiva tetap adalah aktiva berwuud yang dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti
penyewaan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi dan perkiraan akan
merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan barang atau pun jasa, sebagai penggerak usaha dan memiliki
manfaat terbatas sehingga pada saat aktiva tetap sudah tidak mampu memberikan
manfaat secara ekonomis maka pada saat itulah aktiva dihentikan untuk
aktiva tetap di laksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tetap tersebut,
Aset Tetap merupakan unsur vital lain yang akan membantu organisasi
sebagai berikut :
31
1. Aset tersebut digunakan dalam operasi, hanya aset yang digunakan dalam
tetap.
2. Aset tersebut memiliki masa (umur) manfaat yang panjang lebih dari satu
periode.
3. Aset tersebut memiliki substansi fisik. Aset tetap memiliki ciri substansi
fisik kasat mata sehingga dibedakan dari aset tak berwujud seperti hak
Aktiva tetap memiliki karakteristik/ ciri-ciri mennurut (Elly Suhayati dan Sri
4. Penurunan manfaat (penurunan dari nilai aktiva tetap) secara periodik disebut
Suhayati (2009:247):
1. Sudut Substansi
a. Aktiva Berwujud atau tangible assets seperti tanah, gedung, mesin, dan lain-
lain.
b. Aktiva tidak berwujud atau Intangible assets seperti hak cipta, hak paten,
a. Aktiva tetap yang dapat disusutkn atau depreciate plant assets seperti
b. Aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan atau underpreciated plant assets
seperti tanah.
3. Berdasarkan Jenis
kendaraan, inventaris.
Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya yaitu jumlah uang yang
keluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan
aktiva tersebut siap untuk digunakan. Jika aktiva tetap diperoleh daru pertukaran,
hibah, atau donasi dan aktiva tetap sitaan maka harga pasar atau nilai transfer
aktiva pada saat diserahkan dipakai sebagai ukuran harga perolehan aktiva yang
diterima. Adakalanya suatu aktiva tetap yang diperoleh dalam mata uang asing,
Kedua nilai tukar dapat berupa nilai tukar masa lalu (Past), sekarang
Tujuan penilaian aktiva tetap adalah untuk menetapkan jumlah yang akan
datang dibebankan sebagai biaya. Bila aktiva tetap didasarkan pada nilai tukar
tetap hanya dapat didasarkan pada nilai tukar masukan saja yang terdiri
daribeberapa bagian, Menurut Hendrikson dan Van Breda yang bukunya dialih
1. Historical Cost
Nilai tukar yang digunakan adalah nilai pasar pada saat perolehan Historical
diinginkan.
c. Original Cost adalah cost yang pertama kali dikeluarkan oleh perusahaan
second hand adalah nilai menurut cost yang digunakan oleh perusahaan
Nilai tukar yang didasarkan pada nilai pasar apabila aktiva tetap tersebut
appraisal value ini dinilai dengan cukup objektif karena yang mengadakan
c. Far Value, disini cost adalah jumlah yang diperlukan unruk memperoleh laba
1. Verifiable, jadi setiap penilaian yang dilakukan oleh orang yang independen
perusahaan.
Cost juga memiliki kelemahan yaitu informasi yang diberikan seringkali out of
date sehingga nilai tersebut tidak bisa menjadi informaasi yang relevan dalam
1. Memberikan penilaian yang sebenarnya dari suatu aktiva tetap, terutama bila
Input Value hanya berlaku untuk satu interval waktu tertentu, setelah itu akan
memenuhi kriteria aset tetap, dicatat sebagai perlengkapan atau beban pada saat
terjadinya. Walaupun secara teori perlakuan ini mungkin tidak benar, kan tetapi
dalam praktiknya dapat diterima. Jika tidak maka perlu dibuat skedul penyusutan
untuk barang-barang seperti asbak rokok dan keranjang sampah. Aset tetap dapat
1. Pembelian tunai
5. dibangun sendiri
Bahwa cara untuk mendapatkan aset tetap Menurut Raja Adri Setiawan,
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset
pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan suatu aset
tetap yang dibeli terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN masukan
tak boleh restituasi (Non-refundable) dan setiap biaya yang dapat didistribusikan
langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut
dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Setiap potongan dagang dan
36
rabat (potongan harga) dikurangkan dari harga pembelian. Contoh dari biaya
b. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpanan dan bongkar
Biaya perolehan aset tetap yang dikontruksi sendiri sama dengan biaya
untuk memproduksi aset serupa untuk dijual. Apabila biaya membuat sendiri
lebih rendah dari harga apabila aset tersebut dibeli, tidak boleh diakui sebagai
laba. Karena laba berasal dari penjualan bukan karena membuat sendiri.
Jika biaya membuat sendiri lebih mahal daripada harga pasar yang
berlaku mungkin disebabkan karena jumlah yang abnormal dari pemakaian bahan
baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain; harus dicatat sebagai keuangan dan aset
ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan
berasal dari kontribusi penanaman modal. Sesuai dengan definisi ttersebut, aset
37
tetap yang diperoleh dari sumbangan merupakan penghasilan yang harus dicatat
sebesar harga tafsiran atau harga pasar yang layak dengan mengkredit akun
sebagai berikut:
Suatu aset tetap dapat di peroleh dalam pertukaran aset tetap yang serupa yang
memiliki manfaat yang serupa pada bidang usaha yang sama dan memiliki nilai
wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dijual dalam pertukaran dengan
kepemilikan aset uang serupa. Contoh dari pertukaran aset serupa termasuk
pertukaran pesawat terbang, hotel, bengkel, dan properti teal estat lainnya.
Pencatatan untuk transaksi pertukaran aset tetap sejenis ini adalah keuntungan
dikurangkan pada harga aset tetap, sedangkan keuangan di bebankan dalam tahun
harga taksiran atau pasar yang layak dengan mengkredit akun pendapatan
Suatu aset tetap dapat diperoleh dengan pertukaran atau petukaran sebagian
untuk aset tetap yang tidak serupa atau aset lain. Biaya perolehan aset semacam
ini diukur sebesar nilai waar aset yang diterima, yaitu ssetara nilai wajar aset
yang diserahkan disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang di
38
pindahkan. Dalam transaksi semacam ini kerugian atau keuntungan harus diakui.
Kerugian pertukaran dihitung dari selisih antar nilai pasar wajar dan nilai buku
usaha adalah suatu kontrak dimana satu pihak (penyewa-lessee) diberikan hak
untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh pihak yang menyewakan (lessor)
untuk suatu periode tertentu. Sebagian besar sewa guna usaha memiliki
karakteristik yang serupa dengan penyewaan ini disebut dengan sewa guna usaha
Seiring dengan waktu pemakaian sebuah aset tetap , maka pada saat
yang sama aset tetap tersebut akan mulai berkurang kemampuannya atau mulai
Aktiva tetap bernilai penting bagi suatu usaha, karena nilai materinya
karena manfaat yang diberikan dan nilai dari aktiva tersebut semakin berkurang.
laba.
beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistematis dan rasional,
Menurut Jerry J. Weygandt (2007:570) yang dialih bahasakan oleh Ali Akbar
dari suatu aktiva. Sifat beban penyusutan secara konsep tidak berbeda
denganbeban yang mengakui pemanfaatan atas premi asuransi ataupun sewa yang
yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas (non cash outlay expence). Alokasi
40
harga perolehan aktiva tetap dilakukan dengan cara mendebet akun biaya
yaitu :
jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat denan
Menurut Kieso dan Weygandt (2003:3) yang diterjemahkan oleh herman wibowo,
Faktor-faktor fisik adalah keausan, dekomposisi dan bencana yang membuat sulit
bagi aktiva yang bersangkutan untuk berprestasi secara tak terbatas, faktor-faktor
ini menentukan batas luar untuk umur kegunaan dari suatu aktiva.
dan keusangan.
penyusutan adalah faktor-faktor fisik yaitu terjadi kerusakan pada aktiva tetap dan
41
faktor-faktor fungsional yaitu aktiva tetap tidak mampu lagi menyediakan manfaat
prnyusutan yaitu :
1. harga perolehan
2. Masa manfaat
3. Nilai sisa
adalah:
1. Harga Perolehan. Harga perolehan mempengaruhi biaya dari aset yang dapat
disusutkan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Ingat kembali bahwa aset
2. Masa manfaat. Masa manfaat (useful life) estimasi masa produktif yang
diperkirakan, yang dissebut juga dengan umur manfaat (Service life). Masa
manfaat dapat dinyatakan dalam satuan waktu, unit aktivitas ( seperti jam kerja
42
mesin), atau jumlah unit yang dihasilkan. Masa manfaat merupakan estimasi
masa lalu dengan aset yang sama juga seringkali membantu dalam menentukan
3. Nilai sisa. Nilai sisa (salvage value) adalah estimasi nilai aset pada akhir masa
manfaat. Nilai ini bisa berdasarkan pada nilai aset sebagai nilai rongsokan (Scrap
value) atau nilai merupakan (trade-in value). Seperti masa manfaat, nilai sisa
menimum setiap akhir tahun buku dan apabila terjadi perubahan yang siginifikan
dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut,
selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode
karena itu pemilihan metode penyusutan yang akan di pakai terhadap suatu aktiva
dan diangga tepat untuk jenis aktiva tertentu, belum dapat dipastikan akan tepat
untuk diterapkan pada jenis aktiva lain karena perbedaan sifat dan pola
berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aktiva tetap.
Tarif Penyusutan, dalam metode garis lurus, dapat dengan mudah dihitung sebagai
sepanjang umur aktiva tetap. Dalam metode saldo menurun, beban pnyusutan
didadarkan pada anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetap, dalam
memberikan jasanta, juga akan makin menurun. Dalam metode saldo menurun,
Biasanya tarif yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis lurus, misalnya
apabila suatu aktiva tetap ditaksir akan berumur 5 tahun, maka tarif
penyusutannya adalah 40%, yaitu dua kali tarif metode garis lurus sebesar 20%.
Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan jadual penyusutan yang sama
dengan metode saldo menurun. Jumlah penyusutan akan makin menurun dari
tahun ke tahun. Tetapi cara perhitungan penyusutan berbeda dengan metode saldo
rumus :
Dasar penyusutan pada metode jumlah angka tahun adalah harga perolehan
dikurangi nilai sisa, bukan nilai buku seperti dalam metode saldo menurun. Tarif
penyusutan dalam metode ini akan merupakan suatu bilangan pecahan yang
45
makin lama makin kecil. Pembilang dalam pecahan adalah angka yang ada selama
masa manfaat aktiva tetap. Jadi, apabila suatu aktiva tetap ditaksir berumur lima
tahun, maka angka-angka tahun yang ada adalah 1,2,3,4, dan 5. Pembilang untuk
tahun kedua adalah agka tahun kedua setelah terahir (4) demikian seterusnya,
sehingga pembilang pada tahun kelima adalah angka tahun pertama (1). Sebagai
Dalam metode garis lurus, saldo menurun dan metode jumlah angka tahun
produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan
dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit-unit
kegiatan yang lain. Harga perolehan dikurangi nilai sisa merupakan dasar
Rumus :
Produksi Aktual
Tarif Penyusutan = Kapasitas Produksi ................................................ (7)
Demikian, maka tarif dan beban penyusutan dakan bervariasi dari tahun ke tahun,
tergantung pada produksi aktual yang dicapai dalam tahun yang bersangkutan.
46
2.1.4. Laba
untuk suatu jangka waktu tertentu ternyata hanya mendekati tepat atau layak saja
karena perhitungan yang tepat baru dapat terjadi dalam perusahaan jika
perusahaan mangakhiri kegiatan usahanya dan menjual seluruh aktiva yang ada.
antara pendapatan satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh
Laba lebih lanjut dijelaskan oleh Pradhono dan yulius (2004) adalah laba
bersih sebelum akun-akun luar biasa (extra ordinary account) selama 1 tahun
ekspansi;
pengambilan keputusan;
4. Laba dipergunakan sebagai alat prediksi laba masa yang akan datang;
perusahaan.
yaitu :
1. Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengaolah suatu produksi atau jasa
2. Harga Jual
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorban untuk barang atau
jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi
manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi, Hansen dan
Mowen (2004;40).
merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual, menurut Mulyadi
(2012:14).
49
untuk menghasilkan produk hingga produk itu sampai di pasar, atau sampai ke
dan biaya iklan yang menunjang proses produksi hingga produk itu sampai ke
yang dimaksud dengan biaya produksi adalah keseluruhan faktor produksi yang
hingga produk itu sampai ke pasar, biaya angkut, biaya penyimpanan gudang dan
biaya iklan yang menunang proses produksi hingga sampai ke tangan konsumen
(dirrect cost) dan biaya tidak langsung (Indirect cost). Biaya langsung (dirrect
cost) adalah biaya yang teradi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya
sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung, sedangkan biaya tidak langsung (Indirect cost) adalah
biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, Mulyadi
(2009;14).
50
Horngren, 1993;75) :
Bahan baku langsung merupakan Semua bahan baku yang secara fisik bisa
didefenisikan sebgai bagian dari barang jadi dan yang dapat ditelusuri pada
Biaya tenaga kerja langsung Merupakan biaya produksi yang cukup besar,
karena salah satu bentuk balas jasa perusahaan atas tenaga dan kinerja
3. Biaya overhead
langsung, pekerja tidak langsung, dan beban pabrik lainnya yang tidak dengan
penyusutan aset tetap memiliki pengaruh terhadap perolehan laba karena biaya
penyusutan aset tetap merupakan salah satu unsur biaya operasional sehingga
51
besar atau kecil biaya penyusutan aset tetap akan mempengaruhi perolehan laba
pada suatu periode akuntansi. Karena dengan beban penyusutan yang dihasilkan
dengan menggunakan metode garis lurus setiap tahunnya akan sama apabila
perusahaan menggunakan aktiva tetap yang relatif sama setiap tahunnya. (Ali
Wairooy:2017).
dari biaya bahan baku, upah tenagakerja dan overhead pabrik. Semakin tinggi
biaya produksi maka semakin rendah laba yang di peroleh perusahaan tersebut.
bersih.
dengan masalah metode penyusutan terhadap laba serta biaya produksi terhadap
1. Penelitian ini dilakukan oleh Ali woirooy, yang berjudul pengaruh biaya
saldo menurun membebankan biaya penyusutan yang relatif besar pada tahun
pertama dan semakin menurun pada tahun pertama dan semakin menurun pada
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sintia Verginia dan Rika Lidya, yang berjudul
perusahaan pada jenis aktiva bangunan, mesin, inventaris kantir, dan inventaris
proyek yang di terapkan dengan menggunakan garis lurus adalah sangat tepat.
jenis aktiva alat berat, kendaraan kantor dan kendaraan proyek yang diterapkan
adalah tidak tepat. Dan Besarnya metode penyusutan aktiva tetap pada
tahun. Sehingga dapat diketahui bahwa laba yang dilaporkan oleh PT. Artha
signifikan terhadap laba hal ini biasa dilihat dari nilai signifikansi sebesar
laba hal ini bisa dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,151>0,05 dengan
Variabel biaya overhead pabrik tidak berpengaruh signifikan terhadap laba hal
ini bisa dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,137.0,05 dengan demikian biaya
sama/serentak (uji F) variabel bebas yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik mempunyai pengatuh yang
signifikan terhadap variabel terikat yaitu laba pada tingkat kepercayaan sampai
dimana :
54
tetap jumlahnya tiap periode sehingga laba yang dihasilkan setiap periode
relatif konstan.
penyusutan pada awal periode lebih besar pada akhir periode, sehingga
awal periode lebih besar dan semakin menurun jumlahnya pada akhir
periode.
penyusutan yang berbeda, biaya penyusutan dengan metode yang lebih besar
maka biaya produksi meningkat dan laba akan lebih kecil, tapi jika biaya
penyusutan lebih kecil maka biaya produksi lebih kecil dan laba akan lebih besar.
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Biaya Produksi
(M)
suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan
periode 2011-2016.
2016.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data time series dari tahun 2011-2016. Dalam penelitian ini akan
dilakukan analisis terhadap variabel Penyusutan Aktiva Tetap, Laba, dan Biaya
produksi.
kesempurnaan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari Laporan
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
57
Studi Pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk memperkaya pengetahuan mengenai
berbagai konsep yang akan digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam proses penelitian,
pengumpulan data. Studi pustaka dalam teknik pengumpulan data ini merupakan jenis data
sekunder yang digunakan untuk membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan
informasi yang terdapat dalam artikel surat kabar, buku-buku, maupun karya tulis ilmiah pada
penelitian sebelumnya. Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk mencari fakta dan
Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, sehingga dapat memberikan kejelasan
Pengaruh Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhdap Laba dengan Biaya Produksi Sebagai
Variabel Moderasi pada Perusahaan Perkebunan Nusantara VI Kayu Aro periode 2012-2016
dengan cara sestematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari
pengguna aktiva tersebut. Pada penelitian ini penulis memilih menggunakan total biaya
penyusutan aktiva tetap yang berasal dari laporan keuangan pada PT.Alkindo Naratama,Tbk.
2. Laba (Y)
Merupakan kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Laba
terbagi menjadi dua yaitu : laba bersih dan laba kotor. Dalam penelitian ini penulis memilih
58
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk menngolah bahan baku menjadi produk
jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi terdiri dari 3 bagian yaitu : Biaya Bahan Baku,
Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik. Dimana penelitian ini menggunakan data
total keseluruhan biaya produksi yang ada pada laporan keuangan PT.Alkindo Naratama,Tbk.
Analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode analisis
untuk meliputi suatu objek pada kondisi atau peristiwa sekarang, tujuan analisis ini untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta
yang ada di lapangan dengn teori, konsep-konsep yang ada pada literatur terkait.
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah moderted regression
analysis. Adapun model moderated regression analysis yang digunakan ada tiga persamaan
Y = 𝜶 + 𝜷𝟏 𝐗і + 𝛃𝟐 𝐙і + ɛ ................................................ (3)
Y = 𝜶 + 𝜷𝟏 𝐗і + 𝛃𝟐 𝐙і + 𝛃𝟑 𝐗і ∗ 𝐙і + ɛ ................................................ (4)
Keterangan :
Y = Laba
59
Z = Biaya Produksi
X*Z = Interaksi antara Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Biaya Produksi
α = Konstanta
ɛ = Disturbance error
Pengujian terhadap variabel moderasi dapat dilakukan degan dua cara : cara pertama
efek modersi dilihat dari kenaikan R2 persamaan regresi yang berisi dengan efek-efek utama
dan efek moderasi dari persamaan regresi yang hanya berisi dengan efek utama saja. Cara
kedua efek moderasi dapat dengan dilihat dari signidikan koefesien β₃ dari interaksi perkalian
nilai mutlak terstandarisasi variabel independen dengan variabel moderasi, Joiyanto (2010).
Uji perkalian mutlak ini dilakukan dengan cara mencari perkalian nilai mutlak terstandarisasi
3. Koefesien Determinasi
KD = 𝒓𝟐 𝐗 𝟏𝟎𝟎%........................................................................ (5)
Dimana :
KD = Koefesien Determinasi
r = Koefesien Korelasi
3.7. Uji t
60
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Uji ini menggunakan rumus
(Sumodiningrat: 2007).
𝛽𝑖
t hit = ...............................................................................
Sβi
Dimana :
Jika t hitung ≥ t tabel , maka H0 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara parsial. Tetapi jika t hitung ≤ t tabel ,
maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
Cara kedua yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai probabilitas yang
dihitung dengan nilai α, jika probabilitas lebih kecil dari pada nilai α, maka H0 ditolak dan
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Mulai dari melihat peluang, Bapak Lili Mulyadi Sutanto memulai usaha pembuatan
kertas pembungkus kado. Kertas itu didaur ulang dari kertas cetak tekstil bekas. Dia memiliki
kemauan dan tekun yang luar biasa dan pada akhirnya menciptakan hasil yang baik. Setelah
berubah dalam teknologi mesin tekstil yang berhenti menggunakan kertas cetak, Mr Lili
memulai sebuah babak baru dalam bisnisnya. Pak Lili masih mengerjakan bisnis surat kabar;
dia membuka bisnis pemotong kertas mimeographed dimana surat kabar dibagikan ke
sekolah, institusi pemerintah, dan toko alat tulis. Dengan menggunakan pengetahuannya
tentang makalah dan pengalamannya dalam bisnis beserta kemampuannya untuk menemukan
peluang bagus untuk menjalani bisnis, Mr. Lili berani memulai bisnis kertas konversi. Dia
juga mengakui bahwa Bandung, sebagai kota tekstil, membutuhkan kumparan dari kertas ke
Bapak Lili bersama dengan Bapak Herwanto Sutanto dan mitra bisnis lainnya
bobbin pada saat itu sangat tinggi mengingat pengusaha tekstil dan benang asal tinggal di
Bandung dimana Perusahaan dibangun. Kumparan yang dihasilkan adalah pigmen papertube
untuk menggulung benang pada tipe Benang Tekstur Gambar (DTY) dan Benang
Berorientasi Sebagian (POY). Kumparan itu terbuat dari kertas papan inti yang merupakan
kertas daur ulang. Seiring dengan perkembangan teknologi tekstil dan benang, permintaan
62
papertubes untuk berbagai spesifikasi juga dikembangkan seperti ketebalan, warna, bahkan
bisnis serta sinergi keahlian Mr. Herwanto dalam pemasaran dan keahlian Pak Lili dalam
operasional dan produksi, Alkindo memutuskan untuk menambahkan lini produk baru dalam
bisnis ini. Pada tahun 2007, Perusahaan mulai memproduksi sarang lebah, papercore, dan
pelindung tepi. Alkindo juga memproduksi varian produk yang terbuat dari kombinasi
Pada awalnya, Perusahaan hanya memiliki satu pabrik di Cimareme dengan luas
lahan 1, 96 ha dan luas bangunan 1, 67 ha. Pabrik itu digunakan untuk memproduksi
papertube. Kemudian, karena Perusahaan tidak memiliki lahan yang cukup untuk menjalani
usaha terutama untuk pengembangan sarang lebah, papercore dan pelindung tepi, pada tahun
2010 Perusahaan membangun pabrik lain di dekat pabrik pertama. Pabrik baru memiliki
lahan seluas 4, 31 ha dan luas bangunan 1, 63 ha. Pabrik ini dibangun khusus untuk
memproduksi sarang lebah, papercore, dan pelindung tepi beserta semua varian lainnya.
Pada tanggal 12 Juli 2011, Perusahaan memulai awal yang baru dalam sejarahnya.
Pada hari itu, Perseroan secara resmi melakukan perdagangan sahamnya di Bursa Efek
dimiliki masyarakat.
Sudah lebih dari 20 tahun sejak Perseroan dibangun dan meramaikan bisnis dan
ekspor lokal, Perseroan telah memberikan kesempatan kerja kepada ratusan karyawan.
Visi:
Menjadi yang terbaik dalam memberikan kualitas dan pelayanan di industri terkait.
63
Misi:
perusahaan mempunyai peranan penting, karena struktur organisasi merupakan susunan dari
kepemimpinan.
Sekretaris Korporat
Kuswara
Direktur
Herwanti Sutanto
Erik Sutanto
Kuswara
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT.Alkindo Naratama
4.2.1. Pengaruh Metode Penyusutan Aktiva tetap Terhadap Laba pada PT.Alkindo
Naratama,Tbk
64
Untuk mengetahui pengaruh metode penyusutan aktiva tetap terhadap laba dapat
Tabel 4.1
Analisis Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Pada PT. Alkindo
Naratama,Tbk Periode 2011-2016
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Y = - 6,171 + 2,402X
Dari hasil diatas penulis menggunakan uji tanda yang mana kedua persamaan di kali
Y= 6,171 – 2,402X
Konstanta 6,171 artinya apabila Biaya Penyusutan Aktiva Tetap dianggap tetap
Variabel aktiva tetap mempunyai koefesien regresi sebesar 2,402 artinya jika
semakin meningkat penyusutan aktiva tetap maka ada kecendrungan semakin tinggi
penyusutan aktiva tetap maka semakin tinggi laba. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa setiap
kenaikan variabel penyusutan aktiva tetap senilai 1% akan terjadi peningkatan laba sebesar
4.2.2. Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva tetap dan biaya produksi Terhadap Laba
65
Untuk mengetahui pengaruh biaya penyusutan aktiva tetap dan biaya produksi
66
Tabel 4.2
Analisis Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Dan Biaya Produksi Terhadap Laba
Pada PT. Alkindo Naratama,Tbk Periode 2011-2016
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Konstanta 8,630 artinya apabila Biaya Penyusutan Aktiva Tetap dianggap tetap
Variabel biaya penyusutan aktiva tetap mempunyai koefesien regresi sebesar 2,954
artinya jika semakin meningkat biaya penyusutan aktiva tetap maka ada kecendrungan
semakin tinggi laba. Hal ini menunjukkann bahwa setiap kenaikan variabel penyusutan aktiva
tetap senilai 1% akan terjadi peningkatan laba sebesar 2,954 dengan asumsi variabel lain
dianggap konstan.
Variabel biaya produksi mempunyai koefesien regresi sebesar -0,044 artinya jika
semakin meningkat Biaya produksi maka ada kecendrungan semakin rendah laba. Hal ini
menunjukkann bahwa setiap kenaikan Biaya produksi senilai 1% akan terjadi penurunan laba
4.2.3. Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Dengan Biaya
Produksi Sebagai Variabel Moderasi Pada PT. Alindo Naratama,Tbk
67
Untuk mengetahui pengaruh biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba dan biaya
produksi sebagai variabel moderasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3
Analisis Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Dengan Biaya
Produksi Sebagai Variabel Moderasi Pada Pt. Alindo Naratama,Tbk Periode 2011-2016
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Konstanta sebesar -9,403 artinya apabila Biaya Penyusutan Aktiva Tetap dianggap
Variabel biaya penyusutan aktiva tetap mempunyai koefesien regresi sebesar -2,276
artinya jika semakin meningkat biaya penyusutan aktiva tetap maka ada kecendrungan
semakin rendah laba. Hal ini menunjukkann bahwa setiap kenaikan variabel penyusutan
aktiva tetap senilai 1% akan terjadi penurunan laba sebesar 2,276 dengan asumsi variabel lain
dianggap konstan.
Variabel biaya produksi mempunyai koefesien regresi sebesar 0,087 artinya jika
semakin meningkat biaya produksi maka ada kecendrungan semakin tinggi laba. Hal ini
menunjukkann bahwa setiap kenaikan Biaya produksi senilai 1% akan terjadi peningkatan
68
Variabel biaya produksi mempunyai koefesien regresi sebesar 0,087 artinya jika
semakin meningkat biaya produksi maka ada kecendrungan semakin tinggi laba. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan biaya produksi senilai 1% akan terjadi peningkatan laba
biaya penyusutan aktiva tetap dan laba memiliki pengaruh positif sehingga biaya produksi
memperkuat biaya penyusutan aktiva tetap terhadapa laba hal ini dapat dilihat pada koefesien
regresi sebesar 3,236 artinya jika semakin rendahan menunjukkan bahwa setiap 3,236
Untuk mengetahui atau menguji ada tidaknya pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
secara parsial terhadap Laba yang dimoderasi oleh Biaya Produksi pada PT.Alkindo
Naratama,Tbk periode 2011-2016 maka digunakan alat uji statistik t, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.4.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
69
Berdasarkan tabel 4.4 dari uji Coefficients atau uji t tes. Berdasarkan perhitungan
1. pengaruh antara biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba secara parsial diketahui
t hitung <t tabel (0,309 < 4,303) dan signifikansi > 0,05 (0,787 > 0,05) maka H0 diterima dan
Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Biaya Penyusutan aktiva
2. pengaruh antara biaya produksi dan biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba secara
parsial diketahui dengan t hitung >t tabel (-0,184 > 4,303) dan signifikan > 0,05 (0,871 >
0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara biaya produksi dan penysutan aktiva tetap terhadap laba secara parsial.
3. Pengaruh antara biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya
produksi secara parsial diketahui dengan t hitung < t tabel (0,094 < 4,303) dan signifikansi >
0,05 (0,933 > 0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara biaya produksi biaya penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi
4.5. Besarnya Pengaruh Secara Parsial Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Yang
2016
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Penyusutan Aktiva Tetap terhadap Laba
yang dimoderasi oleh Biaya Produksi Pada PT.Alkindo Naratama,Tbk periode 2011-2016,
70
Tabel 4.5
Hasil Analisis Besarnya Pengaruh Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba
Dengan Biaya Produksi Sebagai Variabel Moderasi
Model Summaryb
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan analisis tabel 4.5 terdapat R Square (determinasi) adalah 0,854 atau 85,4%.
Hal ini menunjukkan bahwa 85,4% merupakan kontribusi variabel biaya penyusutan aktiva
tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya produksi pada PT.Alkindo Naratama,Tbk
periode 2011-2016 sedangkan sisanya 14,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain
Pada analisis tabel 4.5 diatas terlihat bahwa R Square(R2 ) adalah 0,854, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Biaya Produksi (M) merupakan variabel moderasi atau
memperkuat hubungan anatara variabel independen dengan variabel dependen tapi tidak
signifikan.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba dengan Biaya Produksi sebagai variabel moderasi
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penyusutan aktiva tetap terhadap laba
t hitung <t tabel (0,309 < 4,303) dan signifikansi > 0,05 (0,787 > 0,05).
2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penyusutan aktiva tetap dan biaya
dibuktikan dengan t hitung >t tabel (-0,184 > 4,303) dan signifikan > 0,05 (0,871 > 0,05).
3. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara penyusutan aktiva tetap terhadap laba,
memperlemah hubungan antara penyusutan aktiva tetap dengan laba pada PT.Alkindo
Naratama,Tbk periode 2011-2016 yaitu dibuktikan dengan t hitung < t tabel (0,094 <
4. Besarnya pengaruh penyusutan aktiva tetap terhadap laba yang dimoderasi oleh biaya
sedangkan sisanya 14,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar variabel
penelitian.
5.2. Saran
72
Dari hasil penelitian diatas maka penulis dapat memberikan beberapa saran untuk
kemajuan perusahaan agar mencapai sasaran perusahaan yang lebih baik sebagai berikut :
1. Bagi PT. Alkindo Naratama,Tbk agar dapat meningkat kan pertumbuhan laba dengan
tingkatan yang lebih meningkat lagi dari tahun-tahun sebelumnya sehingga perusahaan
dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna laporan keuangan
sehingga dapat mencerminkan kemampuan dan kinerja yang baik dari PT.Alkindo
Naratama,Tbk
3. Sebaiknya PT. Alkindo Naratama,Tbk memperhatikan penyusutan aktiva tetap atau pun
metode yang digunakan karena penerapan penyusutan aktiva tetap berdampak terhadap
laba bersih perusahaan dan harus di terapkan sesuai dengan PSAK No.16
4. Perusahaan hendaknya memberikan data yang jelas mengenai profil dari perusahaan
serta tugas wewenang dari pekerjaan setiap struktur sehingga bisa di mengerti oleh
peneliti selanjutnya.
variabel bebas lain yang dapat mempengaruhi laba akuntansi perusahaan tentang
73
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Principles Board. 1970. APB Statement No.4 Basic Concepts and Accounting
Blocer, EdwardJ.Kung H.Chen, Gary Cokins, dan Thomas W.Lin. 2008, ManajemenBiaya,
Budi Frensidy (2011), Matematika Keuangan, Edisi 3 (revisi), Salemba Empat, Jakarta.
Eldon S. Hendriksen and Michael F. Van Brede (Alih Bahasa: Herman Wibowo).(2002)
Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini 2009, Akuntansi keuangan Universitas Komputer
Fees, Reeve, Warren, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Garrison, Ray H., Noreen dan Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial Buku 1. Edisi 11.
Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua. Jakarta:
Salemba Empat
74
Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua. Jakarta:
Salemba Empat
Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manjerial Buku 1. Edisi 8.
Harahap, Sofyan Syafri, 1999. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama,
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Henry Simamora. 2002. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Horngren, Charles T, Walter T. Harrison dan Linda Smith Bamber: 2006: Akuntansi: Edisi
Horngren, Charles T. & Gary L. Sundem. 1993. Introduction to Management Accounting, 9th
IAI. 2011. PSAK No 16 (Revisi 2011) Aset Tetap.Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. PSAK 16 (Revisi 2011) : Aset Tetap. Jakarta : IAI
Jogiyanto, 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi IV, Andi Offset, Yogyakarta.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
75
Pontoh, Winston. 2013. Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Jakarta Barat. Penerbit Halaman
Moeka Publishing.
Popi Surita Kartini, 2014. Pengaruh Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Dan
Penghematan Pajak Pada PT. Kukar Mandiri Shipyard. Skripsi Sarjana, Universitas 17
Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan. (2004). Pengaruh Economic Value Added, Residual
Income, Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang
Saham. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 6, No.2, November 2004, hal 140-166.
Jakarta : Gramedia
Skousen, et al. 2005. Akutansi Intermedit 2, Edisi 15. Jakarta : Salemba Empat
Skousen, Stice, Stice. 2009, Akuntansi Intermediate. Edisi 16. Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat.
Surya, Raja Adri Setiawan. 2012. Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Yogyakarta: Graha Ilmu
Verginia, Sintia dan Lidyah, Rika. 2014.Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap
Dan Dampaknya Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Artha Kindo Perkasa Palembang.
Zulkifli Amsyah. 2003. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
76