PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Kereta api didefinisikan sebagai sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan
ataupun sedang bergerak di rel. Dengan demikian kereta api hanya dapat
bergerak/berjalan pada lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukannya, hal ini
menjadi keunggulannya karena tidak terganggu dengan lalu lintas lainnya, tetapi dilain
pihak menjadikan kereta api menjadi angkutan yang tidak fleksibel karena jaringannya
terbatas.
Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari
lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta
atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta api atau
gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun
barang dalam skala besar. Untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dapat
digunakan rangkaian lebih dari 50 kereta yang ditarik dan/atau didorong dengan beberapa
buah lokomotif, seperti kereta api babaranjang (kereta api batutu bara rangkaian
Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang
tinggi sehingga sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor
yang padat, tetapi juga digunakan untuk angkutan penumpang jarak menengah sampai
dengan 3 atau 4 jam perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar
I-1
I. PENDAHULUAN
dalam bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara. Karena sifatnya sebagai angkutan
massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat
transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
Keamanan dan kenyamanan selalu menjadi prioritas utama bagi penumpang yang
akan melakukan perjalanan. Khususnya untuk rute jarak jauh dengan perjalanan lebih dari
empat jam. Kemungkinan penumpang untuk tertidur di jalan menjadi salah satu alasan
mengapa kendaraan yang aman dan nyaman menjadi prioritas ketika memilih moda
transportasi.
Hal ini pula yang disadari oleh PT KAI, sebagai operator yang menjalankan kereta
KAI untuk membuat penumpang tetap aman selama naik kereta api.
api di wilayah Daop 2 Bandung lintas Stasiun Cimahi dan Stasiun Cimindi pada bagian
geometri jalan rel . PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku operator sarana dan prasana
perkeretaapian di Tanah Air melakukan perawatan dan pengecekan kondisi rel kereta api
Perawatan jalur rel kereta api dilakukan untuk menjaga kondisinya sesuai dengan
standar pengoperasian jalan rel berdasarkan nilai Indeks Kualitas Jalan Rel (Track
Qualify Index) yang telah ditetapkan. Kegiatan rutin perawatan dan pengecekan ini
dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para pengguna jasa kereta api.
I-2
I. PENDAHULUAN
Kereta Api dapat beroperasi dengan optimal dan memberikan lebih banyak kontribusi
positif melalui pemeliharaan jalan rel yang baik. Untuk mewujudkan pemeliharaan jalan
rel yang efektif dan efisien diperlukan adanya keterpaduan pengelolaan pada
pemeliharaan jalan rel meliputi pemeriksaan kondisi jalan rel dan penyusunan program
pemeliharaan. Pemeriksaan kondisi jalan rel dilakukan sebagai tindakan awal yang
mutlak dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi suatu jalan rel. Keadaan jalan
rel yang sesungguhnya harus selalu diketahui dengan pasti agar kerja pemeliharaan dapat
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitiaan ini adalah
2. Kerusakan pada jalan rel yang mengakibatkan nilai TQI (Track Quality Index)
Index), dan
1. Wilayah studi yang digunakan adalah wilayah Daop 2 Bandung lintas Stasiun
I-3
I. PENDAHULUAN
2. Analisis yang dilakukan yaitu perubahan nilai TQI (Track Quality Index) setelah
dilakukan perawatan/pemeliharaan.
1. Mengetahui kondisi geometri jalan rel di wilayah Daop 2 Bandung lintas Stasiun
2. Langkah perawatan dan perbaikan yang dilakukan setelah mendapatkan hasil nilai
stasiun lain.
2. Hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi input bagi penelitian selanjutnya.
I-4