Dosen
Disusun Oleh
Berpikir positif dapat digambarkan sebagai suati cara berpikir yang lebih
menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif, balik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi. Dimana pikiran positif
dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau karakter dari
seseorang. Hal ini berarti bahwa kita bisa menjadi pribadi yang matang,
lebih berani menghadapi tantangan dan melakukan hal-hal yang hebat.
Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti karena keterbatasan atau
kelemahan kita, namun pikiran positif justru akan membuat kita mencari
kekuatan kita hari demi hari.
Sikap dan kebiasaan positif yang manusia ciptakan dengan atau tanpa
disadari akan memberikan energi untuk mengerjakan semua kegiatan
secara fokus. Beberapa penelitian ilmiah sudah membuktikan bahwa
berpikir positif dapat memberikan dampak baik pada seseorang. Seperti
lebih percaya diri, memperbaiki suasana hati, hingga mengurangi risiko
hipertensi, depresi, stres dan sebagainya.
Menerima diri sendiri akan menjadi obat buat yang kurang percaya
diri, karena tahu bahwa setiap manusia punya strenght and weakness, itu
juga berlaku buat dirinya sendiri. Menerima diri sendiri juga akan
membuatnya bersahabat baik dengan dirinya sendiri, sehingga tidak perlu
extra tenaga untuk “berperang” dengan diri sendiri karena merasa tidak
pernah puas atas dirinya, atas hidupnya. Padahal masa lalu adalah sejarah.
Berapa banyak diantara kita yang tiba-tiba jadi ahli sejarah? Kita muter-
muter aja dengan sejarah masa lalu kita, seperti gasing yang diputer. Habis
energi terkuras mikir yang mubazir. Padahal sejarah itu hari kemarin. Ada
hari ini agar bisa lebih baik dari kemarin. Bukankah hidup bahagia sangat
tergantung dari sudut mana kita memandang hidup itu sendiri? Seberapa
besar usaha kita untuk mensyukirinya.
Orang yang sehat mental adalah orang yang mau menerima kondisi
dirinya sendiri dengan bahagia. Orang yang mampu untuk menerima diri
sendiri, biasanya adalah orang yang juga mampu untuk menerima orang
lain apa adanya. Tidak memaksakan orang lain untuk melakukan yang
diminta, menghargai usaha orang lain, bersikap hormat, tidak dikendalikan
oleh ambisi yang tidak realistis, tidak terlalu banyak mengeluh, tidak
mudah tersinggung, belajar mengendalikan kemarahan dengan benar,
tidak terobsesi oleh masa lampau, serta tidak menuntut orang lain untuk
memenuhi semua kebutuhannya.
Coba periksa diri anda sendiri. Apakah anda menjawab “YA” untuk
setiap kondisi berikut di bawah ini (“Seni Mengasihi Diri Sendiri”, Cecil G.
Osborne, 2001) Semakin banyak anda menjawab “YA” untuk kondisi
berikut ini, berarti anda belum memiliki penerimaan diri sendiri yang baik.
9. Membaca
Membaca buku-buku pengembangan diri, karena pengembangan diri
adalah proses seumur hidup.
Merubah pola pikir adalah merubah sudut pandang anda terhadap sekitar
anda,dan terhadap diri anda sendiri.Tepatnya selalu berpikir positif
terhadap orang lain,serta percaya diri.Pikiran positif juga baik untuk
kesehatan.Banyak orang memiliki gangguan kesehatan yang disebabkan
dari pikiran yang kacau.
Manusia cendrung melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya setiap kali
dipertemukan oleh sebuah masalah. Dikarenakan pola pikir mereka yang
masih mengaggapkeputusan yang mereka ambil pantas untuk
dilakukan.Untuk itu rubah cara pandang hidup kita dari sekarang, kita
hidup di dunia ini tentu punya harapan dan tujuan kelak. Kita harus bisa
mengintrospeksi diri kita sendiri, introspeksi diri yang meliputi mentalitas,
percaya diri, dan menghargai diri sendiri.
Faktor-faktor penentu bagaimana kita dapat merubah pola pikir kita yaitu
pertama dari dalam diri kita sendiri.Kita harus membiasakan diri untuk
bergaul dengan orang-orang yang pemikirannya lebih maju,sehingga kita
bisa belajar lebih banyak kepada mereka.Selain itu di zaman yang canggih
sekarang ini kita mampu mendapatkan informasi secara cepat,perbanyak
pengetahuan juga dapat membantu proses perubahan pola pikir anda.
Dengan merubah pola pikir , kemungkinan besar masyarakat akan lebih
bisa berpikir secara positif, berfikir maju dan lebih bisa memahami suatu
permasalahan, bahkan bisa menyelesaikan masalah yang sedang di
hadapinya dengan tenang dan berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Jadikan masa lalu sebagai pembelajaran, Jalani kehidupan sekarang
menjadi lebih baik , dan Raih masa depan cerah.
Kita tahu bahwa orang sukses rata-rata mempunyai pola pikir yang
berbeda dengan yang lainnya. Jika orang lain mempunyai pola pikir
karyawan, yang dimana mereka berpikir harus kerja seumur hidupnya,
Namun orang sukses berpikir bisa menjadi bos bagi bisnis/ perusahaannya
sendiri. Ingat! Sukses itu tidak memandang apa latar belakang, darimana
asalnya, namun dari kemauan dan kegigihannya. Ini semua disebut dengan
Mindset.
Arti Mindset sendiri adalah sebuah pola pikir atau kebiasaan berpikir. Nah
dari kebiasaan berpikir inilah akan membentuk sebuah pola, dimana pola
ini masuk ke alam bawah sadar dan mempengaruhi Action seseorang.
Pola Pikir yang Positif
Carol Dwek, Profesor Psikologi Lewis dan Virginia Eaton di Universitas
Stanford. Dweck dikenal karena karyanya tentang sifat psikologis pola pikir
pertumbuhan. Dia lulus dari Barnard College pada tahun 1967 dan meraih
gelar PhD dari Universitas Yale pada tahun 1972.
Ia mengkatagorikan ada dua tipe orang ditinjau dari cara orang berpikir,
yaitu growth mindset dan fixed mindset.
Growth mindset
Growth Mindset Merupakan tipikal orang yang tidak mudah menyerah.
Mereka yang berada dalam katagori ini condong berpikir positif tentang
kemampuan mereka dan mampu memperbaiki diri dengan melihat sisi
kelemahannya dalam segala hal. Kebanyakan orang dengan cara berpikir
growth mindset percaya bahwa kemampuan seseorang itu adalah dinamis
dan bisa diperbaiki dengan usaha yang baik. Sebagai contoh, mereka yang
tergolong dalam growth mindset ketika mengalamj kegagalan akan
kembali mencoba dan belajar dari kesalahan atas kegagalannya. Motivasi
mereka akan muncul karena tingkat kepercayaan akan kemampuan
mereka selalu mengarah ke sisi positif.
Fixed Mindset
Fixed Mindset adalah tipikal orang yang gampang menyerah dan condong
menyalahkan kelemahan dalam diri mereka. Orang-orang seperti ini selalu
melihat sisi negatif dalam diri mereka dan menganggap kegagalan sebagai
akhir dari segalanya. Mereka yang tergolong dalam fixed mindset condong
berpikir negatif jika mengalami kegagalan dalam segala hal dan mudah
putus asa tanpa mau mencoba kembali serta menyalahkan takdir. Mereka
menganggap kegagalan adalah akhir dari segalanya dan tidak bisa
diperbaiki karena bagi mereka kemampuan seseorang selalu statis dan
tidak bisa dirubah.
Disini kita bisa tau bahwa ciri-ciri orang sukses itu bisa dilihat dari pola
pikirnya, mereka selalu berpikir positif, tidak mudah menyerah, mau
merubah kehidupannya menjadi lebih baik, bukan menjadi bayangan hitam
putih, tetapi menjadi warna bagi kehidupannya sendiri maupun orang lain.
Cara Mengubah Pola Pikir Agar Positif
Dalam mengubah pola pikir/ mindset supaya positif, ada beberapa hal yang
bisa anda pelajari, diantaranya :
A. Pelajarilah pikiran-pikiran negatif Anda.
Riset menunjukkan bahwa jurnal rasa syukur itu lebih efektif saat
diisi dengan beberapa kejadian yang dijabarkan secara mendalam, alih-alih
dalam jumlah banyak tetapi tidak mendalam. Luangkan beberapa menit
untuk mengenang kembali dan bersyukur dengan adanya momen-momen
yang Anda tuliskan ini.
Jurnal rasa syukur bisa membantu Anda mengingat hal-hal positif
dalam hidup.
Coba bayangkan diri Anda dalam keadaan lebih sukses dan bayangkan
situasi ini dengan sedetail mungkin. Singkirkan jauh-jauh pikiran seperti
“Aku pasti tidak bisa melakukannya.” Alih-alih, cobalah untuk berfokus
pada bagaimana Anda bisa mengerjakan sesuatu dengan baik: “Aku bisa
menyelesaikan proyek ini. Aku tidak akan meminta banyak bantuan dan
sanggup menyelesaikannya dengan baik.”
Saat Anda berjuang untuk percaya diri dengan aktivitas dan sudut
pandang Anda, kemungkinan untuk mencapai tujuan Anda pun menjadi
semakin besar.
Kita hidup tidak terpisahkan dari orang lain. Keluarga, sahabat, rekan
kerja, atau anggota masyarakat lain merupakan bagian tidak terpisahkan
dari hidup kita sehari-hari.
Mungkin tidak sedikit dari kita yang memiliki teman facebook diatas 5.000
orang, tapi apakah kita benar-benar menjalin komunikasi dengan mereka
semua? Jangan-jangan ada banyak dari list teman facebook kita itu yang
justru sering berkonflik dengan diri kita. Kuantitas teman kita banyak, tapi
kualitasnya justru sebaliknya.
Seolah-olah dua pemain itu adalah sanak keluarga mereka sendiri yang
dengan begitu gigihnya dibela. Lebih aneh lagi ketika saya menjumpai
komentar sinis seseorang terhadap status vlog publik figur saat
melakukan review kuliner, yang pada akhirnya berujung pada makian
antarpribadi.
Meskipun sudah ada aturan yang jelas yang mengatur pergaulan di sosial
media seperti UU ITE, toh ternyata masih banyak saja sikap sinis,
menghujat, kritik pedas, dan lain sebagainya. Masalahnya bukan pada
perkembangan teknologinya, bukan karena keberadaan media sosialnya,
tapi karena kita sebagai pengguna yang melupakan etika penting
pergaulan.
Dalam buku How to Win Friends & Influence People, Dale Carnagie
menyebutkan setiap orang akan senantiasa memberikan perlindungan
terhadap dirinya sendiri tatkala disudutkan atau disalahkan oleh orang
lain.
Apabila kita ingin merangkul orang lain untuk bergabung dan menjadi
bagian tim pendukung kita, maka memenangkan hatinya adalah cara yang
paling mujarab. Jika ingin membaur dengan baik di media sosial dan
memiliki interaksi yang baik dengan orang banyak, maka kita harus
menjauhi sikap sinis atau tindakan-tindakan lain yang berpotensi
menciptakan ketersinggungan kepada orang lain.
Terkadang kita harus melihat sesuatu dari kacamata orang lain, dan
merasakan bagaimana seandainya kita berada diposisinya. Ada hal-hal
yang kita pandang remeh tapi belum tentu demikian menurut orang lain.
Budaya yang membentuk kepribadian setiap orang yang berbeda-beda
tentu memberikan efek yang berbeda pula.
Jika sukses dan bahagia adalah tujuan Anda, fokus pada tujuan adalah
jawabannya. Fokus memberi dampak luar biasa baik dalam karir, bisnis
maupun kehidupan sehari-hari kita.
–
Riset Harvard menunjukkan hasil pelacakan perasaan pada dari 2.220
pengguna aplikasi iPhone di seluruh dunia. Bahwa 47% merasa tidak
fokus pada apa yang mereka lakukan serta merasa kebahagiaannya
rendah.
–
Alex Korb, seorang peneliti postdoctoral Neuro Science UCLA University
dan penulis The Upward Spiral menyampaikan bahwa fokus pada tujuan
jangka panjang membuat kita merasa termotivasi serta hidup lebih baik.
–
Fokus pada tujuan membuat diri kita termotivasi untuk selalu gigih
pantang menyerah dan berusaha mewujudkannya. Merasa bahagia setiap
kali bertindaknyata karena percaya dan yakin menuju ke arah yang kita
inginkan.
–
Fokus pada tujuan, 5 dampak utama yang kita rasakan.
–
Pertama, memusatkan hati dan pikiran kita ke arah yang kita inginkan.
Mendorong kita berpikir dan bertindak sekuat tenaga, berupaya
mewujudkannya. Menyatukan mata, hati dan pikiran menjadi sebuah
cahaya yang menyinari setiap langkah kita menuju sebuah tempat yang
benar-benar kita inginkan.
Karena itulah, segala sesuatu dalam bentuk sikap dan sifat yang akan
memperkuat dan memantapkan persaudaraan harus dijaga dan dipelihara,
untuk segala bentuk sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwah harus
dihilangkan. Agar hubungan ukhuwah islamiyah itu tetap terjaga dengan
baik, salah satu sifat positif yang harus di lakukan adalah husnuzh zhan
atau berbaik sangka.
Karena itulah, jika kita mendengar hal-hal yang buruk terhadap saudara
sesama muslim sebaiknya kita tabayyun (pengecekan) terlebih dahulu
sebelum mempercayai apalagi meresponnya secara negatif. Allah SWT,
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(QS. Al-Hujurat Ayat 6)
Ketiga, selalu merasa bahagia atas kemajuan yang dicapai oleh orang lain,
walaupun kita sendiri belum bisa mencapainya. Hal ini memiliki arti yang
sangat penting, dengan demikian jiwa kita akan menjadi tenang dan
terhindar dari iri hati yang bisa berkembang pada dosa-dosa bari sebagai
kelanjutannya.
Berburuk sangka adalah hal yang jelas-jelas dosa, karena disamping kita
tanpa dasar yang jelas sudah menganggap orang lain itu tidak baik,
berusaha menyelidiki atau mencari-cari kejelekan orang lain. Hal ini
membuat kita melakukan dan mengungkapkan segala sesuatu yang buruk
tentang orang lain. Alla SWT, berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari
prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujurat Ayat 12)
2. Dusta yang Besar
Berburuk sangka akan menjadikan kita menjadi rugi, karena apa yang kita
utarakan merupakan suatu dusta yang sebesar-besarnya. Hal ini
disabdakan oleh Rasulullah SAW “Jauhilah prasangka itu, sebab prasangka
itu pembicaraan yang paling dusta.” (HR. Muttafaqun alaihi)
Berburuk sangka kepada orang lain tidak hanya akan mengakibatkan pada
penilaian dosa dan dusta yang besar, namun juga akan berakibat
munculnya sifat-sifat buruk lainnya yang sangat berbahaya, baik dalam
perkembangan pribadi maupun hubungan kepada orang lain. Sifat-sifat
yang akan muncul antara lain yaitu ghibah, kebencian, hasad, menjauhi
hubungan dengan orang lain dan lain-lain.
Pikiran negatif biasanya datang dari pengalaman pahit dalam hidup yang
akhirnya membuat kita berpikir, alangkah sengsaranya hidupku?,
bagaimana mungkin hal ini terjadi padaku? Mengapa Tuhan memberi
cobaan berat seperti ini?.Dan selusin persoalan lainnya yang berputar
pada hal yang sama, yaitu mengasihani diri sendiri.
Oleh sebab itu, memilih teman yang tepat dalam pergaulan dan sebisa
mungkin menjauh dari perilaku negatif dari teman dapat membantu Anda
menjauhi pikiran negatif.
Hang out dengan teman yang selalu berpikir positif akan secara tidak
langsung membawa energi optimis mereka kepada Anda. Jadi, selektif
memilih teman itu perlu, pilihlah teman yang hanya mendatangkan
kebaikan bagi Anda. Ini merupakan salah satu cara menghilangkan
pikiran negatif.
4. Buat Jurnal/Diary
Buatlah catatan jurnal atau buku harian. Tuliskan pikiran negatif yang
sering menghantui Anda, hal apapun yang terjadi yang Anda alami,
bagaimana reaksi Anda terhadapnya dan apa yang Anda lakukan. Dengan
menulis beberapa pikiran negatif ini dapat membantu Anda
mengidentifikasi pemicunya.
Selalu ingatkan diri Anda bahwa apa yang ada di kepala Anda akan tetap
ada di kepala Anda. Ini hanya pikiran, bukan fakta. Pikiran negatif itu
hanyalah produk dari pikiran imajinatif (khayalan) yang tanpa disadari
telah Anda latih untuk membuat semakin pesimis. Alih-alih mengatakan
"Saya orang bodoh", katakan "Saya pikir saya kurang pandai".
Dengan cara ini, Anda dapat memprogram ulang pikiran Anda untuk
mulai memunculkan kembali pikiran bahagia dan positif demi menghindari
pemikiran yang menghancurkan kedamaian batin Anda. Karena bahagia
itu kita yang ciptakan, bukan orang lain.
6. Kenali Dari Mana Asalnya
Jangan mudah menyerah ketika pikiran negatif datang, bila Anda selalu
menuruti hanya akan membuat Anda semakin pesimis terhadap hidup.
Anda akan mulai meragukan kemampuan sendiri, meremehkan diri
sendiri, dan pada akhirnya memilih untuk lari dari masalah ketimbang
menyelesaikannya. Jadi, tantang diri Anda dan lakukan hal yang berbeda
dengan percaya diri.
Ekspresikan diri Anda seperti yang Anda mau, yang membuat Anda
nyaman, yang membuat Anda menjadi diri sendiri bukan orang lain.
Selama itu baik dan tidak mengganggu orang lain it's oke. Ketika pikiran
negatif menyerang, coba pikirkan sesuatu yang lucu, sesuatu yang
membuat Anda terhibur dan tertawa.
Rasakan setelah itu Anda mungkin akan merasa lebih baik, daripada
hanya mengasihani betapa malang nya Anda dan tidak menghasilkan
apa-apa.
Penyebab Pikiran Negative
1. Program dan riwayat masa lalu
Cara sesorang dibesarkan merupakan hal yang paling berpengaruh dalam
cara berpikir seseorang tersebut. Bila seseorang dibesarkan dengan
orangtua yang selalu melarang, didalam pikiran seseorang tersebut akan
tertanam ketakutan dan keraguan, seseorang tersebut akan menjadi anak
yang tidak berani mencoba karena orangtuanya selalu menanamkan
pikiran pada suatu hal adalah berbahaya atau tidak berguna. Bila orangtua
selalu mengatakan hal-hal yang pesimitis, di dalam pikiran anak akan
tertanam rasa pesimis, akibatnya anak akan tumbuh besar menjadi
seseorang yang kurang memiliki rasa percaya diri.
3. Rutinitas negative
Karena berlangsung setiap hari, banyak orang yang tidak menyadari
rutinitas negatif yang mereka lakukan. Rutinitas negatif bisa membawa
seseorang pada ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan dalam menjalani
hidup. Sebut saja seseorang yang melakukan pekerjaan dalam waktu lama
akan merasa menjadi pekerjaan yang tidak bermakna baginya sehingga
merasa kehidupannya hambar dan berahkir pada kesedihan dan
mengalihkan pada suatu rutinitas yang dianggapnya lebih aman seperti
rutinitas melihat televisi yang memunculkan pikiran negatif seperti malas,
pesimis, ragu, atau takut mencoba hal-hal baru di luar dan merasa memilih
menonton televisi karena dianggapnya lebih aman.
4. Pengaruh Internal
Banyak orang yang dengan mudah menghakimi diri sendiri dengan
pendapat-pendapat negatif. Contohnya wanita merasa dirinya tidak cantik
atau merasakan kekurangan pada bagian tubuh tertentu. Hal ini
melemahkan kepercayaan diri mereka bahkan mampu membuat mereka
mengasingkan diri. Bisa dikatakan bahwa orang yang paling menderita
ialah orang yang tidak dapat menerima dirinya sendiri. Kesulitan ini
memudahkan seseorang untuk berpikir negatif seperti minder, ragu-ragu,
cemas, takut, pesimis, berprasangka buruk, mudah mengeluh dan lain-
lainnya (Elfiky, 2011).
5. Pengaruh Eksternal
Orang terdekat (orangtua, saudara, keluarga, guru, dan teman), tayangan
media merupakan faktor-faktor dari luar individu yang dapat
mempengaruhi pikiran seseorang menjadi positif maupun negatif. Misalnya
seseorang yang terbiasa sering ditertawakan atau dipermalukan dalam
melakukan suatu hal dalam lingkungan sekitarnya maka kecenderungan
orang tersebut akan menjadi pesimis.