Anda di halaman 1dari 28

TUGAS ETIK UMB

PIKIRAN POSITI DAN PIKIRAN NEGATIF

Dosen

Sakdun, S.Ag, M.Pd

Disusun Oleh

Lerwixs Sunjaya Debataraja


41118110064

Universitas Mercu Buana


Fakultas Teknik
Teknik Sipil
2018/2019
Berpikir Positif

Berpikir positif dapat digambarkan sebagai suati cara berpikir yang lebih
menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif, balik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi. Dimana pikiran positif
dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau karakter dari
seseorang. Hal ini berarti bahwa kita bisa menjadi pribadi yang matang,
lebih berani menghadapi tantangan dan melakukan hal-hal yang hebat.
Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti karena keterbatasan atau
kelemahan kita, namun pikiran positif justru akan membuat kita mencari
kekuatan kita hari demi hari.

Sikap dan kebiasaan positif yang manusia ciptakan dengan atau tanpa
disadari akan memberikan energi untuk mengerjakan semua kegiatan
secara fokus. Beberapa penelitian ilmiah sudah membuktikan bahwa
berpikir positif dapat memberikan dampak baik pada seseorang. Seperti
lebih percaya diri, memperbaiki suasana hati, hingga mengurangi risiko
hipertensi, depresi, stres dan sebagainya.

7 cara untuk selalu berpikir POSITIF adalah

1. Menerima Diri Sendiri


Menerima Diri Sendiri Suatu sikap memandang, melihat sebagaimana
adanya dan menerima secara baik disertai rasa percaya diri dan bangga,
sambil terus berusaha demi kemajuan dirinya, dapat dikatakan adalah
pengertian menerima diri sendiri. Mencintai diri sendiri, keluarga,
lingkungan, dan atribut dalam hidup ini memang susah-susah, gampang.
Coba perhatikan, berapa banyakkah orang memutuskan untuk menjadi
trendsetter atau follower.

Sebenarnya nggak ada masalah, mau menjadi trendsetter atau


follower, karena ternyata ada sebagian orang yang memandang bahwa
hidup ini adalah proses, ada juga yang memandang bahwa hidup haruslah
“result oriented”, hasil harus real, nyata dan ada juga yang
menggabungkan keduanya. Sepertinya tidak ada yang salah dengan
pilihan-pilihan itu, bukankah inilah yang membuat cerita hidup jadi makin
seru. Apapun pilihannya, semoga pilihan itu selalu mendekatkan kita pada
sang pencipta.
Lalu apa hubungannya dengan mencintai diri sendiri? Mencintai diri
sendiri di sini sebenarnya lebih dimaksudkan kepada penerimaan atas diri
sendiri, atas keadaan/kondisi, strenght and weakness, begitupun juga
kejadian dan sejarah dalam hidup. Kita sebut saja self \acceptance ya.
Harapannya, dengan menerima diri kita sendiri sepenuhnya kita bisa selalu
bersyukur Sang Pencipta. Begitu luar biasanya perjalan hidup kita, sejak
dari kandungan bunda hingga saat ini. Begitu Maha Pemurahnya Tuhan,
kita tidak dikasih PR, besok bangun pagi kalau mau nafas, harus beli
oksigen di mana, juga sewaktu kita masih dikandungan, food supply selalu
siap,
1 X 24 jam nonstop. Cerita hidup yang jatuh bangun seharusnyalah
menjadi penyemangat pagi untuk lebih baik setiap harinya.

Menerima diri sendiri akan menjadi obat buat yang kurang percaya
diri, karena tahu bahwa setiap manusia punya strenght and weakness, itu
juga berlaku buat dirinya sendiri. Menerima diri sendiri juga akan
membuatnya bersahabat baik dengan dirinya sendiri, sehingga tidak perlu
extra tenaga untuk “berperang” dengan diri sendiri karena merasa tidak
pernah puas atas dirinya, atas hidupnya. Padahal masa lalu adalah sejarah.
Berapa banyak diantara kita yang tiba-tiba jadi ahli sejarah? Kita muter-
muter aja dengan sejarah masa lalu kita, seperti gasing yang diputer. Habis
energi terkuras mikir yang mubazir. Padahal sejarah itu hari kemarin. Ada
hari ini agar bisa lebih baik dari kemarin. Bukankah hidup bahagia sangat
tergantung dari sudut mana kita memandang hidup itu sendiri? Seberapa
besar usaha kita untuk mensyukirinya.

Ingatkah Anda ketika remaja, berkaca di depan cermin,


mengomentari diri sendiri dengan nada tidak puas. Setiap lekuk wajah,
bentuk mata, ukuran hidung, bibir, jerawat di pipi, rasanya semua
mengecewakan. Dan hari itu setelah selesai berkaca, rasanya kaki terasa
berat untuk melangkah karena merasa tidak percaya diri, tidak PD dengan
kondisi fisik yang dimiliki. Tidak bisa menerima kondisi diri seperti itu.
Mungkin saat ini pun Anda masih sering mencela atau mengkritik diri
sendiri dengan nada tidak puas. Setiap pekerjaan rasanya tidak ada yang
bagus, tidak ada yang baik, akhirnya penilaian terhadap diri sendiri menjadi
buruk, penerimaan diri sendiri pun menjadi negatif. Akhirnya anda juga
sering mencela atau mengkritik orang lain. Pujian menjadi hal yang
“mahal” untuk diucapkan kepada orang lain.

Mengapa seseorang sulit menerima dirinya sendiri ? Tidak pernah


puas dengan apa yang diperoleh dan dimilikinya ? Tidak pernah
menghargai usahanya sendiri bahkan usaha orang lain ? Banyak
kemungkinan yang menyebabkan seseorang sulit untuk menerima diri
sendiri. Barangkali anda berasal dari keluarga dimana orang tua lebih
sering mengkritik anak-anaknya ketimbang memuji. Anda tumbuh menjadi
orang yang tidak terbiasa untuk cepat puas, selalu merasa kurang, dan
akhirnya sulit untuk menerima diri sendiri bila ada kekurangan di
dalamnya. Apa pun kondisi anda di masa lalu, saat ini sebagai seseorang
yang ingin maju dan berkembang, anda dituntut untuk dapat menerima diri
sendiri.

Orang yang sehat mental adalah orang yang mau menerima kondisi
dirinya sendiri dengan bahagia. Orang yang mampu untuk menerima diri
sendiri, biasanya adalah orang yang juga mampu untuk menerima orang
lain apa adanya. Tidak memaksakan orang lain untuk melakukan yang
diminta, menghargai usaha orang lain, bersikap hormat, tidak dikendalikan
oleh ambisi yang tidak realistis, tidak terlalu banyak mengeluh, tidak
mudah tersinggung, belajar mengendalikan kemarahan dengan benar,
tidak terobsesi oleh masa lampau, serta tidak menuntut orang lain untuk
memenuhi semua kebutuhannya.

Coba periksa diri anda sendiri. Apakah anda menjawab “YA” untuk
setiap kondisi berikut di bawah ini (“Seni Mengasihi Diri Sendiri”, Cecil G.
Osborne, 2001) Semakin banyak anda menjawab “YA” untuk kondisi
berikut ini, berarti anda belum memiliki penerimaan diri sendiri yang baik.

1. Apakah Anda dinilai terlalu sensitif oleh teman-teman atau keluarga?


2. Apakah Anda suka berbantah?
3. Apakah Anda suka mengecam?
4. Apakah Anda tidak toleran terhadap orang lain? Terhadap ide-ide
mereka?
5. Apakah Anda termasuk orang yang sangat mudah marah?
6. Apakah Anda sulit memberi maaf?
7. Apakah Anda cemburu buta?
8. Apakah Anda pendengar yang tidak baik?
9. Apakah Anda materialistis secara berlebihan? Takut miskin?
10. Apakah Anda sangat terpukau pada titel, gelar, kehormatan, dan
pangkat?
11. Apakah Anda orang yang tidak mau kalah?
12. Apakah Anda sulit menerima pujian?
Ada sebuah illustrasi. Seorang turis Amerika sedang mengunjungi
sebuah puri kuno di Inggris bersama rombongan tur. Puri kuno tersebut
memiliki hamparan rumput yang sangat luas dan sangat indah. Turis
Amerika ini sedang mengagumi hamparan rumput tersebut. Kemudian ia
menghampiri kepala kebun puri yang sedang bekerja di dekat situ. Ia
bertanya kepada kepala kebun tersebut, “Bagaimana caranya kalian
membuat hamparan rumput sebagus dan seindah ini? Saya sangat
mengagumi hamparan rumput yang hijau dan elok ini.” Jawab si kepala
kebun, “Ah Pak, biasa saja. Kami hanya menanam bibit rumput yang
terbaik, memberi pupuk, menyiramnya, serta merawatnya selama 500
tahun...”

Menerima diri sendiri merupakan suatu proses yang harus


diusahakan atau diperjuangkan. Butuh kerja keras untuk menerima diri apa
adanya. Tujuannya adalah supaya memiliki pertumbuhan mental yang
baik, mampu menerima orang lain apa adanya, menjalin relasi
interpersonal yang lebih baik, serta dapat menikmati hidup. Bagaimana
untuk bisa menerima diri sendiri.

Cara Menerima Diri Sendiri, Diharapkan Anda juga berusaha untuk


mengembangkan cara-cara untuk menerima diri sendiri.

1. Gunakan kacamata paradigma baru


Mulailah untuk memandang diri sendiri secara berbeda. Tidak lagi cepat
menilai negatif pada diri sendiri. Beri kesempatan pada diri sendiri bahwa
Anda layak untuk dihargai. Fokuskan diri pada sisi positif dan negatif secara
berimbang

2. Tetapkan standar atau target yang realistis


Ada kalanya seseorang sulit untuk menerima diri sendiri karena
kegagalan untuk meraih target atau standar yang ditetapkannya sendiri.
Perlu dicermati, target atau standar yang ditetapkan itu terkadang tidak
realistis, terlalu muluk-muluk sehingga sangat sulit untuk dicapai. Untuk
orang-orang yang menaruh penghargaan diri sendiri berdasarkan prestasi
semata, hal ini bisa sangat meruntuhkan rasa percaya diri. Tetapkanlah
standar atau target yang realistis. Bila tidak tercapai, janganlah terlalu
“down” atau merasa sangat kecewa hingga tidak memberi kesempatan
pada diri sendiri untuk mencoba lagi.

3. Lakukan sesuatu yang membuat Anda lebih menyukai diri Anda


Berikanlah kasih, pertolongan, dukungan, perhatian, maaf, pengertian,
uang, sehelai surat sederhana, atau apa pun kepada teman atau orang lain
yang anda rasa perlu.

4. Beri pujian pada orang lain dan diri sendiri


Dengan melakukan hal ini anda akan menghargai diri anda sendiri dan
juga orang lain.

5. Gunakan kata-kata yang positif pada diri sendiri


Misalnya ketika anda diserahkan tanggung jawab untuk mengerjakan
proyek tertentu, katakan pada diri sendiri bahwa, ”Saya mampu dan bisa
mengerjakan tugas ini dengan baik.

6. Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki


Orang yang bersyukur dengan keberadaan dirinya biasanya lebih mudah
untuk menerima dirinya sendiri. Ia juga tidak mudah untuk marah, tidak
mudah tersinggung, dan mampu memberi bagi orang lain.

7. Galilah Potensi Diri


Menggali potensi diri, dengan cara selalu belajar, meningkatkan
kemampuan diri dan memanfaatkan kesempatam-kesempatan serta
peluang-peluang yang ada.
8. Luangkanlah waktu bersama dengan orang lain
Dalam hal ini dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam hal-hal yang
positif.

9. Membaca
Membaca buku-buku pengembangan diri, karena pengembangan diri
adalah proses seumur hidup.

”Selalu ada kesempatan untuk orang yang mau merubah dirinya”

2. Meneladani orang-orang yang sukses

Setiap orang besar, terkenal, sukses, memiliki satu kesamaan. Mereka


menerapkan pikiran, perasaan, keyakinan, dan sikap positif dalam
kehidupan mereka. Dengan mempelajari, kemudian meneladani cara-cara
sukses orang yang telah terlebih dahulu sukses, kita akan lebih mudah
mempraktekannya. Mangapa? Karena kita telah memiliki role model,
panutan, atau petunjuk untuk melakukannya.

3. Mengubah Cara Pandang/Pola Pikir

Merubah pola pikir adalah merubah sudut pandang anda terhadap sekitar
anda,dan terhadap diri anda sendiri.Tepatnya selalu berpikir positif
terhadap orang lain,serta percaya diri.Pikiran positif juga baik untuk
kesehatan.Banyak orang memiliki gangguan kesehatan yang disebabkan
dari pikiran yang kacau.
Manusia cendrung melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya setiap kali
dipertemukan oleh sebuah masalah. Dikarenakan pola pikir mereka yang
masih mengaggapkeputusan yang mereka ambil pantas untuk
dilakukan.Untuk itu rubah cara pandang hidup kita dari sekarang, kita
hidup di dunia ini tentu punya harapan dan tujuan kelak. Kita harus bisa
mengintrospeksi diri kita sendiri, introspeksi diri yang meliputi mentalitas,
percaya diri, dan menghargai diri sendiri.
Faktor-faktor penentu bagaimana kita dapat merubah pola pikir kita yaitu
pertama dari dalam diri kita sendiri.Kita harus membiasakan diri untuk
bergaul dengan orang-orang yang pemikirannya lebih maju,sehingga kita
bisa belajar lebih banyak kepada mereka.Selain itu di zaman yang canggih
sekarang ini kita mampu mendapatkan informasi secara cepat,perbanyak
pengetahuan juga dapat membantu proses perubahan pola pikir anda.
Dengan merubah pola pikir , kemungkinan besar masyarakat akan lebih
bisa berpikir secara positif, berfikir maju dan lebih bisa memahami suatu
permasalahan, bahkan bisa menyelesaikan masalah yang sedang di
hadapinya dengan tenang dan berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Jadikan masa lalu sebagai pembelajaran, Jalani kehidupan sekarang
menjadi lebih baik , dan Raih masa depan cerah.
Kita tahu bahwa orang sukses rata-rata mempunyai pola pikir yang
berbeda dengan yang lainnya. Jika orang lain mempunyai pola pikir
karyawan, yang dimana mereka berpikir harus kerja seumur hidupnya,
Namun orang sukses berpikir bisa menjadi bos bagi bisnis/ perusahaannya
sendiri. Ingat! Sukses itu tidak memandang apa latar belakang, darimana
asalnya, namun dari kemauan dan kegigihannya. Ini semua disebut dengan
Mindset.
Arti Mindset sendiri adalah sebuah pola pikir atau kebiasaan berpikir. Nah
dari kebiasaan berpikir inilah akan membentuk sebuah pola, dimana pola
ini masuk ke alam bawah sadar dan mempengaruhi Action seseorang.
Pola Pikir yang Positif
Carol Dwek, Profesor Psikologi Lewis dan Virginia Eaton di Universitas
Stanford. Dweck dikenal karena karyanya tentang sifat psikologis pola pikir
pertumbuhan. Dia lulus dari Barnard College pada tahun 1967 dan meraih
gelar PhD dari Universitas Yale pada tahun 1972.
Ia mengkatagorikan ada dua tipe orang ditinjau dari cara orang berpikir,
yaitu growth mindset dan fixed mindset.
Growth mindset
Growth Mindset Merupakan tipikal orang yang tidak mudah menyerah.
Mereka yang berada dalam katagori ini condong berpikir positif tentang
kemampuan mereka dan mampu memperbaiki diri dengan melihat sisi
kelemahannya dalam segala hal. Kebanyakan orang dengan cara berpikir
growth mindset percaya bahwa kemampuan seseorang itu adalah dinamis
dan bisa diperbaiki dengan usaha yang baik. Sebagai contoh, mereka yang
tergolong dalam growth mindset ketika mengalamj kegagalan akan
kembali mencoba dan belajar dari kesalahan atas kegagalannya. Motivasi
mereka akan muncul karena tingkat kepercayaan akan kemampuan
mereka selalu mengarah ke sisi positif.
Fixed Mindset

Fixed Mindset adalah tipikal orang yang gampang menyerah dan condong
menyalahkan kelemahan dalam diri mereka. Orang-orang seperti ini selalu
melihat sisi negatif dalam diri mereka dan menganggap kegagalan sebagai
akhir dari segalanya. Mereka yang tergolong dalam fixed mindset condong
berpikir negatif jika mengalami kegagalan dalam segala hal dan mudah
putus asa tanpa mau mencoba kembali serta menyalahkan takdir. Mereka
menganggap kegagalan adalah akhir dari segalanya dan tidak bisa
diperbaiki karena bagi mereka kemampuan seseorang selalu statis dan
tidak bisa dirubah.
Disini kita bisa tau bahwa ciri-ciri orang sukses itu bisa dilihat dari pola
pikirnya, mereka selalu berpikir positif, tidak mudah menyerah, mau
merubah kehidupannya menjadi lebih baik, bukan menjadi bayangan hitam
putih, tetapi menjadi warna bagi kehidupannya sendiri maupun orang lain.
Cara Mengubah Pola Pikir Agar Positif
Dalam mengubah pola pikir/ mindset supaya positif, ada beberapa hal yang
bisa anda pelajari, diantaranya :
A. Pelajarilah pikiran-pikiran negatif Anda.

Para praktisi terapi perilaku kognitif percaya bahwa kita memiliki


kemampuan untuk mengubah perilaku kita dengan mengubah cara pikir
kita. Pikiran merupakan katalis yang menuntun kita kepada tingkah laku.
Langkah pertama untuk mengendalikan pikiran adalah kesadaran.

B. Buat jurnal untuk mencatat perkembangan pikiran Anda.

Jika Anda kesulitan mengidentifikasi pikiran-pikiran negatif Anda, coba


untuk menuliskannya ke dalam jurnal. Dalam jurnal ini, jelaskan
bagaimana Anda memandang beberapa hal berbeda: diri Anda,
perkembangan Anda di sekolah, orang tua Anda, politik, lingkungan, dan
sebagainya.

 Ini akan memaksa Anda untuk memperhatikan suara yang penting di


dalam benak Anda dan mendengarkannya.

 Luangkan beberapa menit setiap hari untuk mengingat kapan Anda


memikirkan hal negatif.
C. Coba bungkamlah kritikan orang lain di dalam diri dan
fokuskan pikiran pada hal positif.

Saat Anda mendengar suara di dalam kepala Anda mengatakan sesuatu


yang negatif, cobalah untuk berhenti sejenak dan menggantikan pikiran
negatif itu dengan sesuatu yang positif.

 Contohnya, jika benak Anda terus berkata bagaimana Anda


membenci kepala sekolah Anda, Anda bisa berkata, “Pekerjaannya tidak
mudah dan dia berusaha sebaik mungkin.”

D. Membuat jurnal yang berisikan rasa bersyukur kepada Tuhan.

Catat kejadian-kejadian dalam hidup Anda yang Anda syukuri. Ekspresikan


perasaan ini dalam jurnal, surat, atau bentuk tulisan lainnya. Tulis
beberapa hal yang membuat Anda bersyukur. Coba untuk menulis dalam
jurnal ini beberapa kali seminggu.

 Riset menunjukkan bahwa jurnal rasa syukur itu lebih efektif saat
diisi dengan beberapa kejadian yang dijabarkan secara mendalam, alih-alih
dalam jumlah banyak tetapi tidak mendalam. Luangkan beberapa menit
untuk mengenang kembali dan bersyukur dengan adanya momen-momen
yang Anda tuliskan ini.
 Jurnal rasa syukur bisa membantu Anda mengingat hal-hal positif
dalam hidup.

E. Coba latihlah diri Anda untuk membayangkan hal dengan se-


positif mungkin.

Coba bayangkan diri Anda dalam keadaan lebih sukses dan bayangkan
situasi ini dengan sedetail mungkin. Singkirkan jauh-jauh pikiran seperti
“Aku pasti tidak bisa melakukannya.” Alih-alih, cobalah untuk berfokus
pada bagaimana Anda bisa mengerjakan sesuatu dengan baik: “Aku bisa
menyelesaikan proyek ini. Aku tidak akan meminta banyak bantuan dan
sanggup menyelesaikannya dengan baik.”

 Saat Anda berjuang untuk percaya diri dengan aktivitas dan sudut
pandang Anda, kemungkinan untuk mencapai tujuan Anda pun menjadi
semakin besar.

4. Melihat dari sudut pandang orang lain

Berinteraksi dengan orang lain merupakan konsekuensi sebagai mahluk


sosial. Dengan melihat masalah atau peristiwa dari sudut pandang orang
lain, kita memiliki alternatif lain. Cara pandang kita terhadap masalah lebih
beragam. Kita memiliki lebih banyak pilihan.

Kita hidup tidak terpisahkan dari orang lain. Keluarga, sahabat, rekan
kerja, atau anggota masyarakat lain merupakan bagian tidak terpisahkan
dari hidup kita sehari-hari.

Jalinan komunikasi, interaksi sosial, atau hubungan bisnis akan senantiasa


memerlukan keterlibatan orang lain di dalamnya. Semakin luas jejaring
yang kita bentuk, maka keuntungan yang kita peroleh akan semakin besar.
Tentunya dengan kualitas hubungan yang baik antara kita dengan mereka
semua.

Sebagaimana ada kata-kata bijak yang menyatakan bahwa, "Jangan terlalu


bangga dengan memiliki 1000 teman, karena itu terlalu sedikit. Jangan
merasa aman dengan memiliki 1 orang musuh, karena itu terlalu banyak."

Siapapun kita, sebaiknya memang menambah sebanyak


mungkin relasi dengan orang lain, jalinan pertemanan, atau
tali silaturrahmi yang baik dengan sesama manusia.
Memiliki rekanan yang banyak memang bisa dikatakan baik. Namun
alangkah lebih baik lagi apabila dibarengi dengan kualitas pertemanan yang
baik pula.

Mungkin tidak sedikit dari kita yang memiliki teman facebook diatas 5.000
orang, tapi apakah kita benar-benar menjalin komunikasi dengan mereka
semua? Jangan-jangan ada banyak dari list teman facebook kita itu yang
justru sering berkonflik dengan diri kita. Kuantitas teman kita banyak, tapi
kualitasnya justru sebaliknya.

Sejak media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan lain-lain


meningkat pesat kepopulerannya di masyarakat, semakin terlihat jelas pula
bahwa perbedaan pandangan antara satu orang dengan orang yang lain
seringkali berujung pada adu mulut, saling ejek, saling hina, hingga saling
lapor.

Dalam kasus pemberitaan ringan seperti bahasan tentang siapa pemain


sepak bola terbaik dunia antara Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo saja
sampai terjadi saling "serang" dan saling ejek di media sosial.

Seolah-olah dua pemain itu adalah sanak keluarga mereka sendiri yang
dengan begitu gigihnya dibela. Lebih aneh lagi ketika saya menjumpai
komentar sinis seseorang terhadap status vlog publik figur saat
melakukan review kuliner, yang pada akhirnya berujung pada makian
antarpribadi.

Ketiadaan perjumpaan secara langsung antar masing-masing pengguna


media sosial bisa jadi memberi andil terkait begitu mudahnya seseorang
menghujat, memaki, atau menyampaikan ketidaksukaannya kepada orang
lain.

Meskipun sudah ada aturan yang jelas yang mengatur pergaulan di sosial
media seperti UU ITE, toh ternyata masih banyak saja sikap sinis,
menghujat, kritik pedas, dan lain sebagainya. Masalahnya bukan pada
perkembangan teknologinya, bukan karena keberadaan media sosialnya,
tapi karena kita sebagai pengguna yang melupakan etika penting
pergaulan.

Dale Carnagie memberikan pengajaran yang luar biasa terkait bagaimana


seseorang itu sebaiknya bersikap kepada orang lain. Sebuah sikap yang
diharapkan nanti dikemudian hari akan memberikan konsekuensi positif
kepada diri masing-masing.

Dalam buku How to Win Friends & Influence People, Dale Carnagie
menyebutkan setiap orang akan senantiasa memberikan perlindungan
terhadap dirinya sendiri tatkala disudutkan atau disalahkan oleh orang
lain.

Setiap orang memiliki kecenderungan untuk bertindak defensif dalam


melindungi dirinya. Bahkan dalam buku tersebut dikatakan bahwa dari 100
kesalahan yang dilakukan oleh seseorang, hanya satu saja yang benar-
benar diakui oleh dirinya. Kita memiliki pembenaran masing-masing atas
apa yang kita perbuat.

Bahkan seorang kriminal sekalipun seringkali berargumen bahwa apa yang


dilakukannya itu untuk suatu kepentingan yang baik. Kita harus akui bahwa
setiap orang tidak suka disalahkan, dikritik, terlebih disudutkan. Sehingga,
jalinan komunikasi yang didalamnya masih mendewakan kritik, teguran,
dan terlebih memojokkan tidak akan memberikan konsekuensi perubahan
positif secara signifikan.

Apabila kita ingin merangkul orang lain untuk bergabung dan menjadi
bagian tim pendukung kita, maka memenangkan hatinya adalah cara yang
paling mujarab. Jika ingin membaur dengan baik di media sosial dan
memiliki interaksi yang baik dengan orang banyak, maka kita harus
menjauhi sikap sinis atau tindakan-tindakan lain yang berpotensi
menciptakan ketersinggungan kepada orang lain.

Apabila seorang atasan mendambakan bawahannya bisa bekerja sama baik


dengan dirinya, maka ia harus merubah pola komunikasi yang sebelumnya
memarahi, mengkritik, atau sejenisnya dengan pendekatan yang lebih
bersahabat. Setiap orang akan lebih senang ketika ia diingatkan secara
halus.

Jikalau mereka berbuat salah, seorang pemimpin yang bisa menempatkan


diri sebagaimana kondisi bawahannya itu akan lebih bijak nantinya dalam
bersikap. Cara mengingatkannya bukanlah melalui bentuk penghakiman
yang mempermalukan, melainkan tindakan bersahabat yang justru
membuat anggota timnya lebih terbuka dan lebih introspeksi terhadap apa
yang dilakukannya.

Terkadang kita harus melihat sesuatu dari kacamata orang lain, dan
merasakan bagaimana seandainya kita berada diposisinya. Ada hal-hal
yang kita pandang remeh tapi belum tentu demikian menurut orang lain.
Budaya yang membentuk kepribadian setiap orang yang berbeda-beda
tentu memberikan efek yang berbeda pula.

Cara berkomunikasi, inisiatif, atau kemampuan memutuskan sesuatu


mungkin akan berbeda-beda juga. Jika kita bijak untuk memahami hal ini,
maka seharusnya kita tidak akan langsung ceplas-ceplos dalam
berkomentar serta tidak terburu-buru dalam menilai sesuatu. Sebuah
tindakan yang terlihat buruk sekalipun mungkin sebenarnya tidak seburuk
yang terlihat.

5. Fokus pada tujuan

Setiap orang yang berpikiran positif hidup dengan cita-cita. Mereka


memiliki tujuan yang jelas dan yakin dengan tujuan yang ingin dicapai
tersebut.

Setiap orang yang berpikiran positif hidup dengan cita-cita. Mereka


memiliki tujuan yang jelas dan yakin dengan tujuan yang ingin dicapai
tersebut.

Jika sukses dan bahagia adalah tujuan Anda, fokus pada tujuan adalah
jawabannya. Fokus memberi dampak luar biasa baik dalam karir, bisnis
maupun kehidupan sehari-hari kita.

Riset Harvard menunjukkan hasil pelacakan perasaan pada dari 2.220
pengguna aplikasi iPhone di seluruh dunia. Bahwa 47% merasa tidak
fokus pada apa yang mereka lakukan serta merasa kebahagiaannya
rendah.

Alex Korb, seorang peneliti postdoctoral Neuro Science UCLA University
dan penulis The Upward Spiral menyampaikan bahwa fokus pada tujuan
jangka panjang membuat kita merasa termotivasi serta hidup lebih baik.

Fokus pada tujuan membuat diri kita termotivasi untuk selalu gigih
pantang menyerah dan berusaha mewujudkannya. Merasa bahagia setiap
kali bertindaknyata karena percaya dan yakin menuju ke arah yang kita
inginkan.

Fokus pada tujuan, 5 dampak utama yang kita rasakan.

Pertama, memusatkan hati dan pikiran kita ke arah yang kita inginkan.
Mendorong kita berpikir dan bertindak sekuat tenaga, berupaya
mewujudkannya. Menyatukan mata, hati dan pikiran menjadi sebuah
cahaya yang menyinari setiap langkah kita menuju sebuah tempat yang
benar-benar kita inginkan.

Kedua, memberi kita kekuatan untuk terus bertindaknyata. Menyusun


strateginya berikut langkah-langkah cerdasnya dengan cara yang
sederhana.

Ketiga, mendorong kita berusaha mencari solusi. Bukan mencari alasan


apalagi adu argumentasi yang hanya menguras energi.

Keempat, menguatkan kita untuk berani mengambil keputusan. Bukan
diam dalam keraguan, apalagi takut dan lari dari kenyataan.

Kelima, membangkitkan rasa percaya diri kita untuk terus berubah serta
melakukan perubahan.

Melihat 5 dampak utama di atas, membuat kita menyadari akan betapa
besar dampak fokus dalam kehidupan kita, karir yang kita
bangun maupun bisnis yang kita kembangkan selama ini.
6. Berbaik sangka

Membangun hubungan bain antara manusia satu dengan manusia lainnya


dan lebih khususnya muslim satu dengan muslim lainnya, adalah sesuatu
yang harus diperjuangkan dengan sebaik-baiknya. Karena di dalam Al-
qur’an Allah SWT, telah menggariskan bahwahi setiap mukmin itu
bersaudara (QS. Al-Hujurat Ayat 10).

Karena itulah, segala sesuatu dalam bentuk sikap dan sifat yang akan
memperkuat dan memantapkan persaudaraan harus dijaga dan dipelihara,
untuk segala bentuk sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwah harus
dihilangkan. Agar hubungan ukhuwah islamiyah itu tetap terjaga dengan
baik, salah satu sifat positif yang harus di lakukan adalah husnuzh zhan
atau berbaik sangka.

Karena itulah, jika kita mendengar hal-hal yang buruk terhadap saudara
sesama muslim sebaiknya kita tabayyun (pengecekan) terlebih dahulu
sebelum mempercayai apalagi meresponnya secara negatif. Allah SWT,
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(QS. Al-Hujurat Ayat 6)

Manfaat Berbaik Sangka


Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh seorang muslim jika ia memiliki
sifat husnuzh zhan kepada orang lain.

Pertama, hubungan persahabatan dan persaudaraan akan menjadi lebih


baik. Hal ini karena berbaik sangka dalam berhubungan antara sesama
mulsim akan menghindari terjadinya keretakan hubungan. Bahkan
keharmonisan hubungan akan semakin terasa karena tidak ada kendala-
kendala psikologis yang mengahambat hubungan itu.

Kedua, terhindar dari rasa penyesalan dalam berhubungan dengan sesama.


Karena buruk sangka terhadap orang lain akan membuat seseorang
menimpakan keburukan kepada orang lain tanpa bukti yang benar,
sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Q.S Al-Hujurat Ayat 6 di atas.

Ketiga, selalu merasa bahagia atas kemajuan yang dicapai oleh orang lain,
walaupun kita sendiri belum bisa mencapainya. Hal ini memiliki arti yang
sangat penting, dengan demikian jiwa kita akan menjadi tenang dan
terhindar dari iri hati yang bisa berkembang pada dosa-dosa bari sebagai
kelanjutannya.

Kerugian Berburuk Sangka

1. Mendapat Nilai Dosa

Berburuk sangka adalah hal yang jelas-jelas dosa, karena disamping kita
tanpa dasar yang jelas sudah menganggap orang lain itu tidak baik,
berusaha menyelidiki atau mencari-cari kejelekan orang lain. Hal ini
membuat kita melakukan dan mengungkapkan segala sesuatu yang buruk
tentang orang lain. Alla SWT, berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari
prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujurat Ayat 12)
2. Dusta yang Besar

Berburuk sangka akan menjadikan kita menjadi rugi, karena apa yang kita
utarakan merupakan suatu dusta yang sebesar-besarnya. Hal ini
disabdakan oleh Rasulullah SAW “Jauhilah prasangka itu, sebab prasangka
itu pembicaraan yang paling dusta.” (HR. Muttafaqun alaihi)

3. Menimbulkan Sifat Buruk

Berburuk sangka kepada orang lain tidak hanya akan mengakibatkan pada
penilaian dosa dan dusta yang besar, namun juga akan berakibat
munculnya sifat-sifat buruk lainnya yang sangat berbahaya, baik dalam
perkembangan pribadi maupun hubungan kepada orang lain. Sifat-sifat
yang akan muncul antara lain yaitu ghibah, kebencian, hasad, menjauhi
hubungan dengan orang lain dan lain-lain.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda,”Hendaklah kamu selalu


benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan
kebajikan membawa ke surga. Selama seseorang benar dan selalu memilih
kebenaran, dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah
terhadap dusta, sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan
kejahatan membawa kepada neraka. Selama seseorang dusta dan selalu
memilih dusta, dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR.
Bukhari)

7. Menjauhi dari hal-hal yang mendatangkan negative

Sebagian besar orang pasti pernah merasakan depresi, yaitu perasaan


putus asa, marah, menderita, merasa tidak bahagia, lelah, merasakan
gagal, sedih, semua jadi satu. Depresi adalah reaksi normal, ketika kita
merasa kecewa dalam hidup yang mengarah pada
timbulnya pikiran negatif. Pikiran negatif akan membuat kita percaya
kalau masalah itu ada, padahal tidak. Pikiran negatif akan menghentikan
langkah kita untuk maju. Bila Anda merasakan itu sekarang, segera
hentikan. Ingin tahu bagaimana cara menghilangkan pikiran negatif?

Pikiran negatif biasanya datang dari pengalaman pahit dalam hidup yang
akhirnya membuat kita berpikir, alangkah sengsaranya hidupku?,
bagaimana mungkin hal ini terjadi padaku? Mengapa Tuhan memberi
cobaan berat seperti ini?.Dan selusin persoalan lainnya yang berputar
pada hal yang sama, yaitu mengasihani diri sendiri.

Apakah Anda tidak bosan dengan pikiran negatif yang melintas


di kepala sepanjang hari? Anda ingin menyingkirkannya tapi tidak bisa.
Ini karena otak diprogram dengan pikiran negatif. Pemikiran negatif bisa
menghilangkan ketenangan pikiran kita, bisa membuat masalah yang
tidak pernah benar-benar ada seakan nyata. Pikiran negatif, jika tidak
dikendalikan, bisa menghilangkan kebahagiaan.

Cara Menghilangkan Pikiran Negatif

1. Bergaul atau Berteman dengan Orang yang Berpikir Positif

Bergaul dengan teman-teman yang memiliki pikiran positif akan


memudahkan kita dalam menghilangkan pikiran negatif.
Menurut penelitian, mahasiswa lebih cenderung meniru perilaku negatif
teman sekamar mereka, seperti rasa khawatir yang berlebihan dan terlalu
serius menghadapi segala sesuatu. Ini disebut ruminasi.

Oleh sebab itu, memilih teman yang tepat dalam pergaulan dan sebisa
mungkin menjauh dari perilaku negatif dari teman dapat membantu Anda
menjauhi pikiran negatif.

Hang out dengan teman yang selalu berpikir positif akan secara tidak
langsung membawa energi optimis mereka kepada Anda. Jadi, selektif
memilih teman itu perlu, pilihlah teman yang hanya mendatangkan
kebaikan bagi Anda. Ini merupakan salah satu cara menghilangkan
pikiran negatif.

2. Masukkan Pikiran Negatif ke Tempat Sampah

Menurut sebuah studi pada tahun 2012 di Ohio State University,


menuliskan pikiran negatif di selembar kertas dan membuangnya ke
tempat sampah efektif untuk menghilangkan pikiran negatif. Ini mungkin
akan terdengar konyol bahkan tak masuk akal, tapi percaya atau tidak
sebuah universitas di Amerika telah melakukan penelitian mengenai hal
ini. Tidak ada salahnya mencoba bukan?

3. Alihkan Pikiran ke Hal yang Positif

Ketika perasaan sudah mulai mengarah kepada pikiran negatif, memang


sulit untuk menghilangkannya, tapi berusahalah alihkan ke pikiran yang
positif. Dengan cara, berpikir dari perspektif atau sudut pandang lain.
Jangan memakai sudut pandang orang kebanyakan yang berpikir hanya
satu arah saja, bahwa hal itu negatif tanpa melihatnya dari sisi yang lain.
Mengapa kita harus melihat suatu masalah hanya dari timur saja,
sedangkan kita masih punya selatan, barat, dan utara?.

Mengalihkan pikiran adalah cara terbaik untuk melawan pikiran


negatif. Alih-alih memikirkan gelas itu setengah kosong, anggap itu
setengah penuh. Dengan cara ini akan lebih mudah menghasilkan lebih
banyak pikiran bahagia nan penuh syukur.

4. Buat Jurnal/Diary

Buatlah catatan jurnal atau buku harian. Tuliskan pikiran negatif yang
sering menghantui Anda, hal apapun yang terjadi yang Anda alami,
bagaimana reaksi Anda terhadapnya dan apa yang Anda lakukan. Dengan
menulis beberapa pikiran negatif ini dapat membantu Anda
mengidentifikasi pemicunya.

Jangan terkejut kalau hasilnya adalah pikiran-pikiran negatif tadi ternyata


hanya fiktif belaka, alias tidak nyata. Karena pikiran negatif tadi terus
diulang dan tanpa disadari kita telah mengubahnya menjadi sebuah
kebiasaan.

Begitu Anda selesai mencatat, cobalah analisis dan renungkan. Cara


menghilangkan pikiran negatif salah satunya yaitu dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada diri sendiri. Misalnya, bagaimana saya
melihat diri saya sendiri? Apakah saya benar-benar orang bodoh, dan
tidak berguna, atau saya hanya mencoba menyenangkan semua orang,
tapi lupa pada kebahagiaan diri sendiri?. Dari pertanyaan ini akan
membantu menyadari apakah pikiran negatif Anda wajar atau tidak.

5. Pikiran Anda Tidak Mendefinisikan Siapa Anda

Selalu ingatkan diri Anda bahwa apa yang ada di kepala Anda akan tetap
ada di kepala Anda. Ini hanya pikiran, bukan fakta. Pikiran negatif itu
hanyalah produk dari pikiran imajinatif (khayalan) yang tanpa disadari
telah Anda latih untuk membuat semakin pesimis. Alih-alih mengatakan
"Saya orang bodoh", katakan "Saya pikir saya kurang pandai".

Dengan cara ini, Anda dapat memprogram ulang pikiran Anda untuk
mulai memunculkan kembali pikiran bahagia dan positif demi menghindari
pemikiran yang menghancurkan kedamaian batin Anda. Karena bahagia
itu kita yang ciptakan, bukan orang lain.
6. Kenali Dari Mana Asalnya

Cara menghilangkan pikiran negatif yang tergolong efektif lainnya adalah


dengan mencari tahu dari mana pikiran negatif ini berasal. Menurut
penelitian, pemikiran negatif ini mungkin telah diwarisi dari orang tua,
sebagai bagian dari proses evolusi manusia yang cenderung terus
waspada terhadap bahaya. Depresi, dan pegalaman traumatis juga bisa
menjadi salah satu faktor penyebabnya.

7. Coba Nilai Diri Anda

Misalnya dalam dunia kerja, jika Anda tidak mendapatkan promosi


jabatan seperti teman Anda, pasti akan timbul pemikiran seperti ini
"kinerjaku pasti buruk, aku orang yang tidak kompeten". Jangan sekali-
kali punya pikiran semacam itu, sebaliknya pikirkan bahwa Anda hanya
kurang sedikit bagus dari teman Anda itu. Ini akan membantu berpikir
bahwa Anda bukannya tidak kompeten untuk pekerjaan itu tetapi hanya
perlu memenuhi beberapa persyaratan lagi. Ini adalah cara lain untuk
menghentikan pikiran negatif.

8. Mengakui Pikiran Anda Sendiri

Cara menghilangkan pikiran negatif selanjutnya adalah mengakui akan


hal itu, 'sadar'. Berdasarkan sebuah penelitian, mengakui pikiran negatif
Anda lebih efektif daripada melawannya. Jika Anda mengatakan pada diri
sendiri "Saya tidak akan memikirkan dia", kenyataannya Anda hanya
akan memikirkan orang itu lebih sering lagi. Mengaku kepada diri sendiri
bahwa Anda memiliki pikiran negatif akan membantu Anda menyadari
bahwa ini hanyalah pikiran, bukan fakta.

9. Berdebat Dengan Diri Sendiri

Pikiran itu tidak selamanya benar cenderung tidak akurat, jangan


menganggap apa yang ada di pikiran itu pasti terjadi. Cobalah
jalin komunikasi dengan pikiran Anda sendiri, penelitian menunjukkan
bahwa, seseorang yang sering berbicara dengan dirinya sendiri (dalam
hati) adalah salah satu tanda kecerdasan. Cari tahu pikiran mana yang
selalu menghasilkan pikiran negatif, ajak ia berdebat untuk menemukan
apa benar itu kenyataan atau sebuah khayalan dan ketakutan
menghadapi kenyataan semata.

Jangan mudah menyerah ketika pikiran negatif datang, bila Anda selalu
menuruti hanya akan membuat Anda semakin pesimis terhadap hidup.
Anda akan mulai meragukan kemampuan sendiri, meremehkan diri
sendiri, dan pada akhirnya memilih untuk lari dari masalah ketimbang
menyelesaikannya. Jadi, tantang diri Anda dan lakukan hal yang berbeda
dengan percaya diri.

10. Ekspresikan Pikiran Anda Dengan Cara yang Lucu

Anda mungkin sudah sering mendengar perkataan ini "jangan terlalu


serius dalam hidup ini kawan!", tapi Anda hanya mengacuhkannya saja.
Padahal perkataan itu benar dan Anda harus mencobanya sekali-kali.
Hidup tak perlu dibawa susah, cukup nikmati saja. Hidup ini tidak hitam
putih apalagi abu-abu, masih banyak warna lainnya, yang membedakan
hanyalah perspektif setiap orangnya saja.

Ekspresikan diri Anda seperti yang Anda mau, yang membuat Anda
nyaman, yang membuat Anda menjadi diri sendiri bukan orang lain.
Selama itu baik dan tidak mengganggu orang lain it's oke. Ketika pikiran
negatif menyerang, coba pikirkan sesuatu yang lucu, sesuatu yang
membuat Anda terhibur dan tertawa.

Contohnya, ketika Anda terjebak dalam kemacetan, daripada Anda


marah-marah sendiri malah semakin membuat stres, cobalah tertawa
sendiri, ya tertawailah kemalangan yang menimpa Anda karena terjebak
kemacetan ditengah jalan raya yang sumpek dan panas itu.

Rasakan setelah itu Anda mungkin akan merasa lebih baik, daripada
hanya mengasihani betapa malang nya Anda dan tidak menghasilkan
apa-apa.
Penyebab Pikiran Negative
1. Program dan riwayat masa lalu
Cara sesorang dibesarkan merupakan hal yang paling berpengaruh dalam
cara berpikir seseorang tersebut. Bila seseorang dibesarkan dengan
orangtua yang selalu melarang, didalam pikiran seseorang tersebut akan
tertanam ketakutan dan keraguan, seseorang tersebut akan menjadi anak
yang tidak berani mencoba karena orangtuanya selalu menanamkan
pikiran pada suatu hal adalah berbahaya atau tidak berguna. Bila orangtua
selalu mengatakan hal-hal yang pesimitis, di dalam pikiran anak akan
tertanam rasa pesimis, akibatnya anak akan tumbuh besar menjadi
seseorang yang kurang memiliki rasa percaya diri.

2. Keinginan yang lemah atau bahkan tidak memiliki tujuan yang


jelas
Saat seseorang sangat menginginkan sesuatu, maka akan berusaha untuk
mendapatkannya. Sebelum keinginannya berhasil diperoleh, maka
seseorang tersebut akan tetap focus pada keinginan dan usaha yang
sedang dilakukannya. Karena pikirannya hanya terfokus pada tujuan maka
seseorang tersebut tidak akan memikirkan hal-hal lain seperti memikirkan
hal-hal yang negatif. Sebaliknya, saat seseorang tidak memiliki keinginan
atau tujuan yang jelas, pikiran akan mudah dirasuki pikiran negatif,
terutama berangan-angan dan frustasi

3. Rutinitas negative
Karena berlangsung setiap hari, banyak orang yang tidak menyadari
rutinitas negatif yang mereka lakukan. Rutinitas negatif bisa membawa
seseorang pada ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan dalam menjalani
hidup. Sebut saja seseorang yang melakukan pekerjaan dalam waktu lama
akan merasa menjadi pekerjaan yang tidak bermakna baginya sehingga
merasa kehidupannya hambar dan berahkir pada kesedihan dan
mengalihkan pada suatu rutinitas yang dianggapnya lebih aman seperti
rutinitas melihat televisi yang memunculkan pikiran negatif seperti malas,
pesimis, ragu, atau takut mencoba hal-hal baru di luar dan merasa memilih
menonton televisi karena dianggapnya lebih aman.

4. Pengaruh Internal
Banyak orang yang dengan mudah menghakimi diri sendiri dengan
pendapat-pendapat negatif. Contohnya wanita merasa dirinya tidak cantik
atau merasakan kekurangan pada bagian tubuh tertentu. Hal ini
melemahkan kepercayaan diri mereka bahkan mampu membuat mereka
mengasingkan diri. Bisa dikatakan bahwa orang yang paling menderita
ialah orang yang tidak dapat menerima dirinya sendiri. Kesulitan ini
memudahkan seseorang untuk berpikir negatif seperti minder, ragu-ragu,
cemas, takut, pesimis, berprasangka buruk, mudah mengeluh dan lain-
lainnya (Elfiky, 2011).

5. Pengaruh Eksternal
Orang terdekat (orangtua, saudara, keluarga, guru, dan teman), tayangan
media merupakan faktor-faktor dari luar individu yang dapat
mempengaruhi pikiran seseorang menjadi positif maupun negatif. Misalnya
seseorang yang terbiasa sering ditertawakan atau dipermalukan dalam
melakukan suatu hal dalam lingkungan sekitarnya maka kecenderungan
orang tersebut akan menjadi pesimis.

Anda mungkin juga menyukai