Baik dari lingkungan internal keluarga besar, tetangga sekitar rumah, kerabat atau
teman-teman dekat.
Ada yang mendukung, merendahkan, mengkritik, ada juga yang bertanya karena
penasaran.
Jika ada komentar negatif yang menyudutkan, kita tak perlu kesal lalu balik
menyerang mereka.
Jika ada komentar positif yang membanggakan, kita tak perlu sombong lalu
merendahkan sekolah formal.
Apapun yang kita pilih, sekolah formal atau homeschooling, keduanya sama-sama
memiliki resiko dan keuntungan tersendiri.
3 prinsip yang perlu dimiliki praktisi homeschooling supaya tetap sabar dan mampu
menghadapi lingkungan yang pro-kontra;
1. Keyakinan Diri
Ketika keluarga inti; ayah, ibu dan anak-anak yakin dan mantap dengan pilihannya,
maka tekanan dari lingkungan tidak akan banyak mengganggu.
Jadi, saat kita yakin dan siap menjalani homeschooling, gangguan dari luar itu pasti
bisa diatasi dengan mudah.
2. Memperkaya Perspektif
Bisa jadi kritikan lingkungan itu adalah bentuk kekhawatiran mereka untuk anak-
anak kita.
Secara internal, keluarga kita sedang membangun keyakinan diri dalam menerapkan
homeschooling.
1. Keputusan Sendiri
Tips ini boleh Anda lakukan hanya untuk mereka yang bertanya secara serius.
Waktu Anda lebih berharga untuk menanggapi hal positif ketimbang negatif.
Sebaik apapun progress anak-anak melalui proses homeschooling, Anda tak perlu
meyakinkan lingkungan untuk mengikuti jejak Anda.
Anda tak perlu berusaha menampakkan hal yang keren kepada lingkungan.
Jalani saja apa adanya, nikmati dan hindari perdebatan dengan lingkungan.
Progress baik yang terlihat memang menarik orang-orang, tapi jangan berlebihan
menanggapi mereka.
Yang sudah punya tempat tinggal sendiri dan tidak bergantung pada kakek, nenek
atau keluarga besar.
Dengan cara ini, keputusan yang Anda ambil terkait homeschooling tidak akan
mendapat intervensi dari mereka.
5. Tunjukkan Prestasi
Jika anak sudah menemukan apa yang disukainya, pada umumnya mereka lebih
percaya diri menunjukkan dirinya.