Anda di halaman 1dari 16

Tentang Afrakids

Afrakids hadir atas keresahan terhadap kondisi umat. Dapat dikatakan


kondisi umat saat ini sedang tidak sehat. Terlampau banyak peristiwa
terjadi yang mampu menggambarkan betapa umat telah banyak
meninggalkan nilai-nilai ajaran Islam. Dengan semua keadaan tersebut,
Afrakids ingin mendorong perubahan besar di tengah umat.

Tapi, kami tahu betul bahwa perubahan tidak akan terjadi jika hanya kami
yang memulai. Sebab sebuah perubahan berarti hanya dapat terjadi jika
melibatkan banyak orang. Karena itu kami memilih untuk menjadi agen
perubahan yang melahirkan orang-orang yang mampu menciptakan
perubahan. Dan semua perubahan itu akan kami mulai dari unit-unit
terkecil masyarakat, yakni keluarga.

Kenapa Dimulai dari Keluarga?


Karena keluarga terdiri atas orangtua & anak. Dimana orangtua memegang
kunci perubahan di masa sekarang, sementara anak adalah pemegang
perubahan di masa depan. Maka itu, perubahan yang dimulai dari keluarga
akan mencakup perubahan masa kini dan masa yang akan datang.

Dengan apa Afrakids Mendorong Perubahan?


Tiga kekuatan yang dimiliki oleh Afrakids:

 Desain
 Konten
 Digital
Dari ketiga hal itu, kami menciptakan produk anak muslim. Tak lain, agar
anak-anak dapat lebih mudah dalam mengenal nilai-nilai Islam. Dan juga
agar orangtua semakin memiliki kesadaran yang tinggi dalam
mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anaknya.

Cita-Cita Afrakids
Kami ingin terus bergerak dan mengajak semua umat untuk menyelesaikan
segala permasalahan di masyarakat dimulai dari keluarga melalui nilai-
nilai Islam. Sebab kami percaya inilah cara yang paling efektif dalam
melahirkan perubahan yang berarti.

Langkah-langkah Kami dalam Melahirkan Perubahan


Afrakids tidak sebatas memproduksi produk Islami. Ada misi yang harus
kami wujudkan untuk umat, yakni mengembangkan:

 Sosial
 Spiritual
 Entrepreneurship
 Community
Untuk mencapai semua misi tersebut, dalam penjualan produk
Afrakids kami menciptakan sebuah sistem komunitas bagi masyarakat
luas :

Profit yang dihasilkan dari sitem itu sebagiannya disalurkan ke proyek


sosial yang bernama Desa Quran.
Desa Quran adalah sebuah gerakan masyarakat yang berfokus pada
pembangunan dan pembinaan desa-desa di Indonesia.
Kenapa Tidak Langsung Memberikan Donasi Langsung Jika Niatnya
Membantu?
Jika hanya memberikan donasi langsung, jelas jumlah donasi itu akan
habis. Berbeda halnya jika kita membuat satu sistem dimana dengan
donasi itu masyarakat setempat bisa terberdayakan dan jumlah donasi itu
dapat terus produktif berputar. Hingga pada akhirnya kelak masyarakat di
sana dapat mandiri tanpa perlu bantuan dari kita lagi. Selanjutnya, kita
pun bisa mendirikan Desa Quran di wilayah lain.
Jadi, siapkah bergabung bersama kami untuk turut serta menciptakan
perubahan?
Tidak perlu ragu lagi bergabung dengan Afrakids.

Afrakids Story
Yang Tersisa Hanya Keyakinan
Semua ini berawal dari pertemuan yang telah ditakdirkan.

Saat itu di tahun 2013, Muhammad Maula Nuruddin Al-Haq berangkat dari
rumah untuk mengikuti sebuah pelatihan internet marketing di daerah Solo.
Bagi orang-orang yang bergerak di dunia maya, seharusnya nama National
Bootcamp (NBC) sudah tidak asing lagi.

Saat itu, sebenarnya Maula ketar-ketir, cemas setengah mati. Sebab, ia


mengaku bahwa uang di kantongnya begitu tipis. Bencana finansial tengah
meninju-ninju wajah Maula, menjatuhkannya ke titik terbawah dalam hidup.

Maula harus menghemat demi bertahan hidup, harus memutar otak untuk
menghirup nafas hari demi hari. Bahkan, pernah pada suatu malam
sehabis bertemu dengan klien, Maula tidak bisa pulang ke rumah karena
uang di kantong sudah habis.

“Gue cuma bisa tercenung di atas jembatan, memandangi puluhan mobil


mewah yang berseliweran di jalanan Jakarta. Gue kedinginan terkena angin
malam Jakarta, bingung gimana caranya pulang…”, kata Maula.
Untunglah, ketika Maula membongkar-bongkar tas ranselnya, ada
beberapa recehan yang bisa ia pergunakan untuk sekadar naik angkot.
Beberapa uang logam yang menyelamatkannya di malam itu.

Maula bertekad bahwa ia harus berubah. Semua ini tak boleh terjadi lagi.
Namun, bagaimana caranya? Maula merasa bahwa yang ia lakukan terasa
membentur tembok-tembok bata, tinggi dan tak terjangkau oleh tangannya.

Lalu ia menemukan jawabannya: ilmu. Bahwa ilmu tidak akan berkhianat.


Bahwa ilmu –dengan niat yang ikhlas- pasti akan membawa kebaikan bagi
pemiliknya.

Ilmu adalah sesuatu yang begitu berharga sampai-sampai Allah swt


menempatkan ilmu di wahyu pertama agama Islam. “Iqra!” (bacalah),
firman-Nya kepada Rasulullah saw.
Maka, di tengah situasi yang tidak kunjung membaik itu, Maula malah
nekad mengikuti pelatihan digital yang harganya bagi Maula ada di langit
ketujuh. Jauh sekali.

“Gue merogoh rekening bank sampai ke dasar-dasarnya. Gue berusaha


meyakin-yakinkan diri. ‘Insya Allah ini bener, insya Allah ini semua nanti
terbayar pada waktunya!’ Saya berusaha percaya sama Allah swt”
Dari sinilah kisah Afrakids bermula.

NBC 15 di Solo, tempat Maula dan Hisyam berkenalan

Pertemuan yang Mengubah Segalanya


“Kita tidak bertemu seseorang karena sebuah kebetulan”, kalimat itu
tertulis di sebuah blog, “Mereka bersinggungan dengan hidup kita tersebab
sebuah alasan..”

Mungkin itu yang Maula rasakan. Di National Bootcamp, Maula bertemu


dengan Hisyam Hasanah, lelaki plontos bersuara keras dan memiliki sifat
ceplas-ceplos. Beberapa temannya memanggilnya dengan sebutan “habib”
karena wajahnya yang kearab-araban.

Ya, memang takdir Allah swt begitu. Tanpa disangka, Maula Nuruddin Al-
Haq dan Hisyam Hasanah bersama dalam satu kamar.

“Mas Hisyam masuk ke kamar dengan menjeblak pintu dan bersuara


keras. Gue bergumam, ‘siapa nih orang? Aneh banget..’”

Mereka pun berdiskusi hingga pukul 3 pagi. Ternyata, keduanya juga


tengah dihantam oleh dunia hingga jatuh ke titik terbawah. Apakah mereka
berdiskusi soal digital atau bisnis? Tidak sama sekali.

“Kami bahas umat dari berbagai sudut pandang agama, filsafat, ideologi, dan
lain-lain”, Maula menerangkan pada suatu pagi. “Nemu solusi? Nggak. Itu
hanya diskusi tingkat tinggi yang memuaskan akal saja”
Tak ada bahasan tentang dunia, tentang bisnis, tentang uang.

Setelah itu jadi bisnis? Tidak.

Setelah itu masalah umat selesai? Tidak.

Namun, bagaimanapun juga, diskusi adalah awal perubahan. Jikalau kita


menengok literatur, semua perubahan pasti bermula dari diskusi,
sebagiannya adalah diskusi random yang tak terencana.
Hisyam Hasanah yang sekarang menjadi CEO Afrakids
Setelah acara National Bootcamp, Maula dan Hisyam terus berdiskusi via
telepon atau SMS. Membicarakan bisnis? Belum sama sekali. Masa
berbulan-bulan berikutnya, kedua pendiri Afrakids ini mengobrol soal umat
dan borok-borok yang ada di dalamnya.

Sampai suatu ketika Hisyam mengajak Maula ke konveksinya yang terletak


di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan.

“Sesampainya di sana, gue melihat konveksi yang lumayan besar. Gue malah
kepikiran untuk bikin kaos kampus waktu itu. Afrakids? Belum terpikirkan…”,
tutur Maula.
Satu-dua bulan pun berlalu.

Awal Mula
Pada suatu waktu, sebuah acara gathering alumni NBC (National
Bootcamp) dilangsungkan di Jakarta. Keduanya, Maula dan Hisyam,
memutuskan untuk ikut dan bertemu di sana.

“Gimana kaos kampus lo?”, Tanya Hisyam kepada Maula.


“Nggak jadi, ada banyak halangan..”, Maula menjawab.

Tak berapa lama, dialog ini tercipta dengan begitu cepat.

“Apa hal konkret yang bisa kita buat untuk agama kita? untuk umat?”
“Jadi ustadz nggak mungkin. Potongannya aja berandalan ha ha ha..”
“Apa yang bisa kita kerjain nih?”
“Gue udah capek sebenernya produksi brand orang terus. Gimana kalau kita
bikin brand sendiri”
“Gue tau digital marketing dan branding. Lo bisa produksi dan konveksi..”
“Gimana kalo kita bikin kaos anak muslim? tapi harus berdakwah kontennya.
Dibuat bener. Nggak ngasal…”
“Iya, desainnya itu implementasi dari diskusi kita berbulan-bulan. Kan itu lebih
konkret…”
“Oke, yuk kita buat. Kapan lo bisa ke workshop gue?”
“Secepatnya…”
Little Muslim
Beberapa waktu sesudahnya, Maula dan Hisyam meluncurkan Little
Muslim. Mereka pun mengajak beberapa orang untuk bergabung
dengannya. Saat itu, sistem marketing Little Muslim belum seperti
sekarang. Ia masih menjajakan kaosnya di Jl.Nusantara Raya no.302,
Depan SMAN 1 Depok, Kota Depok, Jawa Barat. Desain yang ada pun
belum seperti yang ada sekarang.

Desain Little Muslim


Berjualan Little Muslim
Beberapa contoh desain Little Muslim yang saat ini sudah tidak dijual

Twitter Little Muslim


Surat Cinta Afrakids
Memang tidak mudah mengelola Little Muslim saat itu. Namun, duo Maula
dan Hisyam, dibantu dengan tim awal Little Muslim, terus belajar sedikit
demi sedikit. Sampai di suatu titik, Little Muslim kembali membentur
tembok.

Little Muslim terjual banyak, tapi tim tidak puas.

Mari dengar penuturan Maula sendiri saat menerangkan bagian ini,


“Little Muslim terjual banyak, sih, tapi belum spektakuler. Bagi gue, Little
Muslim waktu itu sudah stuck, sudah sampai batasnya. Tim awal Little Muslim
waktu itu berpikir keras gimana caranya ya untuk ngubah situasi nggak
menguntungkan ini..”
“Kami kerja hampir 24 jam setiap hari (gue sering banget sampe rumah itu di
atas jam 12 malem), kesana-kesini menyebarkan value care & sharenya, mikir
konsep kreatif di ratusan kertas HVS.
“Gue juga riset ratusan perusahaan yang valuenya bagus dan gue peras jadi
value internal, splitting teststrategi marketing sampai mata soak, di dalam
tidurpun gue masih mikir (sudah berlangsung berbulan-bulan). Orang yang
ngeliat gue saat itu (2014) pasti ngeliat gue kelelahan banget mukanya.
“Iya emang lelah banget, tapi gue HAPPY, ya gue happy ngejalanin ini
semua.”
Debat dan brainstorming yang melelahkan pun berlanjut kembali selama 7
bulan demi melahirkan brand baru.

Setelah 5.040 jam diskusi dan ikhtiar dilalui, akhirnya konsep brand baru
Afrakids telah lahir.
Suasana konveksi awal Afrakids
Suasana konveksi awal Afrakids
Suasana konveksi awal Afrakids
Terus Melaju
Afrakids saat ini telah memiliki ratusan agen dan ribuan reseller. Mereka
tersebar di seluruh Indonesia, bahkan ke mancanegara.

Para agen dan reseller sebenarnya adalah dai-dai Islam. Bersama dengan
mereka, Afrakids akan mengukir perpaduan antara dakwah dan bisnis di
bidang kreatif.

Mari kita berdoa agar Allah menguatkan langkah-langkah kita.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33)

Anda mungkin juga menyukai