Tapi, kami tahu betul bahwa perubahan tidak akan terjadi jika hanya kami
yang memulai. Sebab sebuah perubahan berarti hanya dapat terjadi jika
melibatkan banyak orang. Karena itu kami memilih untuk menjadi agen
perubahan yang melahirkan orang-orang yang mampu menciptakan
perubahan. Dan semua perubahan itu akan kami mulai dari unit-unit
terkecil masyarakat, yakni keluarga.
Desain
Konten
Digital
Dari ketiga hal itu, kami menciptakan produk anak muslim. Tak lain, agar
anak-anak dapat lebih mudah dalam mengenal nilai-nilai Islam. Dan juga
agar orangtua semakin memiliki kesadaran yang tinggi dalam
mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anaknya.
Cita-Cita Afrakids
Kami ingin terus bergerak dan mengajak semua umat untuk menyelesaikan
segala permasalahan di masyarakat dimulai dari keluarga melalui nilai-
nilai Islam. Sebab kami percaya inilah cara yang paling efektif dalam
melahirkan perubahan yang berarti.
Sosial
Spiritual
Entrepreneurship
Community
Untuk mencapai semua misi tersebut, dalam penjualan produk
Afrakids kami menciptakan sebuah sistem komunitas bagi masyarakat
luas :
Afrakids Story
Yang Tersisa Hanya Keyakinan
Semua ini berawal dari pertemuan yang telah ditakdirkan.
Saat itu di tahun 2013, Muhammad Maula Nuruddin Al-Haq berangkat dari
rumah untuk mengikuti sebuah pelatihan internet marketing di daerah Solo.
Bagi orang-orang yang bergerak di dunia maya, seharusnya nama National
Bootcamp (NBC) sudah tidak asing lagi.
Maula harus menghemat demi bertahan hidup, harus memutar otak untuk
menghirup nafas hari demi hari. Bahkan, pernah pada suatu malam
sehabis bertemu dengan klien, Maula tidak bisa pulang ke rumah karena
uang di kantong sudah habis.
Maula bertekad bahwa ia harus berubah. Semua ini tak boleh terjadi lagi.
Namun, bagaimana caranya? Maula merasa bahwa yang ia lakukan terasa
membentur tembok-tembok bata, tinggi dan tak terjangkau oleh tangannya.
Ya, memang takdir Allah swt begitu. Tanpa disangka, Maula Nuruddin Al-
Haq dan Hisyam Hasanah bersama dalam satu kamar.
“Kami bahas umat dari berbagai sudut pandang agama, filsafat, ideologi, dan
lain-lain”, Maula menerangkan pada suatu pagi. “Nemu solusi? Nggak. Itu
hanya diskusi tingkat tinggi yang memuaskan akal saja”
Tak ada bahasan tentang dunia, tentang bisnis, tentang uang.
“Sesampainya di sana, gue melihat konveksi yang lumayan besar. Gue malah
kepikiran untuk bikin kaos kampus waktu itu. Afrakids? Belum terpikirkan…”,
tutur Maula.
Satu-dua bulan pun berlalu.
Awal Mula
Pada suatu waktu, sebuah acara gathering alumni NBC (National
Bootcamp) dilangsungkan di Jakarta. Keduanya, Maula dan Hisyam,
memutuskan untuk ikut dan bertemu di sana.
“Apa hal konkret yang bisa kita buat untuk agama kita? untuk umat?”
“Jadi ustadz nggak mungkin. Potongannya aja berandalan ha ha ha..”
“Apa yang bisa kita kerjain nih?”
“Gue udah capek sebenernya produksi brand orang terus. Gimana kalau kita
bikin brand sendiri”
“Gue tau digital marketing dan branding. Lo bisa produksi dan konveksi..”
“Gimana kalo kita bikin kaos anak muslim? tapi harus berdakwah kontennya.
Dibuat bener. Nggak ngasal…”
“Iya, desainnya itu implementasi dari diskusi kita berbulan-bulan. Kan itu lebih
konkret…”
“Oke, yuk kita buat. Kapan lo bisa ke workshop gue?”
“Secepatnya…”
Little Muslim
Beberapa waktu sesudahnya, Maula dan Hisyam meluncurkan Little
Muslim. Mereka pun mengajak beberapa orang untuk bergabung
dengannya. Saat itu, sistem marketing Little Muslim belum seperti
sekarang. Ia masih menjajakan kaosnya di Jl.Nusantara Raya no.302,
Depan SMAN 1 Depok, Kota Depok, Jawa Barat. Desain yang ada pun
belum seperti yang ada sekarang.
Setelah 5.040 jam diskusi dan ikhtiar dilalui, akhirnya konsep brand baru
Afrakids telah lahir.
Suasana konveksi awal Afrakids
Suasana konveksi awal Afrakids
Suasana konveksi awal Afrakids
Terus Melaju
Afrakids saat ini telah memiliki ratusan agen dan ribuan reseller. Mereka
tersebar di seluruh Indonesia, bahkan ke mancanegara.
Para agen dan reseller sebenarnya adalah dai-dai Islam. Bersama dengan
mereka, Afrakids akan mengukir perpaduan antara dakwah dan bisnis di
bidang kreatif.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33)