TINJAUAN TEORI
2.3 Patofisiologi
Anemia aplastik disebabkan oleh penurunan sel prekursor dalam sum-sum tulang dan
penggantian sum-sum tulang dengan lemak. Dapat terjadi secara kongenital maupun didapat.
Dapat juga idiopatik (tanpa penyebab yang jelas) dan merupakan penyebab utama. Berbagai
macam infeksi dan kehamilan dapat mencetuskannya atau dapat pula disebabkan oleh obat,
bahan kimia, atau kerusakan radiasi. Bahan yang sering menyebabkan aplasia sum-sum tulang
meliputi benzene dan turunan benzene (misalnya perekat pesawat terbang), obat anti tumor
seperti nitrogen mustard, antimetabolit, termasuk metotrexate dan 6-merkaptopurin dan bahan
toksik seperti arsen anorganik.
Berbagai bahan yang kadang juga menyebabkan aplasia atau hipoplasia meliputi berbagai
antimikrobial, anti kejang, obat antitiroid, obat hipoglikemik oral, antihistamin, analgetik,
sedative, phenothiazine, insektisida, dan logam berat. Yang tersering adalah antimikrobial,
chloramphenicol, dan arsenik organik, anti kejang mephenytoin ( mesantoin ) dan trimethadione
( tridione ), obat analgetik antiinflamasi phenylbutazone, sulfonamide, dan senyawa emas.
Dalam berbagai keadaan, anemia aplastik terjadi saat obat atau bahan kimia masuk dalam
jumlah toksik. Namun, pada beberapa orang dapat timbul pada dosis yang dianjurkan untuk
pengobatan. Apabila pajanannya segera dihentikan dapat diharapkan penyembuhan yang segera
dan sempurna.
Apapun bahan penyebabnya, apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda hipoplasia muncul,
maka depresi sum-sum tulang akan berkembang sampai titik dimana terjadi kegagalan sempurna
dan irreversibel, disinilah pentingnya pemeriksaan angka darah sesring mungkin pada pasien
yang mendapat pengobatan atau terpajan secara teratur pada bahan kimia yang dapat
menyebabkan anemia aplastik.
Pada anemia aplastik, tidak terdapat mekanisme patogenik tunggal sel induk hemopoetik
yang multifoten berdeferensiasi menjadi sistem – sistem eritropoetik, granulopoetik,
trombopoetik, limpoetik, dan monopoetik. Sejumlah sel induk lainnya membelah secara aktif
menghasilkan sel induk baru. Sebagian darinya dalam fase istirahat setiap saat siap
berdiferensiasi kedalam berbagai sistem tersebut. Apapun penyebab anemia aplastik, kerusakan
dapat terjadi pada sel induk yang aktif maupun yang berada dalam fase istirahat.
3) Cirlulation
Kegagalan system sirkulasi merupakan ancaman kematian yang sama dengan kegagalan
system pernapasan. Oksigen sel darah merah tanpa adanya distribusi ke jaringan tidak akan
bermanfaat bagi penderita. Perkiraan status kecukupan output jantung dan kardiovaskular dapat
diperoleh hanya dengan memeriksa denyut nadi, masa pengisian kapiler, warna kulit dan suhu
kulit.
4) Disability
Setelah dilakukan Airway, Breathing, dan Circulation selanjutnya dilakukan adalah
memeriksa status neurologi harus dilakukan yang meliputi: