Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Mengingat bahwa ikatan kimia mencakup ikatan antara atom atom atau molekul
molekul dalam suatu materi, maka untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
ikatan tersebut, perlu ditinjau kembali masalah bangun atom terlebih dahulu.
Partikel terkecil dari suatu materi yang tidak dapat dipecah-pecah lagi dengan
metode konvensional dinamakan atom. Pertama kali istilah atom diajukan oleh
Democritus dan dipopulerkan kembali oleh Dalton melalui Teori Atom Dalton.
Pada perkembangan selanjutnya diketahui bahwa materi memiliki sifat listrik
yang dikemukakan oleh Faraday, memberi gagasan bahwa atom juga dapat memiliki
sifat listrik, dimana muatan positif dan negatif tersebar secara merata di seluruh
permukaan atom (seperti roti kismis). Gagasan ini dikemukakan oleh Thomson melalui
Model Atom Thomson.
Dengan dikemukakannya unsur-unsur radioaktif dan sifat keradioaktifan unsur,
para pakar melakukan berbagai manuver percobaan dengan unsur-unsur radioaktif.
Hasil pemboman terhadap lempeng emas dengan partikel alfa (hasil peluruhan
radionuklida) melahirkan model atom Rutherford. Menurut model ini, atom terdiri dari
inti atom bermuatan positif dengan ukuran sangat kecil, dikelilingi oleh elektron-
elektron yang bermuatan negatif.
Dasar percobaan dari model atom Rutherford sudah tepat, tetapi karena
gagasannya tidak sesuai dengan teori fisika Maxwell (elektron bergerak mengelilingi
inti), maka model atom Rutherford diperdebatkan. Dengan kata lainperlu
disempurnakan.
Pada perkembangan selanjutnya, para pakar sains lebih tertarik terhadap
hubungan antara materi dan energi. Sebagai perintis dalam hal ini adalah Einstein yang
menyatakan bahwa materi dapat diubah menjadi energi, 𝐸 = 𝑚 𝑐 2. Di lain pihak,
muncul teori kuantum dari Planck yang didasarkan pada radiasi benda hitam. Menurut
Planck, perubahan energi tidak dapat sembarang melainkan terkuantisasi, ∆𝐸 = 𝑛 ℎ 𝑣.
Pakar yang lain lebih tertarik pada spektra atom Hidrogen, seperti Balmer, Lyman,
Bracket, Pfund, dan lainnya.

1
Dengan semaraknya berbagai temuan dan teori, Bohr mencoba memadukan
teori kuantum Planck dan model atom Rutherford untuk menjelaskan spektra atom
Hidrogen, melahirkan model atom Bohr, yang didasarkan pada empat postulat.
Berdasarkan dualisme materi dari de Broglie dan ketidakpastian dari
Heisenberg, muncul teori atom kuantum yang dikembangkan oleh Schrӧdinger dan
penerusnya. Sampai saat ini teori tersebut masih diberlakukan walaupun masih banyak
kelemahan, sebab belum ada lagi teori atom yang lebih mutakhir.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dasar teori atom Dalton?
2. Bagaimana cara mendeteksi elektron dan sifat khasnya?
3. Apa saja model atom dan apa dasar eksperimen yang dilakukan?
4. Bagaimana dualisme cahaya?
5. Bagaimana pokok-pokok teori Planck, sifat radiasi benda hitam dan efek
fotolistrik?
6. Bagaimana prinsip-prinsip percobaan yang mendukung teori Planck?
7. Bagaimana terjadinya spektrum dan kaitannya dengan teori Bohr?

I.3 Tujuan
1. Menjelaskan dasar teori atom Dalton
2. Menjelaskan cara mendeteksi dan sifat khasnya
3. Menjelaskan berbagai model atom beserta dasar eksperimen yang dilakukan
4. Menjelaskan dualisme cahaya
5. Menjelaskan pokok-pokok teori Planck, sifat radiasi benda hitam dan efek
fotolistrik
6. Menjelaskan prinsip-prinsip percobaan yang mendukung teori Planck
7. Menjelaskan terjadinya spekrtum dan kaitannya dengan teori Bohr

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Dasar Teori Atom Dalton


Sudah sejak zaman purba manusia ingin mengetahui
sifat bahan penyusun materi. Bila dilihat dengan mata, maka
bahan tampak sebagai massa kontinu, namun bukti
eksperimental menunjukkan bahwa materi terdiri dari satuan
satuan yang terpisah-pisah dan nyata. Pada awalnya gagasan
tentang atom dikemukakan oleh Demokritus dan Leukipos.
Mereka menganggap bahwa pembagian materi bersifat
diskontinu, jika suatu materi dibagi dan dibagi lagi maka pada akhirnya akan diperoleh
partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, partikel kecil tersebut disebut atom (a =
tidak; tomos = terbagi). 2000 tahun kemudian (1805) barulah John Dalton
menempatkan konsep atom secara kokoh menjadi konsep pokok keilmuan kimia.
Berikut Konsep atom menurut Dalton :
1. Unsur-unsur terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak dapat
dibagi kembali (disebut atom).Dalam reaksi kimia,mereka tidak dapat
diciptakan,dihancurkan atau diubah menjadi jenis unsur yang lain.
2. Semua atom dalam unsur yang sejenis adalah sama dan oleh karena itu memiliki
sifat-sifat yang serupa;seperti massa dan ukuran.
3. Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat-sifat yang berbeda pula.
4. Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari 1 jenis unsur digabungkan.
5. Atom-atom dari 2 unsur atau lebih dapat direaksikan dalam perbandingan-
perbandingan yang berbeda untuk menghasilkan lebih dari 1 jenis senyawa.

Jelaslah bahwa partikel terkecil dari unsur yang masih dapat turut serta dalam
reaksi kimia adalah atom. Suatu kesangsian timbul mengenai ungkapan yang
menyatakan bahwa atom tak dapat diuraikan lebih lanjut, dengan ditemukannya
elektron. Pendapat ini tak dapat dipertahankan setelah elektron ditemukan, walaupun
begitu ia tetap dianggap sebagai Bapak Pencetus Teori Atom Modern, terlebih lagi
karena teorinya tersebut mampu menerangkan Hukum kekekalan massa Lavoisier dan
Hukum perbandingan tetap Proust.

3
A. Percobaan Lavosier

Mula-mula tinggi cairan merkuri dalam wadah yang berisi udara adalah A,
tetapi setelah beberapa hari merkuri naik ke B dan ketinggian ini tetap. Beda tinggi
A dan B menyatakan volume udara yang digunakan oleh merkuri dalam
pembentukan bubuk merah (merkuri oksida). Untuk menguji fakta ini, Lavoisier
mengumpulkan merkuri oksida, kemudian dipanaskan lagi. Bubuk merah ini akan
terurai menjadi cairan merkuri dan sejumlah volume gas (oksigen) yang jumlahnya
sama dengan udara yang dibutuhkan dalam percobaan pertama.

B. Percobaan Joseph Pruost

Pada tahun 1799 Proust menemukan bahwa senyawa tembaga karbonat baik
yang dihasilkan melalui sintesis di laboratorium maupun yang diperoleh di alam
memiliki susunan yang tetap.

Percobaan Sebelum Setelah pemanasan Perbandingan


ke- pemanasan (g Mg) (g MgO) Mg/MgO

1 0,62 1,02 0,62/1,02 = 0,61

2 0,48 0,79 0,48/0,79 = 0,60

3 0,36 0,60 0,36/0,60 = 0,60

Model atom Dalton adalah gagasan tentang partikel materi yang menyatakan
bahwa materi terdiri atas butiran-butiran yang sangat kecil, yaitu atom. Atom
adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang mempunyai sifat yang sama dengan
unsur itu. Model atom dalton ini digambarkan dengan model atom sebagai bola
pejal seperti pada tolak peluru.

4
Kelebihan Dari Teori Atom Dalton

Beberapa teori atom yang dinyatakan John Dalton memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya yaitu:

1. Bahwa seperti kenyataannya, dua buah atom atau lebih yang berasal dari unsur-
unsur yang sama maupun yang tidak sama dapat membentuk suatu molekul.
2. Teori atom yang menyatakan bahwa atom-atom yang bersenyawa membentuk
molekul mempunyai perbandingan tertentu, sehingga melahirkan hukum kekekalan
massa Lavoiser (jumlah massa sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap).
3. Memotivasi para ilmuwan yang lain untuk mengkaji lebih dalam tentang atom,
sehingga muncullah teori-teori atom yang lebih lengkap, seperti teori atom
Thomson, teori atom Rutherford, dan teori atom Niels Bohr.

Kekurangan Teori Atom Dalton

Dari teori-teori atom yang dinyatakan John Dalton selain memiliki kelebihan juga
memiliki kekurangan, diantaranya yaitu:

1. Menurut John Dalton atom merupakan bagian terkecil suatu materi yang tidak
dapat dibagi lagi, sedangkan pada kenyataannya atom masih dapat dibagi lagi
menjadi sub-sub atom yang terdiri (proton, neutron, dan elektron) kenyataan ini
dapat dibuktikan oleh Thomson melalui percobaannya.
2. Dalam teori John Dalton belum dapat menjelaskan gagasan tentang inti atom
seperti yang dinyatakan Rutherford, dari hasil percobaannya dengan menggunakan
sumber partikel Alfa.
3. Teori atom John Dalton belum bisa menjelaskan tentang adanya tingkat-tingkat
energi (kulit-kulit) dalam atom, lintasan-lintasan stasioner dalam atom, dan
pancaran atau penyerapan energi dari masing-masing lintasan dalam atom.
4. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi (hubungan antara larutan senyawa dan
daya hantar arus listrik).
5. Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan

5
6. Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang
satu dengan unsur yang lain.
7. Dalam perkembangan zaman dan seiring kemajuan teknologi mungkin akan lebih
banyak pembuktian bahwa teori atom yang dinyatakan John Dalton masih sangat
sederhana dan masih banyak pula kelemahannya. Contoh dari pendapat Dalton
yang salah yaitu “Atom-atom pada suatu unsur tertentu adalah identik, artinya
memiliki massa, ukuran dan sifat-sifat yang sama”, tapi para ilmuwan lain dapat
menunjukkan bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat memiliki massa dan
ukuran yang berbeda.

II.2 Cara Mendeteksi Elektron dari Sifat Khususnya

Pada tahun 1834 Faraday mengemukakan bahwa materi dan listrik adalah
ekivalen. Penemuan elektron diawali dengan pembuatan tabung sinar katoda oleh J.
Plucker (1858) dan dipelajari lebih lanjut oleh W. Crookes (1875), dan J.J. Thomson
(1879).

1. Percobaann Thomson
Apabila suatu tabung vakum dengan dua electrode dan mengandung gas
sedikit mendapat tegangan listrik dari luar, maka akan terjadi arus partikel dari
elektroda negative, atau katoda, ke elektroda positif, atau anoda. Arus katoda ini
merupakan arus electron. Muatan electron adalah negative dan besarnya 1,602 x
1011 C/kg. ternyata nilai perbandingan e/me saja tidak cukup untuk mengetahui
sifat electron, sehingga harus dicari cara untuk menentukan muatan electron bebas.

Selanjutnya dari bukti eksperimen diketahui bahwa sinar katode


mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Merambat menurut garis lurus, kecuali kalau dikenai gaya dari luar.

6
2. Bermuatan negatif karena tertarik oleh lempeng yang bermuatan positif dan
dibelokkan oleh medan magnit dengan arah yang sama.
3. Terdiri dari partikel dengan massa yang pasti karena dapat menggerakkan
bolang-baling dalam tabung sinar katode.
4. Sifat sinar katode tidak tergantung pada bahan katode, macam gas dalam
tabung, maupun macam kawat penghantar arus listrik dalam tabung.
5. Dari bukti eksperimen juga dapat dinyatakan bahwa elektron merupakan
partikel dasar yang dijumpai dalam setiap zat.

2. Percobaan Milikan
Penentuan muatan electron telah dilakukan oleh Milikan (1909) dengan
tetesan minyaknya. Ruang antara pelat bermuatan mengandung udara. Dasar alat
milikan terdiri dari dua pelat yang bermuatan dari pengatomasi A disemprotkan
tetesan minyak.
Electron dibebaskan dari atom gas yang terdapat antara pelat oleh seberkas
sinar – X. bila tetesan minyak disemprotkan ke dalam ruangan, electron akan
menempel pada tetesan minyak yang dilewatkan antara dua pelat tersebut. Dengan
menentukan muatan total pada minyak, banyaknya minyak dan pengandaian bahwa
satu tetes hanya mengikat satu electron, maka muatan electron dapat dihitung. Nilai
muatan yang didapat, digabungkan dengan nilai m/e dari Thomson, memberikan
nilai e/me, massa electron. Apabila nilai m/e ini dibandingkan terhadap nilai massa
hydrogen, m/H, maka me/mH = 1/1837.

Suatu elektrode logam diletakkan pada kedua ujung tabung gas dan udara
dikeluarkan dari tabung dengan menggunakan pompa fakum. Bila tabung diberi
muatan listrik maka sinar akan dipancarkan dari katode (elektrode negatif) menuju

7
ke anode (elektrode positif). Karena sinar yang dipancarkan berasal dari katode
maka disebut sinar katode. Pada percobaan tersebut juga dilakukan pengamatan
tentang pengaruh adanya medan listrik dan medan magnet terhadap sinar katode.

II.3 Model Atom


A. J.J. Thomson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh J.J.
Thomson, eksperimen yang dilakukannya dengan
menggunakan tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya
menyatakan terdapat partikel bermuatan negative dalam
atom yang disebut elektron. Atom merupakan partikel
yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan
negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan
positif untuk menetralkan muatan negatif elektron
tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori
atom Dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom
Thomson. Pada tahun 1904, J. J Thomson mengemukakan suatu model atom yang
berbeda dengan teori atom Dalton.
Menurut Thomson, atom merupakan bola padat dan mempunyai muatan
positif yang terbagi rata ke seluruh atom. Muatan ini dinetralkan oleh elektron-
elektron yang juga tersebar mengelilingi atom. Model atom Thomson disebut juga
sebagai model puddding Thomson atau model roti kismis.

Asal mula Di temukannya model atom Thomson


Pada tahun 1897 J.J Thomson menemukan adanya elektron dalam suatu
atom dengan melakukanpercobaan tabung sinar katoda

8
Berdasarkan percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa/ atau
tabung sinar katode. Dalam tabung katode tekanan gas dalam tabung dapat diatur
melalui pompa isap (pompa vakum). Pada tekanan cukup rendah dan tegangan
yang cukup tinggi (beberapa ribu volt), gas dalam tabung akan berpijar dengan
cahaya yang warnanya tergantung pada jenis gas dalam tabung (gas neon berwarna
merah, gas natrium berwarna kuning). Jika tekanan gas dikurangi, maka daerah
didepan katode akan menjadi gelap. Daerah gelap ini akan bertambah jika tekanan
gas dalam tabung terus dikurangi, akhirnya seluruh tabung menjadi gelap, tetapi
bagian tabung didepan katode berpendar dengan warna kehijauan.
Melalui percobaan dapat ditunjukkan bahwa perpendaran tersebut disebabkan
oleh suatu radiasi yang memancar dari permukaan katode menuju anode. Oleh
karena berasal dari katode, maka radiasi ini disebut sinar katode. Hasil percobaan
tabung katoda ini membuktikan bahwa ada partikel bermuatan negatif dalam suatu
atom karena sinar tersebut dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik.
selanjutnya sinar katode ini merupakan partikel yang bermuatan negatif dan oleh
Thomson partikel ini dinamakan elektron.
Thompson memperkirakan bahwa elektron ini sebagai partikel elementer
penyusun atom. Elektron merupakan partikel sub atomik pertama yang dikenal
manusia. Berdasarkan penemuan ini, Thompson mengajukan sebuah model atom
untuk menjelaskan hasil-hasil eksperimen maupun prediksi teoritis yang muncul
saat itu dengan nama model kue kismis. Atom dipandang sebagai sebuah bola
bermuatan positif yang dinetralisir oleh elektron-elektron yang tersebar merata di
seluruh volume bola.
Pada saat yang hampir bersamaan dengan penemuan elektron oleh
Thompson, Antoine-Henri Becquerel tahun 1896 menemukan gejala radioaktivitas
alamiah pada unsur radium. Materi-materi yang dipancarkan unsur tersebut
berhasil diidentifikasi sebagai sebuah gelombang elektromagnetik (sinar), elektron

9
(sinar) dan partikel (atom inti Helium). Penemuan radioaktivitas radium ini seolah-
olah memperkuat ide Thompson tentang model atom yang diajukannya.

Kelebihan model atom Thomson


Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti
atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.

Kelemahan model atom Thomson


Model atom Thomson memiliki kelemahan yaitu belum ada bagian-bagian atom
atau dengan kata lain tidak ada pemisahan antara elektron dan proton, karena kedua
tersebar merata ke seluruh atom.

B. Rutherford
Dalam percobaannya, Ernest Rutherford (1871-1937) menembakkan
partikel _ (alfa) pada kepingan emas yang tipis dengan tebal 1/100 mm. partikel alfa
adalah partikel angmempunyai massa 7000 kali massa elektron. Hasil pengamatan
menunjukkan adanya partikel-partikel yang dihamburkan, dibelokkan dan
dipantulkan.. Berdasarkan hasil experimennya, Ruther ford menyangkal teori atom
J.J Thomson.Pada tahun 1911 ia menyusun model atom yang baru.

Model atom menurut Rutherford:


1. Atom sebagian besar tediri dari ruang hampa dengan satu inti yang bermuatan
positif dan satu atau beberapa electron yang beredar disekitar inti, seperti
planet-planet yang bergerak dalam sistem tata surya. Massa atom sebagian
besar terletak pada intinya.

10
2. Atom secara keseluruhan bersifat netral, muatan positif pada inti sama
besarnya dengan muatan elektron yang beredar di sekitarnya. Muatan positif
pada inti besarnya sama dengan nomer atom dikalikan dengan muatan
elementer.
3. Inti dan elektron tarik-menarik. Gaya tarik menarik ini merupakan gaya
sentripetal yang mengendalikan gerak elektron pada orbitnya masing-masing
seperti grafitasi dalam tata surya.
4. Pada reaksi kimia, inti atom tidak mengalami perubahan. Yang mengalami
perubahan ialah elektron-elektron pada kulit terluar.

Percobaan Rutherford sehingga menemukan model atom

Ernest Rutherford (1871 – 1937), ilmuwan Inggris bersama dua orang


asistennya Geiger dan Marsden pada tahun 1911, menguji kebenaran model atom
Thomson. Mereka melakukan percobaan dengan menembakkan sinar alfa (α)
melalui celah pelat timbal dan ditumbukkan dengan lempeng emas tipis yang
berukuran 0,01 mm. Untuk mendeteksi partikel alfa yang keluar dari lempeng
emas, dipasang layar yang berlapis seng sulfida. Apabila partikel α bertumbukkan
dengan lempeng ini maka akan menyebabkan nyala sekilas atau fluoresensi yang
dapat terlihat secara jelas.

Hasil pengamatan Rutherford dinyatakan sebagai berikut:

11
1) Sebagian besar sinar α dapat menembus lempeng emas dengan lurus, hal ini
terjadi karena tidak dipengaruhi oleh elektron-elektron. Karena sebagian besar
bagian atom merupakan ruang kosong.
2) Sebagian kecil sinar α dibelokkan, karena lintasannya terlalu dekat dengan inti
atom, sehingga dipengaruhi oleh gaya tolak inti atom. Karena inti atom
bermuatan positif.
3) Sedikit sekali sinar α dipantulkan kembali sebab tepat bertumbukkan dengan
inti atom. Karena massa atom terpusatkan pada inti atom.

Dengan kenyataan seperti itu, Rutherford membuat teori atom, sebagai berikut:
1. Muatan positif berkumpul pada suatu titik di tengah-tengah atom yang disebut
inti atom.
2. Muatan negatif (elektron) berada di luar inti atom dan bergerak mengelilingi
inti pada lintasannya seperti planet-planet mengelilingi matahari pada sistem
tata surya.

Kelebihan Model Atom Rutherford


1. Bahwa atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan disekelilingnya
terdapat elektron yang mengelilinya.
2. Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis
emas
3. Jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditemukan
4. Sudah dapat menerangkan / menentukan bentuk lintasan elektron yang
mengelilingi inti atom
5. Dapat menggambarkan gerak elektron disekitar inti
6. Elektron dapat bergerak dalam lintasan apapun, dari lintasan yang tak
terhingga jumlahnya

Kelemahan Model atom Rutherford


Sebagaimana halnya model atom Thomson, model atom Rutherford juga
harus diuji kebenarannya apakah sesuai dengan kenyataan atau tidak. Dari hasil
pengujian para ilmuwan ternyata juga ditemukan adanya kelemahan pada model
atom Rutherford.

12
Ada dua kelemahan pada model atom Rutherford. Kelemahan pertama,
yaitu: elektron yang bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti atom yang
bermuatan positif sambil mendapatkan percepatan ke arah inti atom karena
pengaruh gaya tarik inti atom. Berdasarkan hukum-hukum elektromagnetik,
gerakan elektron yang demikian akan menimbulkan gelombang elektromagnetik
dan memancarkan energi. Akibatnya energi elektron akan menyusut, sehingga jari-
jari lintasannya akan mengecil.
Kelemahan kedua, model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan
spektrum garis hidrogen. Hal ini terjadi karena lintasan elektron semakin mengecil,
sehingga waktu putarnya juga berkurang dan frekuensi gelombang yang
dipancarkan menjadi beraneka ragam. Sehingga, atom hidrogen tidak akan
menunjukkan spektrum garis tertentu, namun spektrumnya merupakan spektrum
kontinu. Sedangkan pada kenyataannya dengan menggunakan spektrometer
menunjukkan bahwa spektrum atom hidrogen merupakan garis yang khas.

II.4 Dualisme Cahaya

Mengungkap Identitas Cahaya

Cahaya itu Partikel? Atau Gelombang?

Penelitian ilmiah secara mendalam mengenai cahaya dimulai pada abad ke 17.
Isaac Newton (1643-1727), fisikawan jenius Inggris yang membuat Hukum Gerak
Universal Newton I, II, III, dan hukum gravitasi universal, juga melakukan penelitian
tentang cahaya. Newton melewatkan seberkas sinar matahari pada 2 buah prisma dan
menemukan bahwa sinar matahari tadi terurai menjadi 7 sinar warna pelangi. Dari hasil

13
percobaan tersebut, Newton berpikir bahwa sinar matahari adalah kumpulan partikel-
partikel kecil yang mempunyai warna berbeda-beda.

Percobaan Newton tentang cahaya


Dari sejak itulah "cahaya adalah partikel" mulai dikenal banyak orang.
Terciptanya bayangan saat sinar diarahkan ke suatu benda juga adalah bukti bahwa
cahaya adalah partikel. Kalau "cahaya adalah gelombang", maka bila cahaya
diarahkan ke suatu benda, cahaya akan mengalami difraksi, dan bayangan tidak
mungkin terjadi. Tapi karena bayangan terjadi, maka bisa dikatakan "cahaya adalah
gelombang" gugur.
Tapi tetap ada juga yang menyatakan "cahaya adalah gelombang". Dia adalah
Christiaan Huygens, yang hidup di era yang hampir sama dengan Newton. Saat dia
melakukan percobaan dengan menumbukkan dua buah berkas cahaya, dia
mendapatkan hasil bahwa kedua cahaya itu saling menembus. Makanya Huygens
berpikir cahaya adalah gelombang". Kalau "cahaya adalah partikel", maka seharusnya
sinar akan bertabrakan, dan bergerak berlawanan arah.
Tapi, bagaimana menjelaskan fenomena bayangan pada benda? Untuk
menjelaskan hal ini, kita menganggap ukuran benda jauh lebih besar daripada panjang
gelombang. Karena panjang gelombangnya sangat kecil, maka saat bertumbukan
dengan benda, difraksi hampir tidak terjadi, malahan gelombang cahaya terhalang
sepenuhnya oleh benda. Oleh karena itu, bayangan terbentuk.
Penjelasan diatas adalah bukti bahwa cahaya adalah partikel sekaligus
gelombang. Fakta yang tidak dapat dibantah bahkan hingga saat ini. Tapi, perlu
diskusi dan debat sangat panjang untuk mencapai kesimpulan tersebut.

14
Bukti Krusial Cahaya Adalah Gelombang
Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, Newton telah memulai penelitian
tentang cahaya sejak abad 17. Dengan percobaan dua buah prisma, dia mengajukan
teori "cahaya adalah partikel". Tapi, diawal abad ke-19, Thomas Young menemukan
fenomena interferensi cahaya lewat percobaan celah ganda-nya. Karena interferensi
adalah fenomena khusus yang hanya ada pada gelombang, alhasil dalam sekejap teori
"cahaya adalah gelombang" menjadi populer. Kalau "cahaya adalah partikel", maka
berkas cahaya akan tampil sesuai dengan ukuran celah ganda tersebut. Teori "cahaya
adalah partikel" tidak bisa menjelaskan hasil percobaan Young berupa spektrum garis
hitam putih. Ini adalah bukti krusial "cahaya adalah gelombang".

Percobaan Celah Ganda oleh Thomas Young

Percobaan Celah Ganda oleh Thomas


Cahaya adalah Salah Satu Jenis Gelombang Elektromagnetik
. Banyak percobaan yang dilakukan untuk membuktikan "cahaya adalah
gelombang". Dan pada pertengahan abad-19, teori ini hampir selesai disusun. Dan
perangkum semua teori itu adalah Fisikawan Inggris, James Clerk Maxwell (1831-
1879). Dia mencetuskan istilah "gelombang elektromagnetik".

15
Satu-satunya bidang yang tidak ditekuni Newton adalah Listrik dan
Kemagnetan. Tapi sejak pertengahan abad ke-18, penelitian mengenai listrik dan
magnet berkembang pesat. Pada awal abad-19, hubungan sangat erat antara listrik dan
magnet telah dipastikan. Listrik menghasilkan magnet, sebaliknya magnet pun dapat
menghasilkan listrik.
Pada 1864 Maxwell mencetuskan ide mengenai medan dimana energi listrik
atau magnet bekerja, atau juga biasa disebut medan listrik dan medan magnet. Kedua
medan itu terbentuk karena getaran gelombang elektromagnetik yang merambat.
Maxwell menemukan bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik itu identik
dengan kecepatan cahaya. Oleh karena itu, dia menyimpulkan bahwa cahaya adalah
salah satu gelombang elektromagnetik.

Dua Buah Misteri Cahaya


Kita sudah membaca perkembangan teori "cahaya adalah gelombang" hampir
selesai disusun pada akhir abad 19. Tapi kalau "cahaya adalah gelombang", ada 2
misteri cahaya yang tersisa. Yang pertama, medium. Misalnya saja gelombang bunyi,
mediumnya adalah udara. Dengan ikut bergetarnya partikel-partikel di udara,
gelombang bunyi dapat merambat dan sampai di telinga. Kalau medium tidak ada,
misalnya saja di luar angkasa, maka gelombang bunyi tidak dapat merambatdan
didengarkan. Nah, bagaimana dengan gelombang cahaya? Cahaya menyebar di
seluruh alam semesta, makanya medium gelombang cahaya adalah sesuatu yang
melimpah di alam semesta. Tapi apakah itu? Bukankah alam semesta adalah ruang
hampa?
Misteri kedua adalah karakteristik cahaya yang dihasilkan benda panas,
sesuatu yang waktu itu tidak dapat dijelaskan para fisikawan. Dalam penelitiannya
mengenai hal ini, Planck mengusulkan ide "energi kuantum", yang akhirnya bisa
memecahkan misteri karakteristik cahaya. Bahkan pada perkembangannya, bisa
menjawab misteri pertama, misteri medium gelombang cahaya (Nugroho,2015)

Dualisme Teori cahaya

Dualisme cahaya berkaitan dengan persamaan hukum pembiasan cahaya.


Berdasarkan teori dualisme cahaya, penurunan hukum pembiasan yang diperoleh dari
fisika klasik dapat pula diperoleh dari fisika kuantum yang menganggap cahaya
sebagai partikel. Semakin besar intensitas cahaya maka semakin banyak pula elektron

16
yang diemisikan. Kecepatan elektron yang diemisikan bergantung pada frekuensi,
semakin besar f maka semakin besar pula kecepatan elektron yang di emisikan.

Cahaya memiliki sifat kembar (dualisme), pada kondisi tertentu cahaya dapat
memiliki sifat partikel dan pada kondisi tertentu juga cahaya dapat memiliki sifat
gelombang. Sebuah cahaya hanya dapat memiliki satu sifat, artinya walaupun cahaya
bersifat dualisme tidak berarti cahaya bisa memiliki sifat keduanya secara bersamaan.
Jika dalam suatu kondisi tertentu cahaya berupa partikel maka cahaya tersebut tidak
akan memiliki sifat dualisme nya sebagai gelombang, cahaya memang memiliki
kedua sifat tersebut tetapi kedua sifat tersebut tidak akan bisa muncul secara
bersamaan.

Dualisme cahaya berasal dari teori Newton dan Huygens:

1. Teori Newton
a. Cahaya terdiri dari partikel
b. Gerak lurus
c. Dapat menjelaskan efek dari fotolistrik
2. Teori Huygens
a. Cahaya merupakan gelombang
b. Dapat menerangkan sifat interferensi.

Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan gelombang
di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristwa ini di
sebut sebagai prinsip superposisi linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan
mempengaruhi medium. Pngaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-gelombang yang
terpadu tersebut disebut interferensi gelombang.
Efek interferensi :
- Interferensi konstruktif adalah perpaduan dua gelombang atau lebih dengan frekuensi
dan fasa yang sama tetapi amplitudo berbeda sehingga saling memperkuat.
- Interferensi destruktif adalah superposisi dua gelombang dengan frekuensi sama tetapi
fasanya berlawanan.

17
Di dalam praktek, efek interferensi di dapatkan dari deret-deret gelombang yang
berasal dari sumber yang sama tetapi yang mengikuti jalan yang berbeda ke titik
interferensi. Perbedaan fase φ antara gelombang-gelombang yang sampai ke sebuah
titik dapat di hitung dari perbedaan jalan yang di empuh oleh gelombang –gelombang

tersebut dari sumber ke titik interferensi. Perbedaan jalan tersebut adalah(2𝜋) 𝜆. Bila

perbedaan jalan adalah 0, 𝜆,2 𝜆,3 𝜆 dan seterusnya, sehingga φ= 0,2𝜆, 4𝜆 dan
seterusnya maka ketiga gelombang tersebut berinterferensi secara konstruktif. Untuk
1 3 5
perbedaan jalan sebesar 2 𝜆, 2 𝜆, 2 𝜆, dan seterusnya, φ adalah 𝜋, 3 𝜋, 5 𝜋 dan seterusnya

serta gelombang-gelombang tersebut di katakan berinterferensi secara destruktif.


Namun demikian teori cahaya sebagai gerak gelombang tak dapat menjelaskan gejala
fotolistrik dari logam. Gejala terakhir ini harus diterangkan atas dasar teori cahaya dari
Newton , yang menganggap cahaya sebagai aliran partikel. Jadi, cahaya dapat dianggap
sebagai gerak gelombang, tetapi juga sebagai aliran partikel. Sifat cahaya yang
demikian dikenal sebagai Dualisme Cahaya.

II.5 Pokok – Pokok Teori Planck, Radiasi Benda Hitam, dan Efek Fotolistrik

a. Pokok-Pokok Teori Planck


Max Planck, ahli fisika dari Jerman, pada tahun 1900 mengemukakan teori
kuantum. Planck menyimpulkan bahwa atom-atom dan molekul dapat memancarkan
atau menyerap energi hanya dalam jumlah tertentu. Jumlah atau paket energi terkecil
yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom atau molekul dalam bentuk radiasi
elektromagnetik disebut kuantum.
Planck menemukan bahwa energi foton (kuantum) berbanding lurus dengan
frekuensi cahaya.
E=h· v
E = energi (J)
h = konstanta Planck 6,626 × 10-34 J. s

18
v= frekuensi radiasi (s-1 )

b. Radiasi Benda Hitam

Pengertian Benda hitam

Benda hitam didefinisikan sebagai sebuah benda yang menyerap semua


radiasi yang datang padanya. Dengan kata lain, tidak ada radiasi yang dipantulkan
keluar dari benda hitam. Jadi, benda hitam mempunyai harga absorptansi dan
emisivitas yang besarnya sama dengan satu. Seperti yang telah kalian ketahui, bahwa
emisivitas (daya pancar) merupakan Karakteristik suatu materi, yang menunjukkan
perbandingan daya yang dipancarkan per satuan luas oleh suatu permukaan terhadap
daya yang dipancarkan benda hitam pada temperatur yang sama. Sementara itu,
absorptansi (daya serap) merupakan perbandingan fluks pancaran atau fluks cahaya
yang diserap oleh suatu benda terhadap fluks yang tiba pada benda itu.(susanta,2015)

Pengertian Radiasi Benda Hitam

Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh


sebuah benda hitam. Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang gelombang.
Distribusi energi pada daerah panjang gelombang ini memiliki ciri khusus, yaitu suatu
nilai maksimum pada panjang gelombang tertentu. Letak nilai maksimum tergantung
pada temperatur, yang akan bergeser ke arah panjang gelombang pendek seiring
dengan meningkatnya temperatur.(susanta,2015)

Hukum Stefan-Boltzmann

Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan eksperimen
untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Ia menemukan bahwa
daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda
hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu
mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan:
I = σ.T 4
dengan I menyatakan intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua
frekuensi, T adalah suhu mutlak benda, dan σ adalah tetapan Stefan-Boltzman, yang
bernilai 5,67 × 10-8 Wm-2K-4. Gambar berikut memperlihatkan spektrum cahaya yang
dipancarkan benda hitam sempurna pada beberapa suhu yang berbeda. Grafik tersebut

19
memperlihatkan bahwa antara antara panjang gelombang yang diradiasikan dengan
suhu benda memiliki hubungan yang sangat rumit.

Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum yang
sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil daripada 1
sehingga:
I total = e.σ.T 4
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat ditulis
sebagai:

dengan:
P = daya radiasi (W)
Q = energi kalor (J)
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
T = suhu mutlak (K)
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang elektromagnetik cahaya,
Ludwig Boltzmann (1844 – 1906) secara teoritis menurunkan hukum yang
diungkapkan oleh Joseph Stefan (1853 – 1893) dari gabungan termodinamika dan
persamaan-persamaan Maxwell. Oleh karena itu, persamaan diatas dikenal juga
sebagai Hukum Stefan-Boltzmann, yang berbunyi:
“Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda hitam dalam
satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat temperatur
termodinamikanya”.

20
Hukum pergeseran wien

Bila suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relatif dari spektrum cahaya yang
dipancarkan berubah. Ini menyebabkan pergeseran dalam warna-warna spektrum
yang diamati, yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda seperti pada
gambar :

Grafik Pergeseran Wien

Gambar diatas menunjukkan grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
suatu benda hitam terhadap panjang gelombang (grafik I – l ) pada berbagai suhu.
Total energi kalor radiasi yang dipancarkan adalah sebanding dengan luas di bawah
grafik. Tampak bahwa total energi kalor radiasi radiasi meningkat dengan
meningkatnya suhu ( menurut hokum Stefan- Bolztman. Energi kalor sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak.

21
Radiasi kalor muncul sebanding suatau spectra kontinu, bukan spectra diskret seperti
garis-garis terang yang dilihat dalam spectra nyala api. Atau garis-garis gelap yang
dapat dilihat dalam cahaya matahari (garis Fraunhofer) (Spektra adalah bentuk
tunggal spectrum) Sebagai gantinya, semua panjang gelombang hadir dalam distribusi
energi kalor yang luas ini. Jika suhu benda hitam meningkat, panjang gelombang
untuk intensitas maksimum (lm) bergeser ke nilai panjang gelombang yang lebih
pendek
Pengukuran spektra benda hitam menunjukkan bahwa panjang gelombang untuk
intensitas maksimum (lm) berkurang dengan meningkatnya suhu, seperti pada
persamaan berikut :

λm = panjang gelombang dengan intensitas maksimum (m)


T = suhu mutlak benda hitam (K)
C = tetapan pergeseran Wien = 2,90 x 10-3 m K
Pada suhu yang lebih tinggi (dalm orde 1000 K ) benda mulai berpijar merah,
seperti besi dipanaskan. Pada suhu diatas 2000 K benda pijar kuning atau keputih-
putihhan, seperti besi berpijar putih atau pijar putih dari filament lampu pijar.
Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda itu akan memancarkan radiasi
kalor. Pada suhu normal, kita tidak menyadari radiasi elektromagnetik ini karena
intensitasnya rendah. Pada suhu lebih tinggi ada cukup radiasi inframerah yang tidak
dapat kita lihat tetapi dapat kita rasakan panasnya jika kita mendekat ke benda
tersebut. ( sukma,2015)

c. Efek fotolistrik

Efek fotolistrik dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905. Efek
fotolistrik adalah keadaan di mana cahaya mampu mengeluarkan elektron dari
permukaan beberapa logam (yang paling terlihat adalah logam alkali)

Einstein menerangkan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel foton yang


energinya sebanding dengan frekuensi cahaya. Jika frekuensinya rendah, setiap foton
mempunyai jumlah energi yang sangat sedikit dan tidak mampu memukul elektron
agar dapat keluar dari permukaan logam. Jika frekuensi(dan energi) bertambah, maka
foton memperoleh energi yang cukup untuk melepaskan elektron

22
Energi foton bergantung pada frekuensinya
E=h· v atau E= h. c/λ
E = energi (J)
h = konstanta Planck 6,626 × 10-34 J. s
v= frekuensi radiasi (s-1 )
c= kecepatan cahaya dalam vakum (3 × 108 m det-1 )
λ= panjang gelombang (m)

Energi kinetik elektron yang terlepas memenuhi:

Ek=E-w atau EK = h ( f - f0 )

Dengan Ek =energi kinetik elektron (joule)

W= hf0, yaitu fungsi kerja

f0 = frekuensi ambang

II.6 Prinsip Percobaan yang Mendukung Teori Planck


Pada tahun 1900 Max Planck mengemukakan teori kuantum. Planck
menyimpulkan bahwa atom-atom dan molekul dapat memancarkan atau menyerap
energi hanya dalam jumlah tertentu. Jumlah atau paket energi terkecil yang dapat
dipancarkan atau diserap oleh atom atau molekul dalam bentuk radiasi elektromagnetik
disebut kuantum. Planck menemukan bahwa energi foton (kuantum) berbanding lurus
dengan frekuensi cahaya

Salah satu fakta yang mendukung kebenaran dari teori kuantum Max Planck
adalah efek fotolistrik, yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905. Efek
fotolistrik adalah keadaan di mana cahaya mampu mengeluarkan elektron dari

23
permukaan beberapa logam (yang paling terlihat adalah logam alkali) (James E. Brady,
1990).

Susunan alat yang dapat menunjukkan efek fotolistrik ada pada gambar
percobaan efek fotolistrik. Elektrode negatif (katode) yang ditempatkan dalam tabung
vakum terbuat dari suatu logam murni, misalnya sesium. Cahaya dengan energi yang
cukup dapat menyebabkan elektron terlempar dari permukaan logam. Elektron tersebut
akan tertarik ke kutub positif (anode) dan menyebabkan aliran listrik melalui rangkaian
tersebut.

Memperlihatkan susunan alat yang menunjukkan efek fotolistrik, Seberkas


cahaya yang ditembakkan pada permukaan pelat logam akan menyebabkan logam
tersebut melepaskan elektronnya. Elektron tersebut akan tertarik ke kutub positif dan
menyebabkan aliran listrik melalui rangkaian tersebut.

Einstein menerangkan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel foton yang


energinya sebanding dengan frekuensi cahaya. Jika frekuensinya rendah, setiap foton
mempunyai jumlah energi yang sangat sedikit dan tidak mampu memukul elektron agar
dapat keluar dari permukaan logam. Jika frekuensi (dan energi) bertambah, maka foton
memperoleh energi yang cukup untuk melepaskan elektron (James E. Brady, 1990).
Hal ini menyebabkan kuat arus juga akan meningkat. Energi foton bergantung pada
frekuensinya.

24
dengan:

h = tetapan Planck (6,626 × 10–34J dt)


ν = frekuensi (Hz)
c = kecepatan cahaya dalam vakum (3 × 108 m det–1)
λ = panjang gelombang (m)

Teori efek fotolistrik yang dikemukakan Enstein tersebut membuktikan kebenaran dari
teori kuantum Max Planck.

II.7 Terjadinya Spektrum dan Kaitannya dengan Teori Bohr

Pada tahun 1913 Niels Bohr mencoba menjelaskan model atom Bohr melalui
konsep elektron yang mengikuti orbit mengelilingi inti atom yang mengandung proton
dan neutron. Menurut Bohr, hanya terdapat orbit dalam jumlah tertentu, dan perbedaan
antar orbit satu dengan yang lain adalah jarak orbit dari inti atom. Keberadaan elektron
baik di orbit yang rendah maupun yang tinggi sepenuhnya tergantung oleh tingkatan
energi elektron.

Menurut Max Planck radiasi elektromagnetik bersifat diskontinyu atau dalam


bentuk kuanta. Diskontinyuitas radiasi elektromagnetik dikuatkan oleh efekfotolistrik
yang dikembangkan oleh Albert Einstein. Sedangkan kuantisasi/ kuanta energi
digunakan oleh Niel Bohr dalam momentum sudut elektron untuk pengembangan
teorinya tentang atom hidrogen.

Antaraksi antara radiasi dan atom tercakup dalam metode spektroskopi, ada dua
susunan percobaan yaitu spektroskopi yang didasarkan pada radiasi yang diemisi oleh
cuplikan yang dipanaskan dan spektroskopi yang didasarkan pada absorpsi radiasi yang
dilewatkan suatu cuplikan. Yang pertama disebut spektroskopi emisi dan yang terakhir
disebut spektroskopi absorpsi.

Alat yang digunakan untuk mendeteksi berbagai frekuensi radiasi berupa suatu
plat foto disebut spektrograf. Bila yang digunakan adalah sistem elektronik, maka
alatnya disebut spektrometer 1. Alat yang dapat memisahkan berbagai panjang
gelombang atau frekuensi didaerah ultra lembayung, tampak. Dan inframerah adalah
prisma atau kisi. Karena indeks bias bahan prisma berbeda untuk berbagai frekuensi

25
radiasi akan mengalami bermacam-macam pembiasan. Sebagai hasilnya maka radiasi
akan tersebar menurut frekuensinya.

Spektrum Atom Hidrogen

Spektrum paling sederhana adalah dari atom hidrogen, kalau atom diberi energi
hingga atom dalam keadaan tereksitasi, atom dapat memancarkan sinar. Salah satu cara
untuk membuat atom dalam keadaan tereksitasi ialah dengan melewatkan bunga api
listrik pada gas dengan tekanan yang direndahkan. Atom hidrogen yang dikenal
keadaan ini akan memancarkan sinar. Bila sinar ini dilewatkan pada spektroskop, maka
sinar itu akan terbagi menjadi beberapa komponen dengan panjang gelombang berbeda,
dengan membentuk spektrum yang dapat difoto.

Balmer menunjukkan pada tahun 1885 bahwa panjang gelombang dari garis-garis
𝑏𝑛2
ini dapat dinyatakan oleh suatu persamaan empirik. 𝜆=
𝑛2 −4

Keterangan = λ = panjang gelombang

b = tetapan berupa angka

n = bilangan bulat seperti 3, 4,5….dst

Ungkapan ini dapat dinyatakan dengan frekuensi lewat hubungan dengan


𝑐 𝑐 (𝑛2 −4) 1 1
kecepatan cahaya (c), yaitu : 𝑣=𝜆= = 𝑅𝑐 −
𝑏𝑛2 22 𝑛2

Dengan R = tetapan Ryberg (10.967.758 cm-1percobaan Balmer)

Penelitian yang lebih lanjut mengungkapkan bahwa frekuensi dari semua garis
1
dari spektrum hidrogen dapat dinyatakan oleh suatu persamaan umum: =
𝜆
1 1
𝑅 ( 2− )
𝑛 1 𝑛2 2

Dengan ketentuan nilai n sebagai berikut:

Nama Seri Daerah Spektrum n1 n2

Lyman (1915) Ultra – Violet 1 2,3,4, dsb

26
Balmer (1885) Tampak 2 3,4,5, dsb

Paschen(1896) Inframerahdekat 3 4,5,6, dsb

Brackett (1922) Inframerah 4 5,6,7, dsb

Pfund (1925) Inframerahjauh 5 6,7,8, dsb

Teori Atom Bohr untuk Hidrogen

Menurut teori elektromagnetik klasik, apabila ada elektron bergerak mengelilingi


inti, seperti halnya dalam model atom Rutherford, maka elektron mengalami kecepatan
dan harus disertai dengan energi yang diradiasi. Hal ini menyebabkan elektron akan
bergerak seperti spiral dan akhirnya akan jatuh keinti. Maka model atom Bohr dapat
mengatasinya dengan menggunakan dasar-dasar teori planck,

∆𝐸 = ℎ𝑣

Teori atom Bohr didasarkan atas postulat sebagai berikut:

1. Elektron bergerak mengelilingi inti dalam lintasan berlingkar.


2. Lintasan yang dibolehkan adalah lintasan yang elektronnya mempunyai momentum
sudut sebesar kelipatan integral ℎ⁄2𝑛.
3. Elektron tak meradiasi energi bila terdapat dalam lintasan yang dibolehkan. Tetapi
apabila elektron ini loncat dari lintasan satu kelintasan lain yang dibolehkan, maka
elektron dapat mengalami penambahan atau pengurangan energi𝜋.

Atas dasar postulat ini Bohr menghitung jari-jari dan energi dari lintasan yang
dibolehkan, dan dari data ini ia menunjukkan bahwa spektrum yang didapat secara
eksperimental dapat diterangkan secara teori.
Momentum sudut dari suatu partikel yang berotasi dinyatakan sebagai𝜔 , sehingga :
𝑣
𝐼𝜔 = 𝑚𝑟 2 (𝑟 ) = 𝑚𝑣𝑟

Keterangan : I = momen inersia (mr2) ω = kecepatan sudut (v/r)


m = massa partikel yang berotasi v = kecepatan linier
r = jarak antara partikel kepusat rotasi.

27

Berdasarkan postulat Bohr yang kedua didapat :mvr = n2𝜋 dengan n =1,2,3,….

Bilangan bulat n adalah bilangan kuantum utama. Hanya momentum sudut


tertentu yang di bolehkan, dan besaran ini dikatakan terkuantisasi dalam satuan h/2𝜋.
Ukuran lintasan yang dibolehkan dapat dihitung sebagai berikut. Gaya sentrifugal
rotasi harus diimbangi oleh gaya tarik listrik keinti. Gaya sentrifugal dinyatakan
sebagai= 𝑚𝑎 , dengan a berupa percepatan ke inti. Gaya tarik Coulomb 1 antara inti
𝑚𝑣 2 𝑒2
dan elektron e adalah e2/r2. Pada keadaan setimbang berlaku: − maka
𝑟 𝑟2
didapat jari-jari lintasan yang dibolehkan adalah r = n2(0,529) A
Untuk mendapatkan nilai energi dari lintasan Bohr maka terlebih dahulu dicari
nilai tetapan Rydberg (R). Energi kinetik dari elektron dalam lintasan dinyatakan
oleh1⁄2 𝑚𝑣 2 . Energi potensial dari elektron sebagai fungsi dari jarak 1 inti dinyatakan
oleh hukum Coulomb sebagai –e2/r. Energi total dari elektron adalah:
E = energi kinetik + energi potensial
1⁄ 𝑚𝑣 2 –e2/r
2
Dari percobaan Balmer didapatkan R = 10.967.758 m-1, yang tak jauh dari nilai
yang didapatkan Bohr sehingga teori bohr dapat dibenarkan.

KelebihanTeori Bohr

1. Keberhasilan teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk meramalkan garis-


garis dalam spektrum atom hidrogen.
2. Salah satu penemuan adalah sekumpulan garis halus, terutama jika atom-atom yang
dieksitasikan diletakkan pada medan magnet.

Kelemahan Teori Bohr


1. Struktur garis halus ini dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi teori ini
tidak pernah berhasil memberikan spektrum selain atom Hidrogen.
2. Tidak dapat menerangkan terjadinya garis spektra tambahan ketika atom hidrogen
diletakkan pada medan listrik atau medan magnet (efek Zeeman).
3. Tidak mampu menghitung besarnya panjang gelombang spektra tambahan
tersebut bahkan tidak mampu meramalkan sama sekali keberadaan garis itu.

28
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Dasar teori Atom Dalton adalah:
- Unsur-unsur terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak
dapat dibagi kembali (disebut atom).Dalam reaksi kimia,mereka tidak dapat
diciptakan,dihancurkan atau diubah menjadi jenis unsur yang lain.
- Semua atom dalam unsur yang sejenis adalah sama dan oleh karena itu
memiliki sifat-sifat yang serupa;seperti massa dan ukuran.
- Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat-sifat yang berbeda
pula.
- Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari 1 jenis unsur digabungkan.
- Atom-atom dari 2 unsur atau lebih dapat direaksikan dalam perbandingan-
perbandingan yang berbeda untuk menghasilkan lebih dari 1 jenis senyawa.
2. Cara Mendeteksi Elektron dari Sifat Khususnya ada 2 yaitu Percobaann Thomson
didalam percobaan tersebut suatu tabung vakum dengan dua electrode dan
mengandung gas sedikit mendapat tegangan listrik dari luar, maka akan terjadi
arus partikel dari elektroda negative, atau katoda, ke elektroda positif, atau anoda.
Arus katoda ini merupakan arus elektron. Kemudian percobaan milikan dimana
dasar alat milikan terdiri dari dua pelat yang bermuatan dari pengatomasi A
disemprotkan tetesan minyak.
3. Teori Bohr mampu untuk meramalkan garis-garis dalam spektrum atom
hidrogen. Dimana ditemukannya sekumpulan garis halus, terutama jika atom-
atom yang dieksitasikan diletakkan pada medan magnet.
4. Menurut Thomson, atom merupakan bola padat dan mempunyai muatan positif
yang terbagi rata ke seluruh atom. Muatan ini dinetralkan oleh elektron-elektron
yang juga tersebar mengelilingi atom. Model atom Thomson disebut juga sebagai
model puddding Thomson atau model roti kismis.
5. Rutherford membuat teori atom, sebagai berikut:
Muatan positif berkumpul pada suatu titik di tengah-tengah atom yang disebut
inti atom. Muatan negatif (elektron) berada di luar inti atom dan bergerak
mengelilingi inti pada lintasannya seperti planet-planet mengelilingi matahari
pada sistem tata surya.

29
6. Cahaya memiliki sifat kembar (dualisme), pada kondisi tertentu cahaya dapat
memiliki sifat partikel dan pada kondisi tertentu juga cahaya dapat memiliki sifat
gelombang. Sebuah cahaya hanya dapat memiliki satu sifat, artinya walaupun
cahaya bersifat dualisme tidak berarti cahaya bisa memiliki sifat keduanya secara
bersamaan.
7. Max Planck, ahli fisika dari Jerman, pada tahun 1900 mengemukakan teori
kuantum. Planck menyimpulkan bahwa atom-atom dan molekul dapat
memancarkan atau menyerap energi hanya dalam jumlah tertentu. Jumlah atau
paket energi terkecil yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom atau molekul
dalam bentuk radiasi elektromagnetik disebut kuantum.
8. Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh
sebuah benda hitam. Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang gelombang.
9. Efek fotolistrik dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905. Efek
fotolistrik adalah keadaan di mana cahaya mampu mengeluarkan elektron dari
permukaan beberapa logam (yang paling terlihat adalah logam alkali)
10. Salah satu fakta yang mendukung kebenaran dari teori kuantum Max Planck
adalah efek fotolistrik, yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905.

III.2 Saran
Dalam pembahasan makalah ini yaitu mengenai Teori Atom dan Aspek Eksperimen
kami menyadari masih terdapat kekurangan, sehingga kami menyarankan kepada
pembaca untuk menambah referensi lainnya yang berkaitan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Noer, Mansdjoeriah Surdia. 1994. Ikatan dan Struktur Atom. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta

Yaya, Sunarya. 2012. Kimia Dasar I. Yrama Widya. Bandung

Nugroho, Daniel. 2015. “Mengungkap Identitas Cahaya”.


(http://www.danielnugroho.com/2012/07/mengungkap-identitas-cahaya.html )
diakses pada tanggal 12 september pukul 23.24 WIB

Sukma, Novianty. 2015. “Radiasi benda hitam”. (http://termodinamika


noviantysj.blogspot.co.id/2015/04/radiasi-benda-hitam.html). Diakses pada tanggal
05 September 2015 pukul 22.12 WIB

31

Anda mungkin juga menyukai