Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasal 2 Undang-undang No.1 Tahun 1970 mengatur keselamatan kerja

dalam segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air,

maupun udara. Dalam undang-undang ini tempat kerja harus dapat menjamin

keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Riset yang dilakukan badan dunia

Internasional Labour Organization (ILO) tahun 2017 Menghasilkan

kesimpulan, insiden insiden yang kerap belakangan ini merupakan peringatan

terhadap kondisi tidak aman yang masih banyak terjadi dan dihadapi. Lebih

dari 1,8 juta kematian akibat kerja terjadi setiap tahunnya dikawasan asia dan

pasifik, bahkan dua pertiga kematian akibat kerja di dunia terjadi asia. Di

tingkat global lebih dari 2,78 juta orang meninggal setiap tahunya akibat

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Selain itu terdapat 374 juta cidera

dan penyakit akibat kerja yang tidak fatal setiap tahunnya, yang

mengakibatkan absensi kerja.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai peraturan tertulis

tentang upaya manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk menjamin

keselamatan para pekerja. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) diatur dalam Permenaker RI Nomor

5 Tahun 1996 pasal 3 ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa ”Setiap

perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih

dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik

1
proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja

seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat

kerja wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

(SMK3)”.

Angka Kecelakaan Indonesia sendiri berdasarkan laporan Dirjen

Binawasker dan K3 pada tahun 2018, kasus kecelakaan kerja (KK) meningkat

tajam yakni dari 123,041 kasus pada 2017 menjadi 173,105 kasus selama

2018 (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, 2018) . Dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yaitu bagian

dari system manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka

pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

suatu tempat kerja yang aman, efesien dan produktif. Setiap perusahaan yang

memperkerjakan pekerja atau buruh paling sedikit 100 orang atau mempunyai

tingkat potensi bahaya tinggi wajib menerapkan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.

Kota Bekasi merupakan salah satu daerah terpadat di provinsi Jawa Barat.

Didaerah ini terdapat banyak industri baik industri formal maupun industri

informal. Tidak dapat dipungkiri bahwa daerah ini menjadi salah satu

penyumbang angka kecelakaan tertinggi untuk provinsi Jawa Barat Adapun

angka kecelakaan kerja di daerah Jawa Barat terus meningkat setiap tahunnya

hingga di tahun 2017 mencapai 22.878 kasus. Jumlah kecelakaan kerja 2016

mencapai 21.296 kasus. Sementara tahun 2015 jumlahnya sebanyaj 14.664

kasusu. Dari angka kecelakaan tersebut, hampir setengahnya dari jumlah

2
kecelakaan kerja merupakan angka kematian akibat dari kecelakaan kerja

(Kementerian Tenaga Kerja dan Transportasi, 2017).

Kecelakaan Kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak

diharapkan. Di katakan tidak terduga karena dibelakang peristiwa yang terjadi

tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih lebih dalam bentuk perencanaan

(Suma’mur , 2018:5).

Penyebab kecelakaan kerja bedasarkan data kecelakaan nasional dan

internasional menyebutkan bahwa penyebab utama terjadinya kecelakaan

adalah faktor manusia (Heni,2011). Sedangkan menurut penelitian yang

sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan antara lain 80-85% di akibatkan

karena faktor perilaku (Suma’mur, 2018).

Selain itu, menurut BPJS ketenagakerjaan penyebab terjadinya kecelakaan

kerja di tahun 2013 sebanyak 34,43% dikarenakan posisi tidak aman

(ergonomis) dan sebanyak 32,12% perilaku pekerja tidak memakai peralatan

yang aman (baihaqi, 2014)

Kecelakaan kerja dapat terjadi karena disebabkan beberapa faktor antara

lain adanya faktor lingkungan dan manusia. Faktor lingkungan terkait dengan

peralatan, kebijakan, pengawasan, peraturan, dan prosedur kerja mengenai

pelaksanaan K3. Sedangkan faktor manusia yaitu perilaku atau kebiasaan

kerja yang tidak aman(Suma’mur, 2018).

Penelitian Siska Diana (2017) yang dilakukan di PT Cahaya Murni

Andalas Permai pada pekerja bagian produksi diketahui bahwa faktor yang

berhubungan dengan perilaku pekerja yang sangat berpengaruh dalam pada

kecelakaan kerja di bagian produksi adalah tingkat pengetahuan (46,4%),

3
sikap (58,9), pengawasan (62,5%).

Sedangkan penelitian Indah Yulianti (2017) yang dilakukan di PT. X pada

pekerja bagian produksi diketahui bahwa faktor yang berhubungan dengan

perilaku pekerja yang sangat berpengaruh dalam penggunaan alat pelindung

diri adalah pengetahuan pekerja ( (41,7%) dan sikap pekerja (48,3%).

PT. Adhi Persada Gedung adalah salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang kontruksi saat ini PT. Adhi Persada Gedung membangun proyek

pembangunan apartemen yang berlokasi di Jati Melati, Kota Bekasi dengan

jumlah pekerja bagian produksi sebanyak 110 pekerja.

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Adhi Persada Gedung tahun

2019 Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja di lokasi kerja terdiri dari

enam jenis kecelakaan kerja yaitu: luka lecet atau luka yang diakibatkan

karena gesekan dengan benda keras, luka robek atau luka yang mengakibatkan

robek pada kulit; luka yang terjadi akibat tusukan benda tajam yang

mengakibatkan luka sempit dan dalam; luka sayat atau luka iris, dan tersetrum

listrik.

Penyebab kecelakaan kerja di PT. Adhi Persada Gedung tahun 2019 yang

diketahui sebagian besar terjadi karena unsafe action dan unsafe condation.

Berdasarkan observasi di PT. Adhi Persada Gedung terdapat 6 kasus

kecelakaan kerja akibat unsafe action dengan tidak menggunakan APD secara

langkap , terdapat 3 kasus kecelakaan kerja akibat alat pengelasan yang tidak

aman dan terdapat 2 kasus kecelakaan akibat lantai yang licin. (PT. Adhi

Persada Gedung, 2019)

4
1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Adhi Persada Gedung tahun

2019 angka kecelakaan Tahun 2016 terdapat 5 pekerja yang mengalami

kecelakaan kerja. Jumlah kecelakaan meningkat di tahun 2017 sebanyak 8 dan

di tahun 2018 sebanyak 9 pekerja sedangkan di tahun 2019 sebanyak 11

pekerja terhitung dari bulan januari hingga april 2019 yang sebagian besar

disebabkan karena unsafe action. Angka kecelakaan kerja akibat perilaku

cenderung meningkat setiap tahunnya walaupun sudah dilakukan upaya upaya

pencegahan kecelakaan seperti safety indaction dan safety patrol. Kecelakaan

kerja dapat di pengaruhi dengan berbagai faktor seperti kurangnya kesadaran

para pekerja tentang keselamatan kerja dan rendahnya pengetahuan tentang

perilaku kerja.

1.3 Pertanyataan Penelitian

1. Bagaimana distribusi frekuensi hubungan perilaku pekerja PT. Adhi

Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi tahun 2019.

2. Apakah ada hubungan antara umur dengan perilaku pekerja PT. Adhi

Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi tahun 2019.

3. Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pekerja

PT. Adhi Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi tahun 2019

4. Apakah ada hubungan antara sikap dengan perilaku pekerja PT. Adhi

Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi tahun 2019.

5. Apakah ada hubungan antara sarana/alat pelindung diri dengan perilaku

pekerja PT. Adhi Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi tahun 2019

5
6. Apakah ada hubungan antara pelaksana pengawasan kesehatan dan

keselamatan kerja dengan perilaku pekerja PT. Adhi Persada Gedung,

Jatiwarna Bekasi tahun 2019

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mempelajari dan menjelaskan determinan perilaku terhadap pekerja di

PT. Adhi Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi frekuensi hubungan perilaku pekerja PT. Adhi

Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi tahun 2019

2. Diketahuinya hubungan antara umur dengan perilaku pekerja PT. Adhi

Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi tahun 2019.

3. Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku

pekerja PT. Adhi Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi tahun 2019.

4. Diketahuinya hubungan antara umur dengan dengan perilaku pekerja PT.

Adhi Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi tahun 2019.

5. Diketahuinya hubungan antara ketersediaan fasilitas alat pelindung diri

dengan perilaku pekerja PT. Adhi Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi

tahun 2019.

6. Diketahuinya hubungan antara pelaksanaan pengawasan kesehatan

keselamatan kerja dengan perilaku pekerja PT. Adhi Persada Gedung,

Jatiwarna Bekasi tahun 2019.

6
1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi PT. Adhi Persada Gedung, Jatiwarna Bekasi

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan

kepada perusahaan tentang akibat perilaku pekerja terhadap kejadian

kecelakaan kerja, sehingga dapat melakukan intervensi dalam

menangani masalah prosedur kerja dan keamanan kerja..

2. Bagi Universitas Respati Indonesia

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan data

dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka guna

mengembangkan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan data

dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka guna

mengembangkan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai