Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM BANGSA NEGARA”
“FUNGSI BAHASA INDONESIA”
“PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DARI MASA KE MASA”

OLEH :

MUH. SAFIYAN
918312906211002

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA


PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatu…
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rosulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia yaitu tentang “Peranan Bahasa Indonesia dalam Bangsa Negara,
Fungsi Bahasa Indonesia dan Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke
Masa”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi,
baik itu yang datang dari saya maupun yang dating dari luar. Namun saya
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah berkat bantuan
kecerdasan serta nikmat sehat dari Allah sehingga kendala-kendala yang saya
hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Bahasa
Indonesia yaitu tentang “Peranan Bahasa Indonesia dalam Bangsa Negara, Fungsi
Bahasa Indonesia dan Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa” yang
saya dapatkan dari berbagai sumber informasi internet serta buku.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi baiknya penulisan dimasa
yang akan datang.

Kendari, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................... ........................... i


DAFTAR ISI ..................................................................... .......................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................... ........................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................... ........................... 2
1.3 Tujuan ................................................................... ......................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Bahasa Indonesia .............................. ........................... 4
3.2 Peranan Bahasa Indonesia dalam Bangsa Indonesia ...................... 5
3.3 Fungsi Bahasa Indonesia .................................... ........................ 11
3.4 Perkembangan Bahasa Indonesia dalam Masa ke Masa.............. 16
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................... ......................... 25
3.2 Saran ................................................................... ......................... 25
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh sangat penting. Informasi


apapun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi
dan interaksi yang hanya dimiliki manusia. Di Indosesia kebutuhan dunia
komunikasi terhadap bahasa Indonesia telah memungkinkan bahasa tersebut
mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bahasa Indonesia sebagai
media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan
kematangannya. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan
kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis, orang tersebut bisa
menangkap apa yang kita maksud, tidak lain karena ia memahami makna yang
dituangkan melalui bahasa tersebut. Kita tahu bahwa masyarakat kita (Iindonesia)
sangat menjunjung kesatuan dalam berbahasa. Makna yang akan disampaikan
tidak hanya terkait dengan pemilihan kata, tetapi juga cara penyampaiannya.
Sebagai contoh, pemilihan kata yang tepat apabila disampaikan dengan cara kasar
akan tetap dianggap kurang santun.
Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan
status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan.
Bahasa merupakan salah satu bagian dalam kebudayaan yang ada pada
semua masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Bahasa
mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang juga dapat
mengekspresikan dirinya, fungsi bahasa sangat berabagam. bahasa merupakan
simbol yang di hasilkan menjadi alat ucap yang biasa digunakan oleh sesama
masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Apa Pengertian Bahasa Indonesia?


2. Apa Peranan Bahasa Indonesia dalam Bangsa Negara?
3. Apa Fungsi Bahasa Indonesia ?
4. Bagaimana Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa pengertian Bahasa Indonesia


2. Untuk mengetahui dan memahami Peranan Bahasa Indonesia dalam
Bangsa Negara
3. Untuk mengetahui apa saja Fungsi Bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
dari Masa ke Masa

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa


pemersatu. Bahasa Indonesia diresmikan penggunanya setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah
salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu dasar yang dipakai adalah bahasa
Melayu Riau dari abad ke-19. Dalam perkembanganya ia mengalami perubahan
akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasikolonial dan
berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penanaman “Bahasa
Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu
tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini
dari varian bahasa Melayu yanng digunakan di Riau maupun semenanjung
Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang
terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan
dari bahasa daerah maupun bahasa asing.
Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada
disekitar manusia: peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan,
hasil cipta karya manusia dan sebagainya, akan mendapat tanggapan dalam
pikiran manusia.
(St. Y. Slamet 2008:31) Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum
dalam masyarakat. Bahasa diucapkan dan didengar, bukan ditulis dan dibaca,
disamping tetap ada yang diucapkan dan didengarkan. Seseorang yang memiliki
kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan
kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh
orang yang mendengarkan atau yang diajak berbicara.

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa adalah suatu sistem yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan
dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama dan identifikasi diri.
Bahasa merupakan alat komunikasi utama atau primer dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain itu, manusia dapat berkomunikasi dengan menggunakan
tulisan dan bahasa isyarat. Bahasa isyarat merupakan salah satu cara
berkomunikasi dengan menggerakkan-gerakkan anggota tubuh.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai proses
pemindahan informasi dari satu bahasa atau variasi bahasa ke bahasa atau variasi
bahasa lain.

Adapun definisi bahasa yang dikemukakan para ahli:


1. Pengertian bahasa menurut Plato bahasa pada dasarnya adalah pernyataan
pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu)
dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam
arus udara lewat mulut.
2. Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009:
126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya,
sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan
3. Menurut Wibowo (2001), Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat
arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
4. Menurut Keraf Smarapradhipa (2005), ia memberikan dua pengertian
mengani bahasa, yakni 1) menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia; 2) Bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

4
Dari begitu banyak pendapat yang menyatakan tentang defenisi dari
bahasa pada dasarnya mengarah pada satu hal yakni menyampaikan sesuatu baik
itu bersifat informasi, hiburan, argument, opini dan sebagainya. Sehingga penulis
menyimpulkan bahwa bahasa ialah alat untuk menyampaikan sesuatu yang
terlintas di dalam hati dan beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam hal
ini alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.

3.2 Peranan Bahasa Indonesia dalam Bangsa Negara

Penggunaan Bahasa dalam Bahasa memiliki peranan dan fungsi bahasa


tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat
untuk mengekspresikan diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat integrasi dan
beradaptasi social dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat
melakukan control sosial.

1. Peranan Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Bangsa Indonesia


a. Sebagai salah satu alat untuk mempersatukan tiap-tiap suku yang ada di
Indonesia

Ini adalah poin yang sangat penting, karena di Indonesia terdapat banyak
sekali suku. mulai dari sabang sampai merauke, tiap-tiap suku memiliki bahasa
daerah yang berbeda-beda dan memiliki beragam dealek dan bahasa hanya Bahasa
Indonesia yang dapat mempersatukan perbedaan bahasa yang ada. Sebagai
makhluk sosial, manusia dituntut untuk dapat saling bekerja sama dan
berkomunikasi dengan baik antar sesamanya. Oleh karena itu, sebagai warga
negara yang baik dan makhluk sosial yang hidup didalam suatu masyarakat kita
perlu menjunjung tinggi bahasa persatuan kita dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Sebagai warga negara Indonesia wajib hukumnya
untuk dapat memahami bahasa Indonesia, karena untuk berkomunikasi sesama
penduduk Indonesia, entah itu dalam berdiskusi, melkukan jual-beli, dan masih
banyak lagi kegunaannya. Dan apabila tidak adanya bahasa pemersatu bangsa
Indonesia, akan sulit bagi mereka untuk mengerti apa yang mereka dengar.

5
Bahkan, mungkin akan terjadi sebuah perdebatan yang bisa
mengakibatkan kesalah pahaman yang bisa berujung ke perseturuan antara kedua
belah pihak. Karena itu, banyak bahasa itu bagus, tetapi lebuh bagus lagi jika ada
yang bisa menyatukan mereka semua.

b. Sebagai alat mencerdaskan bangsa

Di Indonesia kesepakatan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat


untuk mempersatukan suku-suku telah ada sejak adanya sumpah pemuda. Namun
seiring berkembangnya zaman, penggunaan Indonesia semakin bercampur aduk
yang terkadang mengkombinasikan bahasa Indonesia dengan bahasa asing.

c. Sebagai alat untuk berekspresi

Bahasa Indonesia juga bisa digunakan untuk mengungkapkan segala


sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik melalui gagasan, pikiran, perasaan,
dan keinginan yang dimilikinya. Misalnya menulis diary, menulis surat, bercerita,
curhat (curahan hati), puisi, lagu dan sebagainya. Dalam menulis diary dan surat,
kadang kita sendiri tidak menyadari bahwa kita juga bisa berekspresi melalui
kata-kata. Entah itu sedang senang, sedih, atau bahkan kesal. Saat kita sedang
sedih juga, kita bercerita ke teman kita dengan bahasa yang bisa mengekspresikan
apa yang sedang kita rasakan. Kita juga dapat menyampaikan isi hati kita melalui
pidato dan lagu, tanpa takut di dengar oleh orang lain.

d. Sebagai alat komunikasi

Sering kita lihat diberita, tentang para demonstran yang menuntut hak
mereka dengan hasil akhir ricuh. Ini juga dikarenakan kurangnya kesabaran dan
penyampaian aspirasi mereka yang harusnya dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Mereka hanya ingin keinginan mereka cepat dikabulkan, tidak mau
bersabar dan menyampaikan aspirasi mereka dengan sopan dan santun. Juga
dalam dunia jurnalistik. Bahasa Indonesia dalam dunia jurnalistik tidak kalah
pentingnya. Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dibawakan oleh pewarta atau
media massa untuk menyampaikan informasi. Bahasa dengan ciri-ciri khas yang
memudahkan penyampaian berita dan komunikatif.

6
e. Sebagai kontrol sosial

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran
dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat
kontrol sosial. Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik
merupakan alat kontrol sosial. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial juga
merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua
itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada diri seseorang, untuk
memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Contoh
fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah diterapkan adalah
sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat
efektif untuk meredakan rasa amarah. Tuangkanlah rasa dongkol dan amarah ke
dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa amarah berangsur-angsur
menghilang dan dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.

f. Sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan


pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan
dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan
secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial
yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi
yang setinggi-tingginya. Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat
komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat
beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, seseorang akan memilih bahasa
yang akan digunakannya bergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapinya.

7
Contohnya saat sedang memperkenalkan diri didepan kelas. Kita akan
berusaha mengungkapkan atau menyampaikan perkenalan kita itu dengan
menggunakan bahasa yang sudah diterapkan atau yang dapat dimengerti oleh
teman-teman yang ada di kelas saat itu.

2. Peranan Bahasa Indonesia dalam Mencerdaskan Anak Bangsa Indonesia


a. Perjalanan Bahasa Indonesia

Sudah 63 tahun bangsa Indonesia merdeka, begitu juga telah 63 tahun pula
bahasa Indonesia memiliki legalitas menjadi bahasa pengantar di negeri ini.
Dalam perjalanan kehidupan bangsa, bahasa Indonesia telah terbukti membawa
bangsa Indonesia pada kemajuan peradaban. Kita semua mengetahui, berangkat
menjadi bahasa persatuan yang dikumandangkan pada 1928, para pemuda
Indonesia mampu mengubah perjuangan mengusir penjajah yang parsial menjadi
nasional. Perjalanan menuju persatuan nasional ini melewati upaya-upaya
pembelajaran bahasa Indonesia, upaya-upaya membentuk satu komunitas bahasa,
yang bertujuan mulia kemerdekaan bangsa Indonesia. Tentu kita tidak
mengingkari, bahwa hasil pembelajaran menuju persatuan bahasa ini berdampak
pencerdasan bangsas. Dari sejarah kelahiran bahasa Indonesia ini kemudian
bermunculanlah bidang-bidang penerbitan yang mencetak terbitan dari buku
sampai majalah, sehingga mau tidak mau membuka mata bangsa Indonesia untuk
melihat dunia, yang pada gilirannya, melalui bahasa Indonesia ini keterbukaan
pola pikir masyarakat, wawasan masyarakat, pendidikan masyarakat berkembang.

b. Legitimasi Bahasa Indonesia

Pada perjalanan selanjutnya bahasa itu menjadi bahasa negara pada tahun
1945, dimulai dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan diikuti
diundangkannya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pada Bab XVI pasal ….bahasa Indonesia mempunyai legalitas yang sempurna.
Legitimasi ini sangat penting untuk mewujudkan bahasa Indonesia menjadi
bahasa pengantar pendidikan di Indonesia. Bahkan, peran itu dikukuhkan dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional

8
(“bahasa pengantar pendidikan nasional ialah bahasa Indonesia”). Artinya dengan
diundangkannya UUD 1945 ini, semakin berperanlah bahasa Indonesia, karena
dengan itu kewajiban penggunaan bahasa Indonesia di segala bidang, utamanya
pada kegiatan-kegiatan yang resmi, masyarakat menggunakan bahasa Indonesia.
Semakin kokohnya status ini, tentu semakin luas peran pencerdasan bangsa
Indonesia melalui bahasa Indonesia. Apalagi Lembaga Pendidikan sebagai tempat
pembentukan kepribadian dan pengembangan kecerdasan intelektual anak-anak
bangsa wajib menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
bahasa Indonesia mempunyai peran dalam pembentukan kepribadian dan
pengembangan kecerdasan intelektual generasi ke depan.

c. Perkembangan Bahasa Indonesia

Dalam kehidupan kebangsaan pada era reformasi dan globalisasi ini peran
itu makin dikukuhkan dan dimantapkan melalui percepatan pengembangan
leksikon dan pemantapan sistem bahasa Indonesia. Pengembangan leksikon itu
mencakup berbagai bidang kehidupan, terutama bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang begitu cepat. Kini telah dihasilkan 325.000 istilah
dalam berbagai bidang ilmu dan 250.000 kata/istilah bahasa Indonesia dalam
produk program komputer versi bahasa Indonesia, di samping 78.000 kata umum
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengembangan kosakata itu juga
mencakup bidang kebudayaan yang dilakukan melalui penggalian budaya daerah.
Pengembangan kosakata melalui penggalian kebudayaan daerah itu sekaligus
merupakan upaya pelestarian budaya daerah di Indonesia dan mengimbangi laju
perkembangan leksikon dari bahasa asing. Untuk itu, sedang dan akan dilakukan
penelitian bahasa-bahasa daerah dalam upaya penggalian kosakata kebudayaan
daerah di wilayah Indonesia (ada 726 bahasa daerah di Indonesia).
Kekayaan atas kosa kata dan pembakuan bahasa berdampak positif kepada
kemudahan penggunaan bahasa. Bahasa Inggris ternyata mampu mengintelekkan
pemakai bahasa Inggris. Oleh karena itu kemudahan atas pemakaian bahasa
Indonesia yang kaya kosa kata dan baku, akan mempengaruhi intelektual

9
pengguna bahasa Indonesia, artinya fenomena membantu mencerdaskan bangsa
Indonesia.

d. Bahasa Indonesia dalam Pergaulan Internasional

Peran Indonesia dalam pergaulan internasional telah menempatkan bahasa


Indonesa dipelajari di banyak negara, di Belanda, Perancis, Inggris, Amerika,
Kanada, Jepang, termasuk Australia, negara terdekat Indonesia yang memiliki
kepentingan persahabatan di antara kedua bangsa ini.
Keunikan Indonesia, di antara aspek sosial budaya, ekonomi, politik,
ekologi, antropologi, serta alam dan lingkungan menarik yang diteliti dan
dipelajari membutuhkan bahasa sebagai media. Dalam kerangka ini, dibutuhkan
pengembangan bahasa yang menyediakan media bahasa yang baku, mudah
dipelajari, dan mampu menyediakan kosa kata yang siap sepadan dengan
kebutuhan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu mau tidak mau bahasa Indonesia
harus berkembang, sehingga internal atau eksternal memberi sumbangan bagi
kecerdasan bangsa Indonesia.

e. Pencerdasan Bangsa Melalui Sastra.

Di bidang Sastra begitu juga. Sudah tak terbilang karya bangsa Indonesia
ditulis dengan media bahasa Indonesia. Kita mengetahui bahwa sastra memiliki
fungsi menumbuhkan rasa kebangsaan (nasionalitas), kebersatuan (solidaritas),
kemanusiaan, serta mempengaruhi proses pembentukan kepribadian dan
kebangsaan masyarakat pembacanya. Bahkan kemajuan sastra sering digunakan
sebagai indikator kemajuan peradaban suatu masyrarakat pendukungnya. Tentu
tidak terlupakan, bahwa sastra juga memiliki elemen mendidik dan mencerdaskan
masyarakat pembacanya.
Sejarah sastra mencatat, terdapat beberapa karya-karya puncak dalam
sastra Indonesia. Sebagai contoh terbitnya karya monumental roman berjudul Siti
Nurbaya oleh Marah Rusli, novel Belenggu karya Armijn Pane, puisi-puisi karya
Chairil Anwar, puisi-puisi karya Rendra, serta puisi-puisi karya Taufik Ismail,
diakui atau tidak mampu mempengaruhi pembaca, sehingga terjadi perubahan
sikap, pemikiran, dan wawasan pembaca yang mengalir ke masyarakat. Tercatat

10
bahwa reformasi-reformasi pada zamannya (zaman karya tersebut lahir)
digetarkan oleh sastra. Itu bererti karya sastra yang nota bene bermedia bahasa
telah mencerdaskan masyarakat.

3.3 Fungsi Bahasa Indonesia dalam Bangsa Negara

1. Fungsi Bahasa Secara Umum

Bahasa Indonesia merupakan bahasa kenegaraan yang kita pakai di negara


Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa formal yang ditetapkan di negara kita. Dalam literatur bahasa, para ahli
merumuskan fungsi bahasa secara umum, yaitu:

a. Sebagai Sarana Memahami Diri

Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan


mengidentifikasi kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapat menyebutkan
potensi dirinya, kelemahan dirinya, kekuatan dirinya, bakat, kecerdasan,
kemampuan intelektualnya, kemauannya, tempramennya, dan sebagainya.
Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi, inteligensi, kecerdasan,
psikis, karakternya, psikososial, dan lain-lain. Dari pemahaman yang cermat atas
dirinya, seseorang akan mampu membangun karakternya dan mengorbitkan-nya
ke arah pengembangan potensi dan kemampuannya menciptakan suatu kreativitas
baru.

b. Sebagai Sarana Memahami Orang Lain

Untuk menjamin efektifitas komunikasi, seseorang perlu memahami orang


lain, seperti dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap seseorang,
pemakaian bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya:
potensi biologis, intelektual, emosional, kecerdasan, karakter, paradigma, yang
melandasi pemikirannya, bakatnya, kemampuan kreativitasnya, kemempuan
inovasinya, motifasi pengembangan dirinya, dan lain-lain.

11
c. Sebagai Sarana Mengamati Lingkungan Sekitar

Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut harus diupayakan


kepastian konsep, kepastian makna, dan kepastian proses berfikir sehingga dapat
mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti. Misalnya apa yang
melatar belakangi pengamatan, bagaimana pemecahan masalahnya,
mengidentifikasi objek yang diamati, menjelaskan bagaimana cara (metode)
mengamati, apa tujuan mengamati, bagaimana hasil pengamatan, dan apa
kesimpulan.

d. Sebagai Sarana Berfikir Logis

Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir logis


induktif, deduktif, sebab–akibat, atau kronologis sehingga dapat menyusun
konsep atau pemikiran secara jelas, utuh dan konseptual. Melalui proses berfikir
logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan. Proses
berfikir logis merupakn hal yang abstrak. Untuk itu, diperlukan bahasa yang
efektif, sistematis, dengan ketepatan makna sehingga mampu melambangkan
konsep yang abstrak tersebut menjadi konkret.

e. Membangun Kecerdasan

Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem


dan fungsi bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi,
narasi, persuasi, deskripsi, analisis atau pemaparan, dan kemampuan mengunakan
ragam bahasa secara tepat sehingga menghasilkan kreativitas yang baru dalam
berbagai bentuk dan fungsi kebahasaan.

f. Membangun Karakter

Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan


karakternya lebih baik. Dengan kecerdasan bahasanya, seseorang dapat
mengidentifikasi kemampuan diri dan potensi diri. Dalam bentuk sederhana,
misalnya: rasa lapar, rasa cinta. Pada tingkat yang lebih kompleks, misalnya:
membuat proposal yang menyatakan dirinya akan menbuat suatu proyek,
kemampuan untuk menulis suatu laporan.

12
g. Mengembangkan Profesi

Proses pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran dilanjutkan


dengan pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh selama proses
pembelajaran, tetapi bertumpu pada pengalaman barunya. Proses berlanjut menuju
pendakian puncak karier/profesi. Puncak pendakian karier tidak akan tercapai
tanpa komunikasi atau interaksi dengan mitra, pesaing dan sumber pegangan
ilmunya. Untuk itu semua kaum profesional memerlukan ketajaman, kecermatan,
dan keefektifan dalam berbahasa sehingga mampu menciptakan kreatifitas baru
dalam profesinya.

h. Sarana Menciptakan Kreatifitas Baru

Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi


suatu pemikiran yang logis dimungkinkan untuk mengembangkan segala
potensinya. Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang
dikembangkannya. Melalui pendidikan yang kemudian berkembang menjadi suatu
bakat intelektual. Bakat alam dan bakat intelektual ini dapat berkembang spontan
menghasilkan suatu kretifitas yang baru.

2. Fungsi Bahasa Secara Khusus

a. Fungsi Bahasa Indonesia berdasarkan Kedudukannya Sebagai Bahasa


Nasional
“Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Indonesia” yang di
selenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain
menegaskan bahwa dalam kedudukannya berfungsi sebagai:

1. Lambang Kebanggaan Nasional

Sebagai lambang kebanggan nasional, bahasa Indonesia memancarkan


nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang
dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya, menjunjung tinggi
dan mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sebagai realisasi
kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa

13
rendah diri melainkan kita harus berbangga hati menggunakan dan memelihara
bahasa Indonesia.

2. Lambang Identitas Nasional

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang


bangsa Indonesia. Ini berarti, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa
kita, yaitu sifat, peringai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena
fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri
kepribadian kita tidak tercemin di dalamnya. Jangan sampai Bahasa Indonesia
tidak menunjukan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.

3. Alat Pemersatu Berbagai Masyarakat yang Berbeda Latar Belakang


Sosial, Budaya dan Bahasanya

Dengan adanya fungsi ini maka seluruh masyarakat Indonesia dari


berbagai suku bisa bersatu padu. Dengan bahasa Indonesia akan merasa serasi dan
aman hidupnya karena mereka tidak merasa dijajah oleh suku bangsa lain.
Ditambah lagi adanya fakta bahwa identitas dan nilai-nilai budaya dari suku lain
masih tercemin pada bahasa daerah masing-masing, bahkan diharapkan dapat
memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

4. Alat Penghubung Antarbudaya Antardaerah

Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk


segala aspek kehidupan. Warga Indonesia terkenal dengan keragaman
penduduknya yang berasal dari berbagai suku bangsa yang memiliki adat berbeda.
Dengan adanya fungsi ini maka seluruh masyarakat Indonesia dapat bersatu
walupun berasal dari suku bangsa yang berbeda. Kita dapat mempelajari ataupun
mengetahui kebudayaan dari daerah lain karena sudah ada media komunikasi
formal yang menjebatani kita sehingga kita bisa berkomunikasi dengan baik. Bagi
pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan
kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan

14
mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan
seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

b. Fungsi Bahasa Indonesia berdasarkan Kedudukannya Sebagai Bahasa


Negara

Dalam "Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional" yang


diselenggarakan di Jakarta tanggal 25 sampai dengan 28 Febuari 1975
dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai:

1. Bahasa Resmi Kenegaraan

Pembuktian bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan


ialah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI
1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa indonesia dalam segala upacara, peristiwa,
dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.

2. Bahasa Pengantar Resmi di Lembaga-Lembaga Pendidikan

Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga


pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk
memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran ynag berbentuk media
cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan,
sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa
ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).

3. Bahasa Resmi Dalam Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk


Kepentingan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Serta
Pemerintah

Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan


penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya
diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa.

15
Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

4. Bahasa Resmi Dalam Pengembangan Kebudayaan dan Pemanfaatan


Ilmu Pengetahuan Serta Teknologi Modern

Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan


pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku
pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain,
hendaknya menggunakan bahasa Indonesia.

3.4 Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa

1. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Prakemerdekaan

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari
berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
 Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
 Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
 Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
 Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
 Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup
dan sastra.
2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang
yang berasal dari luar indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan.

16
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan
bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh
masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar
pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di
wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan
dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang
tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa
Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa
indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi
bahasa Indonesia yaitu :
1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa
melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi
bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut
sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga
kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa
bahasa Melayu (Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi
kalangan pegawai pribumi. Pada periode ini mulai terbentuklah “bahasa
Indonesia” yang secara perlahan terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-
Johor. Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca
(bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya

17
sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih menggunakan bahasa daerah yang
jumlahnya mencapai 360 bahasa.
Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya
Malay Archipelago bahwa “penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa
tersendiri yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-
negara lain, sehingga bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan
dipuji di seluruh dunia Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di
seluruh Hindia Belanda.”
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901,
Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada
tahun 1904 Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.

2. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Pascakemerdekaan

Berhubung dengan menyebar Bahasa Melayu ke pelosok nusantara


bersamaan dengan menyebarnya agama islam di wilayah nusantara. Serta makin
berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah
diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau,
antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia
oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda
berikrar:
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
Tanah Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.

18
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.

Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur
yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa
indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa
Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945,
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan
bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia”, (pasal 36). Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara konstitusional
sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh berbagai lapisan
masyarakat indonesia.

3. Peristiwa-Peristiwa yang Mempengaruhi Perkermbangan Bahasa


Indonesia

a. Budi Otomo
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat
kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa
Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah
Belanda diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia
asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab
bahasa Belanda merupakan syarat utam untuk melanjutkan pelajaran menambang
ilmu pengetahuan barat.
b. Sarikat Islam
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya
bergerak dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik jga.
Sejak berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah
Belanda dibidang politik tidak perna mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa
yang mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.

19
c. Balai Pustaka
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini
didirikan. Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada
tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku-
buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap
perkembangan bahasa melau menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai
berikut :
1. Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia
untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
2. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil
ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
3. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui
karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya
dan hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
4. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab
diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan
diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang
bersusun baik dan terpelihara.

d. Sumpah Pemuda
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang
diselenggarakan pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun
1926, telah pula diadakan kongres p[emuda yang tepat penyelenggaraannya juga
di Jakarta. Berlangsung kongres ini tidak semata-mata bermakna bagi
perkembangan politik, melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra
Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa
dipisahkan dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional
yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan
Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres itu adalah untuk
mempersatukan berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu.

20
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung
dalam wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928
organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan
sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah
pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara,
bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang
sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan
bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern.
Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan,
bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan
juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.

4. Sejarah Perkembangan EYD

Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga
ada. Sehingga terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar dan
dipergunankan dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah
diketahui bahwa penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari:

1. Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles
Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata
bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui
pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
a. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya
harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai.
Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
b. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.

21
c. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
d. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-
kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
2. Ejaan Soewandi

Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang


berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama
edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini
mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku
sejak tahun 1901.
a. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak,
rakjat, dsb.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2,
ke-barat2-an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mendampinginya.

Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:

a. huruf ‘oe’ menjadi ‘u’, seperti pada goeroe → guru.


b. bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (‘)
ditulis dengan ‘k’, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
c. kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-
barat2-an.
d. awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya. Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah,
tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-’ pada dibeli, dimakan.

Ejaan Soewandi ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan oleh Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) pada masa menteri Mashuri Saleh. Pada masa
jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 Mei 1972
Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa
Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri

22
menandai pergantian ejaan itu dengan mencopot nama jalan yang melintas di
depan kantor departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.

3. Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang


berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama
telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien
Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri.
Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas
yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan
Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan
Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi
dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku
panduan pemakaian berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan”.
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah
penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah”.
Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘oe’ menjadi ‘u’ : oemoem → umum
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir

23
awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ dibedakan penulisannya. Kata depan ‘di’
pada contoh “di rumah”, “di sawah”, penulisannya dipisahkan dengan spasi,
sementara ‘di-’ pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.

5. Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi

Munculnya Bahasa Media Massa (bahasa Pers):


1. Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim);
2. Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam surat
kabar.

Pers telah berjasa dalam memperkenalkan istilah baru, kata-kata dan


ungkapan baru, seperti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kroni, konspirasi,
proaktif, rekonsiliasi, provokator, arogan, hujat, makar, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia sudah mulai bergeser menjadi bahasa kedua setelah
Bahasa Inggris ataupun bahasa gaul. Selain itu, dipengaruhi pula oleh media iklan
maupun artis yang menggunakan istilah baru yang merupakan penyimpangan dari
kebenaran cara berbahasa Indonesia maupun mencampuradukan bahasa Inggris
dan Bahasa Indonesia.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam era apapun,


semodern apapun, manusia tidak dapat meninggalkan bahasa sebagai media.
Karena bahasa mempunyai peran yang sangat istimewa yang tidak tergantikan
oleh media lain. Salah satu peran itu adalah bahasa mencerdaskan bangsa, dan
bahasa Indonesia mencerdaskan bangsa Indonesia.
Peran bahasa Indonesia sangat penting. Peranan bahasa Indonesia
mencakup bebagai aspek kehidupan, baik untuk disi sendiri maupun lingkungan
masyarakat. Bahasa merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu
bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi-teknologi yang berkembang. Dengan
kata lain, bahasa merupakan sarana untuk menyerap dan mengembangkan
pengetahuan.
Bahasa Indonesia berdasarkan kedudukannya sebagai bahasa nasional dan
sebagai bahasa negara dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional
yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 memiliki
banyak fungsi yang bermanfaat untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.2 Saran

Setelah mengetahui fungsi bahasa Indonesia dalam pembahasan diatas


maka kita harus mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat. Selain itu, Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca,
khususnya mahasiswa. Namun, alangkah baiknya jika pembaca tidak puas dengan
materi yang saya buat kiranya untuk memberikan kritik dan saran sehingga
makalah ini dapat dipergunakan dengan bijak agar bisa lebih memahami materi
tentang “Peranan, Fungsi serta Perkembangan Bahasa Indonesia” di masa
mendatang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Muhsin, 1990. sejarah dan standarisasi bahasa Indonesia. Bandung :


sinar baru algesindo. Aripin Z.E,

Akhadiah M. K, Sabarti. 1991. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Ausjahbana, Takdir.. Dari Perjuangan dan Bahasa Indonesia. 1932-1957.


Jakarta: Pustaka Universitas.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. 1994. Jakarta: PT. Cipata.Rineka.

Kartika Nur Ramadha. 2009. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.

Muslich M., G.G. Oka. Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi. 2010.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Proto, A.S. Pengeriaan Bahasa Indonesia. 1980. Jakarta: Nulan Bintang.

Purwoko, Herudjati, M. Hendrarti, Ignatia. 2004. Rekayasa Bahasa dan Sastra


Nasional. (Penyunting B.S. Gunawan). Masscom Media.

26

Anda mungkin juga menyukai