BAHASA INDONESIA
“PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM BANGSA NEGARA”
“FUNGSI BAHASA INDONESIA”
“PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DARI MASA KE MASA”
OLEH :
MUH. SAFIYAN
918312906211002
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatu…
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rosulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia yaitu tentang “Peranan Bahasa Indonesia dalam Bangsa Negara,
Fungsi Bahasa Indonesia dan Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke
Masa”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi,
baik itu yang datang dari saya maupun yang dating dari luar. Namun saya
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah berkat bantuan
kecerdasan serta nikmat sehat dari Allah sehingga kendala-kendala yang saya
hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Bahasa
Indonesia yaitu tentang “Peranan Bahasa Indonesia dalam Bangsa Negara, Fungsi
Bahasa Indonesia dan Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa” yang
saya dapatkan dari berbagai sumber informasi internet serta buku.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi baiknya penulisan dimasa
yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
BAB III
PEMBAHASAN
Bahasa adalah suatu sistem yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan
dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama dan identifikasi diri.
Bahasa merupakan alat komunikasi utama atau primer dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain itu, manusia dapat berkomunikasi dengan menggunakan
tulisan dan bahasa isyarat. Bahasa isyarat merupakan salah satu cara
berkomunikasi dengan menggerakkan-gerakkan anggota tubuh.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai proses
pemindahan informasi dari satu bahasa atau variasi bahasa ke bahasa atau variasi
bahasa lain.
4
Dari begitu banyak pendapat yang menyatakan tentang defenisi dari
bahasa pada dasarnya mengarah pada satu hal yakni menyampaikan sesuatu baik
itu bersifat informasi, hiburan, argument, opini dan sebagainya. Sehingga penulis
menyimpulkan bahwa bahasa ialah alat untuk menyampaikan sesuatu yang
terlintas di dalam hati dan beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam hal
ini alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Ini adalah poin yang sangat penting, karena di Indonesia terdapat banyak
sekali suku. mulai dari sabang sampai merauke, tiap-tiap suku memiliki bahasa
daerah yang berbeda-beda dan memiliki beragam dealek dan bahasa hanya Bahasa
Indonesia yang dapat mempersatukan perbedaan bahasa yang ada. Sebagai
makhluk sosial, manusia dituntut untuk dapat saling bekerja sama dan
berkomunikasi dengan baik antar sesamanya. Oleh karena itu, sebagai warga
negara yang baik dan makhluk sosial yang hidup didalam suatu masyarakat kita
perlu menjunjung tinggi bahasa persatuan kita dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Sebagai warga negara Indonesia wajib hukumnya
untuk dapat memahami bahasa Indonesia, karena untuk berkomunikasi sesama
penduduk Indonesia, entah itu dalam berdiskusi, melkukan jual-beli, dan masih
banyak lagi kegunaannya. Dan apabila tidak adanya bahasa pemersatu bangsa
Indonesia, akan sulit bagi mereka untuk mengerti apa yang mereka dengar.
5
Bahkan, mungkin akan terjadi sebuah perdebatan yang bisa
mengakibatkan kesalah pahaman yang bisa berujung ke perseturuan antara kedua
belah pihak. Karena itu, banyak bahasa itu bagus, tetapi lebuh bagus lagi jika ada
yang bisa menyatukan mereka semua.
Sering kita lihat diberita, tentang para demonstran yang menuntut hak
mereka dengan hasil akhir ricuh. Ini juga dikarenakan kurangnya kesabaran dan
penyampaian aspirasi mereka yang harusnya dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Mereka hanya ingin keinginan mereka cepat dikabulkan, tidak mau
bersabar dan menyampaikan aspirasi mereka dengan sopan dan santun. Juga
dalam dunia jurnalistik. Bahasa Indonesia dalam dunia jurnalistik tidak kalah
pentingnya. Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dibawakan oleh pewarta atau
media massa untuk menyampaikan informasi. Bahasa dengan ciri-ciri khas yang
memudahkan penyampaian berita dan komunikatif.
6
e. Sebagai kontrol sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran
dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat
kontrol sosial. Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik
merupakan alat kontrol sosial. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial juga
merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua
itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada diri seseorang, untuk
memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Contoh
fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah diterapkan adalah
sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat
efektif untuk meredakan rasa amarah. Tuangkanlah rasa dongkol dan amarah ke
dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa amarah berangsur-angsur
menghilang dan dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
7
Contohnya saat sedang memperkenalkan diri didepan kelas. Kita akan
berusaha mengungkapkan atau menyampaikan perkenalan kita itu dengan
menggunakan bahasa yang sudah diterapkan atau yang dapat dimengerti oleh
teman-teman yang ada di kelas saat itu.
Sudah 63 tahun bangsa Indonesia merdeka, begitu juga telah 63 tahun pula
bahasa Indonesia memiliki legalitas menjadi bahasa pengantar di negeri ini.
Dalam perjalanan kehidupan bangsa, bahasa Indonesia telah terbukti membawa
bangsa Indonesia pada kemajuan peradaban. Kita semua mengetahui, berangkat
menjadi bahasa persatuan yang dikumandangkan pada 1928, para pemuda
Indonesia mampu mengubah perjuangan mengusir penjajah yang parsial menjadi
nasional. Perjalanan menuju persatuan nasional ini melewati upaya-upaya
pembelajaran bahasa Indonesia, upaya-upaya membentuk satu komunitas bahasa,
yang bertujuan mulia kemerdekaan bangsa Indonesia. Tentu kita tidak
mengingkari, bahwa hasil pembelajaran menuju persatuan bahasa ini berdampak
pencerdasan bangsas. Dari sejarah kelahiran bahasa Indonesia ini kemudian
bermunculanlah bidang-bidang penerbitan yang mencetak terbitan dari buku
sampai majalah, sehingga mau tidak mau membuka mata bangsa Indonesia untuk
melihat dunia, yang pada gilirannya, melalui bahasa Indonesia ini keterbukaan
pola pikir masyarakat, wawasan masyarakat, pendidikan masyarakat berkembang.
Pada perjalanan selanjutnya bahasa itu menjadi bahasa negara pada tahun
1945, dimulai dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan diikuti
diundangkannya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pada Bab XVI pasal ….bahasa Indonesia mempunyai legalitas yang sempurna.
Legitimasi ini sangat penting untuk mewujudkan bahasa Indonesia menjadi
bahasa pengantar pendidikan di Indonesia. Bahkan, peran itu dikukuhkan dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
8
(“bahasa pengantar pendidikan nasional ialah bahasa Indonesia”). Artinya dengan
diundangkannya UUD 1945 ini, semakin berperanlah bahasa Indonesia, karena
dengan itu kewajiban penggunaan bahasa Indonesia di segala bidang, utamanya
pada kegiatan-kegiatan yang resmi, masyarakat menggunakan bahasa Indonesia.
Semakin kokohnya status ini, tentu semakin luas peran pencerdasan bangsa
Indonesia melalui bahasa Indonesia. Apalagi Lembaga Pendidikan sebagai tempat
pembentukan kepribadian dan pengembangan kecerdasan intelektual anak-anak
bangsa wajib menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
bahasa Indonesia mempunyai peran dalam pembentukan kepribadian dan
pengembangan kecerdasan intelektual generasi ke depan.
Dalam kehidupan kebangsaan pada era reformasi dan globalisasi ini peran
itu makin dikukuhkan dan dimantapkan melalui percepatan pengembangan
leksikon dan pemantapan sistem bahasa Indonesia. Pengembangan leksikon itu
mencakup berbagai bidang kehidupan, terutama bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang begitu cepat. Kini telah dihasilkan 325.000 istilah
dalam berbagai bidang ilmu dan 250.000 kata/istilah bahasa Indonesia dalam
produk program komputer versi bahasa Indonesia, di samping 78.000 kata umum
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengembangan kosakata itu juga
mencakup bidang kebudayaan yang dilakukan melalui penggalian budaya daerah.
Pengembangan kosakata melalui penggalian kebudayaan daerah itu sekaligus
merupakan upaya pelestarian budaya daerah di Indonesia dan mengimbangi laju
perkembangan leksikon dari bahasa asing. Untuk itu, sedang dan akan dilakukan
penelitian bahasa-bahasa daerah dalam upaya penggalian kosakata kebudayaan
daerah di wilayah Indonesia (ada 726 bahasa daerah di Indonesia).
Kekayaan atas kosa kata dan pembakuan bahasa berdampak positif kepada
kemudahan penggunaan bahasa. Bahasa Inggris ternyata mampu mengintelekkan
pemakai bahasa Inggris. Oleh karena itu kemudahan atas pemakaian bahasa
Indonesia yang kaya kosa kata dan baku, akan mempengaruhi intelektual
9
pengguna bahasa Indonesia, artinya fenomena membantu mencerdaskan bangsa
Indonesia.
Di bidang Sastra begitu juga. Sudah tak terbilang karya bangsa Indonesia
ditulis dengan media bahasa Indonesia. Kita mengetahui bahwa sastra memiliki
fungsi menumbuhkan rasa kebangsaan (nasionalitas), kebersatuan (solidaritas),
kemanusiaan, serta mempengaruhi proses pembentukan kepribadian dan
kebangsaan masyarakat pembacanya. Bahkan kemajuan sastra sering digunakan
sebagai indikator kemajuan peradaban suatu masyrarakat pendukungnya. Tentu
tidak terlupakan, bahwa sastra juga memiliki elemen mendidik dan mencerdaskan
masyarakat pembacanya.
Sejarah sastra mencatat, terdapat beberapa karya-karya puncak dalam
sastra Indonesia. Sebagai contoh terbitnya karya monumental roman berjudul Siti
Nurbaya oleh Marah Rusli, novel Belenggu karya Armijn Pane, puisi-puisi karya
Chairil Anwar, puisi-puisi karya Rendra, serta puisi-puisi karya Taufik Ismail,
diakui atau tidak mampu mempengaruhi pembaca, sehingga terjadi perubahan
sikap, pemikiran, dan wawasan pembaca yang mengalir ke masyarakat. Tercatat
10
bahwa reformasi-reformasi pada zamannya (zaman karya tersebut lahir)
digetarkan oleh sastra. Itu bererti karya sastra yang nota bene bermedia bahasa
telah mencerdaskan masyarakat.
11
c. Sebagai Sarana Mengamati Lingkungan Sekitar
e. Membangun Kecerdasan
f. Membangun Karakter
12
g. Mengembangkan Profesi
13
rendah diri melainkan kita harus berbangga hati menggunakan dan memelihara
bahasa Indonesia.
14
mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan
seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
15
Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari
berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup
dan sastra.
2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang
yang berasal dari luar indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan.
16
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan
bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh
masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar
pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di
wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan
dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang
tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa
Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa
indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi
bahasa Indonesia yaitu :
1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa
melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi
bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut
sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga
kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa
bahasa Melayu (Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi
kalangan pegawai pribumi. Pada periode ini mulai terbentuklah “bahasa
Indonesia” yang secara perlahan terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-
Johor. Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca
(bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya
17
sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih menggunakan bahasa daerah yang
jumlahnya mencapai 360 bahasa.
Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya
Malay Archipelago bahwa “penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa
tersendiri yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-
negara lain, sehingga bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan
dipuji di seluruh dunia Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di
seluruh Hindia Belanda.”
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901,
Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada
tahun 1904 Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
18
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur
yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa
indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa
Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945,
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan
bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia”, (pasal 36). Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara konstitusional
sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh berbagai lapisan
masyarakat indonesia.
a. Budi Otomo
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat
kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa
Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah
Belanda diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia
asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab
bahasa Belanda merupakan syarat utam untuk melanjutkan pelajaran menambang
ilmu pengetahuan barat.
b. Sarikat Islam
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya
bergerak dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik jga.
Sejak berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah
Belanda dibidang politik tidak perna mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa
yang mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.
19
c. Balai Pustaka
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini
didirikan. Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada
tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku-
buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap
perkembangan bahasa melau menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai
berikut :
1. Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia
untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
2. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil
ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
3. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui
karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya
dan hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
4. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab
diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan
diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang
bersusun baik dan terpelihara.
d. Sumpah Pemuda
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang
diselenggarakan pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun
1926, telah pula diadakan kongres p[emuda yang tepat penyelenggaraannya juga
di Jakarta. Berlangsung kongres ini tidak semata-mata bermakna bagi
perkembangan politik, melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra
Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa
dipisahkan dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional
yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan
Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres itu adalah untuk
mempersatukan berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu.
20
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung
dalam wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928
organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan
sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah
pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara,
bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang
sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan
bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern.
Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan,
bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan
juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.
Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga
ada. Sehingga terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar dan
dipergunankan dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah
diketahui bahwa penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari:
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles
Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata
bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui
pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
a. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya
harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai.
Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
b. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
21
c. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
d. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-
kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
2. Ejaan Soewandi
Ejaan Soewandi ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan oleh Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) pada masa menteri Mashuri Saleh. Pada masa
jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 Mei 1972
Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa
Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri
22
menandai pergantian ejaan itu dengan mencopot nama jalan yang melintas di
depan kantor departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.
23
awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ dibedakan penulisannya. Kata depan ‘di’
pada contoh “di rumah”, “di sawah”, penulisannya dipisahkan dengan spasi,
sementara ‘di-’ pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Muslich M., G.G. Oka. Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi. 2010.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
26