Anda di halaman 1dari 3

Sakit, nyeri, mual bisa menjadi hal yang biasa ketika mengandung.

Namun, ada pula berbagai tanda bahaya kehamilan yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayi.
Hamil dan mempunyai anak adalah hal yang sangat dinanti oleh setiap pasangan
suami-istri. Ketika mengandung, istri akan mengalami berbagai gejala perubahan
normal dalam tubuhnya seperti merasa lelah, mual, dan muntah. Selain gejala
tersebut, ada beberapa tanda-tanda kehamilan yang memerlukan perhatian medis.

Perdarahan
Perdarahan sangat ringan tanpa rasa sakit atau nyeri adalah hal umum yang terjadi
di awal kehamilan. Namun, perdarahan bisa menjadi tanda bahaya kehamilan atau
komplikasi serius jika:

 Perdarahan berat dengan darah berwarna gelap disertai sakit perut parah (di salah
satu sisi perut), kram, dan serasa ingin pingsan pada trimester pertama. Ini bisa
menjadi tanda kehamilan ektopik (hamil di luar rahim) yang dapat mengancam jiwa.

 Perdarahan berat disertai nyeri punggung atau sakit perut kuat pada awal trimester
kedua yang mungkin merupakan tanda keguguran.

 Perdarahan dengan nyeri perut pada trimester ketiga dapat menjadi gejala solusio
plasenta (plasenta terlepas dari dinding rahim).
 Perdarahan tiba-tiba tanpa rasa sakit menunjukkan gejala plasenta previa (sebagian
atau seluruh plasenta bayi menyelimuti atau berada di atas pangkal leher rahim).

 Perdarahan berat pada usia kehamilan kurang dari 37minggu, kemungkinan bayi
akan terlahir prematur.
Mual berat dan muntah-muntah
Mual dan muntah ketika hamil memang hal yang wajar terjadi, namun bisa menjadi
hal yang serius jika tidak terkendali dan parah. Mengapa? Ketika merasa mual, ibu
hamil kemungkinan tidak bisa makan atau minum apa pun. Akibatnya, ibu hamil dan
janin berisiko terkena dehidrasi dan kekurangan gizi. Sering muntah ketika hamil
juga bisa menjadi tanda bahaya kehamilan seperti:

 Preeklamsia (komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan
tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain), jika muntah-muntah selama paruh
kedua masa kehamilan, nyeri di bawah tulang rusuk, dan pembengkakan di wajah,
tangan atau kaki.

 Keracunan makanan, jika muntah disertai diare.

 Infeksi ginjal, jika muntah disertai demam dan nyeri di punggung bawah atau sekitar
alat kelamin.
Demam
Ibu hamil lebih rentan terjangkit pilek dan flu. Oleh karena itu, jangan heran jika ibu
hamil terkadang mengalami demam. Tapi, segera hubungi dokter jika demam
berlangsung lebih dari 24-36 jam dan suhu tubuh di atas 37,5°C tapi tidak
menunjukkan gejala flu atau pilek. Atau jika suhu tubuh lebih dari 39°C selama
beberapa waktu, karena ini dapat membahayakan bayi dalam kandungan.

Janin jarang bergerak


Janin cukup sering bergerak merupakan tanda bahwa kehamilan baik-baik saja. Tapi
jika pola pergerakannya berubah (berhenti atau melamban) setelah 24 minggu, ini
berarti terjadi sesuatu dengan janin yang dikandung.

Keluar cairan dari vagina


Jika ada cairan yang merembes dari vagina pada masa kelamilan kurang dari 37
minggu, itu berarti air ketuban sudah pecah. Artinya, janin yang ada di dalam
kandungan sudah harus dilahirkan walau dalam keadaan prematur. Namun, bisa jadi
cairan yang keluar tersebut bukan air ketuban, melainkan urine. Ini akibat adanya
tekanan pada kandung kemih ketika rahim membesar. Untuk membedakan apakah
cairan yang merembes adalah air ketuban atau urine, coba buang air kecil. Jika usai
berurine cairan terus keluar, itu tandanya air ketuban sudah pecah.
Gejala preeklamsia
Preeklamsia adalah keadaan serius selama masa kehamilan yang berpotensi
menyebabkan kondisi fatal. Gangguan ini ditandai dengan tekanan darah tinggi,
kelebihan protein dalam urine (biasanya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan),
nyeri perut bagian tengah atau atas, pandangan kabur atau ganda, tangan dan kaki
bengkak, sakit kepala parah yang tidak hilang, muntah-muntah, jarang buang air
kecil, kadar trombosit turun, fungsi hati terganggu, dan sesak napas.
Jatuh
Jatuh ketika hamil tidak selalu berbahaya. Jika jatuh terduduk tidak ada yang perlu
dikhawatirkan, karena janin terlindungi oleh rahim dan cairan ketuban. Namun, jika perut
terkena benturan ketika jatuh hingga terjadi kontraksi, adanya rembesan cairan, atau
perdarahan, segera datangi unit gawat darurat.

Jika Anda mengalami tanda bahaya kehamilan seperti di atas atau mengalami gejala lain yang
tidak biasa selama hamil, segera hubungi dokter kandungan atau pergi ke rumah sakit
terdekat. Keselamatan ibu dan bayi sama-sama penting.

Anda mungkin juga menyukai