Anda di halaman 1dari 3

Nama : Naufal Lathip

NIM : 1707016046
Kelas : Psi-2B
Mata kuliah : Biopsikologi II

UTS BIOPSIKOLOGI II

1. Mengapa dalam biopsikologi mempelajari kerusakan-kerusakan otak ? apa kaitannya


dengan keilmuan ini ?
Biopsikologi merupakan studi ilmiah tentang perilaku. Sebagian orang menyebut bidang ini
dengan psikobiologi, biologi perilaku, atau neurosains perilaku, namun Pinel (2009)
menyebutnya dengan istilah biopsikologi karena menunjukkan pendekatan biologis pada studi
tentang psikologi dan bukan sebaliknya, pendekatan psikologis pada studi tentang perilaku.
Neuropsikologi adalah salah satu bagian yang dikaji atau merupakan devisi dari biopsikologi
yakni, Kajian tentang efek-efek psikologis dari kerusakan otak pada pasien manusia,
Neuropsikologis seringkali menangani studi-studi kasus dan studi-studi kuasi-eksperimental
terhadap pasien-pasien dengan kerusakan otak akibat penyakit, kecelakaan, atau bedah saraf,
Bagian penting otak yang menjadi fokus neuropsikologi adalah cerebral cortex karena paling
mudah rusak krn kecelakaan atau pembedahan, dan neuropsikologi adalah subdisiplin
biopsikologi yang paling bersifat terapan
Sesuai dengan definisi biopsikologi kerusakan-kerusakan otak merupakan hal yang termasuk
dalam kajiannya, yaitu membahas unsur biologi dan unsur psikologi.

2. Secara sudut pandang biopsikologi, apa yang menyebabkan gangguan perkembangan


autisme ?
Ada 3 faktor yang menyebabkan perkembangan autisme :
a. Pengaruh genetik
Adanya anggota keluarga yang mempunyai gangguan psikologis menetap seperti autis
dapat membawakan gen tersebut ke anak atau keturunan mereka sebesar 3% sampai
5%.
b. Pengaruh kelainan otak
Beberapa penelitian menemukan bahwa anak autis mengalami kelainan fungsi di
daerah otak yang disebabkan karena adanya keracunan kehamilan, infefksi virus
rubella, kejadian perinatal (setelah kelahiran) yang membuat bayi kekurangan oksigen,
kesalahan pembentukan jaringan otak ketika bayi masih di dalam perut, adanya
kelainan metabolisme hingga perkiraan adanya kelainan kromosom
c. Pengaruh faktor lingkungan
Kondisi lingkungan dengan hadirnya virus dan zat kimia atau logam dapat memicu
munculnya autisme. Terpaparnya janin dan anak dapat terkena autis.
3. Bagaimana perkembangan sereberal postnatal pada bayi ?
Masa bayi (infacy) adalah sebuah periode perkembangan yang terjadi dari kelahiran 18 atau 24
bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung sekali pada orang dewasa. Banyak
kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis,
koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. Secara keseluruhan, otak bayi saat lahir sudah
terbagi menjadi empat bagian utama, yakni batang otak, otak kecil, otak besar, dan diensefalon.
Di dalam otak bayi terdapat kurang lebih 100 milyar sel saraf. Saat bayi baru lahir sampai
usianya mencapai enam bulan, sel-sel sarafnya belum seluruhnya mencapai tingkat
perkembangan yang matang. Sel saraf dapat dikatakan mencapai tingkat kematangan, antara
lain, apabila sudah terbentuk akson pada setiap bagian tubuh. Setiap kali terbentuk akson baru,
maka akan terbentuk pula sinaps (simpul saraf, hubungan antara sel saraf) yang memungkinkan
terjadinya komunikasi antara setiap bagian tubuh dengan otak. Itu sebabnya, bayi masih belum
terampil mengontrol gerakan anggota tubuhnya.
Selain sel saraf, di dalam otak dan sistem saraf pusat terrdapat sel glia. Sel ini bertugas
melindungi, memberi dukungan dan juga memberi makan kepada sel saraf. Caranya, dengan
mengalirkan kebutuhan zat gizi yang diperlukan. Dengan demikian, proses tumbuh kembang
sel saraf berjalan dengan baik dan dapat berfungsi menghantarkan pesan (perintah). Otak, yang
setiap menit membutuhkan darah sebanyak 150 ml ini, mencapai tahap perkembangan yang
berbeda-beda setiap bagiannya. Misalnya, bagian otak yang mengontrol sistem pendengaran
sudah mulai berkembang sejak janin berusia 28 minggu. Sedangkan bagian otak yang mengatur
sistem penglihatan baru berkembang setelah bayi lahir. Laju perkembangan otak bayi tidak
secara langsung ditunjukkan oleh pertambahan volume otak. Namun, pada umumnya
perkembangan otak dikaitkan dengan kecerdasan. Dan, kecerdasan itu sendiri seringkali
dikaitkan dengan volume otak. Ukuran serta bentuk kepala dianggap dapat menggambarkan
besarnya otak yang terdapat di dalamnya. Pada kenyataannya, ada banyak sekali faktor yang
ikut menentukan tingkat kecerdasan seseorang, selain volume otaknya.

4. Jelaskan yang anda ketahui tentang penyakit Alzhaimer ! Apa ciri-cirinya ?


Alzheimer merupakan penyakit demensia.
Demensia merupakan istilah umum, menggambarkan gejala yang terjadi ketika otak dipengaruhi oleh
penyakit atau kondisi tertentu. Ada berbagai jenis demensia, meskipun ada beberapa yang lebih umum
daripada yang lain karena sering dinamai sesuai dengan kondisi yang telah menyebabkan demensia
tersebut.
Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia. Selama sakit berlangsung, zat kimia
dan struktur otak berubah sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak. Istilah demensia
menggambarkan serangkaian gejala yang mencakup kehilangan memori, perubahan suasana hati,
masalah dengan komunikasi dan penalaran. Gejala ini terjadi ketika otak mengalami kerusakan oleh
penyakit atau kondisi tertentu termasuk penyakit Alzheimer.

Penyakit Alzheimer adalah kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat,
penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku pada penderita akibat
gangguan di dalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan. Penyakit ini tidak
mematikan tetapi secara tidak langsung dapat membunuh secara perlahan karena menurunnya
fungsi intelektual mengalami kemunduran cukup berat, sehingga si penderita semakin lama
tidak dapat melakukan apapun Ciri-cirinya :
 Gangguan daya ingat
 Sulit fokus
 Sulit melakukan kegiatan yang familiar
 Disorientasi
 Kesulitan memahami visuospasial
 Gangguan komunikasi
 Menaruh barang tidak pada tempatnya
 Salah membuat keputusan
 Menarik diri dari pergaulan
 Perubahan perilaku dan kepribadian

5. Apa yang anda ketahui tentang neuroplastisitas ?


Neuroplastisitas adalah kapasitas dari neuron dan jaringan neural di otak untuk merubah
hubungan dan perilakunya dalam respon terhadap informasi baru, stimulus sensori,
perkembangan, kerusakan, atau disfungsi. Walaupun jaringan neural juga menampilkan
modularitas dan fungsi yang spesifik, jaringan neural juga mempertahankan kapasitas untuk
menyimpang dari fungsi biasa mereka dan mereorganisasinya kembali sendiri. Pada faktanya,
selama beberapa tahun, terdapat sebuah pandangan dalam ilmu neurosains yang mengatakan
bahwa fungsi tertentu otak telah diatur secara spesifik dalam berbagai lokasi otak dimana setiap
hal yang mengakibatkan perubahan maupun regenerasi pada otak merupakan sebuah
pengecualian untuk aturan ini. Namun, sejak tahun 1970 hingga 80-an, neuroplastisitas telah
mencapai penerimaannya yang luas dalam dunia sains sebagai sebuah property dari otak yang
kompleks, beraneka ragam, dan fundamental.
Perubahan yang cepat atau reorganisasi dari sel-sel otak atau jaringan neural dapat terjadi
dalam berbagai bentuk dan dalam kondisi-kondisi yang berbeda. Plastisitas perkembangan
terjadi saat neuron dalam otak muda secara cepat menumbuhkan cabang-cabangnya dan
membentuk sinaps. Kemudian, bersamaan dengan diprosesnya informasi sensori dalam otak,
beberapa sinaps ini kemudian diperkuat dan yang lainnya diperlemah. Pada akhirnya, beberapa
sinaps yang tidak terpakai kemudian dieliminasi, yang dikenal sebagai synaptic pruning, yang
meninggalkan sebuah jaringan koneksi neural yang efisien. Bentuk lain dari neuroplastisitas
beroperasi dengan mekanisme yang hampir sama tetapi dalam kondisi yang berbeda dan
terkadang hanya dalam kondisi yang terbatas. Kondisi-kondisi ini mencakup perubahan pada
tubuh yang meliputi hilangnya anggota tubuh atau organ sensorik lainnya, yang akan
mengganggu keseimbangan dari aktivitas sensorik yang diterima di otak.

Anda mungkin juga menyukai