Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN STRATEGIC COST REDUCTION TERHADAP PERUSAHAAN

INDUSTRI DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK

TOPIK 5

MUTIARA MEILYN SIREGAR (16510094)

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

(AC-1)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2019

1
PENERAPAN STRATEGIC COST REDUCTION TERHADAP PERUSAHAAN
INDUSTRI DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK

Ardin Doloksaribu 1, Mutiara Meilyn Siregar 2,


1 Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen. 2 Mahasiswa Fak Ekonomi Universitas HKBP Nommensen

ABSTRACT

Cost reduction or what is commonly referred to as cost reduction is the main strategy
that is implemented as an alternative to reducing the company's budget. Every company has
a different financial budget benchmark. The establishment of a budget in this company has
certain goals and objectives. This is a function of the existence of a budget that is directly
related to cost reduction or cost reduction in the company. Every company needs a cost
reduction strategy in it, this is done as the main step to balance the company's expenses with
the capital owned by the company. Besides that, the reduction in corporate budget costs or
commonly referred to as cost reduction is a technique carried out for balancing costs in the
company.

ABSTRAK

Cost reduction atau yang biasa disebut dengan pengurangan biaya merupakan
strategi utama yang dilaksanakan sebagai alternatif penurunan anggaran perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki patokan anggaran keuangan yang berbeda. Pembentukan
anggaran dalam perusahaan ini memiliki maksud dan tujuan tertentu. Inilah fungsi dari
keberadaan anggaran yang berhubungan langsung dengan cost reduction atau pengurangan
biaya di perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan strategi pengurangan biaya
didalamnya, hal ini dilakukan sebagai langkah utama untuk menyeimbangkan pengeluaran
perusahaan dengan modal yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, pengurangan biaya
anggaran perusahaan atau yang biasa disebut dengan cost reduction ialah teknik yang
dilakukan untuk penyeimbangan biaya yang ada di perusahaan.

Keyword: cost reduction, Target costing Innovation , Industry, cost, cost of production

PENDAHULUAN

2
Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin terpacu karena adanya kemajuan
teknologi dan informasi yang didapat oleh para pelaku bisnis. Hal ini menimbulkan
terjadinya persaingan yang ketat antar perusahaan. Dalam persaingan ini, perusahaan
berusaha menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tinggi dengan harga yang
kompetitif kepada konsumen, karena para konsumen hanya akan membeli produk atau jasa
tersebut jika mereka merasa ada nilai tambah yang dapat diterima untuk harga tersebut.
Manajemen dalam hal ini harus peduli terhadap keseimbangan hubungan antara harga jual
dengan nilai. Ini menandakan bahwa manajemen membutuhkan strategi yang bisa membantu
perusahaan untuk lebih efisien dalam berproduksi, dapat menentukan biaya secara lebih tepat,
serta mengontrol dan mengevaluasi kinerja dengan lebih efektif. Salah satu strategi yang
dapat digunakan adalah strategi efisiensi biaya. Biaya dapat diartikan sebagai tingkat
konsumsi sumber daya yang digunakan untuk menjalankan aktivitas. Efisiensi biaya dapat
dicapai dengan pengelolaan aktivitas yang baik karena dengan hal ini diharapkan biaya untuk
memproduksi sebuah produk atau menghasilkan jasa cukup untuk membuat konsumen
bersedia membayar lebih tinggi agar perusahaan dapat menutup biaya dan mendapatkan
margin keuntungan yang diinginkan. Pengelolaan aktivitas tersebut dapat dilakukan antara
lain dengan melakukan analisis aktivitas. Analisis aktivitas ini merupakan sebuah proses
mempelajari aktivitas mana saja yang bernilai tambah dan mana yang tidak bernilai tambah
bagi konsumen. Untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi konsumen dapat dilakukan
eliminasi agar perusahaan bisa berproduksi atau menghasilkan jasa dengan biaya serendah
mungkin agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Activity analysis dapat membantu
perusahaan untuk dapat mengidentifikasi aktivitas apa saja yang benar-benar memberikan
nilai tambah (value added activity) dan mengeliminasi aktivitas yang benar-benar tidak
diperlukan (unnecessary non-value added activity) agar perusahaan dapat terus memenuhi
kebutuhan konsumen dengan harga yang kompetitif, dimana harga kompetitif tersebut dapat
tercapai dengan biaya yang rendah namun tidak mengurangi nilai yang diinginkan oleh
konsumen atas produk tersebut (cost reduction). Usaha me-manage aktivitas yang
berhubungan dengan proses produksi dapat mengurangi biaya produksi dengan
mengeliminasi biaya yang seharusnya tidak perlu terjadi. Hal inilah yang dimaksud dengan
usaha melakukan cost reduction.

3
Cost reduction memfokuskan pengurangan biaya pada penyebab timbulnya
pemborosan yaitu kualitas. Pengurangan biaya hanya merupakan hasil dari quality
improvement yang dilaksanakan untuk menghasilkan produk jika di dalam proses pembuatan
produk, perusahaan mampu melaksanakan peningkatan kualitas secara berkelanjutan, biaya
pembuatan produk akan berkurang sebagai hasil dari peningkatan kualitas tersebut. Oleh
karena itu, dalam strategi cost reduction pengurangan biaya terjadi sebagai hasil dari
peningkatan bertahap terhadap kualitas, keandalan dan kecepatan.
Terkadang pengertian cost reduction disamakan dengan cost cutting. Melainkan
bahwa cost reduction adalah manajemen biaya (cost management). “cost management
mengatur proses- proses dari pengembangan produksi dan penjualan produk atau jasa yang
berkualitas baik dengan biaya rendah. Pada umumnya manajer mencoba mengurangi biaya
hanya dengan berhemat, misalnya dengan restrukturisasi dan menekan pemasok. Saat ini
tuntutan konsumen semakin meningkat, mereka bukan saja menghendaki produk dengan
harga yang murah tetapi juga yang memiliki kualitas yang baik dan pemenuhan kebutuhan
yang tepat pada waktu tersebut tidak akan tercapai” ( Imai 1999,h.42).

Berdasarkan jurnal utama saya, yaitu The Incentives For Cost Reduction In A
Differentiated Industry dari Helmut Bester, CentER, Tilhung University, Emmanuel
Petrakis, Universidad Carlos III de Madrid, memberikan penjelasan bahwa Strategic
Cost Reduction dapat membantu kegiatan produksi di sebuah perusahaan dalam pemenuhan
modal yang cukup untuk bisa melakukan pengembangan serta pertumbuhan perusahaan
yang optimal. Langkah penurunan biaya produksi biasanya juga dilakukan oleh perusahaan
sebagai wujud pelaksanaan Cost Reduction didalamnya.
Selain itu, penerapan Strategi Cost Reduction didalam perusahaan dapat mengefesiensi
biaya dengan cara melakukan pengendalian terhadap aktivitas – aktivitas yang menggunakan
biaya yaitu dengan cara mereduksi atau mengeleminasi aktivitas yang tidak memberikan
nilai tambah dan meningkatkan optimalisasi aktivitas yang memberikan nilai tambah. Biaya
aktivitas yang meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, listrik, perjalanan, reparasi,
depresiasi, asuransi, dan komunikasi dihitung berdasarkan pemakaian tiap aktivitas
berdasarkan perusahaan industri tersebut.

4
DASAR TEORI
Terdapat beberapa definisi dan konsep tentang strategi cost reduction yang dapat
ditemukan dalam berbagai literature (Kasse,2016). Harkness (2009) menjelaskan strategicost
reduction sebagai sebuah program pengurangan biaya untuk membangun bisnisyang lebih
ramping, gesit, dan lebih kompetitif. Demikian pula Bragg (2008) dan Cleverley et al.(2010)
menjelaskan cost reduction sebagai beragam metode atau alat yang digunakan untuk
mengurangi biaya yang tidak diperlukan tanpa mengurangi kapabilitas perusahaan tersebut.
Sedangkan Hansen dan Mowen (2006) menjelaskan strategi cost reduction sebagai
pengelolaan siklus biaya (life-cycle cost management) yaitu bertumpuh pada tahap awal
siklus produksi.

Tujuan cost reduction


Tujuan perusahaan melakukan cost reduction bukan hanya untuk mencapai standar
yang ditetapkan tapi juga untuk mengurangi biaya secara bertahap dan mengefesienkan
usaha, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimumkan dan laba yang diperoleh
maksimal. Disamping itu, kualitas produk tetap dipertahankan sehingga kualitasnya tidak
menurun dan tidak mempengaruhi penjualan produk tersebut.

Pentingnya Strategi Cost Reduction


Strategi pengurangan biaya perlu dilakukan mengingat daya saing perusahaan dalam
lingkungan bisnis global menjadi sangat ketat, mengakibatkan terjadinya perubahan
perubahan yang sangat cepat, yaitu :
1. Customer Take Charge
Customer menentukan produk dan jasa yang mereka butuhkan dengan desain dan
kualitas yang mereka inginkan. Dengan demikian, produsen yang mampu bersaing
adalah yang menawarkan lebih banyak manfaat yang dibutuhkan oleh customer.
2. Change becomes constant, radical, and fast
Perubahan yang terjadi akibat globalisasi bersifat konstan, radikal, dan pesat sehingga
perusahaan perlu melengkapi dirinya dengan effective.

5
Penerapan Strategi Cost Reduction
Penerapan strategi Cost Reduction atau pengurangan biaya ini dapat dilakukan dengan
upaya berikut ini yaitu :
a. Melakukan penurunan biaya produksi
Kegiatan produksi di sebuah perusahaan membutuhkan modal yang cukup untuk
bisa melakukan pengembangan serta pertumbuhan perusahaan yang optimal.
Langkah penurunan biaya produksi biasanya juga dilakukan oleh perusahaan
sebagai wujud pelaksanaan Cost Reduction didalamnya. Pelaksanaan ini
dikarenakan oleh keuangna perusahaan yang mengharuskan untuk semua biaya
mengalami penurunan.
b. Melakukan penurunan jumlah produk
Produk yang dibuat oleh perusahaan biasanya sering mengalami penurunan
jumlahnya akibat biaya produksi yang menurun pula. Inilah salah satu bentuk
strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk bisa melakukan perkembangan
serta pertumbuhan perusahaan secara maksimal.
c. Melakukan penurunan nilai investasi
Investasi merupakan tabungan bisnis yang biasa dijalankan perusahaan guna
memaksimalkan keuangan yang ada dalam perusahaan. Namun, dalam konsep
Cost Reduction biasanya angka investasi yang dilakukan oleh perusahaan ini
dikurangi jumlahnya akibat pemaksimalan dana yang digunakan untuk proses
produksi.

Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi adalah jumlah biaya produksi yang melekat pada persediaan
barang jadi sebelum barang tersebut laku dijual. Pengertian harga pokok produksi ini oleh
Hadibroto (1990 : 60) adalah Biaya-biaya yang dikorbankan untuk memproses bahan-bahan
(termasuk bahan bakunya) atau barang setengah jadi, sampai menjadi akhir untuk siap dijual.

Mengenai pengertian harga pokok produksi ini lebih lanjut Winardi (1990 : 79) menjelaskan
bahwa Harga pokok adalah suatu produksi jumlah pengorbanan-pengorbanan, dapat diduga,
dan kuantitatif dapat diukur berhubungan dengan proses produksi, yang dilakukan pada saat
pertukaran dan dalam kebanyakan hal harus didasarkan atas nilai pengganti kesatuan-
kesatuan nilai yang telah dikorbankan.

6
PEMBAHASAN

Kaizen Costing

Kaizen merupakan istilah yang digunakan oleh bangsa Jepang untuk


melakukan perbaikan yang berkelanjutan. Salah satu bentuk usaha kaizen
berwujud pengurangan biaya produksi perusahaan. Menurut Cooper (1995)
“Kaizen Costing is a continuous improvement applied to cost reduction in the
manufacturing stage of a product’s life”. Kaizen costing adalah system yang
mendukung proses pengurangan biaya secara berkesinambungan pada tahap
produksi. Tujuan dari Kaizen Costing adalah mengurangi biaya yang terjadi pada
proses produksi dengan melakukan perbaikan yang berkesinambungan pada
setiap kegiatan produksi perusahaan sehingga tercapai efesiensi dan efektivitas
secara terus menerus.

Kaizen Costing Dalam strategi Cost Reduction


Berdasarkan paradigma continuous improvement, setiap periode tertentu, produsen
merencanakan improvement yang akan dilakukan terhadap system dan proses pembuatan
produk. Rencana improvement tersebut dinyatakan dalam cost reduction target yang akan
dicapai dalam periode tertentu, yang didukung dengan rencana pengurangan dan
penghilangan berbagai aktivitas penambah nilai ( Value-added activities ). Fokus perhatian
produsen diarahkan kepada cost reduction target yang merupakan selisih antara target cost
dengan estimated actual cost yang diperkirakan akan terjadi selama periode tertentu.
Dalam rangka pengelolaan aktivitas, maka perlu diketahui aktivitas yang bukan
penambah nilai perlu dikurangi dan dihilangkan serta aktivitas penambah nilai yang perlu
dijadikan efisien dalam pelaksanaannya, serta bagaimana cara pengelolannya. Dalam
kegiatan manufaktur, terdapat lima golongan aktivitas bukan penambah nilai (Hansen dan
Mowen, 1995), yaitu:
1. Pembuatan skedul, penyusunan skedul adalah penggunaan waktu dan sumber daya
untuk menentukan kapan berbagai produk yang berbeda dimasukkan ke dalam
proses produksi dan bagaimana berbagai produk tersebut di produksi.
2. Pemindahan, pemindahan adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber
daya untuk memindahkan bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi dari
satu departemen ke departeen lainnya.

7
3. Penantian, penantian adalah aktivitas yang di dalamnya bahan baku dan produk
dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya dalam menunggu proses
berikutnya.
4. Inspeksi, inspeksi adalah aktivitas yang mengkonsumsi waktu dan sumber daya
untuk menjamin produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi mutu yang
telah ditetapkan.
5. Penyimpanan, penyimpanan adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan
sumber daya selama produk dan bahan baku disimpan sebagai persediaan.

Pengaruh Kaizen Costing dalam Peningkatan dan Penurunan Laba


Peningkatan target sales ini tentu sangat diharapkan untuk mencapai profit contribution
yang telah direncanakan sebelumnya. Dapat dilakukan dengan dua cara (1) menaikkan harga jual
(2) menaikkan volume penjualan. Tampaknya pilihan pertama sangat tidak disukai calon pelanggan,
apabila dalam iklim kompetisi perusahaan telekomunikasi sekarang ini yang lebih sensitif pada
harga. Jika perusahaan memilih meningkatkan volume penjualan pasti variable cost juga akan
berpengaruh. Karna perusahaan akan memilih pilihan kedua ini, maka perusahaan harus lebih fokus
pada variabel cost.
Inilah yang menjadi perhatian pertama kaizen costing, yaitu bagaimana mengurangi variable
cost seperti biaya tenaga kerja langsung.Jadi wajar saja jika di perusahaan kita terjadi efisiensi biaya
tenaga kerja seperti outsourcing approach, memperketat jam lembur, pengurangan biaya
penginapan karyawan dan lain-lain. Secara sederhana pasti kita akan berpikir dapat merugikan pihak
yang mengalami efisiensi dalam hal ini karyawan dari sebelah pihak, namun kita harus memandang
efisiensi biaya ini dalam bingkai continue improvement, karna efisiensi biaya pasti telah teruji
sebelumnya dengan mekanisme standard cost (actual cost periode). Tidaklah mungkin perusahaan
menurunkan biaya variable begitu saja, pengurangan dilakukan hanya pada biaya yang sebenarnya
tidak perlu terjadi.
Ada beberapa alternatif-alternatif yang harus direncanakan harus dipertimbangkan.
Menurut (Welsch, 2000)beberapa pilihan-pilihan yang dibuat adalah sebagai berikut :
1. Harga Penjualan. Manajemen harus membuat kebijakan penetapan harga dan
memperkirakan jumlah barang-barang yang dapat dijual pada harga tertentu.Evaluasi dari
faktor-faktor seperti biaya-biaya produk, pasar, tren ekonomi, dan harga pesaing penting
dalam memilih harga yang optimal.

8
2. Kebijakan Umum Periklanan. Kelembagaan merupakan area atau bidang keputusan dimana
pilihan-pilihan alternatif harus dibuat seawal mungkin dalam perencanaan.
3. Wilayah Penjualan dan Perluasan atau Penciutan Kekutan Penjualan. Keputusankeputusan
dalam fungsi-fungsi ini harus didasarkan atas studi penelitian tentang potensi pasar,
karyawan maupun professional dari luar.
4. Sales Mix. Proporsi penjualan adalah penekanan penjualan relative untuk berbagai produk
yang dijual perusahaan. Profitabilitas relative per produk harus dinilai.
5. Keseimbangan antara Penjualan,Produksi, dan Tingkat Persediaan.
6. Pengeluaran untuk Penelitian dan Pengembangan
7. Pengeluaran untuk Barang Modal. Analisis biaya dan laba/rugi, evaluasi diferensial biaya dan
laba/rugi, dan perhitungan arus kas yang ditunaikan untuk memutuskan pembiayaan barang
modal.
8. Menguji Keputusan Alternatif. Memproyeksikan hasil laba yang mungkin diperoleh pada saat
rencana laba sedang dibuat.

9
KESIMPULAN

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, manajer harus mampu


menerapkan suatu strategi baik. Sebelum membuat produk perlu dibuat anggaran biaya untuk
memproduksi barang dengan menerapkan target costing dalam membuat biaya yang
diperlukan. Dengan penerapan sistem informasi kaizen costing akan ada pengendalian biaya
yang memadai dan menginformasikan target biaya yang akan dicapai.
Cost reduction adalah strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi tujuan
perusahaan melakukan cost reduction bukan hanya untuk mencapai standar yang yang
ditetapkan tapi juga untuk mengurangi biaya secara bertahap di bawah standar agar terdapat
efisiensi usaha, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimumkan dan laba yang
diperoleh maksimal. Disamping itu kualitas produk tetap dipertahankan sehingga kualitasnya
tidak menurun dan tidak mempengaruhi penjualan produk tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Ardin Dolok Saribu, S. M. (2019). Akuntansi Manajemen Lanjutan (2 ed.). Medan.


2. Hansen dan Mowen. (2014). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

3. Supriyadi, Heri.2013. Penerapan Target Costing Dalam Upaya Pengurangan Biaya


Produksi
Untuk Peningkatan Laba Perusahaan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayahtullah. Jakarta

4. Supriyono. 1994. Akuntansi Biaya:Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga


Pokok Produksi, Edisi 2. Yogyakarta. BPFE.

5. Garrison, R.H. 2007. Akuntansi Manajerial Edisi 11. Jakarta : Penerbit Salemba
Empat.
6. Gusmawarti, D. 2005. Penerapan Activity Based Costing Dalam Penentuan
Harga Pokok Produksi dan Strategi Pengurangan Biaya. Tugas Akhir.
Jurusan Ekonomi UNAND, Padang.
7. Lepar, Sepyani M.,Jenny M. dan Lidia, 2014. Penetapan Harga Pokok Produksi
Dengan Metode Activity-Based Costing pada PT. Fortuna Inti Alam di
Manado Sulawesi Utara. Jurnal EMBA Volume 2 No 2 Bulan Juni.

11
12

Anda mungkin juga menyukai