Anda di halaman 1dari 22

HEWAN YANG DI LINDUNGI DI INDONESIA

HARIMAU SUMATERA

Harimau Sumatera merupakan subspesies harimau terkecil yang masih ada. Jumlah populasi
Harimau Sumatera juga terbilang kecil karena tidak mencapai angka 500 ekor. Perambahan
hutan dan perburuan ilegal menjadi penyebab utama menurunnya jumlah populasi Harimau
Sumatera. Harimau Sumatera dikenal unik karena memiliki tubuh dengan pola berwarna hitam
yang cukup tebal dibanding subspesies lainnya. Jarak antara belangnya cukup dekat dan kadang
terlihat berdempetan. Warna badan Harimau Sumatera juga yang paling gelap di antara
subspesies harimau lainnya, mulai dari kuning kemerahan sampai oranye tua.

ORANG UTAN

Hewan endemik dari Indonesia ini termasuk primata dengan ukuran tubuh yang sedang. Orang
utan memiliki lengan yang panjang dan bulu cokelat kemerahan. Hewan yang paling dilindungi
di Indonesia ini hanya bisa ditemukan di hutan tropis Kalimantan dan Sumatera. Satwa yang satu
ini sangat dilindungi karena kondisi populasinya amat memprihatinkan. Hewan ini sering
menjadi sasaran perburuan liar untuk dijual menjadi hewan peliharaan, diambil dagingnya, atau
hanya karena memasuki perkebunan warga. Meskipun belum termasuk hewan yang nyaris
punah, orang utan wajib dilindungi karena hewan ini hanya bisa ditemukan di Indonesia dan
Malaysia
KOMODO

Indonesia patut berbangga karena selain orang utan ada juga hewan endemik lain yang hanya ada
di Indonesia, yaitu Komodo. Salah satu kadal terbesar di dunia ini dipercaya sudah hidup sejak
zaman dinosaurus. Komodo memiliki panjang sekitar 2-3 meter dengan bobot 100 kg. Kaki
hewan ini ada empat buah dan mulutnya terus menerus mengeluarkan lidah. Mengingat komodo
hanya bisa dijumpai di Indonesia, International Union for Conservation of Nature and Natural
Resources (IUCN) menetapkan komodo sebagai hewan langka. Pemerintah Indonesia pun
menyatakan bahwa komodo adalah salah satu hewan paling dilindungi. Bahkan, pemerintah
secara khusus membuat tempat penangkaran Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo, Nusa
Tenggara Timur.

BADAK BERCULA SATU

Badak bercula satu juga dikenal sebagai Badak Jawa. Satwa ini tidak terbatas hidup di Indonesia
saja, melainkan populasinya juga tersebar di Asia Tenggara, India, dan Tiongkok. Hanya saja
badak bercula satu sangat dilindungi di Indonesia karena populasinya di tanah air sangat
memprihatinkan.
Di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, jumlah badak bercula satu hanya tersisa beberapa ekor
saja. Selain karena bencana alam dan penyakit, jumlah Badak Jawa yang semakin sedikit ini
disebabkan karena perburuan. Pemburu hanya membunuh badak untuk mengambil culanya saja.
Pasalnya, cula badak dapat dijual dengan harga yang sangat mahal.
CENDERAWASIH

Cenderawasih adalah spesies endemik yang termasuk ke dalam keluarga Paradisaeidae, atau
burung dari surga (paradise). Burung agung dan penuh warna ini dapat ditemukan di Papua,
pulau paling timur di Indonesia.Burung ini, terutama spesies jantannya, memiliki bulu yang
sangat berornamen dan halus dengan warna-warna yang cerah dan ekor panjang yang
menggantung dengan anggun di tubuh mereka.Cenderawasih bisa memiliki beberapa campuran
warna, dari kuning, cokelat, merah, oranye, hingga warna biru dan ungu yang berbeda-beda.

KERBAU ANOA

Anoa adalah kerbau dengan ukuran yang sangat kecil (cebol). Terkadang, masyarakat setempat
menyebutnya dengan sapiutan.Anoa tinggal di seluruh hutan hujan di Sulawesi. Kerbau ini
tinggal di dataran rendah dan dataran tinggi. Anoa memiliki nama yang berbeda-beda tergantung
dari di mana tempat ia tinggal.Penduduk lokal biasanya memburu anoa untuk dijadikan makanan
bagi mereka. Sama seperti spesies kerbau lainnya, anoa juga dapat dimakan. Namun, banyak
orang yang berpendapat bahwa hewan ini dapat memabukkan sehingga tidak bisa dikonsumsi.
Anoa dewasa dapat berlari dengan kecepatan lebih dari 10km/jam dan mereka memiliki sepasang
tanduk yang tajam
IKAN YANG DI LINDUNGI DI INDONESIA

IKAN ARWANA

Ikan ini hidup di sungai dengan dasar berbatu-batu, danau yang berpasir atau yang berlumpur,
rawa dan perairan umum yang berarus sedang atau lambat. Mampu hidup di perairan yang
sedikit asam (pH 4-6). Ikan ini tersebar di daerah Sumatera hingga Kalimantan. Ikan arwana
dilindungi dalam PP No.7 Tahun 1999, ikan ini juga termasuk ke dalam Appendiks I CITES dan
termasuk dalam kategori Endangered (EN) menurut IUCN.

HIU GERGAJI, (SAWFISH)

Sekilas ikan ini nampak garang dengan moncongnya yang mirip dengan gergaji, sehinga seolah
terlihat seperti penguasa perairan. Ikan ini hanya hidup di perairan Danau Sentani di Papua Di
perairan habitatnya, ikan ini sangat sulit untuk ditemui, sehingga ikan ini masuk ke dalam ikan
yang dilindungi. Spesies ini ukuran tubuhnya cukup besar dan dapat mencapai lebih dari 6
meter.Hiu jenis ini warnanya cukup beragam, tergantung pada habitat dimana jenis ini hidup.
Rata-rata berwarna hitam keabu-abuan dan bagian bawah tubuhnya berwarna lebih pucat atau
keputih-putihan. Di depan mulutnya dilengkapi dengan alat yang menyerupai gergaji dan
terdapat 2 buah detektor di ujung moncongnya, mempunyai 20 pasang gigi. Mulut, hidung dan
insangnya berada di sisi bawah. Ikan hiu gergaji dilindungi dalam PP No.7 Tahun 1999, ikan ini
juga termasuk ke dalam Appendiks I CITES dan termasuk dalam kategori Endangered (EN)
menurut IUCN
WADER GOA, (JAVA CAVE BARB)

Jenis ikan air tawar ini merupakan endemik spesies ikan unik yang hidupnya di dalam gua-gua
khususnya di Jawa. Ikan ini dikategorikan sebagai ikan yang dilindungi dan sampai saat ini
status taksonomi masih perlu dikaji lebih lanjut. Dari hasil koleksi di gua-gua Pegunungan Sewu,
Jawa Tengah jenis ikan ini beberapa diantaranya matanya buta. Spesies ini mempunyai ukuran
12,5 cm, tidak ada garis atau pita warna, lebar batang ekor kira-kira 2/3 panjangnya. Spesies ini
berbadan pipih memanjang dan bertubuh transparan sebagai wujud adaptasi situasi khas gua,
matanya berukuran kecil dan batang ekor dikelilingi 12 sisik, 4 ½ sisik antara gurat sisi dan awal
sirip punggung dan 26 sisik sepanjang gurat sisi. Ikan ini dilindungi dalam PP No. 7 Tahun 1999.

BELIDA, BRONZE (FEATHERBACK)

Ikan ini merupakan jenis belida terkecil dan termasuk ikan malam hari (nokturnal), karena
mencari makannya pada malam hari serta matanya dapat bersinar seperti mata kucing. Ikan ini
berukuran kecil dengan panjang maksimum 60 cm. Ikan ini memiliki beberapa warna termasuk
albino, sirip anal memanjang dan menyatu dengan sirip ekor. Bentuk kepalanya sedikit bungkuk,
matanya cenderung reflektif dan memantulkan cahaya dari sumber disekitarnya. Ikan ini banyak
ditemukan di perairan Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, kebanyakan mendiami sungai-sungai
besar, beraliran deras yang relatif dalam dengan dasar bebatuan serta di rawa-rawa hutan yang
agak dalam dengan pH : 6.0 - 6.5 dan suhu 24° - 28°C. Ikan ini dilindungi oleh PP No. 7 Tahun
1999.
PROSEDUR PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN HEWAN MELALUI MODA
TRANSPORTASI UDARA

NO Jenis Hewan Syarat – Syarat Dokumen


atau Binatang

Kucing
1  Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang dikeluarkan
dari dokter hewan setempat.

 Surat keterangan vaksin dari dokter hewan, minimal 3 bulan di


vaksin sebelum kucing dikirim.

 Surat rekomendasi dari dinas peternakan tujuan pengiriman,


yang menyatakan bahwa daerah tersebut boleh menerima
binatang Kucing dari luar daerah.

 Surat pengeluaran hewan dari Dinas Peternakan setempat


(Sesuai dengan alamat KTP)

 Surat karantina yang di keluarkan oleh Dinas Karantina


Setempat

2 Anjing
 Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang dikeluarkan
dari dokter hewan setempat.

 Surat keterangan anti rabies

 Surat rekomendasi dari dinas peternakan tujuan pengiriman,


yang menyatakan bahwa daerah tersebut boleh menerima
binatang Anjing dari luar daerah.

 Surat pengeluaran hewan dari Dinas Peternakan setempat


(Sesuai dengan alamat KTP)

 Surat karantina yang di keluarkan oleh Dinas Karantina


Setempat
3 Burung  Surat rekomendasi dari dinas peternakan tujuan pengiriman,
yang menyatakan bahwa daerah tersebut boleh menerima
binatang Anjing dari luar daerah.

 Surat pengeluaran hewan dari Dinas Peternakan setempat


(Sesuai dengan alamat KTP)

 Surat karantina yang di keluarkan oleh Dinas Karantina


Setempat
A. Pengiriman jika di kota anda ada Balai Karantina Hewan.

Ibukota Propinsi, maupun kota besar yang memiliki bandara ataupun dermaga, biasanya terdapat
kantor balai karantina hewan. Jika kota anda ada kantor tersebut, maka pengurusannya relatif
lebih mudah. urutannya adalah sebagai berikut :

Untuk unggas, harus ada surat keterangan dari dokter hewan, anda tinggal bawa hewan yang
akan dikirim ( sampel saja ) ke lab di dinas peternakan. Di sana darah unggas akan diambil dan
di test apakah positif virus flu burung atau tidak. Jika virus HI (flu burung) negatif, dari hasil uji
lab tadi, dokter hewan akan memberikan SKKH ( surat keterangan kesehatan hewan) biayanya
relatif murah. uji lab sekitar Rp. 3000 dan SKKH gratis. Untuk kucing dan anjing, perlu di
vaksin terlebih dahulu disertai vaksin rabies. jika tempat anda termasuk wilayah terjangkit virus
rabies, anda tidak akan bisa mengirim hewan anda. setelah surat SKKH jadi, anda tinggal
melanjutkan ke balai karantina hewan, biasanya lokasinya di area kargo pesawat. Di balai
karantina akan dilakukan pengecekan kesehatan hewan, pastikan saat akan dikirim ayam, kucing,
anjing atau binatang peliharaan anda sehat. apabila sudah dinyatakan sehat oleh dokter di
karantina, maka pihak karantina akan menerbitkan sertifikat kesehatan hewan (SKH) dan
kwitansi biaya yang perlu dibayar. setelah urusan di karantina selesai, anda tinggal pilih kargo
pesawat kesayangan anda. Dari pihak maskapai akan menimbang, terakhir kali saya mengirim
ayam, biaya kargo per kg adalah Rp. 15.000 dengan minimum charge 10 KG. Setelah ditimbang,
danda akan memperoleh Surat Muatan Udara (SMU) dan kwitansi tagihan biaya kirim. Nomor
pada SMU digunakan sebagai nomor resi pengambilan hewan.

DINAS PETERNAKAN ----> BALAI KARANTINA--------> KARGO MASKAPAI--->KIRIM


(uji lab & SKKH) (Cek kondisiI & SKH) (penimbangan&SMU)

Berkitu adalah contoh sertifikat yang harus di lampirkan :


SURAT KETERANGAN KESEHATAN HEWAN
DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
PEMERINTAHN KOTA SINGKAWANG
SERTIFIKAT KESEHATAN HEWAN
REPUBLIK INDONESIA KEMENTRIAN PERTANIAN DAN BADAN KARANTINA PERTANIAN

H
TANDA BUKTI PEMBAYARAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
BADAN KARANTINA PERTANIAN
SURAT MUATAN UDARA
B. Pengiriman jika di kota anda TIDAK ada Balai Karantina Hewan.
Tatacaranya sama dengan yang dijelaskan di atas, namun ada tambahan dokumen yang perlu
dilengkapi, yaitu sebelum melakukan tata cara diatas, anda harus menyiapkan SURAT PENGANTAR
REKOMENDASI PENGELUARAN HEWAN dari dinas peternakan di kota anda. Selanjutnya anda tinggal
melakukan tata cara seperti yang dijelaskan pada huruf A diatas
SURAT PENGANTAR REKOMENDASI PENGELUARAN HEWAN
IMPOR HEWAN DAN PRODUK HEWAN:

Prosedur Impor Hewan dan Produk Hewan Ke Indonesia

1. Anjing dan Kucing

Pemasukan Hewan Penular Rabies (HPR) Apa saja hewan penular rabies? Hewan Penular
Rabies adalah hewan yang dapat membawa dan menularkan virus rabies yaitu anjing, kucing,
kera dan hewan sebangsanya. Hewan sebangsanya adalah semua hewan dan/atau satwa liar jenis
carniora dan/atau jenis kera/primata yang dapat bertindak sebagai pembawa penyakit rabies,
tertular rabies serta menularkan rabies.

Persyaratan Pemasukan HPR dari negara bebas rabies dengan tidak menerapkan vaksinasi
adalah memenuhi :

a. Dilengkapi sertifikat kesehatan hewan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di
negara asal;
b. Melalui tempat pemasukan yang ditetapkan;
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk dilakukan tindakan karantina.

Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di negara
asal perlu diperiksa apakah memuat pernyataan :

 HPR dalam kondisi sehat dan layak untuk dilalulintaskan;


 HPR telah dipelihara sejak lahir atau telah berada di negara asal selama tidak kurang dari
6 (enam) bulan sebelum hari keberangkatan;
 Negara asal tidak menerapkan vaksinasi.

Persyaratan Pemasukan HPR dari negara bebas rabies dengan menerapkan vaksinasi adalah
memenuhi :

a. Dilengkapi sertifikat kesehatan hewan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di
negara asal;
b. Dilengkapi dengan buku vaksin;
c. Melalui tempat pemasukan yang ditetapkan;
d. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk dilakukan tindakan karantina.

Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di negara
asal perlu diperiksa apakah memuat pernyataan :

 HPR dalam kondisi sehat dan layak untuk dilalulintaskan


 HPR telah dipelihara sejak lahir atau telah berada di negara asal selama tidak kurang dari
6 (enam) bulan sebelum hari keberangkatan
 HPR telah divaksin dengan vaksin rabies inaktif di negara asal pada saat berumur paling
kurang 3 (tiga) bulan;
 HPR memiliki titer antibodi protektif; dan
 Hasil uji titer antibodi protektif dilampirkan pada sertifikat Kesehatan Hewan.

Persyaratan Pemasukan HPR dari negara tertular rabies adalah memenuhi :

a. Dilengkapi sertifikat kesehatan hewan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di
negara asal;
b. Dilengkapi dengan buku vaksin;
c. Melalui tempat pemasukan yang ditetapkan;
d. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk dilakukan tindakan karantina.

Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di negara
asal perlu diperiksa apakah memuat pernyataan :

 HPR dalam kondisi sehat dan layak untuk dilalulintaskan;


 HPR telah dilakukan tindakan karantina berupa pemeriksaan, pengasingan dan
pengamatan serta perlakuan di negara asal selama 3 (tiga) bulan;
 HPR telah divaksin dengan vaksin rabies inaktif di negara asal pada saat berumur paling
kurang 3 (tiga) bulan;
 HPR memiliki titer antibodi protektif; dan
 Hasil uji titer antibodi protektif dilampirkan pada sertifikat Kesehatan Hewan. Laporan
rencana pemasukan pemasukan HPR telah disampaikan oleh pemilik paling lambat 2
(dua) hari sebelum alat angkut tiba di tempat pemasukan.

Info lebih lanjut persyaratan Hewan Pembawa Rabies (HPR) yang telah ditetapkan oleh Kepala
Badan Karantina Pertanian dapat diunduh dalam Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian
Nomor 87/Kpts/KR.120/L.1/1/2016 tentang Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Hewan
Terhadap Hewan Penular Rabies.

2. Sapi, Kambing, Kerbau, Kuda dan Babi

3. Unggas dan Produk Unggas

4. Produk Hewan (Daging olahan, Susu olahan dan telur olahan)

Hasil Bahan Asal Hewan Konsumsi (HBAH Konsumsi) adalah Hasil Bahan Asal Hewan
Konsumsi yang telah diolah meliputi daging olahan, susu olahan dan telur olahan untuk
keperluan konsumsi manusia.

HBAH konsumsi yang akan dimasukkan wajib :


a. dilengkapi sertifikat sanitasi yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di negara
asal;
b. melalui tempat pemasukan yang telah ditetapkan; dan
c. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat pemasukan untuk
keperluan tindakan karantina

1. berdasarkan permentan no. 65 tahun 2014 tentang Hasil Bahan Asal Hewan Konsumsi
berikut adalah ALUR PEMERIKSAAN PRODUK HEWAN (Hasil Bahan Asal Hewan
Konsumsi) :
2.

Alur Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan Bahan Patogen dan/atau Bahan Biologik
dari Luar Negeri :
EKSPOR HEWAN DAN PRODUK HEWAN :

Prosedur Karantina Hewan Ekspor

Prosedur ini diperlukan untuk melalulintaskan komoditas hewan dan produk hewan keluar
Wilayah RI. Prosedur ini berlaku untuk semua komoditas baik berupa hewan hidup maupun hasil
olahannya.

Pengertian dari Karantina Hewan ekspor

Merupakan karantina yang dilakukan untuk memastikan hewan dan produknya yang diekspor
bebas dari hama. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dapat pula dilakukan tindakan seperti
disinfeksi. Jika anda hendak membawa pulang hewan dari Indonesia, maka komoditas tersebut
wajib menjalani pemeriksaan kesehatan sesuai kebijakan yang diberlakukan oleh negara tujuan.

Prosedur Karantina Hewan ekspor

Untuk melakukan pemeriksaan, serahkan formulir pemeriksaan hewan dan produknya ekspor ke
UPT karantina di bandara. Jika tanaman dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat karantina
tumbuhan ekspor, tanaman diizinkan untuk dibawa pulang. Proses inspeksi biasanya memakan
waktu sekitar 30-40 menit. Oleh karena itu, sebaiknya anda segera melakukan pemeriksaan
setelah anda sampai di bandara, dengan mengisi terlebih dahulu form deklarasi Karantina seperti
icon pada halaman muka.
SETIAP HEWAN YANG AKAN DIBAWA ATAU DIKIRIM DARI SUATU AREA KE AREA YANG LAIN
DIKENAKAN TINDAKAN KARANTINA BERUPA:

1. Pemeriksaan. Tindakan pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan dan


kebenaran isi dokumen serta untuk mendeteksi hama dan penyakit hewan karantina atau
organisme pengganggu tumbuhan karantina. Pemeriksaan terhadap hewan, bahan asal hewan,
hasil bahan asal hewan dapat dilakukan koordinasi dengan instansi lain yang bertanggung jawab
di bidang penyakit karantina yang membahayakan kesehatan manusia.

2. Pengasingan dan Pengamatan. Pengasingan dan Pengamatan dimaksudkan untuk mendeteksi


lebih lanjut terhadap hama dan penyakit hewan karantina atau organisme pengganggu tumbuhan
karantina tertentu yang karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana dan kondisi khusus.

3. Perlakuan. Perlakuan dimaksudkan untuk menyucihamakan media pembawa hama dan


penyakit hewan karantina atau organisme pengganggu tumbuhan karantina. Perlakuan diberikan
terhadap media pembawa apabila setelah dilakukan pemeriksaan atau pengasingan untuk
diadakan pengamatan ternyata media pembawa tersebut
• Tertular atau diduga tertular hama dan penyakit hewan karantina; atau
• Tidak bebas atau diduga tidak bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina.
4. Penahanan. Penahanan dilakukan apabila setelah dilakukan pemeriksaan terhadap media
pembawa hama dan penyakit hewan karantina atau organisme pengganggu tumbuhan karantina
ternyata persyaratan karantina atau pemasukan ke dalam tau dari suatu area ke area lain di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia belum seluruhnya dipenuhi.

5. Penolakan. Penolakan dilakukan terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan atau
organisme pengganggu tumbuhan karantina yang dimasukkan kedalam atau dimasukkan dari
suatu araea kearea lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia apabila ternyata
• Setelah dilakukan pemeriksaan diatas alat angkut, tertular hama dan penyakit hewan
karantina atau tidak bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina yang ditetapkan oleh
Pemerintah, atau busuk, atau rusak, atau merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya;
atau
• Persyaratan karantina seluruhnya tidak dipenuhi; atau
• Setelah dilakukan penahanan keseluruhan persyaratan yang harus dilengkapi dalam batas
waktu yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi; atau
• Setelah diberi perlakuan diatas alat angkut, tidak dapat disembuhkan dan/atau disucihamakan
dari hama dan penyakit hewan karantina atau tidak dapat dibebaskan dari organisme pengganggu
tumbuhan karantina.

6. Pemusnahan. Pemusnahan dapat dilakukan terhadap media pembawa hama dan penyakit
hewan atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang dimasukan ke dalam atau
dimasukkan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Repbulik Indonesia ternyata
• Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan dilakukan pemeriksan,
tertular hama dan penyakit hewan karantina atau organisme pengganggu tumbuhan
karantina tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah, atau busuk, atau rusak, atau merupakan
jenis-jenis yang dilarang pemasukannya; atau
• Setelah dilakukan penolakan media pembawa yang bersangkutan tidak segera dibawa keluar
dari wilayah Negara Republik Indonesia atau dari area tujuan oleh pemiliknya dalam batas waktu
yang ditetapkan; atau
• Setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan, tertular hama dan penyakit hewan
karantina atau tidak bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina tertentu yang
ditatapkan oleh pemerintah; atau
• Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi perlakuan, tidak dapat
disembuhkan dan/atau disucihamakan dari hama dan penyakit hewan karantina atau tidak bebas
dari organisme pengganggu tumbuhan karantina.

7. Pembebasan. Pembebasan dilakukan terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan
karatina atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang dimasukkan ke dalam atau
dimasukkan dri suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia ternyata
• Setelah dilakukan pemeriksaan tidak tertular hama dan penyakit hewan karantina atau bebas
dari organisme pengganggu tumbuhan karantina; atau
• Setelah dilakukan pengamatan dan pengasingan tidak tertular hama dan penyakit hewan
karantina atau bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina; atau
• Setelah dilakukan perlakuan dapat disembuhkan dari hama dan penyakit hewan karantina
atau dapat dibebaskan dari organisme pengganggu tumbuhan karantinal; atau setelah dilakukan
penahanan seluruh persyaratan yang diwajibkan telah dapat dipenuhi.
Secara umum setiap hewan yang akan dimasukan atau dikeluarkan ke atau dari dalam wilayah
Negara Republik Indonesia dilengkapi sertifikasi kesehatan yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang dari negara atau daerah asal dan negara atau daerah transit; dilengkapi surat
keterangan asal dari tempat asalnya bagi hewan yang tergolong benda lain; melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan; dilaporkan dan diserahkan kepada petugas
karantina hewan di tempat pemasukan atau tempat pengeluaran untuk keperluan tindakan
karantina.

UNTUK MELAKSANAKAN TINDAKAN KARANTINA HEWAN ANTAR AREA, BERIKUT ADALAH


PROSEDUR YANG HARUS DILAKSANAKAN OLEH PIHAK-PIHAK TERKAIT:

1. Pemilik media pembawa hama dan penyakit hewan atau kuasanya menyampaikan laporan
rencana realisasi kepada petugas karantina hewan di bandara dengan mengisi formulir kepada
petugas karantina hewan memlalui counter yang tersedia 2 (dua) hari sebelum
pemasukan/pengeluaran dengan melampirkan dokumen yaitu sertifikat kesehatan yang
diterbitkan oleh dokter hewan karantina dari tempat pengeluaran dan tempat transit dan surat
keterangan asal dari tempat asalnya bagi media pembawa yang tergolong benda lain.
2. Petugas counter membukukukan laporan pemasukan/pengeluaran ke dalam buku agenda
dilanjutkan dengan pemeriksaan kelengkapan, kebenaran dan keabsahan dokumen persyaratan
oleh Petugas Karantina Hewan.
3. Laporan pengeluaran hewan tersebut akan diproses lebih lanjut setelah dokumen persyaratan
dilengkapi. Apabila dokumen persyaratan tidak dapat dilengkapi dalam waktu 14 hari, maka
terhadap media pembawa tersebut akan dilakukan penolakan untuk dibawa atau dikirim dari
suatu area ke area lain dan kepada pemilik komoditas atau kuasanya akan diberikan Surat Berita
Acara Penolakan. Apabila semua dokumen persyaratan telah dilengkapi, maka terhadap
komoditas yang akan dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain dilakukan pemeriksaan
fisik/kesehatan dilapangan oleh petugas karantina hewan dengan menunjukkan Surat Penugasan.
4. Jika dalam pemeriksaan media pembawa tidak ditemukan hama dan penyakit hewan atau
dalam perlakuan hewan dapat disembuhkan atau disucihamakan, maka terhadap hewan tersebut
dilakukan pembebasan dan kepada pemilik/kuasanya akan diberikan Sertifikat Pelepasan
Karantina.
5. Bendaharawan penerima memungut biaya jasa karantina tumbuhan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku dan menyerahkan lembar asli Sertifikat Pelepasan Karantina kepada
pemilik media atau kuasanya.
CIQ (CUSTOM IMMIGRATION QUARANTINE / BEA CUKAI, IMIGRASI, KARANTINA)

DOSEN PEMBIMBING :

Drs.H.M.Herry Zulman MSc.Ak

Novita Yanti, S.Pd.MM.Par

DISUSUN OLEH :

NAMA : AZMI KAIRIL

BP : 1801112002

POLITEKNIK NEGERI PADANG

JURUSAN : ADMINISTRAI NIAGA

PRODI : USAHA PERJALANAN WISATA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad
SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata”CIQ (Custom Immigration Quarantine / Bea Cukai,
Imigrasi, Karantina)”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Padang, 29 juni 2019

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai