Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan gaya belajar

Menurut Sugiharto ( 2015: 53) belajar merupakan proses internal yang diukur melalui
perilaku, sedangkan gaya belajar menjelaskan perbedaan gaya belajar diantara siswa dalam
setting pembelajaran yang sama.
Keefe (1998) dalam Sugiharto (2015: 53) menyatakan bahwa gaya belajar
berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara beajar yang disukai. Setiap anak memiliki
kebutuhan belajar dengan cara masing-masing, dan memproses informasi dari hasil belajar
yang berbeda pula. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk memahami perbedaan
gaya belajar dari masing-masing murid.
Gaya belajar bukan sesuatu yang statis, perubahan gaya belajar mungkin saja terjadi
sesuai dengan aktivitas dan pengalaman. Gaya belajar dapat menjadi sebuah kebiasaan
manakala perubahan gaya belajar telah menetap dalam suatu waktu (Hilliard, 1998 dalam
Sugiharto, 2015: 53)
Selain itu juga gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan
perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pebelajar
merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana
dan Willis, 1989 : 4)
Horne (2005) dalam Sugiharto (2015: 54-55) berpendapat mengenai beberapa model belajar
atau pendekatan gaya belajar yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
a. Modalitas belajar
Siswa mungkin memilih untuk melihat, mendengar, menyentuh/membentuk, atau
melakukan secara fisik terhadap apa yang dipelajari. Modalitas belajar meliputi mata,
telinga, dan kinestetik
b. Belajar dengan otak kiri-otak kanan
Siswa yang dominant dalam otak kanan awalnya mendekati masalah secara acak,
dengan pilihan-pilihan visual dan non verbal (menggambar peta). Siswa yang
dominant otak kirinya mungkin mempertimbangkan pemrosesan skekuensial, dengan
pilihan-pilihan verbal dan logis
c. Belajar sosial
Pilihan-pilihan disini meliputi belajar sendiri, berdua, dengan teman sebaya, bersama
kelompok, dengan guru atau kombinasinya
d. Lingkungan belajar
Pilihan-pilihan individu terhadap suara, dekorasi ruangan belajar, waktu, sinar,
kedekatan dengan orang lain, partisipasi aktif atau pasif, formalitas atau informalitas
dari lingkungan belajar yang mungkin membantu atau menghambat belajar.
e. Emosi belajar
Tipe lingkungan belajar yang berbeda, metode pembelajaran atau aktivitas
pembelajaran akan memengaruhi motivasi, ketaanan, atau tanggung jawab untuk
belajar
f. Belajar konkrit dan abstrak
Tipe konkrit memilih memproses informasi dengan menyentuh, membangun atau
memanipulasinya, seperti menghitung uang atau melakukan kegiatantertentu secara
langsung, pembelajar abstrak memilih belajar melalui simbol-simbol
g. Belajar global dan analitik
Pebelajar global memilih untuk mengkategorikan secara luas, mengamati secara
komprehenif, dan berorientasi pada kelompok. Peelajar analitik memilih
mengkategorikan secara sempit, mengamati secara detail da terpusat, serta mandiri
h. Multie intelligence
Model ini menyatakan bahwa swtiap orang memiliki setidaknya 8 kecerasan. Setiap
keerdasan beroperasi dengan kekuatan yang berbeda dari bagian otak yang berbeda
pula. Delapa keerdasan tersebut meliputi : linguistic, logis-matematik, spesial,
musical, kinestetik, intrapersonl, dan naturalis

Menurut WS. Winkel (1996) dalam Mardiana(-: 4-5) Gaya belajar diartikan sebagai
kombinasi dari mana informasi diserap, diatur serta diolah.
1. Gaya Visual
Secara terpisah gaya belajar visual diperlukan bagi siswa visual gaya itu melukiskan
cara penyajian bahan pelajaran melalui gambar atau diagram. Dalam pelajaran apa
yang mereka dengar selalu diterjemahkan kedalam bayangan visual, seperti dalam
hal berbicara, gambaran berbicara itu berupa pandangan visual. Dalam gaya itu
siswa siswi lebih banyak melihat dari pada berbicara. Mendengar atau bekerja.
Kemungkinan besar mereka menggambar sambil belajar yang memberikan kesan
lebih banyak dari pada kata-kata
2. Gaya Auditorial
Siswa Auditorial adalah siswa yang melihat benda dihadapannyaitu seperti benda
yang sedang diterangkan oleh orang lain. Mereka dapat mengikuti ide atau
informasi yang datang dari luar dengan mudah, diperhatikannya seperti bunyi
kata-kata mereka seperti sedang mendengarkan sebuah cerita yang didongengkan
5 oleh orang lain dari pada melihat gambar ketika sedang dibaca. Untuk siswa
Audetik dunia bunyi itu mungkin mempunyai arti tersendiri, bunyi itu mengundang
bermacam-macam pengertian yang kaya bagi dirinya, suatu bentuk latihan yang
dapat memperkuat sensitifitas pendengaran adalah menyusun macam-macam
bunyi yang dapat diperdengarkan secara tertutup seperti dalam detak jam, tanda
bunyi lalu lintas dipersimpangan jalan kereta api, bunyi listrik, bunyi air mendidih,
bunyi burung berkicau.setelah itu baru membangun sebuah fantasia tau cerita dari
bunyi-bunyi tersebut.
3. Gaya Kinestetik
Siswa Kinestetikmenginginkan perbuatan itu dapat dirasakan terlebih dahulu oleh
badan sendiri sebelum dapat diketahui dan dipahaminya. Mereka dapat
menyatakan dirinya melalui penampilan raut muka, tarian atau postur tubuh, ia
sangat baik dibidang olahraga, dibidang koordinasi dan keterampilan tangan, ia
sangat pandai menggunakan alat, ia cenderung lebih banyak fungsi badan kedalam
bahasa. Kadang-kadang kita kehilangan kontak kesadaran dengannya. Dia dapat
memahami konsep baru jika semuanya disajikan melalui gerak.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiharto dkk. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press


Mardiana dkk. -. Analisis Gaya Belajar Siswa Sd Negeri 006 Tanjung Medan. Program Studi
Pendidikan Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Riau
Wayan Ardhana & Verna Willis. 1989. Bacaan Teknologi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai