Chapter II (1) Dikonversi
Chapter II (1) Dikonversi
jenis dan klasifikasi rumah sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis
sebagai berikut:
a. rumah sakit umum, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
b. rumah sakit khusus, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama
pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
i. rumah sakit publik (umum) adalah rumah sakit yang dapat dikelola oleh
ii. rumah sakit privat (khusus) adalah rumah sakit yang dapat dikelola oleh badan
hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.
a. berdasarkan kepemilikan
ii. rumah sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak
rumah sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit
a. rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
luas.
b. rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
c. rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
d. rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
mengatur hubungan antara rumah sakit dan stakeholder utamanya; dan untuk
keberadaan rumah sakit, maksud, atau fungsi yang diinginkan untuk memenuhi
Ada beberapa indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit sebagai berikut:
a. input adalah indikator yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur
b. proses adalah indikator yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan
d. outcome merupakan tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan
sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan.
e. benefit adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit
maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang
f. impact adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas
untuk melihat berapa banyak tempat tidur di rumah sakit yang digunakan
Persentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang
tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Bila nilai ini mendekati
100 berarti ideal tetapi bila BOR rumah sakit 60-80% sudah bisa dikatakan
ideal. BOR antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa dibandingkan oleh
teknologi intervensi.
b. bed turn over (BTO) merujuk pada berapa kali satu tempat tidur ditempati
pasien dalam satu tahun. Usahakan BTO lebih besar dari 40.
d. turn over interval (TOI) adalah waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau
waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi
e. infant death rate (IDR) atau angka kematian bayi. Standar IDR adalah 20%.
f. maternal mortality rate (MMR) atau angka kematian ibu melahirkan. Standard
g. foetal death rate (FDR) atau angka bayi lahir mati. Standar FDR adalah 2%.
h. post operative death rate (PODR) atau angka kematian pasca bedah. Standar
suatu alat/tolok ukur yang menunjuk pada ukuran kepatuhan terhadap standar
sesuai pula hasil suatu pekerjaan dengan standarnya. Indikator dibedakan menjadi:
diselenggarakan.
d. persentase jumlah jenis obat yang diserahkan sesuai resep kepada pasien
ketersediaan dana
ditetapkan oleh lembaga yang berwenang dan standar lain yang relevan dan
Menurut Permenkes RI No. 244 tahun 2008, komite medik adalah wadah
kelompok staf medis atau yang mewakili. Komite medik dipimpin oleh seorang
ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh direktur utama. Komite medik
pelayanan medis, hak klinis khusus kepada staf medis fungsional, program
farmasi di rumah sakit, panitia farmasi dan terapi adalah organisasi yang mewakili
hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga
rumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan
serta evaluasinya.
yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan
Fungsi dan ruang lingkup panitia farmasi dan terapi adalah sebagai
berikut:
subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus
meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang
sama.
b. panitia farmasi dan terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak
produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis.
rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
dan perawat.
farmasi di rumah sakit, peran apoteker dalam panitia ini sangat strategis dan
menggunakan obat di seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini.
diterima/disetujui oleh panitia farmasi dan terapi untuk digunakan di rumah sakit
Sistem yang dipakai adalah suatu sistem dimana prosesnya tetap berjalan
terus, dalam arti kata bahwa sementara formularium itu digunakan oleh staf medis,
di lain pihak panitia farmasi dan terapi mengadakan evaluasi dan menentukan
Instalasi farmasi rumah sakit adalah unit di suatu rumah sakit di bawah
pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang
2.3.1.1 Pemilihan
kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan
obat merupakan peran aktif apoteker dalam panitia farmasi dan terapi untuk
2.3.1.2 Perencanaan
dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
d. penetapan prioritas
e. siklus penyakit
f. sisa persediaan
h. rencana pengembangan
2.3.1.3 Pengadaan
a. pembelian:
i. produksi steril
c. sumbangan/droping/hibah
2.3.1.4 Penerimaan
2.3.1.5 Penyimpanan
persyaratan yang ditetapkan yaitu dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya;
2.3.1.6 Pendistribusian
di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat
inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi
mempertimbangkan:
d. kombinasi
obat, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visite, pemantauan terapi obat,
dispensing sediaan khusus dan pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD).
masalah terkait obat; bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep. Kegiatan yang dilakukan yaitu apoteker harus
farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat
jalan.
i. nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan serta tinggi badan pasien
iii. stabilitas
iv. kontraindikasi
v. interaksi obat
informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang
digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
penggunaan obat
digunakan
j. memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu kepatuhan
dokter
penggunaan obat pasien. Informasi yang harus didapatkan adalah nama obat
(termasuk obat non resep), dosis, bentuk sediaan, frekuensi penggunaan indikasi
dan lama penggunaan obat, ROTD termasuk riwayat alergi, dan kepatuhan
obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang
lainnya serta pasien dan pihak lain di luar rumah sakit. Tujuan:
a. menjawah pertanyaan
kesehatan lainnya
f. melakukan penelitian
b. tempat
c. perlengkapan
2.3.2.4 Konseling
penyakitnya
penggunaan obat
a. kriteria pasien
i. pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan ginjal,
ii. pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (TB, DM, epilepsi,
dll)
iv. pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
fenitoin)
2.3.2.5 Visite
apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati
kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait obat,
memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan
terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien
rumah (home pharmacy care). Sebelum melakukan kegiatan visite apoteker harus
dan memeriksa terapi obat dari rekam medis atau sumber lain.
terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Tujuan pemantauan terapi
a. pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon terapi, ROTD
d. pemantauan
e. tindak lanjut
terpercaya
b. kerahasiaan informasi
tidak dikehendaki (ROTD) yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa, dan terapi. Efek samping obat adalah
reaksi obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi.
Tujuan:
a. menemukan efek samping obat (ESO) sedini mungkin terutama yang berat,
b. menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang sudah dikenal
mengalami ESO
dan terapi
dengan tekhnik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan
untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk, melindungi petugas dari paparan
menjamin kompatibilitas dan satabilitas obat maupun wadah sesuai dengan dosis
yang sesuai, dan mengemas mejadi sediaan siap pakai. Faktor yang perlu
terlatih secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan menjaga stabilitas sediaan
formula standar dan kepatuhan terhadap prosedur yang menyertai. Kegiatan yang
i. tim yang terdiri dari dokter, apoteker, perawat dan ahli gizi
Penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai
kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan pengendalian pada
keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan obatnya dari efek toksik
memadai. Kegiatan:
tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat karena indeks terapi yang
b. memeriksa kadar obat yang terdapat dalam plasma dengan menggunakan alat
TDM
a. membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk
d. menyediakan dan menjamin kualitas dan hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan.
Fungsi utama CSSD adalah menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk
keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Mengingat peran rumah sakit dan
jenis kegiatan serta volume pekerjaan pada instalasi pusat sterilisasi demikian
besar, maka hendaknya rumah sakit mempunyai pusat sterilisasi sendiri, dengan
a. kecepatan pelayanan
d. perkembangan mutu
berikut:
a. gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang digunakan untuk
penyaluran gas medis ke titik outlet ke ruang tindakan dan ruang perawatan.
c. sentral gas medis adalah seperangkat prasarana peralatan dan atau tabung
gas/liquid yang menyimpan beberapa gas medis tertentu yang dapat disalurkan
d. instalasi gas medis adalah seperangkat sentral gas medis, instalasi pipa gas
meliputi:
a. tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang penutup kran dan
dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi bencana
tempatnya
d. lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau
sejenisnya
e. gas medis yang sudah cukup lama disimpan, agar dilakukan uji atau tes