Laporan Rumah Sakit
Laporan Rumah Sakit
Pasien dengan
Di RS Dr Suyoto
Jl .RC. Veteran raya no 178 rt 009 /rw 003 Bintaro Pasanggrahan ,kota Jakarta Selatan
Di susun oleh :
7.Desy Sulastri
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME yang mana telah memberikan
karunia-Nya yang berupa kesehatan, keimanan, dan akal sampai saat ini, shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi kita serta para pengikutnya.
Alhamdulillah dengan kemampuan akal yang diberikan oleh Tuhan YME kami dapat
menyelesaikan segala permasalahan yang terkait kehidupan dimuka bumi ini, tak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada:
1. Pihak rumah sakit RS Dr Suyoto yang telah memberikan izin serta membimbing
mahasiswa keperawatan UPN ‘Veteran’ Jakarta untuk praktek lapangan di RS Suyoto.
2. Ns Lima Florensia yang telah membimbing mahasiswa keperawatan UPN Veteran
Jakarta selam proses praktek lapanggan di RS Suyoto.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kritik dan
saran yang membangun kami harapkan dari semua pihak, semoga makalah l bagi kita semua.
Penyusun makalah
Daftar Isi
BAB I
A. Konsep Keperawatan
1. Pengertian keperawatan
2. Karakteristik
a. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan didefinisikan sebagai hubungan
yang spesifik dari konsep keperawatan, seperti hubungan antara konsep
manusia, konsep sehat sakit, keperawatan, dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat imlah, artinya teori keperawatan digunakan
dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan
cara berpikir yang logis.
c. Teori Keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori keperawatan
dapat digunaklana pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang
komplek sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam rangka memperkaya body Knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki praktek
keperawatan.
3. Keperawatan Dasar
Keperawatan dasar adalah hal yang penting dalam perawatan manusia yang
saling berhubungan. Kita setiap harinya berhubungan dengan sesama kita dan
bagaimanapun kita akan juga bertanggung jawab terhadap orang-orang yang
berada dalam jaringan lingkungan sosial kita yang relatif kecil itu. Kita sendiri
kadang-kadang juga tergantung pada orang lain.
Perawatan dasar sebenarnya bersumber pada “ Tugas dasar ketiga dari
kemanusiaan”. Sebagai manusia yang berada bersama dengan manusia lain.
Manusia memperoleh pengalaman dalam pengembangan kepribadiannya, justru
karena berhubungan dengan orang lain. Karena perawatan dari orang lain, manusia
dapat berkembang dari seorang bayi menjadi orang dewasa.
Perawatan Dasar yang diberikan orang lain terhadap kita, secara perlahankita
pelajari dan mengambil alih untuk kemudian dijadikan perawatan diri. Keterangan
selanjutnya dari pengertian “ Perawatan dasar” berasal dari “Prof. Hattinya
Veschure” yaitu semua perawatan
yang diberrikan dan diterima seseorang dalam batas “ lingkungan sosial yang kecil
diman individu tersebut termasuk didalamnya, didasarkan pada keinginan
membantusatu sama lain”.
Jadi, syarat perawatan dasar adalah adanya suatu struktur lingkungan sosial
yang kecil dan kesediaan untuk melakukan sesuatu bagi mereka.
4. Karakteristik Keperawatan
Kita bertolak dari penjelasan Prof. Hattinya Veschure :
- Perawatan dasar mengarah pada keinginan untuk merawat orang lain. Dalam
perawatan dasar terdapat kesediaan untuk membantu atau dibantu, yang berarti
bahwa secara prinsip orang bersedia memberi bantuan sebagai umpan balik atas
bantuan (Perawatan dasar) yang telah disediakan.
- Orang-orang yang terlibat didalamnya saling mengenal juga hubungan dalam
perawatan bukan satu-satunya hubungan yang ada diantara mereka, mengenal
masing-masing seperti mengenal sesama anggota keluarga atau bagaikan mengenal
sesama anggota perkumpulan hobby dan sebagainya. Perawatan dasar memerlukan
jangka waktu yang lebih panjang. Pada perawatan dasar ada kemungkinan bahwa
hubungan pribadi ada didalamnya. Ada suatu hubungan emosi yang hangat diantara
pribadi yang terlibat.
- Sepanjang manusia ada, selama itu juga masih diperlukan perawatan dasar, untuk
itu uorang tidak perlu menjalani suatu pendidikan tertentu. Yang penting disini
adalah berusaha ikut membantu menciptakan suatu suasana dimana orang yang
bersangkutan merasa aman dan tentram.
B. Keperawatan Dasar
1. BERNAPAS DENGAN NORMAL
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh dalam mempertahankan hidup dan
aktivitas berbagai organ ataupun sel (Iqbal, 2005).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang paling vital dalam kehidupan
manusia. Dalam tubuh oksigen berperan penting diproses metabolisme sel.
Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah
satu dampaknya adalah kematian. Berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk
menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik. Untuk itu dalam
konsep ini perawat perlu memahaminya secara mendalam (Iqbal, 2005).
Proses Oksigenasi
2. Difusi Gas
2. NUTRISI
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses
dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi
normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti,
absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Kebutuhan Nutrisi
a. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Tunjangan nutrisi yang tepat dan akurat pada anak sakit kritis dapat
menurunkan angka kematian. Terdapat dua tujuan dasar dari tunjangan
nutrisi yaitu:
a. mengurangi konsekuensi respon berkepanjangan terhadap jejas yaitu
starvation dan infrastruktur.
b. Mengatur respon inflamasi, penentuan status nutrisi pada anak sakit kritis
hendaknya dilakukan berulang ulang untuk menentukan kecukupan nutrisi
dan untuk menentukan tunjangan nutrisi selanjutnya. Pemeriksaan yang
berulangulang ini penting karena 16-20% anak yang dirawat di ruang
Intensif mengalami defisiensi makronutrien 48jam setelah anak dirawat.
Disamping itu disfungsi/gagal organ multipel dapat terjadi sesudah
trauma, sepsis atau gagal nafas yang berhubungan dengan
hipermetabolisme yang berlangsung lama.
Beberapa cara mengukur kebutuhan nutrisi :
a. Metabolic Chart- Indirect Calorimetry Resting EnergyExpenditur
(REE). [(konsentrasi O2)(0,39) + (produksi CO2)(1,11)] x 1440.
Rumus ini kurang akurat pada pasien-pasien dengan FiO2 lebih dari
40%.
b. Persamaan Harris Benedict( untuk dewasa). Basal Energy Expenditure
(BEE):
Laki-laki: 66,47 + (13,75 x BB) + (5 x TB) – (6,76 x Umur)
Wanita: 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) – (4,67 xUmur)
Rata-rata BEE adalah mendekati 25 kkal/ kgbb /hari.
BB=berat badan, TB=tinggi badan
Untuk menghitung BEE harus disesuaikan dengan factorfaktor
metabolik, seperti: demam, operasi, sepsis, luka bakar dan lain-lain.
c. 25-30 kkal/kgbb ideal/hari (untuk dewasa)
120-135 kkal/kgbb/hari (untuk premature)
120-140 kkal/kgbb/hari (untuk infant)
d. Menghitung balance nitrogen dengan menggunakan urea urine 24 jam
dan dalam hubungannya dengan urea darah dan Albumin. Tiap gram
nitrogen yang dihasilkan menggunakan energy sebesar 100-150 kkal
(At Tock, 2007). Kebutuhan energi pada pasien kritis: Rule of Thumb
dalam menghitung kebutuhan kalori, yaitu 25-30 kkal/kgbb/hari. Selain
itu penetapan Resting Energy Expenditure (REE) harus dilakukan
sebelum memberikan nutrisi. REE adalah pengukuran jumlah energy
yang dikeluarkan untuk mempertahankan kehidupan pada kondisi
istirahat dan 12-18 jam setelah makan. REE sering juga disebut Basal
Metabolic Rate (BMR), Basal Energy Requirement (BER), atau Basal
Energy Expenditure (BEE). Perkiraan REE yang akurat dapat
membantu mengurangi komplikasi akibat kelebihan pemberian nutrisi
(overviding) seperti infiltrasi lemak ke hati dan pulmonary compromise
(Wiryana, 2007).
3. ELIMINASI
Pengertian Eliminasi
Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran, penghilangan,
penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses
pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel
(feses).Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk
hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat
yang berasal dari sistem pencernaan (Dianawuri, 2009).
2. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.
Miksi ini sering disebut buang air kecil.
5. ISTIRAHAT TIDUR
6. BERPAKAIAN
Pakaian adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, tanpa pakaian
manusia tidak dapat menutupi tubunya dengan aman. Pakaian juga adalah hal
penting untuk menunjang penampilan, dengan pakaian manusia dapat memiliki
kepercayaan diri dihadapan manusia lainnya. Pakaian adalah pelindung tubuh
yang paling utama dari hal-hal lain seperti perawataan-perawataan kulit dan
sebagainya. Manusia dapat merasakan manfaat dari pakaian yaitu : penutup
badan dari sengatan panas matahari, menutupi aurat, penunjang penampilan agar
terlihat lebih baik dan percaya diri, dll.
Hubungan Pakaian Dengan Gaya Hidup
Seiring majunya perkembangan jaman fasion pun menjadi hal yang penting bagi
manusia saat ini. Misalnya fasion dalam hal berpakaian saat ini merupakan hal
paling penting bagi sebagian orang. Banyak model pakaian yang bisa manusia
pakai untuk menutupi tubuhnya atau bahkan menjadi penunjang penampilan
mereka. Contohnya model pakaian muslim untuk orang muslim yang
mengenakan kerudung, baju pesta untuk orang yang senang menghadiri undangan
hiburan, jamuan, dll. Begitu banyak model pakaian di dunia ini sehingga banyak
pula gaya yang disenangi manusia dalam berpakaian sesuai dengan gaya hidup
mereka. Tetapi tidak sedikit juga manusia yang memilih pakaian berdasarkan
kenyamanan bukan mengutamakan penampilan, contohnya pemakaian kaos
oblong agar simple untuk melakukan kegiatan tanpa merasa repot.
Pengaruh Harga Pakaian Terhadap Daya Beli Konsumen
Pakaian bermerek dan mempunyai daya jual tinggi mungkin tidak jadi
masalah untuk orang yang memiliki uang, tetapi untuk orang yang mempunyai
daya beli yang rendah hal tersebut bukanlah hal yang harus diutamakan pada saat
akan membeli.
Orang yang memiliki daya beli tinggi biasanya memperhatikan merek dan
kualitas pada saat akan mmbeli, berbanding terbalik dengan orang yang daya
belinya rendah mereka cenderung mengutamakan harga, kenyamanan contohnya
pakaian murah, bagus dilihat dan enak dipakai maka mereka akan langsung
tertarik dengan pakaian tersebut dan langsung membelinya sesuai kemampuan
daya beli mereka.
7. MEMPERTAHANKAN SIRKULASI
1. Pengertian.
mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan penyakit
jantung ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa diperkirakan, terjadi dengan
sangat cepat begitu gejala dan tanda tampak (American Heart Association,2010).
2. Faktor predisposisi
Iskandar (2008), mengatakan bahwa faktor risiko cardiac arrest adalah: Laki-laki
usia 40 tahun atau lebih, memiliki kemungkinan untuk terkena cardiac arrest satu
berbanding delapan orang, sedangkan pada wanita adalah satu berbanding 24 orang.
Semakin tua seseorang, semakin rendah risiko henti jantung mendadak. Orang dengan
faktor risiko untuk penyakit jantung, seperti hipertensi, hiperkholesterolemia dan
merokok memiliki peningkatan risiko terjadinya cardiacarrest (Iskandar,2008).
f) Penyalahgunaan obat.
a) Adanya jejas di jantung karena serangan jantung terdahulu atau oleh sebab lain;
jantung yang terjejas atau mengalami pembesaran karena sebab tertentu
cenderung untuk mengalami aritmia ventrikel yang mengancam jiwa. Enam
bulan pertama setelah seseorang mengalami serangan jantung adalah periode
risiko tinggi untuk terjadinya cardiac arrest pada pasien dengan penyakit jantung
atherosclerotic.
b) Penebalan otot jantung (cardiomyopathy) karena berbagai sebab (umumnya )
karena tekanan darah tinggi, kelainan katub jantung) membuat seseorang
cenderung untuk terkena cardiac arrest.
c) Seseorang sedang menggunakan obat-obatan untuk jantung; karena beberapa
kondisi tertentu, beberapa obat-obatan untuk jantung (anti aritmia) justru
merangsang timbulnya aritmia ventrikel dan berakibat cardiac arrest. Kondisi
seperti ini disebut proarrythmic effect. Pemakaian obat-obatan yang bisa
mempengaruhi perubahan kadar potasium dan magnesium dalam darah
(misalnya penggunaan diuretik) juga dapat menyebabkan aritmia yang
mengancam jiwa dan cardiac arrest.
d) Kelistrikan yang tidak normal; beberapa kelistrikan jantung yang tidak normal
seperti Wolff-Parkinson-White-Syndrome dan sindroma gelombang QT yang
memanjang bisa menyebabkan cardiac arrest pada anak dan dewasa muda.
e) Pembuluh darah yang tidak normal, jarang dijumpai (khususnya di arteri
koronari dan aorta) sering menyebabkan kematian mendadak pada dewasa
muda. Pelepasan adrenalin ketika berolah raga atau melakukan aktifitas fisik
yang berat, bisa menjadi pemicu terjadinya cardiac arrest apabila dijumpai
kelainan tadi.
f) Penyalahgunaan obat; penyalahgunaan obat adalah faktor utama terjadinya
cardiac arrest pada penderita yang sebenarnya tidak mempunyai kelainan pada
organ jantung.
Tanda- tanda cardiac arrest menurut Diklat Ambulans Gawat Darurat 118 (2010) yaitu:
fibrilasi ventrikel (VF), takhikardi ventrikel (VT), aktifitas listrik tanpa nadi (PEA),
8. PERSONAL HYGIENE
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan,
sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2010). Ukuran kebersihan atau
penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada
setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat
memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait
dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan
perawatan diri.
b. Epidemologi
c. Etiologi
1. Gangguan kognitif
2. Penurunan motivasi
5. Ansietas
6. Kelemahan
d. Faktor Predisposisis
Menurut Potter dan Perry, sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi
oleh sejumlah faktor antara lain:
1. Citra Tubuh
3. Status sosio-ekonomi
4. Pengetahuan
5. Variable Kebudayaan
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang
berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7. Kondisi Fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi.
e. Patofisiologis
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram. Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya Keamanan. Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap
oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi
kemampuan seseorang.
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak
dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai
10. BERKOMUNIKASI
Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus
berhubungan dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh karna
itu, dibutuhkan pembentukan komunikasi terapeutik. Perawat berkomunikasi dengan
orang lain yang mengalami tekanan, yaitu: klien, keluarga, dan teman sejawat ( Potter
dan Perry, 2010 ). Komter (komunikasi terapeutik) merupakan komunikasi yang
direncanakan secar sadar, tujuan dan kegiatannya difokuskan untuk menyembuhkan
klien. Komter merupakan media untuk saling memberi dan menerima antar perawat
dengan klien. Komter berlangsung secara verbal dan non verbal. Dalam komter ada
tujuan spesifik, batas waktu, berfokus pada klien dalam memenuhi kebutuhan klien,
ditetapkan bersama, timbal balik, berorientasi pada masa sekarang, saling berbagi
perasaan (Wahyu Purwaningsih dan InaKarlina,2010:11-12).
11.KEBUTUHAN SPIRITUAL
e. Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang berfikir dan bertingkah laku.
Kreativitas digunakan seseorang untuk mengekspresikan sifat dasarnya melalui suatu
bentuk atau medium sehingga menghasilkan rasa puas baginya. Kemampuan untuk
menemukan makna, ekspresi dan nilai dalam aspek kehidupan seperti sastra, seni, musik
dan kegiatan lainnya yag berasal dari sifat kreatif individu, menyediakan ekspresi dan
makna serta sarana komunikasi. Kreativitas dapat berbentuk inspirasi, mengangkat
emosi seseorang dan perasaan untuk keindahan hadir dalam bentuk kreasi
f. Kepercayaan
Individu terisolasi dan diabaikan ketika kehilangan kepercayaan. Dipercaya dapat
berbentuk diterapkan pada teman-teman masing-masing keluarga atau masyarakat dunia
pada umumnya. Kepercayaan adalah prasyarat untuk membangun persahabatan dan
hubungan terapeutik. Dengan mengadopsi pendekatan ini, itu akan muncul bahwa
kepercayaan adalah penting untuk eksistensi dan komunikasi. Dipercaya menyebabkan
rasa nilai, harga diri dan penerimaan oleh orang lain. Kemampuan untuk
mengekspresikan keyakinan pribadi dan nilai-nilai dalam kehidupan adalah kebutuhan
mendasar untuk mengekspresikan keyakinan pribadi dan nilai-nilai. Kebutuhan ini
dipupuk dalam masyarakat modern. Ketidakmampuan untuk mengekspresikan keyakinan
pribadi dan nilai-nilai dapat menyebabkan frustasi dan akhrinya permusuhan
Taylor menyatakan bahwa kepercayaan kepada Tuhan merupakan hal yang sangat
penting ditanamkan dalam diri. Dengan adanya kepercayaan menyadarkan kepada kita
bahwa segala sesuatu yang ada baik alam semesta maupun isinya adalah bersumber dari
Tuhan. Seseorang yang tidak memiliki kepercayaan akan merasa ragu dana bimbang.
Orang yang percaya akan memiliki kepasrahan dalam dirinya sehingga orang tersebut
memiliki kepastian dalam hidupnya.
g. Mempertahankan praktek-praktek kesejahteraan spiritual
Seperti kemajuan hidup kita, praktik kesejahteraan spiritual tertentu dapat
dikembangkan dan dibentuk. Praktek ini dapat berasal dari dalam kerangka agama
seperti kebutuhan untuk doa sehari-hari atau menghadiri kebaktian gereja, masjid atau
kuil. Namun seseorang individu mungkin telah tumbuh secara rohani melalui perjalanan
waktu di daerah pedalaman atau dengan mengambil keterlibatan dalam olahraga. Selam
periode sakit atau rawat inap, akan ada kebutuhan untuk memastikan praktek tersebut
terus bila memungkinkan
h. Keyakinan atau keimanan
Fowler menyatakan bahwa keimanan adalah kepercayaan atau komitmen kepada
sesuatu atau seseorang. Keimanan dapat ada baik pada orang yang beragama maupun
orang yang tidak beragama. Keimanan memberikan makna hidup, memberikan kekuatan
pada saat individu mengalami kesulitan dalam kehidupannya. Untuk klien yang sedang
sakit, keimanan terhadap Tuhan, Allah, atau lainnya dalam diri klien sendiri, dalam setiap
anggota tim kesehatan, atau pada keduanya, dapat memberikan kekuatan dan harapan.
12.KEBUTUHAN BEKERJA
A. PENGERTIAN
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan
dan muskuloskeletel.
Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat.
Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya dalam
melakukan berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan bekerja.
Kemampuan aktivitas seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan
dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. KONSEP DASAR
Fisiologi Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system
musculoskeletal dan system persarafan.
1. Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah
2. Sistem Otot Berfungsi Sebagai :
a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi
d.
KEBUTUHAN BERMAIN
KEBUTUHAN REKREASI
Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik dan
mental dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya kreasi manusia dalam
mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat.
Menurut Bovy dan Lawson ada beberapa hal yang menjadi factor yang
mempengaruhi rekreasi antara lain :
Pada masyarakat dengan kelompok social tertentu (elite) akan berbeda dengan
rekreasi masyarakat pada umunya karena perbedaan fasilitas yang dimiliki
Kegiatan rekreasi remaja putri mungkin berbeda dengan remaja putra dan
berbeda pula dengan kegiatan reklreasi orang dewasa.
3. Faktor ketersediaan waktu luang
4. Waktu luang penyelenggaraan rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan
wanita pekerjaan
5. Faktor pranata
KEBUTUHAN BELAJAR
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh ilmu, berlatih serta dapat merubah
tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman belajar. Menurut miarso yusufhadi (2015:9),
belajar dapat di peroleh dari siapa dan apa saja, baik yang sengaja di rancang maupun yang
diambil manfaatnya.
Metode analisis kebutuhan (need assessment) dibuat agar bisa mengukur tingkat
kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa yang diharapkan dan apa yang
sudah dapat. Dalam hal pengukuran kesenjangan seseorang analisis harus bias atau mampu
mengetahui beberapa masalah yang dihadapi. Fungsi need assessment menurut Marisson
yaitu:
a. Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas sekarang yaitu
masalah apa yang mempengaruhi hasil pembelajaran.
b. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang berkait dengan finansial, keamanan atau
masalah lain yang menggangu pekerjaan atau lingkungan pendidikan.
c. Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan.
d. Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu yakni mengalami (Hamalik,
2010: 36). Ketika guru mulai melaksanakan tugasnya untuk mengajar, seorang guru harus
memusatkan perhatikan kearah penyampaian tujuan lalu memperhatikan materi yang
menunjang tujuan serta menetukan cara penyampaiannya. Setelah terpilih materi yang akan
diajarkan, guru menelaah kembali materi terpilih untuk dicocokkan dengan kebutuhan siswa.
Setelah guru yakin dengan materi kemudian guru menentukan strategi yang tepat untuk
penyampaian materi tersebut.
Model pengukuran kebutuhan belajar merupakan bentuk pengukuran terhadap hal-hal yang
harus ada dan dibutuhkan dalam kegiatan belajar, yang disajikan oleh pendidik (guru) dan
disesuaikan dengan program pembelajaran yang dilakukan.
BAB II
A. KEPERAWATAN DASAR
LAPORAN PENDAHULUAN
“S N N T”
A. DEFENISI
Struma adalah pembesaran pada kelenjar tiroid yang biasanya terjadi karena folikel-
folikel terisi koloid secara berlebihan. Setelah bertahun-tahun sebagian folikel tumbuh
semakin besar dengan membentuk kista dan kelenjar tersebut menjadi noduler. Struma
nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu
atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme.
B. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan jumlah nodul; bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodosa
soliter (uninodosa) dan bila lebih dari satu disebut struma multinodosa.
C. ETIOLOGI
a. Defisiensi iodium
D. PATOFISIOLOGI
Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid
Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang
tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan
keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus
menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif
meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan
pembesaran kelenjar tyroid.
E. MANIFESTASI KLINIK
Klien tidak mempunyai keluhan karena tidak ada hipo atau hipertirodisme.
Benjolan di leher. Peningkatan metabolism karena klien hiperaktif dengan
meningkatnya denyut nadi. Peningkatan simpatis seperti ; jantung menjadi berdebar-
debar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, diare, gemetar, dan kelelahan.
5. Pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid : ada atau tidak ada.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pada palpasi teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya
kenyal.
5) Kepastian histologi dapat ditegakkan melalui biopsy aspirasi jarum halus yang
hanya dapat dilakukan oleh seorang tenaga ahli yang berpengalaman
a) Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan sekitarnya.
Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.
b) Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan
ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih.
c) Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi
nodul sama dengan bagian tiroid yang lain
G. PENATALAKSANAAN
1. Dengan pemberian kapsul minyak beriodium terutama bagi penduduk di daerah
endemik sedang dan berat.
2. Edukasi
Program ini bertujuan merubah prilaku masyarakat, dalam hal pola makan dan
memasyarakatkan pemakaian garam beriodium.
3. Penyuntikan lipidol
Sasaran penyuntikan lipidol adalah penduduk yang tinggal di daerah endemik diberi
suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis untuk orang dewasa dan anak di atas
enam tahun 1 cc, sedang kurang dari enam tahun diberi 0,2 cc – 0,8 cc.
Pada struma nodosa non toksik yang besar dapat dilakukan tindakan operasi bila
pengobatan tidak berhasil, terjadi gangguan misalnya : penekanan pada organ
sekitarnya, indikasi, kosmetik, indikasi keganasan yang pasti akan dicurigai.
Preparat ini diberikan apabila terdapat nodul hangat, lalu dilakukan pemeriksaan sidik
tiroid ulng. Apabila nodul mengecil, terapi dianjutkan apabila tidak mengecil bahkan
membesar dilakukan biopsy atau operasi.
H. KOMPLIKASI
2. Gangguan jantung baik berupa gangguan irama hingga pnyakit jantung kongestif
( jantung tidak mampu memompa darah keseluruh tubuh)
1. Tujuan:
Pengetahuan klien bertambah.
2. Kriteria hasil:
3. Rencana tindakan:
• Hindari makanan yang banyak mengandung zat goitrogenik misalnya makanan laut,
kedelai, Lobak cina dll.
4. Rasionalisasi:
1. Tujuan
2. Kriteria hasil
3. Rencana tindakan:
4. Rasionalisasi:
d. Implementasi
1. Definisi.
3. Sifat-sifat nyeri
c. Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X dan lab darah.
e. Hanya pasien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya.
4. Neuroregulator
b. Substansi ini ditemukan pada nociceptor yaitu pada akhir saraf dalam kornu
dorsalis medulla spinalis dan pada tempat reseptor dalam saluran spinotalamik.
Teori ini dikenal oleh Melzak dan Wall pada tahun 1965. Menurut teori ini,
sinaps yang berada pada dorsal hom bekerja seperti sebuah pintu membuka atau
menutup sehingga apabila ada rangsang nyeri pintu tersebut akan ditutup sehingga
nyeri tersebut tidak sampai di otak atau pintu itu dibuka sehingga nyeri sampai ke
otak. Hipotesis teori ini adalah apabila ada sejumlah impuls nyeri yang berjalan
sepanjang serabut saraf tebal ( seperti: panas, dingin atau sentuhan), maka sejumlah
impuls nyeri tersebut berusaha untuk dicegah dengan cara menutup pintu pada serabut
saraf tersebut. Individu akan merasakan nyeri hanya jika pintu sinaps dibukivata atau
impuls sangat dominan.
6) Dilatasi pupil.
2) Otot mengeras.
Dimulai saat pertama individu menerima rangsang nyeri sampai tubuh bereaksi
terhadap nyeri yang meliputi : respon simpato adrenal, respon muskuler, dan respon
emosional.
Respon Simpato
Respon Muskuler Respon Emosional
Adrenal
1. Denyut nadi 1. Tensi otot naik. 1. Bergejolak.
naik.
2. Otot kaku menggeliat 2. Mudah
2. Tekanan sakit. tersinggung.
darah naik.
3. Gelisah. 3. Perubahan
3. Pernapasan tingkah laku.
4. Mengambil posisi
naik.
tertentu. 4. Berteriak.
4. Berkeringat
5. Imobilitas. 5. Menangis.
banyak.
6. Mengusap daerah yang 6. Diam.
5. Mual dan
nyeri.
muntah, karena 7. Kewaspadaan.
6. Pucat.
7. Dilatasi
bronchial.
8. Glikogenolisi
s.
9. Pelepasan
eritrosit dari limpa.
Pada tahap ini nyeri sangat hebat tetapi singkat. Pada tahap ini pula sistem saraf
parasimpatis mengambil alih tugas, sehingga terjadi respon yang berlawanan terhadap
tahap aktivasi.
9. Fase Nyeri
Fase ini bukan merupakan fase yang paling penting, karena fase ini bisa
mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini memungkinkan seseorang belajar tentang
nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat dalam fase ini
sangat penting , terutama dalam memberikan informasi pada klien.
Fase ini terjadi ketika klien merasa nyeri, karena nyeri itu bersifat subjektif, maka
tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda. Toleransi terhadap nyeri juga
akan berbeda antara satu orang dengan yang lain. Orang yang mempunyai tingkat
toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri dengan stimulus kecil,
sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah akan mudah merasa nyeri
dengn stimulus nyeri kecil. Klien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri
mampu menahan nyeri tanpa bantuan, sebaliknya orang toleransi terhadap nyerinya
rendah sudah mencari upaya pencegahan nyeri, sebelum nyeri datang. Keberadaan
enkefalin dan endorphin membantu menjelaskan bagaimana orang yang berbeda
merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. Kadar endorphin tiap individu,
individu dengan endorphin tinggi sedikit merasakan nyeri dan individu dengan sedikit
endorphin merasakan nyeri lebih besar.
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien masih
membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis, sehingga
dimungkinkan klien mengalami gejala pasca nyeri. Apabila klien mengalami episode
nyeri berulang, maka respon akibat (aftermath) dapat menjadi masalah kesehatan
yang berat. Perawat berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri untuk
meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang.
a. Berdasarkan sumbernya
1) Cutaneus/ superficial, yaitu nyeri yang mengenai kulit atau jaringan subkutan.
Biasanya bersifat burning (seperti terbakar).
2) Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh
darah, tendon dan saraf, nyeri menyebar dan lebih lama daripada cutaneus.