Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS

1. PEKERJAAN
a. Beton Siklop
- Beton siklop merupakan suatu bahan struktur bangunan yang tersusun dari
campuran beton yang ditambah batu belah. Komposisi campuran beton 1Pc : 3Psr
: 5 Kr dengan 40% Batu Gunung dan pasir yang digunakan mengunakan pasir
hitam dari jawa.
b. Pasangan batu gunung
- Pasangan Batu Gunung Mengunakan perbandingan 1 PC : 4 PS dengan pasir yang
dipakai mengunakan pasir hitam dari jawa dan tidak diperbolehkan dicampur
dengan pasir lokal maupun dengan abu batu (pasir hitam murni).
c. Siaran
- Pekerjaan Siaran mengunakan perbandingan 1 PC : 2 PS dengan pasir yang
digunakan pasir hitam dan lebar siaran ± 1 – 2 cm dan tebal siaran ± 1 – 1.5 cm.
d. Plesteran
- Pekerjaan plesteran mengunakan perbandingan 1 PC : 3 PS dengan pasir yang
digunakan pasir hitam dengan ketebalan ± 1 – 1.5 cm.
e. Batu muka / rai
- Pekerjaan batu muka/Rai mengunakan perbandingan 1 PC : 4 PS dengan pasir
yang digunakan pasir hitam dengan degradasi kasar dan diameter batu muka ± 10
– 15 cm.
f. Beton
- Beton beton Mutu F'c = 14,5 Mpa (K 175), Slump (12± 2) cm untuk beton
struktur Tulangan.
g. Besi Tulangan
- Pekerjaan besi tulangan mengunakan tulangan polos dengan diameter tulangan
sesuai pada gambar kerja serta semua besi tidak diperbolekan mengunakan
tulangan banci.
h. Pekerjaan Bronjong
- Bronjong yang dipakai merupakan bronjong pabrikasi dengan diameter kawat
anyaman 3 mm dengan rangka kawat diameter 4 mm dengan jumlah lilitan 3 lilit
dan lebar lubang bronjong 10 cm dan 12 cm. Batu isi untuk bronjong harus
berdiameter 200 mm sampai dengan 400 mm dimana sekurang-kurangnya 25 %
harus berdiameter lebih besar dari 250 mm dan untuk batu kecil hanya untuk
pengisi bagian rongga. Dalam pengisian batu perlu diperhatikan utamanya untuk
semua sisi permukaan dimana batu yang dipakai adalah batu yang mempunyai
permukaan yang rata dan ditopang bagian belakangnya dengan batu pengisi sesuai
dengan demensi bronjong.

2. BAHAN – BAHAN
a. Semen (semen gresik, semen indonesia, bosowa, holcim, tiga roda)
Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC yang ada dipasaran dan harus
memenuhi SNI. Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca,
air atau bahan organic lainnya tidak boleh dipakai. Dalam menyimpan material di
gudang lapangan, tempat penyimpanan harus kering dan diberi alas minimum 30 cm
diatas permukaan tanah dan tinggi tumpukan maksimum 3 m.
b. Batu Gunug/Batu Belah
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu kali/batu gunung haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan
homogen menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda,
lobang pasir, cacat atau kesempurnaan lainnya. Batu yang dipakai adalah boulder atau
batu gunung yang mempunyai berat jenis (spesifik grafity) minimum 2,4 gram/cm3
dan tekanan komprensi tidak boleh kurang dari 400 kg/cm2.
c. Pasir Hitam
Pasir Hitam yang dipakai adalah pasir hitam dari jawa dengan gradasi kasar dan
bersih dari kotoran baik kotoran organik maupun anorganik seta bersih dari kadar
lumpur dan air laut.
d. Batu Pecah/Kerikil
Batu Pecah/belah mengunakan batu belah dengan ukuran 2 – 3 cm untuk pondasi
pasangan dan 1 – 2 cm untuk beton struktur.
e. Besi Beton
Besi beton yang digunakan besi beton polos BJTP 24 dengan batas ulur 235 (N/mm2)
dan Kuat Tarik 380 (N/mm2) diameter asli (tidak Banci) baru tidak diperbolehkan
mengunakan besi bekas/karat.
i. Kawat Bronjong Pabrikasi
Kawat bronjong pabrikasi mengunakan kawat anyaman diameter 3 mm dan kawat
sisi/rangka diameter 4 mm dengan lubang anyaman 10 cm dan 12 cm. Bahan kawat
yang digunakan bersetandart SNI no. 03 – 6154 -1999 dan standart uji SNI No. 03 –
0090 – 1999.
f. Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organic atau bahan kimia

4. 1. PERSYARATAN UMUM PENGADAAN PIPA


4.1.1 Kualitas Bahan Mineral
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus dilampiri
dengan Surat Ijin Penggunaan SNI (Standar Nasional Indonesia) dari Departemen
Perindustrian, oleh produsen panbrik pembuuat serta menunjukkan pengalaman sekurang –
kurangnya 5 (lima) tahun.
BAhan dan material pipa yang diadakan/ditawar dapat berlainan dengan bahan dan
material yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitas
pipa secara keseluruhan sekurang – kurangnya harus sama dengan sersyaratan yang
tercantum dalam persyaratan teknis.
Untuk pipa PVC harus dilengkapi dengan gambar-gamgar detail penyambungan
(Detail Junction) termasuk didalamnya kuantitas dan spesifikasi dari bahan atau material
yang digunakan.
Seluruh pipa, fitting dab accessoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan disaerah
tropis dengan temperature aliran air antara 20® s/d 30® dan eksponen hydrogen (ph)
antara 6 s/d 8. Seluruh pipa, fitting dan accessoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali
untuk kebutuhan dan hal-hal khusus.

4, 1.2 Standar Kualitas Yang digunakan


Standar kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini adalah, standar yang berlaku
secara Nasional di Indonesia.
SNI = Standar NAsional Indonesia

4.1.3 Gambar Pabrikasi (Shop Drawing)


Sebelum pipa, fitting dan accessories, dipabrikasi atau dikirimkan, rekanan harus
menyerahkan gambar-gambar pabrikasi drawing kepada Direksi/Pemberi Tugas unutk mendapat
persetujuan terlebih dahulu.

Gambar-gambar pabrikasi yang digunakan untuk seluruh pipa, fitting dan accessories yang
meliputi :
a. Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang, jenis-jenis khusus, bentuk,
berat, kelas, batasan yang diijinkan serta kualitas.
b. Standar dari produsen, dimana material dan bahan pipa dipabrikasi.
c. Gambar-gambar pabrikasi secara lengkap termsauk detail-detail khusus, adaptor, fitting dan
desain penyambungan pipa.
d. Produser pengujian.
e. Metode pelapisan dan perlindungan material pipa, jika diperlukan.

4. 2. PERSYARATAN TEKNIS PERPIPAAN


4.2.1 Pipa PVC – Polyvinyl Chloride, Fitting dan Perlengkapannya.
4. 2.1.1 Bahan dan Material Pipa
Pipa PVC harus sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam SII 034482, S-12,5.

Bahan baku utama untuk PVC harus Polyvinyl Chloride tanpa pembentukan sifat plastis dengan
kandungan PVC murni harus labih besar dari 92,5 %. HAsil akhir produksi harus merupakan
produk yang homogeny, tahan serta akan terurai oleh air. ( rucika/langgeng/maspion)

Pipa PVC tidak boleh membahayakan bagi kesehatan pemakaian air, diaman baud an rasa tidak
boleh terdeteksi.

Rekanan harus bertanggung jawab atas setiap kegagalan pengujian yang dilakukan oleh
laboratorim independen trerhadap kandungan bahan baku PVC.

4.2.1.2 Sambungan dan Hubungan Pipa

Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan sambungan “Ring Karet” atau “Rubber Ring”.
Untuk hubungan – hubungan pipa PVC dengan ring karet satu unjungnya harus diakhiri dengan
spigot. Ujung-ujung pipa yang rata harus dengan sudut kelengkungan (defleksi) tidak lebih dari
10® atau memakai ketentuan – ketentuan dari/pabrik pembuatnya, sehingga hubungan tersebut
kedap air dan tidak bocor.

4.2.1.3 Fitting – fitting Pipa

Fitting pipa yang dipakai pada pipa PVC, harus sesuai dengan SII 0950 – 84 standar yang sama
dan harus dimanufaktur dengan metode “Injection Moulded”.
Fitting – fitting dari bahan “Cast Iron”, Ductile Iron atau “Grey Iron” yang dipergunakan untuk
pipa PVC, harus sesuai dengan SII 0598-81 atau ISO 13-1978 dengan system hubungan
mekanikal (Mechanical Joint).
Flange socket (ujung – ujung flange dan socket) dipakai untuk menyumbang bagian-bagian dari
PVC ke flange pada pekerjaan pipa.

4.2.1.4 Bahan – bahan Penghubung dan Penyambungan Pipa

Rekanan harus melengkapi dan menyediakan solvent cement, bahan pelumas dan cairan
pembersihan, sesuai dengan jumlah uang yang direkomendasikan oleh pabrikasi pembuatnya
manufaktur.

Karet penutup harus tahan terhadap microorganiseme dan semua zat-zat yang dikandung oleh air
dan tahan dalam keadaan normal.
Cincin-cincin penutup yang dibuat dari styrene butadience harus sesuai dengasn standar yang
ada.

Pelumas untuk cincin karet harus tidak membahayakan, tidak menimbulkan rasa atau warna pada
air disamping juga tidak akan mempengaruhi kesehatan.

4.2.1.5 Pengujian
Setiap pipa dan fitting harus mampu terhadap pengujian tekanan hidrotastis sebesaar 8 atm
selama 1 jam pasa 20® C temperature air. Pipa-pipa dan fitting yang bocor atau yang rusak dan
tidak bisa diperbaiki lagi harus diganti dengan yang baru.

Pengujian tekanan untuk seluruh pipa dan fittingnya harus disesuaikan dengan persyaratan SII
0344-84 atau ISO 1167 – 19733 dan standar lain yang sama dan maksimal setiap 500 m 1 x
pengetesan.

4.2.1.6 Pemberian Tanda

Pada bagian luar setiap pipa dan fittingnya idberi tanda yang meliputi :
- Diameter nominal dalam mm
- Tebal dinding nominal dalam mm
- Klas pipa
- Nama pabrik pembuat/manufaktur
- Merek dagang serta waktu (bulan dan tahun) manufaktur pembuatannya.

Setiap pipa lengkung (bend dan elbow) juga diberi tanda seperti tersebut diatas termasuk besar
sudut lengkungnya pada setiap sisi.

4.2.2 Katup – katup Air Valve.


4.2.2.1 Umum

Rekanan harus menyediakan dan mengadakan semua katup-katup dan sebagainay sesuai dengan
keparluan pada daftar kauantitas material. Semua katup – katup untuk jenis yang sama harus dari
satu pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut haarus dilengkapi nama pabrik pembuatnya,
tekanan kerja diameter dan arah aliran pada badannya.

Tekanan Kerja

Semua tekanan harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 8 kg/cm. tiap kaatup-
katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup tersebut.

Ketentuan - ketentuan Pengoperasian

Katup – katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan maupun
penngontrolan aliran. Baik dioperasikan untuk waktu yang lama, yang dijlaankan pada system
terbuka maupun tertutup. Semua bagian – bagian katup yang berhubungan dengan kimia harus
tahan terhadap karat yang ditimbulkan.

Bahan – bahan Flange

Jika tidak ditentukan lain, katup berukuran 50 mm dan yang lebih kecil seluruhnya harus
terbbuat dari perunggu atau bahan – bahan yang bahan karat.
Untuk roda pemegangnya harus dari besi tempa. Katup – katup metalik yang disambung pada
pipa besi atau baja pada lapisan pemisahannya memakai katup dengan ukuran diameter 75 mm
dan yang lebih besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika tidak ditentukan lain dalam gambar
atau yang seperti diisyaratkan dalam ISO 2531. Semua alir katup harus diberi perunggu atau
stainless steel – Aisi type 304. Hubungan karet pada ulir katup dengan klem pembungkusnya
harus dihindari.

Pelumasan

Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh dilumasi dari luar secara
tersendiri.
Operator

Katup – katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang rantai,
magnetic operator dan sebagainya seperti yang ditunjukkan pada gambar – pabrikasi (Shop
drawing) kepada Direksi/Pemberi Tugas untuk disetujui. Gambar –gambar tersebut harus
mencakup :

a. Daftar dan urutan material


b. Detail seal dan bagian-bagain yang dapat berubah
c. NAma pabriknya
d. Ukuran, detail, bahan dan tebal setiap item

Rekanan harus mengajukan gambar-ganbar dari pabriknya untuk setiap katup sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan.

4.2.2.2 Katup Pintu (Gate Valve)

Jenis, ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai yang ditunjukan dalam gamabr
pabrikasi. Semua Gate Valve yang dipergunakan dalam jalur hendaknya mampu untuk tekanan
kerja 120 M kolam air, double disc, badan besi tulang, bingkai tembaga, gate valve tanpa tangkai
pemutar sesuai dengan persyaratan AWWA C-500. Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya
mempunyai penyambung flange, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar. Flange untuk katup
hendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1 untuk flange dan fitting, mur 2 inci persegi dan dalam
setiap katup hendaknya dilapisi atau dipoles dengan 2 (dua) lapisan aspal.

4.2.2.3 Katub Udara (Air Valve)

Katup udara dan ruang katupnya ditentukan sesuai dengan yang ditunjukan dalam perencanaan.
Pemasangan katup udara dilakukan dengan pemasangan hydrant tee dengan diameter cabang 100
mm atau 75 mm sesuai dengan diameter katup udara hendaknya dilengkapi dengan kkran
penutup (Stack Cock) pada bagian bawahnya.

Ruang katup terbuat dari pasangan beton atau batu kali sedangkan tutup ruang katup terbuat dari
besi tuang yang dapat dibuka dan ditutup dengan aman dab muda. Ruang katup ahrus dapat
menahan tekanan sesuai dengan klasnya.

4.2.2.4 Katub - Katub Lain

Katup-katup lain seperti katup – katup diafrgma, katup bola dan sumbat harus disesuaikan
dengan ketentuan dan persyaratan pada standart yang ada atau ketentuan-ketentuan lain yang
dapat diterima.

4.3. PERSYARATAN KHUSUS / TAMBAHAN


4.3.1 Flange dan genset

4.3.1.1 Flange

a. Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari semua flange pada pekerjaan pipa
harus sesuai denagn ketentuan-ketentuan SII 0598-81.
b. Bagian leher dan bagian rata dari flange yang dilas SII 372 sesuai dengan DIN 17-100 atau
standar lain yang sama. Flange yang buntu harus St 37.1. sesuai standar yang sama.
c. Semua flange harus direncanakan sesuai dengan diameter nominal dalam mm, nama pabrik
pembuatnya atau merek dagang dan tahun pembuatnya.

4.3.1.2 Gasket
Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai diameter yang
sama dengan masing-masing laur flange dan harus dilengkapi dengan bentuk lubang yang sama
dengan bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuar dengan satu atau dua lapis perantara. Ketebalan
3 mm dan harus dapat menahan arus listrik.

4. 3.2 Penahan Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)

Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi dengan isolasi/penahan.
Penahan hubungan flange harus cocok untuk tekanan kerja paling tidak 8 kg/cm. Material
penahan / insulasi dari polyhtyene stud-sleeves, 2 fauric reinforced henolic washer dan 2 shell
washer harus dilengkapi dengan kancing. Gasket harus dengan muka yang penuh dan harus
dilengkapi dengan kancing dan gasket harus dengan muka yang penuh dan harus dari lembar-
lembar paket dielektrik.

4. 3.3 Baut, Mur dan Washer

Baut, mur dan washer untuk hubungan / sambung flange harus terbuat dari baj galvanis yang
dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai dengan ISO/R 898.

Panjang ulir dari batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau paling tidak harus
dama dengan diameter baut.

Ukuran setiap flange perpipaan, fitting dan accessoriesnya, dengan pengecualian untuk flange
yang dipersyaratkan pada SII 0598-81 atau ISO 133- 1978.

4.4. PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN PIPA


4. 4.1 Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan

Rekanan harus memasang semua peralatan dan bahan-bahan yang disediakan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam dokumen kontrak, pengecualin untuk pemasangan switc – gear tangan tinggi
harus disesuaikan dengan persyaratan yang lain.
Pondasi dan atau peletakan dari semua peralatan dan material seperti pekerjaann sipil plat
pondasi dan sebagainya yang harus dilaksanakan oleh rekanan.

Jika ditentukan bahwa untuk pemasangan baut angker dan sebagainya harus digrout, maka
rekanan harus bertanggung jawab terhadap ketepatan pemasnaagn gan harus teliti kembali letak
ketinggiannya. Dalam hal pekarjaan lantai dan sebagainya harus dilakukan pemotongan, untuk
mempersiapkan baut-baut pondasi seperti yang disediakan oleh rekanan, maka harus disetujui
oleh Direksi/Pemberi Tugas.

4.5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PIPA DAN PENGUJIANNYA


4.5.1 Umum

Rekanan harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa sesuai dengan
dokumen pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini. Pekerjaan
yang tidak tercantum dalam persyarat-persyarat yang ditentukan akan dilaksanakan sesuai dngan
praktek-praktek yang bisa dikerjakan dan sesuai dengan persyaratan Direksi / Pemberi Tugas.

4.5.2 Lintasan dan Suduk Belokan

4.5.2.1 Tanggung Jawab Rekanan.


Rekanan harus bertanggung jawab atas persyaratan dasar bahwa pipa dipasang sesuai dengan
lintasan dan sudut belokan yang dikehendaki dengan sambungan (fitting). Katup-katup (valves)
dan pengurasan (drain) pada tempat yang diperlukan.
4.5.2.2 Penyimpangan-penyimpangan (Deviasi) oleh Struktur Lain.
Jika terdapat hambatan yang tidak tampak dalam gambar dan akan mengganggu kemajuan
pekerjaan sehingga diperlukan perubahan-perubahan maka Dirreksi / Pemberi Tugas berhak
untuk merubah gambar-gambar rencana yang ada.

4.5.2.3 Berhati-hati dalam penggalian.


Rekanan harus berhati-hati dalam penggalian dan persiapan galian, sehingga lokasi yang tepat
dan struktur lain dibawah dapat ditentukan. Kerusakan-kerusakan yang terjadi atas struktur-
struktur tersebut menjadi tanggung jawab rekanan.

4.5.2.4 Kedalaman Pipa.


Semua pipa harus dipasang kedalaman sebagai berikut :
D = 100 mm s/d 200 mm H = 80-100 cm

Dimana :
D = Diameter nominal pipa
H = Kedalaman Timbunan

4.5.3 Pengendalian dan persiapan Galian


4.5.3.1 Umum
Galian harus dibuat sedemikian, sehingga pipa dapat diletakan pada lintasan dan kedalaman yang
dikehendaki. Penggalian hatus dilakukan sesuai dengan pipa yang akan dipasang seperti
yangdiijinkan oleh Direksi / Pemberi Tugas. Galian harus dikeringkan dan dijaga selama
pelaksanaan, sehingga pekerjaan yang dikerjakan dalam galian dapat aman dan efisien.

4.5.3.2 Lebar Galian


Lebar galian harus cukup untuk meletakan pipa dan sambungannya secara baik. Timbunan harus
ditempatkan seperti diisyaratkan. Galian harus dibuat dengan lebar extra, jika diperlukan, seperti
untuk memasang penyangga –penyangga galian dan peralatan pipa.

4.5.3.3 Ruang Penyambungan


Ruang penyambuangan harus dibuat sesuai dengan kedalam yang dikehendaki, untuk membuat
dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah serta padat untuk setiap tempat diantara ruang
penyambungan. Stiap bagian dasar galian yang diisyaratkan harus diganti dengan bahan yang
disetujui oleh Direksi.

4.5.3.4 Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa


Galian harus dibuat sesuai dengan kedalam yang dikehendaki, untuk membuat dasar pipa yang
rata dan seragam pada tanah serta padat untuk setiap tempat diantara ruang penyambungan.
Setiap bagian dasar galian yang diisyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui oleh
Direksi.

4.5.3.5 Penggalian Pada Tanah yang Jelek


Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau menggandung bahan- bahan debu, sampah dan
sebagainya yang menurut direksi harus disingkirkan, maka rekanan harus mengadakan
penggalian dan membuang bahan-bahan tersebut. Jika menurut direksi diperlukan pondasi
khusus seperti penggalian tanah atau penimbunan, rekanan harus menyelesaikannya dengan
petunjuk Direksi.

4.5.3.6 Penguat Galian


Jika diperlukan, galian dapat diberi penguatan agar tidak runtuh, jika untuk keamanan pekerjaan
dan pengamanan jalan serta banguna-bagunan lainnya.

4.5.3.7 Pemakain Bahan-bahan Bangunan


Bahan-bahan banguna yang dapat dipakai kembali untuk meperbaiki permukaaan bekas galian
harus dipisahkan dari bahan-bahan buangan lainnya.

4.5.3.8 Penimbunann Bahan-bahan Galian


Semua bahan-bahan galian ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak menganggunpekerjaan,
jalan orang dan lalu lintas.
Bagian galian tidak boleh merusak bangunan-bangunan perorangan lainnya.

4.5.3.9 Barikade dan Petunjuk Direksi


Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan, harus diadakan berikade, papan-papan
penunjuk, lampu-lampu merah dan penjaga secukupnya selama pekerjaan berlangsung. Semua
bahan-bahan penyangga peralatan dan pipa yang mengganggu lalu lintas harus dilindungi dengan
pagar atau berikade serta penerangan lampu seperlunya.

4.5.3.10 Pengamanan Lalu Lintas


Rekanan harus mengatur pekerjaan sedemikian rupa, sehingga tidak mengakibatkan kemacetan
lalu lintas. Jika lalu lintas terpaksa lewat diatas galian, rekanan harus menyediakan papan hati-
hati ada galian pipa.

4.5.3.11 Gangguan Pelayanan


Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa lama harus dikerjakan
sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu langganan dan tidak terlalu lama menghentikan
pipa dinas serta diusahakan agar daaerah pelayanan yang terganggu seminimal mungkin dan
harus ada ijin dari PDAM Bitung.

4.5.4 Pemasangan Pipa

4.5.4.1 Penurunan Pipa Kedalam Galian


Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan mengganggu semua peralatan dan
fasilitas yang telah disetujui Direksi. Semua pipa-pipa sambungan dan katup diturunkan,
kedalam galian dengan hati-hati menggunakan Derek, tali atau peralatan lain untuk menghindari
kerusakan pipa dan lapisan pipa. Pipa tidak boleh dijatuhkan kedalam galian, jika terjadi
kerusakan pada pipa. Sambungan, katup atau peralatan lain sewaktu pengangkatan, harus segera
dilaporakan kepada Direksi atau dilakukan perbaikan, membuang atau menganti bahan-bahan
yang rusak.

4.5.4.2 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan sambungan harus diperiksa denga nteliti terhadap retakan-retakan dan kerusakan
lain pada waktu pipa berada diatas galian sebelum pemasangannya. Ujung spigot tiap pipa,
bagian luar dari akhir spigot dan bagian-bagian dalam bell juga harus bebas dari lemak dan
minyak sebelum pipa dipasang.

4.5.4.3 Pembersihan Pipa dan Peralatan


Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiran bell dan spigot tiap
pipa, bagian luar dari akhir spigot dan bagian-bagian dalam bell juga harus bebas dari lemak dan
minyak sebelum pipa dipasang.

4.5.4.4 Peletakan Pipa


Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk kedalam pipa ketika pipa diletakan pada waktu
peralatan pipa berada dalam galian, letak akhiran spigot harus tepat dengan bell dan dipasang
dengan lintasan dan sudut yang benar. Pipa harus diletakkan dengan benar dan timbunan harus
dipadatkan, kecuali pada bagian bell.
4.5.4.5 Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk mendapatkan tee dan katup harus dikerjakan dengan rapid an teliti
tanpa menyebabkan kerusakan pipa dan lapisannya di ujung harus halus.

4.5.4.6 Arah Ujung Bell pada Pemasangan


Pipa harus dipasang pada akhiran bell yang menghadap kearah depan dari pemasangan. Jika pipa
diletakkan pada 10 derajat atau lebih besar, pemasangan dimulai pada bagian atas dan diawali
dengan akhir bell dari pipa yang bersudut.

4.5.4.7 Kondisi Yang Tidak Sesuai Untuk Pemesangan Pipa.


Pemasangan pipa tidak boleh dilakukan, jika menurut Direksi kondisi dalam galian tidak
memungkin.

4. 5.5 Sambungan Pipa dengan “Mechanical Joint”

4.5.5.1 Persyaratan Umum


Persyaratn umum [ada bagian berikut, perlu diartikan bahwa “Bell” dan Spigot” yang digunakan
disini harus dianggap sebagai ujung-ujung bell dan spigot dan sebatang pipa mechanical Joint.

5.5.2 Pembersihan dan Pemasangan Pipa


Sepanjang 20 cm dari bagian spigot dan bagian bell dari pipa mechanical joint harus dibersihkan
dari lemak, pasir, lapisan yanh berlebihan dan bahan-bahan lainnya dari sambungan, kemudian
dicat dengan larutan sabun. Glad besi tulang digeser sepanjang pipa sehingga mencapai
kedudukan sepanjang baut. Semua baut dimasukan dan mur diputar dengan tangan, kemudian
dikencangkan denagn kunci yang sesuai. Amur yang terletak dengan jarak sudut 180®
dikencangkan dengan berurutan agar menghasilkan tekanan yang sama pada semua bagian gland.

5.5.3 Defleksi yang Dijinkan


Defleksi yang diijinkan dalam pipa Mechanical Joint dengan radius yang panjang serta
deflaksinya harus diarahkan oleh Direksi dan berdasarkan pada ketentuan-ketentuan pabrik
pembuatnya.

4.5.6 Sambungan Pipa dengan “Push on Joint”


4.5.6.1 Persyaratan Umum
Persyaratan umum pada bagian berikut harus diikuti. Istilah “Bell” dan “Spigot” yang digunakan
diisini harus dianggap sebagai ujung-ujung bell dan spigot dari sepasang pipa push on joint.

4.5.6.2 Pembersihan
Bagian dalam pembersihan bell dan bagian luar spigot harus dibersihkan dari minyak.,mpasir,
lapisan yang berlebihan dan benda asin lainnya. Gasket karet yang melingkar harus dipasang dan
dimasukkan kedalam gasket pada bell socket. Lapisan tipis minyak gasket atau pada akhiran
spigot dari pipa atau keduanya.
Minyak gasket harus berasal dari persediaan yang diberik oleh pabrik dan disetujui oleh Direksi.

4.5.6.3 Pemasangan Defleksi yang diijinkan


Jika dipergunakan untuk membuat defleksi pada pipa Push on joint untuk membentuk belahan
berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan Direksi dan kententuan dari
pabrik. Sambungan pipa dibuat pada jalur yang lurus dan defleksi dibuat sesudah sambungan
diselesaikan.

4.5.7 Penetapan Katup (Valve) dan Penyambungan (Fitting)

4.5.7.1 Persyaratan Umum


Katup dan perlengkapan pipa lainnya, harus diatur dan dipasang pada pipa seperti yang
diisyaratkan pada bagian sebelumnya mengenai pembersihan peletakan dan penyambungan pipa.

4.5.7.2 Lokasi Katup


Lokasi katup dijalur pipa harus sesuai dengan ketentua dan pengharahan yang di berikan oleh
Direksi.

4.5.7.3 Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve Chamber)
Bak katup permukaan tidak boleh mengoperasikan tekanan berdasarkan tegangan terhadap
katup. Harus terletak tepat ditengah dan melalui bagian mur katup dengan tutup dengan tutup
bak yang sesuai terhadap permukaan atau permukaan lainnya, sesuai dengan pengarahan Direksi.
Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembuka.

4.5.7.4 Pipa Pengurus


Cabang penguras tidak boleh disambung kesaluran pembuangan maupun, atau kesaluran
terendam, atau dipasang sedemikian sehingga menyebabkan balik ke system distribusi.

4.5.8 Pengujian Tekanan Hidrostatis


4.5.8.1 Umum
Unit penguras tidak boleh disambung ke saluran pembuangan maupun, atau kesaluran terendam,
atau dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik ke sistem distribusi.

4.5.8.2 Pengujian Tekanan


Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, pipa-pipa yang telah terpasang harus diuji
terhadap tekanan hidrostatis.

4.5.8.3 Lamanya Pengujian Tekanan


Lamanya pengujian tekanan harus paling sedikit 1 jam atau lebih sesuai dengan pengarahan
Direksi dan ketentuan pabrik pebuatnya.

4.5.8.4 Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian


Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara dari dalam pipa harus dikeluarkan. Jika
tidak, akan terdapat katup katup udara yang permanen dan setiap titik yang tinggi dan harus
memasang “Corporation Cock” pada titik tersebut sesuai dengan arahan dari Direksi, sehingga
udara dapat dikeluarkan pada saat pipa diisi dengan air.

4.5.8.5 Pemeriksaan Dibawah Tekanan


Pipa, perlengkapan katup-katup dan sambungan lain yang terbuka harus betul-betul diperiksa
selama pengujian tekana. Jika terlihar adanya kebocoran, sambungan harus dikencangkan. Setiap
terjadi retakan atau kerusakan pada pipa, perlengkapan atau pada katup-katupnya pada waktu
pengujian, maka harus disingkirkan dan diganti sesuai dengan petunjuk Direksi dan pengujian
harus diulangi sampai mendapatkan persetujuan dari Direksi.

4.5.8.6 Pengujian Kebocoran


Pengujian kebocoran dilakukan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan baik. Alat
pengukuran dan peralatan untuk pengujian kebocoran ini disediakan oleh rekanan, peralatan
pipa, sambungan-sambungan serta alat-alat lainnya yang membantu pengerjaan pengujian ini.
Lamanya waktu setiap pengujian kebocoran adalah 2 (dua) jam selama pengujian pipa harus
beroperasi pada tekanan normal.

Kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus disediakan pada pipa yang baru
dipasang untuk mengatur tekanan sesudah udara dalam pipa dikeluarkan dan pipa telah diisi
dengan air.
4.5.8.7 Penimbunan sebelum Pengujian
Jika diinginkan penimbunan sebagian, karena masalah gungguan lalu lintas atau keperluan lain,
maka rekanan harusmengerjakan dengan petunjuk direksi.

4.5.9 Penimbunan kembali


4.5.9.1 Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas daari batu-batuan, sampah, debu atau bahan-bahan lain yang
tidak sesuai dengan bahan timbunan.

4.5.9.2 Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan


Jika jenis bahan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar, maka rekanan dapat
menimbun dengan galian yang terdiri bahan-bahan yang mengandung lempung, pasir, krikil, atau
bahan lainnya yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan.

4.5.9.3 Penimbunan pasir dan Kerikil


Jika penimbunan pasir dan krikil tidak ditunjukan dalam gambar dan menurut rencana Direksi
harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan, maka rekanan harus menyediakan dan menimbun
dengan pasir dan krikil sesuai dengan petunjuk Direksi sebagai suatu pekerjaan tambahan.

4.5.9.4 Penimbunan dibawah Pipa


Semua galian harus ditimbun dengan tangan mulai dari dasar sampai pertengahan pipa dengan
pasir, krikil atau bahan lain yang disetujui. Penimbunan dilakukan dengan tebal 15 cm dan
dipadatkan dengan pemadat. Bahan disebarkan kesetiap penjuru ruang galian disekitar pipa
secara merata.

4.5.9.5 Penimbunan diatas Pipa


Dari garis tengah ditimbun dengan tangan mulai dari dasar sampai pertengahan pipa dengan
pasir, krikil atau bahan lain yang disetujui. Penimbunan dilakukan dengan tebal 15 cm dan
dipadatkan dengan pemadatan. Bahan disebarkan kesetiap penjuru ruang galian disekitar pipa
secara merata.

4.5.9.6 Panimbunan s/d Permukaan Tanah


Dari kedalaman 15 cm diatas permukaan pipa hingga kepermukaan galian harus ditimbun
dengan tangan atau metode mekanis serta dipadatkan dengan pemadatan untuk mencegah
menurunnya permukaan setelah selesai pekerjaan penimbunan.

4.5.9.7 Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus dengan butiran halus sampai
dengan kasar tidak bertepung dan bebas kotoran, debu-debu atau bahan yang lain. Lempung
yang terdapat pada pasir tidak boleh melebihi 100% berat keseluruhan.

4.5.10 Penyingkiran dan Perbaikan Perkerasan


Rekanan harus menyingkirkan perkerasan dan permukaan jalan sebagai dari bagian dari
penggalian, dimana jumlah yang disingkirka tergantung pada lembar galian yang ditunjukkan
untuk pemasangan pipa dan panjang daerah perkerasan yang perlu disingkirkan untuk
pemasangan katup, manhole atau struktur lainnya.

Jika rekanan menyingkirkan atau merusakan perkerasan atau permukaan didalam atau diluar
batas yang disebutkan aiatas, maka perkerasasn dan permukaan harus dikembalikan atau
diperbaiki atas biaya dari rekanan.

4. 5.11 Pembersihan Pipa

Rekanan harus membersihkan seluruh pipa yang terpasang dengan penggelontoran yang sesuai
dengan petunjuk Direksi. Penggelontoran dengan memancarkan air dari cabang penguras,
dimulai dari bagian hulu san secara berturut-turut kebagian hilir. Lamanya pemancaran air dari
tiap-tiap bagian pengurasan harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk.

Anda mungkin juga menyukai