Anda di halaman 1dari 16

BAB 3

PROFIL PERUSAHAAN

1 Identitas Perusahaan
Nama perusahaan : PT. Adi Satria Abadi (ASA)
Jenis Perusahaan : Industri Penyamakan Kulit
Alamat Perusahaan : Ds. Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul
Tanggal Kunjungan : 21 Juli 2017
Jumlah Karyawan : 232 Orang

2 Proses Produksi
1. Bahan yang diperlukan:
 Bahan baku : Kulit domba dan Kulit kambing
 Bahan tambahan : bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat,
sodium chloride, amoniak dan soda kue
1. Mesin/Peralatan kerja yang digunakan : drum kayu, mesin shaving,
double setter, mesin stacking, togling, mesin ukur, drum zat kimia dan
penyedot debu.

3 Proses produksi
 Sortasi pickle : Kulit pickle adalah kulit mentah yang telah mengalami
proses pengapuran dan diawetkan dengan cara dipickle atau diasamkan.
 Tanning (Penyamakkan) : Proses perubahan warna kulit ketingkat yang
lebih gelap dibandingkan warna kulit asli (bawaan sejak lahir).
 Shaving (Pengetaman) :
 Dyeing (Proses pengecatan) dan fat liquoring (Perminyakan)
 Setter
 Hunging
 Stacking,
 Togling,
 Measuring,

22
 Sortasi finish dan packing.

4 Barang yang dihasilkan :


 Produk utama : Kulit
 Produk sampingan : Tidak ada

5 Limbah
Logam (chrome) dan non-logam (campuran).

23
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gizi Kerja


4.1.1 Pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja:
Para pekerja mendapatkan teh manis atau susu setiap pagi hari.

.4.1.2 Pemberian makan siang bagi tenaga kerja


Ada pemberian makan siang bagi tenaga kerja melalui jasa catering oleh
penduduk sekitar.

4.1.3 Variasi menu :


Menu yang disajikan kurang bervariasi yaitu berupa nasi, lauk, dan
sambal seharga Rp. 4500. Variasi lauk tersebut bervariasi tiap harinya.
Senin : oseng sawi bakso, tempe tepung, krupuk, pisang
Selasa : ayam opor, krupuk, sambal
Rabu : Telor ceplok, sambal, rambak
Kamis : lodeh terong, tempe garit, rambak, pepaya
Jumat : sego wiwit, telor bulat, jeruk manis

4.1.4 Penyajian :
Makanan yang disajikan dibungkus dengan kertas pembungkus
makanan dengan lauknya yang dibungkus dengan plastik bening dan
diletakkan bersama nasi di dalam pembungkus tersebut. Plastik
pembungkus tersebut berbahaya bagi kesehatan pekerja karena bukan
merupakan plastik food grade yang memang dikhususkan untuk
membungkus makanan, apalagi jika digunakan untuk membungkus
makanan dalam keadaan panas/hangat seperti yang ditemukan pada
kunjungan kali ini. Catering dan pihak perusahaan tidak menyediakan
sendok dan garpu untuk makan sehingga para pekerja kebanyakan
menggunakan tangan untuk makan. Masalah tersebut ditambah dengan

24
tidak tersedianya wastafel di tempat kerja sehingga pekerja mencuci
tangan di kamar mandi.

4.1.5 Angka kebutuhan energi pekerja PT ASA


Perhitungan ini diasumsikan seorang pekerja Tn. S (35 tahun)
yang bertugas melakukan pengukuran ketebalan kulit (intersitas kerja
sedang).

BMR (Basal Metabolic Rate) 11,6 BB + 879 1,575 KKal


11,6 (60) + 879

Angka kecukupan energi untuk aktifitas 1,67 x BMR 2630,25 KKal


fisik tertentu (intensitas sedang)
Energi yang harus disediakan untuk Tn 2630,25 + (10% 2893,275 KKal
K x 2630,25)
Energi yang harus tercukupi untuk 35% x 2630,25 920,5875 KKal
makan siang

Kelengkapan dan Kecukupan Gizi yang disediakan PT ASA


Jenis Makanan Komposisi URT Berat (gr) Total kalori
Nasi Putih 3 x ¾ gelas 300 525
Telur rebus 1 butir telor 55 75
ayam
Tempe 1 potong 25 37,5
ukuran
Sego wiwit +
sedang
telor rebus +
Kacang 1/10 gelas 10 2,5
buah
Panjang takar
Minyak 1 sdm 5 50
Kelapa
Ikan asin 1 ptg kcl 15 50
Jeruk manis 1 bh 55 25
Total Kalori yang disediakan PT ASA 765

25
Defisit Kalori 155,58
KKal

Dari perhitungan di atas di dapatkan defisit kalori sebesar 155,58 KKal.


Makanan yang disajikan belum memenuhi kebutuhan kalori para pekerja.

4.1.6 Jenis dan beban kerja


Terdapat 2 jenis pekerjaan dengan beban kerja yang sama. Pada
bagian pertama memasuki proses basah yang terdiri dari tanning (ruang
pewarnaan), shaving (penipisan), re tanning (pewarnaan dengan
minyak). Pada bagian kedua adalah proses kering dimana bahan akan
memasuki akan memasuki proses hanging (penjemuran), milling
(pelemasan), staking (pelemasan), polishing (menghilangkan
kerutan/menghaluskan) dan toggling (perluasan bahan), ruang
pemotongan bahan. Semua beban kerja seluruh ruangan tergolong sama
yaitu beban kerja sedang.
Sesuai dengan yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya,
sampel yang didapatkan bekerja dibagian polishing dimana pekerja 25
% bergerak dan 40 % berdiri sehingga termasuk jenis beban kerja
sedang.

4.1.7 Kantin perusahaan dan Pengelolaan Makanan :


Perusahaan tidak memiliki kantin sendiri. sistem pengelolaan
makanan dillakukan oleh penduduk sekitar. Perusahaan juga tidak
menyediakan ruang makan bagi para pekerjanya meskipun jumlah
pegawainya sebesar 232. Hal ini tentu sudah melanggar Surat Edaran
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/Men/1979/ tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.Aturan tersebut jelas menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki pekerja dengan jumlah 200-500
pegawai harus menyediakan ruang makan bagi pekerjanya.

26
4.1.8 Dapur
Perusahaan memiliki dua buah dapur yang digunakan untuk
merebus air dan membuat teh. Petugas dapur adalah petugas kebersihan
berjumlah 3 orang perempuan yang bekerja menyediakan minuman
karyawan.
a. Dapur rumah tangga
Dapur rumah tangga dikhususkan untuk para karyawan terletak di
bagian belakang gedung, menjadi satu dengan ruangan miling yang
merupakan tempat kerja. Di dapur terdapat kompor, dispenser, dan
tempat pencucian gelas minum. Pencahayaan dapur karyawan ini hanya
menggunakan sinar matahari sehingga dapur tampak kurang terang.
Kebersihan dapur tergolong kurang.
b. Dapur staf
Dapur staf terletak di bagian depan bersebelahan dengan ruang
HRD. Dapur ini hanya dipergunakan sewaktu-waktu jika ada
kunjungan tamu. Di dapur ini terdapat lemari gantung yang berisi
peralatan makan, tempat pencucian, dispenser, microwave, rak piring,
dan penghisap asap kompor. Kebersihan dapur tergolong baik.
Beberapa ruangan memiliki bilik yang berisi meja dan dispenser
yang disediakan untuk meletakkan gelas minuman karyawan. Beberapa
ruangan lain tidak memiliki fasilitas yang serupa karena barang-barang
tersebut tidak disediakan oleh perusahaan melainkan merupakan
inisiatif dari karyawan itu sendiri sehingga pada beberapa tempat tidak
didapatkan tempat minuman yang layak. Pada kunjungan kali ini kami
mendapatkan beberapa gelas bekas minum karyawan diletakkan di
beberapa tempat yang tidak semestinya seperti di tangga, di meja kerja,
di atas tong bahan kimia, di dekat kotak listrik, dan di belakang mesin
pekerja..

27
4.2 Aspek Sanitasi
4.2.1 Kebersihan perusahaan
Secara umum kebersihan lingkungan kerja pabrik terlaksana
dengan baik tidak terlihat adanya sampah-sampah yang berserakan dan
mengganggu estetika lingkungan. Namun, pada beberapa lokasi di
bagian produksi masih terdapat beberapa tempat yang kurang bersih.
Tersedianya tempat sampah dibeberapa titik dan sudah dipisahkan
dengan antara organik dan sampah limbah dan sudah diberi penutup.
Kebersihan di bagian administrasi sudah bersih. Pengangkutan sampah
dilakukan setiap hari dan diserahkan ke penampungan sampah. Para
pekerja diberikan alat-alat kebersihan seperti sapu, sapu lidi, ember dan
beberapa alat kebersihan lainnya yang digunakan untuk membersihkan
lingkungan kerjanya setiap 10 menit sebelum jam kerjanya selesai.

4.2.2 Kerapihan / Keindahan


Tata ruang dan kerapihan dalam kantor administrasi dan klinik
cukup baik, akan tetapi aspek keindahan masih kurang. Pada bagian
dalam pabrik terlihat penempatan dan penyusunan alat yang sudah rapi
dan baik, akan tetapi penataan barang yang diproduksi masih terlihat
kurang rapi. Beberapa potongan kulit terlihat di lantai pabrik, nampak
pula genangan air di beberapa titik di bagian produksi. Genangan air
tersebut tentunya mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kulit
kaki. Halaman luar dari ruang produksi terdapat tanaman-tanaman hijau
yang rapi dan terawat, tetapi ada dibeberapa titik tanaman hijau yang
tidak terawat sehingga menimbulkan kesan tidak rapi. Tanaman di
lingkungan pabrik bermacam-macam jenisnya sehingga menambah
keasrian dan keindahan lingkungan pabrik.

4.2.3 MCK
Jumlah MCK di perusahaan tersebut sudah memadai dengan
jumlah karyawan sekitar 232 orang dengan jumlah MCK pada masing-
masing bagian produksi sebanyak 1-2 MCK. Total jumlah MCK di PT

28
ASA sebanyak 19 MCK. Fasilitas yang terdapat di dalam MCK
meliputi bak mandi, WC jongkok (kamar mandi di dalam pabrik), WC
duduk (kamar mandi di bagian administrasi), dan gayung. Kebersihan
MCK tidak merata dimana kamar mandi bagian administrasi
(manajemen) tergolong bersih, namun MCK di dalam pabrik tidak
bersih, tidak rapi dan tidak terawat. Selain itu, ada beberapa kamar
mandi di dalam pabrik dengan bak mandi yang kotor sehingga sangat
memungkinkan untuk menjadi tempat sarang nyamuk. Kualitas air di
kamar mandi baik dimana tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
dan jernih.
Berikut ini rincian jumlah MCK yang terdapat di PT ASA.
Bagian Jumlah MCK
Ruang finishing 2
Ruang toggling 2
Ruang polish 1
Ruang staking 1
Ruang milling 1
Ruang dapur 1
IPAL 1
Ruang chemical 1
Ruang bahan baku 1
Ruang hunging 1
Ruang tanning 1
Ruang shaving 1
Ruang enzyne talk 1
Ruang wet blue 1
Ruang dyeing 1
Kantor manajemen 2

4.2.4 Penyediaan Air Bersih


Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah (air
sumur). Kualitas air cukup baik, tidak berasa, tidak berbau, tidak

29
berwarna. Sumber air ini digunakan untuk sumber air MCK. Sedangkan
untuk air minum, menggunakan air dari RO yang diambil dari proses
penyulingan. Sebelum air digunakan untuk konsumsi, air dimasak
terlebih dahulu.
Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah yang
diambil dari kedalaman 60 meter melalui proses penyulingan. Kualitas
air cukup baik, tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna. Sumber air
ini digunakan untuk sumber air minum, air produksi, dan air MCK.
Sebelum air digunakan untuk konsumsi, air di filter reversible
osmolarity dan dimasak. Pemeriksaan air dilakukan oleh BTKL setiap
3 bulan sekali secara berkala.

4.2.5 Site Plan


Jumlah taman dan tanaman dibandingkan dengan luas bangunan
pabrik tampak cukup seimbang (memenuhi ketentuan 30% ruang
terbuka hijau). Jenis tanaman cukup bervariasi mulai dari rumput,
tanaman hias dan pohon besar yang rindang.
Konstruksi gedung dan instalasi listrik di perusahaan ini sudah
tertata cukup baik walaupun masih terdapat di beberapa tempat kabel
listrik yang di lantai dan dinding tanpa pelindung. Ventilasi udara cukup
memadai, akan tetapi aliran sirkulasi udaranya masih kurang sehingga
terasa agak panas dan bau. Di ruang Polishing tidak cukup luas
sehingga mobilitas di ruang tersebut sangat terbatas membuat sirkulasi
aliran udara kurang.
Alur produksi di PT. ASA Divisi Penyamakan Kulit dibagi
menjadi empat tahapan :
1. Bahan Baku
Material berasal dari pemasok dalam maupun luar negeri. Selanjtnya
baha tersebut akan diseleksi berdasarkan kualtasnya.
2. Proses Basah

30
Tujuan dari proses ini untuk menghilangkan lemak yang diawali
dengan proses tanningselama 24 jam yang dilanjutkan dengan mengisi
bahan pengawet yang terdiri dari chrome dan /atau formalin.
3. proses kering
Pada proses ini dilakukan penipisan bahan yang disesuaikan dengan
permintaan konsumen. Tahap ini dimulai dengan pewarnaan dan
peminyakan selama 2 hari, selanjutnya dilakukan pengeringan
kemudian dilemaskan dan dilanjutkan dengan staking (pembukaan
pori-pori kulit secara maksimal), polishing yang bertujuan untuk
menghaluskan dan mengkilapkan kulit, toggling yang bertujuan untuk
memfiksasi kulit yang sudah terbuka dengan maksimal selama 15 menit
yang diakhiri pemanasan selama 15 menit.
4. Finishing
Pada tahap ini dilakukan pengukuran kulit sesuai permintaan
konsumen untuk siap dipasarkan baik lokal maupun eksport.
Perusahaan ini apabila dilihat dari segi penataan ruang maupun
gedung sudah teratur. Penataan ruang mulai dari input, proses dan
output kurang praktis. Pentaan mesin diruang produksi sudah baik
degan jarak yang cukup lebar.

4.2.6 Penerangan
Penerangan ruang produksi sebagian besar berasal dari
penerangan buatan yaitu sinar lampu. Secara kualitas sebagian besar
penerangan diruang produksi sudah cukup bagus karena pekerja
dapat melihat objek pekerjaan dengan cukup jelas. Selain itu
dibeberapa bagian juga terdapat lampu neon yang menyala
walaupun pada siang hari untuk membantu menambah penerangan
bagi tenaga kerja terutama pada bagian yang memerlukan ketelitian
tinggi, namun dibeberapa bagian( ruang kimia, bengkel, wet blue)
penerangan masih belum cukup karena sinar matahari tidak masuk
langsung keruang kerja dan perbandingan antara jumlah lampu
dengan luas ruangan tidak seimbang.

31
4.2.7 Kebersihan Kantin dan Peralatannya
Perusahaan tidak menyediakan kantin dan ruang makan khusus
untuk pekerja. Untuk makanan, perusahaan menggunakan jasa catering
luar. Para pekerja makan pada saat jam istirahat diruang istirahat yang
tersedia disetiap unit produksi. Untuk peralatan makan dicuci di dapur
menggunakan air dari bak penampungan, setelah dicuci disimpan di
dalam lemari tertutup.
4.2.8 IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Untuk IPAL pabrik ini sudah memiliki instalasi pengolahan air
limbah yang bertempat di pabrik bagian belakang terpisah dengan
bagian lain pabrik. Limbah pabrik ini berupa limbah cair dan limbah
padat. Untuk pengolahan limbah cair non logam sudah sangat baik dan
tetata rapi.
a. Pengelolahan limbah cair
1. Tahap pertama, , limbah yang berasal dari proses produksi dan nonproduksi
(dari dapur) ditampung dalam bak, dinamakan bak penampung seluruh
proses. Limbah tersebut memiliki Ph 3,5 dengan indikator COD (cemical
oksigen demand) 16.000 mgO2, untuk itu perlu dilakukan proses kimiawi
yang menetralkan limbah cairan menggunakan NaOH (natrrium
hidroksida) sehingga mengubah PH yang semula asam menjadi netral (PH
7) dengan COD dengan target dibawah baku mutu COD, sehingga saat
pembuangan ke lingkungan tidak menimbulkan dampak pencemaran
lingkungan pembuangan limbah.
2. Tahap dua, limbah cair yang PH-nya sudah dinetralkan dialirkan ke pipa
untuk proses koagulasi/ flokulasi. Dimana, air limbah tersebut
ditambahkan dengan larutan tawas, kapur dan polimen yang nantikan akan
membentuk floc-floc kecil dan akhirnya menjadi kumpulan endapan floc
besar akibat gaya gravitasi.setelah itu limbah dialiri ke pipa bak pengatur
debit untuk dilakukan AERASI yang kemudian dialiri ke bak
ACTIVATED (lumpur aktif) yang mengandung bakteri berfungsi untuk

32
menguraikan zat-zat yang berbahaya dalam bentuk senyawa yang lebih
sederhana (CO2, NO2, SO2)
3. Tahap ketiga, limbah yang telah melewati proses penguraian dengan
bakteri selanjutnya dilakukan bioindikasi untuk menilai tingkat kandungan
zat toxic dalam limbah dengan menggunakan objek ikan. Untuk
menentukan letal dose dimana jika objek ikanyang digunakan mati 50%
dari populasi ikan dalam kolam mati dalam waktu 2 minggu. Kemudian
dilakukan penyaringan (filter) yang hasil endapannya ditampung dan
diproses menjadi limbah padat dan siap untuk dibuang ke tempat PPLI
(pusat pemusnahan limbah industri) di bogor. Sebelum proses penyaringan
itu, limbah terlebih dahulu ditampung di dalam bak yang mengandung
larutan tawas dan kapur, sehingga limbah tersebut tidak tercemar oleh zat
kimia lain lagi dan siap untuk dialiri ke sungai.

Pemeriksaan kualitas air limbah sebelumaliri melewati sungai dilakukan


pemeriksaan kualitas air limbah setiap bulan oleh balai teknik kesehatan
lingkungan.

b. Limbah padat
Limbah padat pabrik terdiri dari limbah rumah tangga dan
hasil produksi baik sisa hasil proses perataan produk kulit dan hasil
pengendapan limbah yang telah dikeringkan sebelumnya yang telah
dikemas. Stelah limbah hasil produksi siap untuk di buang untuk
sementara disimpan di tempat penyimpanan sementara limbah B3.setelah
itu baru dikirim ke tempat pemusnahan limbah industri..

33
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kunjungan kami ke PT Adi Satria Abadi menyimpulkan:
 Terjadi defisit antara kalori yang dibutuhkan oleh pekerja dengan asupan
kalori yang dimakan. Menu bervariasi dan kurang memenuhi kebutuhan
kalori pekerja
 Sanitasi lingkungan perusahaan dan ventilasi cukup namun ada beberapa
lokasi yang masih kurang bersih dan pengap seperti bagian produksi dan
Gudang.
 MCK sudah memadai sesuai jumlah pekerja namun kotor, tempat sampah,
penyediaan air bersih dan IPAL juga kurang memadai. Dapur untuk
mengolah makanan juga tidak bersih dan berantakan. Bahan-bahan
makanan dan tempat cuci piring diletakkan berdekatan dengan bahan kimia.
 Tempat pencucian gelas dan piring belum memenuhi standar.
 Penerangan di beberapa ruangan tertentu masih kurang memadai
 Pengadaan air bersih sudah cukup baik. Dan belum terdapat ruang makan
dan kantin.
 Pengelolaan limbah sudah sesuai standar.

5.2 SARAN
 Menu makan siang disesuaikan dengan kebutuhan kalori pekerja.
 Menambah makanan selingan
 Meningkatkan kebersihan MCK 2 hari sekali, dapur, tempat cuci tangan,
dan cuci piring secara rutin.
 Pembersihan ventilasi dan jendela dilakukan secara berkala
 Perusahaan sebaiknya menyediakan kantin dan ruang makan yang
memadai.
 Karyawan bisa diberikan seragam.

34
IPAL

MCK

Dapur Karyawan

35
Site Plan

Penerangan Penerangan
Cukup Kurang

36
Penerangan Khusus

Dapur Manajemen

Kebersihan

37

Anda mungkin juga menyukai