PROFIL PERUSAHAAN
1 Identitas Perusahaan
Nama perusahaan : PT. Adi Satria Abadi (ASA)
Jenis Perusahaan : Industri Penyamakan Kulit
Alamat Perusahaan : Ds. Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul
Tanggal Kunjungan : 21 Juli 2017
Jumlah Karyawan : 232 Orang
2 Proses Produksi
1. Bahan yang diperlukan:
Bahan baku : Kulit domba dan Kulit kambing
Bahan tambahan : bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat,
sodium chloride, amoniak dan soda kue
1. Mesin/Peralatan kerja yang digunakan : drum kayu, mesin shaving,
double setter, mesin stacking, togling, mesin ukur, drum zat kimia dan
penyedot debu.
3 Proses produksi
Sortasi pickle : Kulit pickle adalah kulit mentah yang telah mengalami
proses pengapuran dan diawetkan dengan cara dipickle atau diasamkan.
Tanning (Penyamakkan) : Proses perubahan warna kulit ketingkat yang
lebih gelap dibandingkan warna kulit asli (bawaan sejak lahir).
Shaving (Pengetaman) :
Dyeing (Proses pengecatan) dan fat liquoring (Perminyakan)
Setter
Hunging
Stacking,
Togling,
Measuring,
22
Sortasi finish dan packing.
5 Limbah
Logam (chrome) dan non-logam (campuran).
23
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.4 Penyajian :
Makanan yang disajikan dibungkus dengan kertas pembungkus
makanan dengan lauknya yang dibungkus dengan plastik bening dan
diletakkan bersama nasi di dalam pembungkus tersebut. Plastik
pembungkus tersebut berbahaya bagi kesehatan pekerja karena bukan
merupakan plastik food grade yang memang dikhususkan untuk
membungkus makanan, apalagi jika digunakan untuk membungkus
makanan dalam keadaan panas/hangat seperti yang ditemukan pada
kunjungan kali ini. Catering dan pihak perusahaan tidak menyediakan
sendok dan garpu untuk makan sehingga para pekerja kebanyakan
menggunakan tangan untuk makan. Masalah tersebut ditambah dengan
24
tidak tersedianya wastafel di tempat kerja sehingga pekerja mencuci
tangan di kamar mandi.
25
Defisit Kalori 155,58
KKal
26
4.1.8 Dapur
Perusahaan memiliki dua buah dapur yang digunakan untuk
merebus air dan membuat teh. Petugas dapur adalah petugas kebersihan
berjumlah 3 orang perempuan yang bekerja menyediakan minuman
karyawan.
a. Dapur rumah tangga
Dapur rumah tangga dikhususkan untuk para karyawan terletak di
bagian belakang gedung, menjadi satu dengan ruangan miling yang
merupakan tempat kerja. Di dapur terdapat kompor, dispenser, dan
tempat pencucian gelas minum. Pencahayaan dapur karyawan ini hanya
menggunakan sinar matahari sehingga dapur tampak kurang terang.
Kebersihan dapur tergolong kurang.
b. Dapur staf
Dapur staf terletak di bagian depan bersebelahan dengan ruang
HRD. Dapur ini hanya dipergunakan sewaktu-waktu jika ada
kunjungan tamu. Di dapur ini terdapat lemari gantung yang berisi
peralatan makan, tempat pencucian, dispenser, microwave, rak piring,
dan penghisap asap kompor. Kebersihan dapur tergolong baik.
Beberapa ruangan memiliki bilik yang berisi meja dan dispenser
yang disediakan untuk meletakkan gelas minuman karyawan. Beberapa
ruangan lain tidak memiliki fasilitas yang serupa karena barang-barang
tersebut tidak disediakan oleh perusahaan melainkan merupakan
inisiatif dari karyawan itu sendiri sehingga pada beberapa tempat tidak
didapatkan tempat minuman yang layak. Pada kunjungan kali ini kami
mendapatkan beberapa gelas bekas minum karyawan diletakkan di
beberapa tempat yang tidak semestinya seperti di tangga, di meja kerja,
di atas tong bahan kimia, di dekat kotak listrik, dan di belakang mesin
pekerja..
27
4.2 Aspek Sanitasi
4.2.1 Kebersihan perusahaan
Secara umum kebersihan lingkungan kerja pabrik terlaksana
dengan baik tidak terlihat adanya sampah-sampah yang berserakan dan
mengganggu estetika lingkungan. Namun, pada beberapa lokasi di
bagian produksi masih terdapat beberapa tempat yang kurang bersih.
Tersedianya tempat sampah dibeberapa titik dan sudah dipisahkan
dengan antara organik dan sampah limbah dan sudah diberi penutup.
Kebersihan di bagian administrasi sudah bersih. Pengangkutan sampah
dilakukan setiap hari dan diserahkan ke penampungan sampah. Para
pekerja diberikan alat-alat kebersihan seperti sapu, sapu lidi, ember dan
beberapa alat kebersihan lainnya yang digunakan untuk membersihkan
lingkungan kerjanya setiap 10 menit sebelum jam kerjanya selesai.
4.2.3 MCK
Jumlah MCK di perusahaan tersebut sudah memadai dengan
jumlah karyawan sekitar 232 orang dengan jumlah MCK pada masing-
masing bagian produksi sebanyak 1-2 MCK. Total jumlah MCK di PT
28
ASA sebanyak 19 MCK. Fasilitas yang terdapat di dalam MCK
meliputi bak mandi, WC jongkok (kamar mandi di dalam pabrik), WC
duduk (kamar mandi di bagian administrasi), dan gayung. Kebersihan
MCK tidak merata dimana kamar mandi bagian administrasi
(manajemen) tergolong bersih, namun MCK di dalam pabrik tidak
bersih, tidak rapi dan tidak terawat. Selain itu, ada beberapa kamar
mandi di dalam pabrik dengan bak mandi yang kotor sehingga sangat
memungkinkan untuk menjadi tempat sarang nyamuk. Kualitas air di
kamar mandi baik dimana tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
dan jernih.
Berikut ini rincian jumlah MCK yang terdapat di PT ASA.
Bagian Jumlah MCK
Ruang finishing 2
Ruang toggling 2
Ruang polish 1
Ruang staking 1
Ruang milling 1
Ruang dapur 1
IPAL 1
Ruang chemical 1
Ruang bahan baku 1
Ruang hunging 1
Ruang tanning 1
Ruang shaving 1
Ruang enzyne talk 1
Ruang wet blue 1
Ruang dyeing 1
Kantor manajemen 2
29
berwarna. Sumber air ini digunakan untuk sumber air MCK. Sedangkan
untuk air minum, menggunakan air dari RO yang diambil dari proses
penyulingan. Sebelum air digunakan untuk konsumsi, air dimasak
terlebih dahulu.
Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah yang
diambil dari kedalaman 60 meter melalui proses penyulingan. Kualitas
air cukup baik, tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna. Sumber air
ini digunakan untuk sumber air minum, air produksi, dan air MCK.
Sebelum air digunakan untuk konsumsi, air di filter reversible
osmolarity dan dimasak. Pemeriksaan air dilakukan oleh BTKL setiap
3 bulan sekali secara berkala.
30
Tujuan dari proses ini untuk menghilangkan lemak yang diawali
dengan proses tanningselama 24 jam yang dilanjutkan dengan mengisi
bahan pengawet yang terdiri dari chrome dan /atau formalin.
3. proses kering
Pada proses ini dilakukan penipisan bahan yang disesuaikan dengan
permintaan konsumen. Tahap ini dimulai dengan pewarnaan dan
peminyakan selama 2 hari, selanjutnya dilakukan pengeringan
kemudian dilemaskan dan dilanjutkan dengan staking (pembukaan
pori-pori kulit secara maksimal), polishing yang bertujuan untuk
menghaluskan dan mengkilapkan kulit, toggling yang bertujuan untuk
memfiksasi kulit yang sudah terbuka dengan maksimal selama 15 menit
yang diakhiri pemanasan selama 15 menit.
4. Finishing
Pada tahap ini dilakukan pengukuran kulit sesuai permintaan
konsumen untuk siap dipasarkan baik lokal maupun eksport.
Perusahaan ini apabila dilihat dari segi penataan ruang maupun
gedung sudah teratur. Penataan ruang mulai dari input, proses dan
output kurang praktis. Pentaan mesin diruang produksi sudah baik
degan jarak yang cukup lebar.
4.2.6 Penerangan
Penerangan ruang produksi sebagian besar berasal dari
penerangan buatan yaitu sinar lampu. Secara kualitas sebagian besar
penerangan diruang produksi sudah cukup bagus karena pekerja
dapat melihat objek pekerjaan dengan cukup jelas. Selain itu
dibeberapa bagian juga terdapat lampu neon yang menyala
walaupun pada siang hari untuk membantu menambah penerangan
bagi tenaga kerja terutama pada bagian yang memerlukan ketelitian
tinggi, namun dibeberapa bagian( ruang kimia, bengkel, wet blue)
penerangan masih belum cukup karena sinar matahari tidak masuk
langsung keruang kerja dan perbandingan antara jumlah lampu
dengan luas ruangan tidak seimbang.
31
4.2.7 Kebersihan Kantin dan Peralatannya
Perusahaan tidak menyediakan kantin dan ruang makan khusus
untuk pekerja. Untuk makanan, perusahaan menggunakan jasa catering
luar. Para pekerja makan pada saat jam istirahat diruang istirahat yang
tersedia disetiap unit produksi. Untuk peralatan makan dicuci di dapur
menggunakan air dari bak penampungan, setelah dicuci disimpan di
dalam lemari tertutup.
4.2.8 IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Untuk IPAL pabrik ini sudah memiliki instalasi pengolahan air
limbah yang bertempat di pabrik bagian belakang terpisah dengan
bagian lain pabrik. Limbah pabrik ini berupa limbah cair dan limbah
padat. Untuk pengolahan limbah cair non logam sudah sangat baik dan
tetata rapi.
a. Pengelolahan limbah cair
1. Tahap pertama, , limbah yang berasal dari proses produksi dan nonproduksi
(dari dapur) ditampung dalam bak, dinamakan bak penampung seluruh
proses. Limbah tersebut memiliki Ph 3,5 dengan indikator COD (cemical
oksigen demand) 16.000 mgO2, untuk itu perlu dilakukan proses kimiawi
yang menetralkan limbah cairan menggunakan NaOH (natrrium
hidroksida) sehingga mengubah PH yang semula asam menjadi netral (PH
7) dengan COD dengan target dibawah baku mutu COD, sehingga saat
pembuangan ke lingkungan tidak menimbulkan dampak pencemaran
lingkungan pembuangan limbah.
2. Tahap dua, limbah cair yang PH-nya sudah dinetralkan dialirkan ke pipa
untuk proses koagulasi/ flokulasi. Dimana, air limbah tersebut
ditambahkan dengan larutan tawas, kapur dan polimen yang nantikan akan
membentuk floc-floc kecil dan akhirnya menjadi kumpulan endapan floc
besar akibat gaya gravitasi.setelah itu limbah dialiri ke pipa bak pengatur
debit untuk dilakukan AERASI yang kemudian dialiri ke bak
ACTIVATED (lumpur aktif) yang mengandung bakteri berfungsi untuk
32
menguraikan zat-zat yang berbahaya dalam bentuk senyawa yang lebih
sederhana (CO2, NO2, SO2)
3. Tahap ketiga, limbah yang telah melewati proses penguraian dengan
bakteri selanjutnya dilakukan bioindikasi untuk menilai tingkat kandungan
zat toxic dalam limbah dengan menggunakan objek ikan. Untuk
menentukan letal dose dimana jika objek ikanyang digunakan mati 50%
dari populasi ikan dalam kolam mati dalam waktu 2 minggu. Kemudian
dilakukan penyaringan (filter) yang hasil endapannya ditampung dan
diproses menjadi limbah padat dan siap untuk dibuang ke tempat PPLI
(pusat pemusnahan limbah industri) di bogor. Sebelum proses penyaringan
itu, limbah terlebih dahulu ditampung di dalam bak yang mengandung
larutan tawas dan kapur, sehingga limbah tersebut tidak tercemar oleh zat
kimia lain lagi dan siap untuk dialiri ke sungai.
b. Limbah padat
Limbah padat pabrik terdiri dari limbah rumah tangga dan
hasil produksi baik sisa hasil proses perataan produk kulit dan hasil
pengendapan limbah yang telah dikeringkan sebelumnya yang telah
dikemas. Stelah limbah hasil produksi siap untuk di buang untuk
sementara disimpan di tempat penyimpanan sementara limbah B3.setelah
itu baru dikirim ke tempat pemusnahan limbah industri..
33
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kunjungan kami ke PT Adi Satria Abadi menyimpulkan:
Terjadi defisit antara kalori yang dibutuhkan oleh pekerja dengan asupan
kalori yang dimakan. Menu bervariasi dan kurang memenuhi kebutuhan
kalori pekerja
Sanitasi lingkungan perusahaan dan ventilasi cukup namun ada beberapa
lokasi yang masih kurang bersih dan pengap seperti bagian produksi dan
Gudang.
MCK sudah memadai sesuai jumlah pekerja namun kotor, tempat sampah,
penyediaan air bersih dan IPAL juga kurang memadai. Dapur untuk
mengolah makanan juga tidak bersih dan berantakan. Bahan-bahan
makanan dan tempat cuci piring diletakkan berdekatan dengan bahan kimia.
Tempat pencucian gelas dan piring belum memenuhi standar.
Penerangan di beberapa ruangan tertentu masih kurang memadai
Pengadaan air bersih sudah cukup baik. Dan belum terdapat ruang makan
dan kantin.
Pengelolaan limbah sudah sesuai standar.
5.2 SARAN
Menu makan siang disesuaikan dengan kebutuhan kalori pekerja.
Menambah makanan selingan
Meningkatkan kebersihan MCK 2 hari sekali, dapur, tempat cuci tangan,
dan cuci piring secara rutin.
Pembersihan ventilasi dan jendela dilakukan secara berkala
Perusahaan sebaiknya menyediakan kantin dan ruang makan yang
memadai.
Karyawan bisa diberikan seragam.
34
IPAL
MCK
Dapur Karyawan
35
Site Plan
Penerangan Penerangan
Cukup Kurang
36
Penerangan Khusus
Dapur Manajemen
Kebersihan
37