Anda di halaman 1dari 4

ABORSI

Pengertian aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum

janin dapat hidup diluar kandungan, bukan semata untuk menyelamatkan

jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tetapi bisa juga karena sang ibu

tidak menghendaki kehamilan itu. (4)

Aborsi buatan (terminasi kehamilan) dapat bersifat ilegal (abortus

provokatus kriminaalis), atau legal (abortus provokatus terapeutikus).

Aborsi buatan ilegal yang dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten. (3)

Saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di

masyarakat Indonesia . Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian

ibu hamil dan melahirkan karena perdarahan, infeksi dan eklampsia. Namun

sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja

muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi,

kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam

laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal

itu terjdi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah

kontroversi di masyarakat.

(
Dilema etik kedokteran
(

8
Dinegara yang tidak mengizinkan aborsi seperti Indonesia , banyak

perempuan terpaksa mencari pelayanan aborsi tidak aman karena tidak

tersedianya pelayanan aborsi aman atau biaya yang ditawarkan terlalu

mahal. Pada remaja perempuan kendala terbesar adalah rasa takut atau

tidak tahu mencari konseling. Hal ini menyebabkan penundaan remaja

mencari pertolongan pelayanan aman, dan sering kali terperangkap praktek

aborsi tidak aman.

Aborsi yang tidak aman adalah penghentian kehamilan yang tidak

diinginkan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih atau tidak

mengikuti prosedur kesehatan atau kedua-duanya.

Tidak sedikit masyarakat yang menentang aborsi beranggapan

bahwa aborsi sering dilakukan oleh perempuan yang tidak menikah karena

alasan hamil diluar nikah atau alasan lain yang berhubungan dengan norma

agama. Namun kenyataannya sebuah studi di Bali menemukan bahwa 71%

perempuan melakukan aborsi adalah perempuan menikah, juga studi yang

dilakukan oleh Population Council, 98,8% perempuan yang melakukan aborsi

disebuah klinik swasta di Jakarta telah menikah dan rata-rata sudah

memiliki anak, alasan yang umum adalah karena sudah tidak ingin memiliki

9
anak lagi seperti hasil survey yang dilakukan BPS, 75% perempuan usia

berstatus kawin tidak menginginkan tambahan anak. (4)

Dalam deklarasi OSLO (1970) tentang pengguguran atas indikasi

medik, disebutkan bahwa moral dasar yang dijiwai oleh seorang dokter

adalah butir lafal sumpah dokter yang berbunyi : Saya akan menghormati

hidup insani sejak saat pembuahan. Oleh karena itu maka aborsi buatan

dengan indikasi medik hanya dilakukan dengan syarat-syarat berikut :

1. Pengguguran hanya dilakukan sebagai tindakan terapeutik

2. Suatu keputusan untuk menghentikan kehamilan, sedapat mungkin

disetujui secara tertulis oleh dua orang dokter yang dipilih berkat

kompetensi profesional mereka.

3. Prosedur itu hendaklah dilakukan oleh seorang dokter yang kompeten

di instalasi yang diakui oleh suatu otoritas yang sah.

4. Jika dokter itu merasa bahwa hati nuraninya tidak membenarkan ia

melakukan pengguguran tersebut, maka ia berhak mengundurkan diri

dan menyerahkan pelaksanaan tindakan medik itu kepada sejawatnya

yang lain yang kompeten.(3)

(
Dilema etik kedokteran
(

10
11

Anda mungkin juga menyukai