Anda di halaman 1dari 8

Tugas Akhir Modul 2

Nama : Evi Susanti, S.Pd.I


NUPTK : 4363766668300003
Asal Instansi : MI PSM Sidomulyo

Setelah mempelajari semua kegiatan belajar, silahkan Ibu/Bapak kerjakan tugas akhir berikut:
1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?

Kompetensi Guru adalah beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran


karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional. Kompetensi guru merupakan
perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang
secara menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup
penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi, dan profesionalisme.

Guru merupakan komponen paling utama dalam sistem pendidikan secara


keseluruhan yang harus mendapatkan perhatian yang maksimal. Figur ini akan mendapat
sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan
komponen manapun dalam sistem pendidikan.Guru mempunyai peran yang sangat
strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang
pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan
profesional. Berdasarkan standar kompetensi ini, seorang guru harus memiliki empat
kompetensi yaitu:

1. Kompetensi Pedogogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi
inti pedagogi meliputi;
(1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional,dan intelektual, ditunjukan dengan kemampuan;
a) Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik,
intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang social budaya,
b) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran,
c) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam mata pelajaran,
D. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik.

(2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, ditunjukan
dengan kemampuan;
a) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
b) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif,
c) Menerapkan pendekatan pembelajaran berdasarkan jenjang dan karateristik bidang
studi.

(3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan


yang diampu, yang dilakukan dalam bentuk penyusunan rpp seperti :
a. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,
b. Menentukan tujuan pelajaran,
c. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pelajaran,
d. Memilih materi pelajaran yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran,
e. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karakteristik peserta didik,
f. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

(4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, indikatornya ditunjukan dengan;


a) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik,
b) Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran,
c) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan,
d) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan,
e) Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh,
f) Mengambil keputusan transaksional dalam pelajaran sesuai dengan situasi yang
berkembang

(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran,


seperti penggunaan media dan penggalian sumber belajar.

(6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai


potensi yang dimiliki, kompetensi ini ditunjukan guru dengan;
a) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik
mencapai prestasi belajar secara optimal,
b) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi
peserta didik, termasuk kreativitasnya

(7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, seperti;
a. Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik
secara lisan maupun tulisan,
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan
bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari
 Penyiapan kondisi psikologis peserta didik,
 Memberikan pertanyaan atau tugas sebagai ajakan kepada peserta didik untuk
ambil bagian,
 Respons peserta didik,
 Reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

(8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, Indikator
kompetensi ini meliputi;
 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu,
 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu,
 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan mengunakan berbagai instrument,
 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan,
 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

(9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, seperti;
 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan
belajar,
 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan,
 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan,
 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut diuraikan
indikator masing-masing kompetensi inti pedagogi. indikator kompetensi ini ditunjukkan
dengan;
 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan,
 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan mata pelajaran,
 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
mata pelajaran

2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak
mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, seperti;
a. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-
istiadat, daerah asal, dan gender,
b. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat, seperti;
a) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi,
b) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia,
c) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat
di sekitarnya.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, seperti;
(a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil,
(b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri, seperti;
(a) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi,
(b) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri, Bekerja mandiri secara
professional.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. seperti;


(a) memahami kode etik profesi guru,
(b) menerapkan kode etik profesi guru,
(c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial
penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya senantiasa berinteraksi dengan human
(manusia) lain. Indikatornya adalah
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi,
seperti;
o Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan
lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran,
o Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua
peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat, kemampuan ini ditunjukan dengan cara;
o Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun,
empatik dan efektif,
o Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik,
o Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki


keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh pendidik, apalagi jika
tugas tidak ditempatkan di daerah asal. Kemampuan ini ditunjukan dengan;
o Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan
efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat,
o Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan
atau bentuk lain, seperti;
o Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah
lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan,
o Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Professional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi
materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum,
serta menambah wawasan keilmuan. Dengan indikatornya sebagai berikut
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu, seperti;
a. memahami standar kompetensi mata pelajaran,
b. memahami kompetensi dasar mata pelajaran,
c. memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif;
a) Memilih materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik,
b) Mengolah materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan


reflektif, seperti;
a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus,
b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan,
c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan,
d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri, seperti;
a. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi,
b. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan
siswa?
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan peradaban di
suatu negara. Maju atau mundurnya negara ditentukan oleh kualitas pendidikan. Dalam
perkembangannya, pendidikan senantiasa mengalami perubahan. Hal ini disebabkan seiring
dengan semakin berubahnya zaman, yang ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi dan
informasi.
Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran era media (digital age) sangat berpengaruh
pada pengelolaan pembelajaran sehingga menjadi keharusan untuk mengintegrasikan
teknologi informasi dan komunikasi dengan pembelajaran, yang berpusat pada siswa.
Oleh karena itu, pada abad 21 ini seseorang baik itu guru maupun siswa harus
memiliki keterampilan 4 C, yakni

1. Creativity and Innovation


Manusia yang akan sukses di abad 21 adalah orang-orang yang kreatif dan memiliki
keberagaman ide. Sehingga, dalam dimensi kreatif ini, gurunya pun harus kreatif. Tidak
lagi hanya mengharapkan kemampuan siswa pada level mendeskripsikan sesuatu, namun
bagaimana siswa mampu mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru
dan berbeda.

2. Critical Thinking and Problem Solving


Yang dimaksud masalah di sini ada dua macam, masalah yang sifatnya akademis dan
otentis. Masalah akademis tentu saja masalah yang terkait pada ranah kognisi yang mereka
jalani. Masalah otentis lebih kepada masalah yang sering mereka jumpai sehari-hari di
sekitar mereka. Siswa dituntut mampu menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, siswa juga
memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan masalah.

3. Communication
Di abad 21, siswa yang mampu bertahan adalah yang bisa berkomunikasi dengan berbagai
cara, baik tertulis maupun verbal. Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan,
dan multimedia. Siswa diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk
mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun
ketika menyelesaikan masalah dari gurunya. Siswa tidak boleh lagi anti ICT, mereka harus
biasa dengan komunikasi yang bertekhnologi. Demikian juga gurunya.
4. Collaboration
Ternyata juga, hidup di abad 21 tidak tergantung lagi pada persaingan. Justru, orang-orang
sukses di abad ini adalah orang-orang yang bisa bekerja sama atau berkolaborasi dengan
berbagai kepentingan. Siswa harus mampu kemampuannya dalam kerjasama berkelompok
dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara
produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya; menghormati
perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara
pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar
dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi kerancuan.

3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan?


Pengembangan guru berkelanjutan seyogyanya memiliki serangkaian aktivitas
reflektif untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
seorang guru dalam hal ini mendukung pemenuhan kebutuhan seseorang dan meningkatkan
praktik profesional mereka. Pengembangan guru secara berkelanjutan selalu bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan profesional mereka di luar apa yang mereka
dapatkan dalam pelatihan dasar yang mereka terima ketika pertama kali melakukan pekerjaan
tersebut.
Dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan diperlukan tindakan
reflektif, seperti;
(1) melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus,
(2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan,
(3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan,
(4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

Pada pelaksanaannya, sekolah bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan


yang direncanakan. Pengembangan guru di sekolah dapat mengambil berbagai macam
bentuk, seperti:
a) Hari pelatihan seluruh sekolah;
b) Induksi, mentoring, dan penilaian guru secara individual;
c) Observasi kolega;
d) Perencanaan dan evaluasi kolaboratif;
e) Evaluasi diri sendiri

Sementara itu di luar sekolah, guru dapat


a) Membangun jejaring dengan mengunjungi sekolah-sekolah lain,
b) Menghadiri konferensi-konferensi,
c) Menjalani pelatihan bersama dengan sekolah-sekolah lain,
d) Mengikuti jejaring guru, dan terlibat dalam asosiasi-asosiasi spesialis mata
pelajaran,
e) Menghadiri kursus singkat oleh penyedia kursus komersial dan non-profit,
f) Kuliah untuk gelar yang lebih tinggi yang divalidasi oleh universitas,
g) Berpartisipasi dalam proses-proses pemeriksaan (misalnya menjadi pemeriksa),
h) Belajar secara daring (online),
i) Terlibat dalam kegiatan-kegiatan pertukaran.

Anda mungkin juga menyukai