Oleh :
1. Arya Abidmursyid/12311
2. Nama/NIM
3. Nama/NIM
4. Nama/NIM
Golongan : A 1.1
Kelompok :6
Asisten : 1.
2.
3.
B. Tujuan
Sedikit sejarah dari BPTP adalah BPTP telah mengalami beberapa kali perubahan dan
penyempurnaan. Secara ringkas, evolusi organisasi dan kelembagaan Badan Libang Pertanian
adalah sebagai berikut:
Keppres tahun 1974 dan 1979 menetapkan bahwa Badan Litbang Pertanian sebagai unit
Eselon I, membawahi 12 unit Eselon II, yaitu: 1 Sekretariat, 4 Pusat (Pusat Penyiapan
Program, Pusat Pengolahan Data Statistik, Pusat Perpustakaan Biologi dan Pertanian,
dan Pusat Karantina Pertanian) 2 Pusat Penelitian (Puslit Tanah dan Puslit Agro-
Ekonomi), serta 5 Pusat Penelitian Pengembangan (Puslitbang Tanaman Pangan,
Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Kehutanan, Puslitbang Peternakan, dan
Puslitbang Perikanan).
Pada tahun 1983 Badan Litbang mengalami perubahan sesuai dengan perubahan
lingkungan strategis dan tuntutan pembangunan pertanian. Berdasarkan Kepres No. 24
tahun 1983, Badan Litbang Pertanian terdiri atas: Sekretariat, Pusat Data Statistik,
Pusat Perpustakaan Pertanian, Puslit Tanah, Puslit Agro-Ekonomi, Puslitbang Tanaman
Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan,
dan Puslitbang Perikanan.
Periode 2005
Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, tahun 2006 Unit Pelaksana Teknis
(UPT) mengalami penataan organisasi. Penataan UPT tersebut meliputi peningkatan
status eselon yaitu Balai Penelitian Tanaman Padi dari eselon III-a menjadi Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi eselon II-b, Balai Penelitian Veteriner menjadi Balai Besar
Penelitian Veteriner eselon II-b. Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura
Subtropik dari eselon IV-a menjadi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
Subtropika eselon III-a, Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan menjadi Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri eselon III-a, dan Loka
Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian menjadi Balai Penelitian Lingkungan
Pertanian eselon III-a.
Di samping itu, UPT yang mengalami perubahan nomenklatur adalah Balai Penelitian
Tanaman Buah menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) tahun 2006 bertambah dua unit
organisasi yaitu BPTP Gorontalo dan BPTP Maluku Utara. Sehingga tahun 2006 Badan
Litbang Pertanian terdiri atas Sekretariat Badan, 4 Puslitbang, 2 Pusat, 7 Balai Besar,
15 Balai Penelitian, 30 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian.
Hingga 2010, Badan Litbang Pertanian mendapat penambahan dua UPT eselon III yaitu
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) dan BPTP Papua Barat, sehingga,
Badan Litbang Pertanian terdiri atas Sekretariat Badan, 4 Puslitbang, 2 Pusat, 7 Balai
Besar, 15 Balai Penelitian, 1 Balai PATP, 31 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian.
Periode 2011
Restrukturisasi organisasi yang dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian terhadap pusat-
pusat penelitian dan balai-balai penelitian sedang dalam proses persetujuan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan framing Keputusan Menteri
Pertanian untuk menentukan ruang lingkup manajemen organisasi Badan Litbang
Pertanian.
Strukur organisasi yang ada pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian sebagai berikut:
Keterangan
PUSLITBANGTAN
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
PUSLITBANGHORTI
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
PUSLITBANGBUN
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
PUSLITBANGNAK
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
PSEKP
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
PUSTAKA
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
BB PASCAPANEN
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
BB BIOGEN
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya
Genetik Pertanian
BBPMP
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
BB SDLP
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
BB PENGKAJIAN
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
BB PADI
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
BBALITVET
Balai Besar Penelitian Veteriner
BALITKABI
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
BALITSEREAL
Balai Penelitian Tanaman Serealia
BALITSA
Balai Penelitian Tanaman Sayuran
BALITBU TROPIKA
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
BALITHI
Balai Penelitian Tanaman Hias
BALITJESTRO
Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika
BALITTRO
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
BALITTAS
Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat
BALITKA
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain
BALITTRI
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
BALITNAK
Balai Penelitian Ternak
BALITTRA
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
BALITTANAH
Balai Penelitian Tanah
BALITKLIMAT
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
BALINGTAN
Balai Penelitian Lingkungan Pertanian
BALAI PATP
Balai Pengkajian Alih Teknologi Pertanian
BPTP
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
LOLITTUNGRO
Loka Penelitian Penyakit Tungro
LOLITSELA
Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan
LOLITSAPI
Loka Penelitian Sapi Potong
LOLITKAMBING
Loka Penelitian Kambing Potong
BPTP memiliki program-program kerja yang dilakukan, namun ada tiga yang
merupakan program yang besar yaitu :
1. Pendampingan program strategis nasional
Pendampingan kawasan agribisnis
Pendampingan swasembada daging sapi
Pendampingan swasembada tebu
2. Pengkajian penelitian
- Iklim = Kalendar tanaman terpadu (padi), rekomendasi pupuk, OPT
- Lokasi = modeling penyediaan beras
Pengkajian peta agro
Pengelolaan sumberdaya genetik
Pasca panen
Integrasi tanaman ternak (jagung, kakao dengan ternak kambing)
3. Desiminasi
- Sosoalisasi dan advokasi teknologi pertanian
- Pameran agroinovasi
- Penyebaran melalui multimedia
Sumber daya penyuluh dan ahli yang ada di daerah Yogyakarta masih kurang memenuhi
untuk bisa memberikan penyuluhan secara merata di kaasan Yogyakarta.
4. Pembiayaan
Masalah pembiayaan menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi BPTP untuk
memberikan penyuluhan kepada petani tentang teknologi yang lebih modern.
Terkadang teknologi terbaru yang diberikan penyuluh, belum dapat diikuti oleh petani
karena membutuhkan modal yang tinggi.
5. Teknologi hilir.
Menurut BPTP beberapa cara yang dipakai untuk mengatasi masalah yang ada yaitu :
1. Rekomendasi pertanian lahan kering
Lahan kering yang berada di Yogyakarta mulai di manfaatkan menjadi lahan pertanian
yang produktif untuk proses pertanian. Karena di daerah Yogyakarta masih banyak lahan
yang belum diusahakan sebagai lahan untuk pertanian.
2. Kampung sayur