Anda di halaman 1dari 29

ARTIKEL METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH

DOSEN : YUSTINUS HENDRA WIRYANTO,S.Si.,M.T.,M.Sc

NAMA : MELISA IRAWAN PAKPAHAN

NIM : DBD 117 010

JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN

MATA KULIAH : METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH

KEMENTERIAN RISET PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN / PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana
atas berkat, dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas Metode
Penambangan Bawah Tanah yang berisi tentang materi pengantar penambangan
bawah tanah beserta contoh kasus kecelakaan kerja yang sering terjadi pada
tambang bawah tanah beserta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan.

Penulis menyadari adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman


penulis dalam menyusun makalah ini, kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Palangka Raya, 30 Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
1.3. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tambang bawah tanah ........................................................... 3

2.2. Ruang Lingkup Tambang Bawah Tanah ................................................. 5

2.3. Jalan Masuk Tambang Bawah Tanah ...................................................... 5

2.4. Pembagian Metode Tambang Bawah Tanah ........................................... 6

2.5. Penyanggaan dalam Tambang Bawah Tanah ......................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1. Penyebab Terjadinya Kasus Kecelakaan ............................................... 20

3.2. Cara Mengatasi atau Mengantisipasi .................................................... 21

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1. SIMPULAN ........................................................................................... 25

4.2. SARAN .................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penambangan bawah tanah adalah suatu kegiatan penambangan dimana


seluruh aktivitasnya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Jika
dibandingkan dengan penambangan terbuka, metode penambangan bawah tanah
memiliki banyak keuntungan disamping resiko kecelakaannya yang tinggi.
Beberapa keuntungan yang didapat seperti tidak terpengaruh cuaca luar,
kedalaman penggalian tidak terbatas, dapat langsung menambang ke ore body
serta umumnya lebih ramah lingkungan. Akan tetapi tingkat resiko terjadinya
kecelakaan kerja yang tinggi memang tidak dapat dipungkiri seperti ambrukan,
masalah ventilasi dan masalah safety yang sering menjadi kendala.
Adanya tingkat resiko yang tinggi membuat penambangan bawah tanah
perlu diperhatikan dengan sebaik – baiknya. Sistem ventilasi, sistem penyanggaan
dan sistem keamanan lainnya perlu diperhatikan untuk dapat mengantisipasi
terjadinya kecelakaan.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan penambangan bawah
tanah.
2. Untuk memahami metode apa saja yang cocok digunakan untuk setiap
kriteria endapan deposit.
3. Untuk memberikan gambaran kecelakaan yang dapat terjadi ditambang
bawah tanah beserta cara untuk mengantisipasinya.

1
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kecelakaan kerja?
2. Apa yang menyebabkan kasus tersebut?
3. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Tambang Bawah Tanah


Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim
penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak
berhubungan langsung dengan udara terbuka

 Syarat-Syarat Penerapan Tambang Bawah Tanah


Untuk menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan:
1. Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein,
disseminated, tabular, platy, sill, dll)
2. Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah,
permeabilitas)
3. Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock
Mass Rating, Q-System, dll)
4. Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi,
Sumber Daya Manusia, dll)
5. Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi,
dll).

 Keunggulan Dan Kelemahan Tambang Bawah Tanah Secara Umum


Keunggulan tambang bawah tanah
a. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah
b. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR
c. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah
lingkungan (misal: cut and fill, shrinkage stoping, stope and pillar)
d. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan
e. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.
Kelemahan tambang bawah tanah
3
a. Perlu penerangan
b. Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar
c. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
d. Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu,
gas-gas beracun.
e. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
f. Mining recovery umumnya lebih kecil
g. Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol

 Tahapan Utama Dalam Metode Tambang Bawah Tanah


Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu
sendiri. Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa
dihasilkan.
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang
terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk
mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim
ventilasi tambang.
Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti
memastikan agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas
beracun yang ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk
memaksa agar udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa
dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-
penyangga terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah
dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan
kinerja dan juga keselamatan semua pekerja.
4
2.2 Ruang Lingkup Tambang Bawah Tanah
Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah antara lain:
1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan
2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi
a. pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary
development)
b. pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary
development dan tertiary development)
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan
peledakan, pemuatan(loading), pengangkutan (hauling, tranporting)
4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi,
penirisan, keselamatan kerja, dll).

2.3 Jalan Masuk Tambang Bawah Tanah


Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral
yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas,
tembaga, seng, nikel, dan timbal.
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan
masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat
dibedakan menjadi beberapa:
 Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya
digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari
bawah tanah.
 Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift
yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.

5
 Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi
bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
2.4 Pembagian Metode Tambang Bawah Tanah
Metode tambang bawah tanah terbagi mejadi:
 Open Stope Methodes
 Supported Stope Methodes
 Caving Methodes
 Coal Mining Methodes
Berdasarkan pembagian metode penambangan di atas, dapat kita ketahui
bahwa penambangan metode penambangan batubara dipisahkan dari metode-
metode yang lain. Hal ini dikarenakan :
 Batubara berupa lapisan sedimen.
 Penyusunnya berupa Karbon, dan banyak mengandung Methane
(gas beracun).
Selanjutnya, metode tambang bawah tanah tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:

2.4.1 Open Stope Methodes


Open Stope Methodes adalah sistem tambang bawah tanah dengan ciri-ciri
 Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak tidak ada.
 Umumnya merupakan cara penambangan sederhana, atau tradisional.
 Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih.
 Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri:
 Endapan bijih dan batuan induk relatif keras, sehingga tidak mudah
runtuh.
 Endapan bijih memiliki kemiringan lapisan (dip) lebih dari 70o.
 Ukuran bijih tidak terlalu besar.
 Tebal endapan bijih kurang dari 5 m.
 Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat jelas.

6
Sedangkan metode Open Stope Methode sendiri dibedakan menjadi:
 Gophering Coyoting
 Glory Hole Methode
 Shrinkage Stoping
 Sublevel Stoping
Berdasarkan pembagian di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gophering Coyoting

Metode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri:


 Arah penambangan hanya mengikuti arah endapan bijih.
 Cara pengerjaannya tidak sistematis.
 Alat dan cara penambangnya sangat sederhana.
 Tanpa perencanaan rinci, karena dalam penambangnya hanya mengikuti
arah endapan.
b. Glory Hole Methode

7
Metode Glory Hole Methode merupakan sistem penambangan dengan cara
bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk maupun endapan
bijih relatif kuat. mempunyai ciri-ciri:
 Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relatif sedikit.
 Lebar endapan antara 1 – 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke bawah
berbentuk bulat atau elips.
 Endapan bijih dan batuan induk kuat.

c. Shrinkage Stoping

Metode Shrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri:


 Cocok untuk batuan kuat.
 Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70o.
 Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
 Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.
 Endapan bijih harus homogen atau uniform.
 Penambangan tidak selektif.
 Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus
dengan metode selektif mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya pada
asam tambang.

8
d. Sublevel Stoping

Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan cara membuat


level-level, kemudian dibagi menjadi sublevel-sublevel. Sedangkan syarat-
syaratnya sebagai berikut:
 Ketebalan cebakan antara 1 – 20 m.
 Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30o.
 Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.
 Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-
retak ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak
terjadi dilusi atau pencampuran dua material. Dalam hal ini
pencampuran endapan bijih dengan batuan induk.
 Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.

2.4.2 Supported Stope Methode


Supported Stope Methode adalah metode penambangan bawah tanah yang
menggunakan penyangga dalam proses penambangannya. Secara umum ciri-ciri
Supported Stope Methode antara lain:
 Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak.
 Cara penambangannya secara sistematis.
Supported Stope Methode dibedakan menjadi:

9
a. Shrink and Fill Stoping

Merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level, dimana


level-level tersebut merupakan endapan bijih yang ditambang. Di dalam level-
level tersebut dibuat Stope-stope atau ruangan-ruangan. Setelah selesai
menambang dalam satu level, maka level tersebut diisi kembali dengan material
lalu dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini relatif
horizontal.

b. Cut and Fill Stoping

Merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan untuk


membuat stope dalam level. Setelah selesai menambang dalam satu stope, maka
stope tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam satu level. Ini yang
membedakan dengan Shrink and Fill Stoping. Syarat Cut and Fill Stoping antara
lain:

10
 Endapan bijih tebalnya antara 1 – 6 m.
 Arah endapan relatif mendatar tapi cukup tebal.
 Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih dari 45o.
Dan untuk endapan yang bukan vein kurang dari 45o
 Endapan bijih keras, tapi batuan induknya lunak.
 Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya.

c. Square Set Stoping

Pada dasarnya, sistem penambangan ini dengan cara membuat penyangga


yang lebih sistematis, dimana penyangganya berbentuk ruang (tiga dimensi). Baik
berupa kubus ataupun balok. Penyangganya sendiri dapat berupa kayu maupun
besi.
Ciri-ciri Square Set Stoping antara lain:
 Ongkos penyangganya sangat mahal.
 Kemiringan endapan lebih dari 45o
 Ketebalan bijih minimal 3,5 m.
 Baik endapan bijih maupun batuan induk mudah runtuh.
 Endapan tidak perlu memiliki batasan yang jelas antara endapan bijih dan
batuan induknya.

11
d. Stull Stoping

Sistem penambangan ini merupakan sistem penambangan yang memasang


penyangga dari footwall ke hanging wall. Stull sendiri berarti kayu, sehingga pada
sistem penambangan ini penyangganya menggunakan kayu.
Ciri-ciri sistem penambangan ini antara lain:
 Bijih cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi batuan induk
mudah pecah menjadi bongkahan-bongkahan.
 Kemiringan endapan bijih tidak terlalu berpengaruh.
 Ketebalan endapan bijih antara 1 – 5 m.
 Bijih harus bernilai tinggi.
 Recovery harus tinggi dan looses factor harus rendah, mengingat biaya yang
dibutuhkan untuk penyangga sangat mahal.

2.4.3 Caving method

Caving method disebut juga metode ambrukan, yang dibagi menjadi 2 :

12
a. Top slicing
Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan
lapisan penutup (overburden) yang lemah atau mudah runtuh.
Penambangan dilakukan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada lombong
yang disanggah. Kalau lombong sudah selesai digali, maka penyanggah diatasnya
dibiarkan runtuh sedikit demi sedikit atau secara bertahap.”
Keuntungan Top Slicing :
 Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang terjadi.
 Dapat mengadakan pengambilan conto batuan (sampling) didalam
lombong secara teratur untuk mengetahui batas endapan yang pasti.
 Dapat menghasilkan produksi yang besar.
 Jika endapan bijih teratur dan jelas batas-batasnya, maka perolehan
tambangnya sangat tinggi (90-95).
Kerugian Top Slicing :
 Pada saat hujan, air masuk melalui retakan-retakan.
 Dapat menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata lingkungan
 Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan khusus.
 Membutuhkan persiapan kerja yang lama dan banyak
 Banyak menggunakan penyangga kayu sehingga dapat menyebabkan
kebakaran dan menimbulkan gas-gas beracun dari proses pembusukan
kayu penyangga.
b. Sub Level Caving
Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top
slicing tetapi penambangan dari sub level, artinya penambangan dari atas ke
bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi
seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan cara
diruntuhkan atau diambrukkan. Suata tumpukan bekas penyangga (timber mat)
akan dibentuk di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan
bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.

13
2.5 Penyanggaan Dalam Tambang
Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara
lain:
1. Penyangga Alamiah
Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan material yang
berada atau dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga
alamiah dibagi menjadi:
 Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang.
 Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan
bijih ini ditinggalkan sebagai penyangga.
 Waste ( batuan samping ), atau mineral lain yang tidak ditambang.
2. Penyangga Buatan (Artificial Support)
Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam
tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut
juga Material Filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu,
maupun baut batuan.
Cara pemasangan penyangga dibedakan menjadi:
 Raise set merupakan cara pemasangan penyangga dari bawah ke atas.
 Lead set merupakan cara pemasangan penyangga maju, searah dengan
penambangan endapan bijih.
 Corner set merupakan cara pemasangna penyangga ke arah samping atau
juga menyudut.

14
BAB III
PEMBAHASAN

Contoh Kasus 1

Karyawan Subkontraktor Tewas di Tambang Bawah Freeport

Evakuasi korban tambang PT Freeport Indonesia

Liputan6.com, Jayapura - Hendry Munardi (50), karyawan PT RUC, ditemukan


meninggal dunia di areal PT Freeport Indonesia. Tepatnya di area Biggossan
Level 2640 Cross Cut 21 UnderGround.

Kematian Hendry diduga karena menghirup gas beracun, saat bekerja di tambang
bawah tanah tersebut. Saat kejadian, Hendry bersama dua rekan kerja lainnya
yakni Nofi Rizal Fachrudhin (27) dan Sri Giri Dino Haryanto (38).

Kapolres Mimika, AKBP Victor Mackbon menuturkan hari ini jenazah karyawan
subkontraktor itu akan diterbangkan dengan pesawat udara dari Banda Udara
Mozes Kilangin, Timika, menuju Jakarta dan selanjutnya menuju Batam, Provinsi
Kepulauan Riau, pada Rabu siang ini.

15
Sementara, mereka yang selamat atas nama Nofi Rizal Fachrudhin S asal Ngawi,
Jawa Timur, dan Sri Giri Dino Haryanto asal Lebak, Banten, hingga saat ini
kondisinya masih stabil dan menjalani perawatan intensif di RS SOS
Tembagapura.

Terkait kejadian itu, aparat kepolisian setempat sudah meminta keterangan dari
sejumlah saksi dan akan segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Tim kami masih menunggu informasi lanjutan dari Tim Departemen


Underground PT Freeport apakah lokasi itu sudah steril untuk dilakukan olah
TKP. Untuk sementara waktu operasi tambang di area tersebut dihentikan
sementara. Sedangkan di area tambang bawah tanah lainnya masih tetap
beroperasi seperti biasa," demikian Victor Dean Mackbon.

"Kejadian terjadi sekitar pukul 00.20 WIT, dini hari tadi. Saat kejadian, ketiga
korban sempat pingsan dan dua korban lainnya saat ini dalam kondisi sadar.
Ketiganya adalah karyawan PT Ruc," kata Victor, Rabu (18/10/2017).

Sesaat setelah kejadian polisi dan Tim Rescue dan Crew Ventilasi PT Freeport
Indonesia menguji kadar udara di lokasi kejadian dengan tingkat kadar gas CO
melebihi ambang batas yakni 1500 ppm. Sementara, ambang batas maksimal
adalah 25 ppm dan karyawan yang berada di lokasi harus dievakuasi.

"Areal lokasi ditemukannya korban, untuk sementara ditutup untuk proses


investigasi. Namun, areal tambang lainnya tetap beroperasi," kata Victor
menambahkan.

Tanggapan PT Freeport: Manajemen PT Freeport Indonesia (FI) menyesalkan


terjadinya insiden meninggalnya seorang pekerja perusahaan subkontraktor dari
PT RUC yang diduga menghirup gas beracun di lokasi tambang bawah tanah Big
Gossan, Rabu dini hari.

16
"Dengan sangat menyesal manajemen PT Freeport mengumumkan bahwa seorang
karyawan kontrak RUC meninggal dunia dan dua rekannya mengalami cedera
saat bekerja di tambang Big Gossan tadi malam," kata Juru Bicara PT Freeport,
Riza Pratama yang dihubungi dari Timika, dilansir Antara.

Vice President PT Freeport bidang Corporate Communications itu menerangkan


bahwa pada saat insiden itu ketiga karyawan PT RUC tersebut tengah
mempersiapkan ruang bawah tanah atau lombong (stope) untuk kegiatan produksi.

Mereka ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di tengah jadwal kerja
bergilirnya. Lokasi penemuan ketiga pekerja PT RUC tersebut berada di area Big
Gossan Level 2640 Cross Cut 21 Under Ground dan selanjutnya tim Mine Rescue
segera membawa mereka ke rumah sakit.

"Sangat disayangkan bahwa Hendry Munardi (49) dinyatakan meninggal dunia.


Kedua rekannya, Sri Giri Dino Haryanto dan Nofi Rizal Fachrudin saat ini masih
berada di bawah pengawasan intensif di Rumah Sakit Tembagapura," kata Riza.

Hendry diketahui meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Ia mulai
bekerja di tambang bawah tanah Big Gossan Under Ground PT Freeport sejak
Agustus 2017.

"Kami sangat berduka atas kejadian ini, serta menghaturkan ucapan bela
sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan," tutur
Riza.

Menurut Riza, penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut sedang


dilakukan oleh pejabat berwenang dan pihak berwajib.

"Kami mendorong setiap orang untuk tetap fokus, tidak hanya atas keselamatan
diri sendiri, tetapi juga atas keselamatan rekan-rekan yang bekerja di sekitarnya,"
kata Riza.

17
Contoh Kasus 2

Pekerja Freeport tewas kejatuhan batu

Di lokasi tambang bawah tanah petugas mencoba menembus reruntuhan atap,


Mei lalu.

Seorang pekerja di lokasi tambang bawah tanah milik PT Freeport di


Tembagapura tewas akibat tertimpa reruntuhan batu dari sebuah mesin.

Korban yang meninggal diidentifikasi sebagai Fikrizal Utama, 27, berasal dari
Palembang Sumater Selatan.

Setelah insiden yang terjadi pada sekitar pukul 04.00 pagi ini, polisi telah
mendatangi lokasi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara.

"Kami sudah ke lokasi, ya aparat langsung olah TKP untuk mengetahui apa
penyebab terjadi insiden," kata juru bicara Kepolisian Daerah Papua, Ajun
Komisaris Besar Sulistio Pudjo kepada Dewi Safitri dari BBC Indonesia melalui
telepon.

Sementara untuk memperkuat penyelidikan, permintaan polisi untuk melakukan


otopsi terhadap korban menurut SUlistio ditolak keluarga.

18
"Setelah kita hubungi ternyata keluarga menolak dan minta jenazah langsung aja
dipulangkan ke kampung halaman di Palembang," tambahnya.

Bukan kecelakaan pertama

Ia mengatakan kecelakaan terjadi di salah satu tempat angkut material tambang,


dikenal dengan loading point, ketika reruntuhan batu tiba-tiba menimpa
kendaraannya.

"Batunya itu batu utuh dan di lokasi tambang seperti ini kan batu-batunya sudah
pasti berukuran cukup besar sehingga langsung menewaskan korban."

Media menyebut seorang pekerja lain juga jadi korban dalam insiden yang sama,
dan kini tengah mendapat perawatan intensif karena kondisinya cukup parah.

Sejauh ini belum ada pernyataan dari manajemen Freeport terkait hal ini, namun
menurut situs berita Kompas.com yang mengutip pernnyataan Kapolsek
Tembagapura Ajun Komisaris Polisi Sudirman kasus ini bukan terjadi akibat
longsor namun 'merupakan kecelakaan kerja".

Freeport juga menjadi pusat perhatian dunia saat Mei lalu atap ruang bawah
tanahnya runtuh sehingga menewaskan 28 pekerja pada Mei lalu.

Mereka sedang mengikuti pelatihan tentang keamanan di tempat kerja saat


peristiwa naas itu terjadi.

Selain karena kecelakaan, pekerja Freeport juga beberapa kali sempat jadi sasaran
tembakan kelompok yang tak diketahui identitasnya di Papua.

19
3.1 Penyebab Terjadinya Kasus Kecelakaan

3.1.1. Penyebab terjadinya kasus 1

Kasus tewasnya karyawan subkontraktor Freeport Indonesia terjadi pada


Rabu tanggal 18 Oktober 2017 sekitar jam 02.00 WIT, di area Biggosan level
2640 Cross Cut 21 underground, yang menyebabkan satu korban tewas dan 2
korban luka karena menghirup gas beracun. Korban tewas tersebut bernama
Henry Munardi (50), sementara 2 korban luka bernama Nofi Rizal Fachrudhin
(27) dan Sri Giri Dino Haryanto (38) yang mendapat perawatan intensif di RS
SOS Tembagapura.

Polisi dan Tim Rescue Ventilasi PT. Freeport Indonesia telah menguji
kadar gas CO dan ternyata melebihi ambang batas yaitu sekitar (1.500 ppm) yang
seharusnya maksimal 25 ppm, sehingga karyawan di lokasi harus di evakuasi.
Diketahui kejadian terjadi saat para korban sedang mempersiapkan ruang bawah
tanah atau lombong (stope) untuk kegiatan produksi.

3.1.2. Penyebab terjadinya kasus 2

Kasus yang menyebabkan seorang pekerja di tambang bawah tanah PT.


Freeport Indonesia tewas ini terjadi pada desember 2013 sekitar jam 04.00 WIT.
Kejadian tersebut terjadi di tempat angkut material tambang (loading point) dan
disebabkan runtuhan batu yang menimpa kendaraan korban sehingga
menyebabkan korban tewas. Selain korban tewas, terdapat satu korban lain yang
dirawat intensif dirumah sakit dengan kondisi yang cukup parah.

Menurut Kapolsek Tembagapura Ajun Komisaris Polisi Sudirman, kasus


tersebut merupakan kecelakaan kerja. Freeport juga menjadi pusat perhatian
dunia saat Mei lalu atap ruang bawah tanahnya runtuh hingga menewaskan 28
pekerja saat mengikuti pelatihan keamanan.

20
Runtuhan itu terjadi akibat penurunan kohesivitas batuan akibat bereaksinya air
hujan yang bersifat asam dengan batugamping dan zona termineralisasi seperti
sulfida dan tembaga yang menyebabkan pelapukan batuan, sumber berita :

https://nasional.kompas.com/read/2013/05/22/07082236/reaksi.kimia.air.hujan.da
n.batuan.penyebab.runtuhnya.terowongan.freeport

3.2 Cara Mengatasi Kasus Kecelakaan

3.2.1 Cara mengatasi kasus 1


Kasus kecelakaan pertama yang terjadi adalah akibat dari terlalu tingginya
konsentrasi gas CO pada terowongan tambang. Perlu kita ketahui bahwa untuk
menjaga keseimbangan udara dalam terowongan tambang bawah tanah kita harus
memperhatikan sistem ventilasi dan kadar gas-gas yang dapat ditimbulkan olwh
proses produksi penambangan. Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi
tambang terdiri dari ; Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lain
seperti terlihat pada tabel berikut
Tabel Komposisi Udara Segar
Unsur Persen Volume (%) Persen Berat (%)

Nitrogen (N2) 78,09 75,53


Oksigen (O2) 20,95 23,14
Karbondioksida (CO2) 0.03 0,046
Argon (Ar), dll 0,93 1,284

Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa udara segar


normal terdiri dari :
Nitrogen = 79% dan Oksigen = 21%
Disamping itu selalu dianggap bahwa udara segar akan selalu mengandung
karbondioksida (CO2) sebesar 0,03%.
21
Menurut Hartman (1982) kebutuhan udara pernafasan yang baik dapat kita lihat
dalam tabel berikut
Kebutuhan udara pernafasan (Hartman, 1982)
Kegiatan Laju Udara terhirup per Oksigen Angka bagi
Kerja pernafasan menit dalam terkomsumsi pernafasan
per menit in3/menit cfm (respiratori
(10-4 m3/detik) (10-5 m3/detik) quotient)
istirahat 12-18 300-800 (0,82-2,18) 0,01 (0,47) 0,75

Dengan membandingkan kedua tabel diatas maka dapat kita simpulkan


bahwa ketidakseimbangan kadar gas dalam terowongan, yaitu kadar gas CO yang
mencapai 1.500 ppm sedangkan maksimalnya hanya 25 ppm telah menyebabkan
korban tewas dengan cepat, karena keracunan.

Selain ketidakseimbangan kadar gas beracun, sistem ventilasi yang tidak


memadai juga dapat menyebabkan terjadinya keracunan para pekerja karena tidak
dapat mengalirkan udara kotor keluar terowongan. Hal – hal yang dapat kita
lakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi penumpukan gas beracun atau udara
kotor adalah sebagai berikut :

1. Memperhatikan sistem ventilasi tambang


2. Menggunakan masker atau alat safety lainya untuk menahan gas beracun
masuk ke pernafasan
3. Menggunakan alat detektor gas CO, sehingga ketika kadar gas CO
melewati ambang batas kita dapat segera mengevakuasi diri,dsb.

3.2.1. Cara mengatasi kasus 2

Salah satu cara untuk menjaga keamanan terowongan tambang adalah


dengan memperhatikan kestabilan terowongan atau penggalian tambang bawah
tanah untuk mencegah terjadinya runtuhan atau longsor.

22
Menurut Hoek and Brown, (1980) “Stabilitas penggalian dipengaruhi
oleh kondisi struktur dalam massa batuan, tingkat pelapukan massa batuan dan
hubungan antara tegangan dan kekuatan massa batuan”

Sedangkan menurut Panthi, (2006) “ Stabilitas terowongan dipengaruhi


oleh kualitas massa batuan ( kekuatan massa batuan, deformabilitas, massa
batuan), metode konstruksi terowongan, struktur geologi/ diskontinutas, ukuran
dan bentuk terowongan dan serta beban permukaan”

Menurut keterangan diatas kekuatan massa batuan merupakan satu hal


yang sangat penting untuk diperhatikan. Kekuatan dari batuan dapat sebelum
pembuatan terowongan dapat diuji di labolatorium dengan serangkaian pengujian
seperti uji kuat tekan unaxial, uji kuat tarik, kuat geser, kohesi dan sudut geser
batuan.

23
Selain melakukan pengujian kekuatan batuan, pemeliharaan terowongan juga
diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya runtuhan. Cara untuk mengatasi
masalah runtuhnya terowongan tambang :

1. Memperhatikan sistem peyanggaan yang digunakan


2. Melakukan pemeliharaan terowongan
3. Memilih metode penambangan yang sesuai dengan kondisi lokasi
penambangan
4. Melakukan uji labolatorium untuk mengetahui kekuatan batuan di
terowongan

24
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

1. Metode penambangan bawah tanah adalah salah satu penambangan yang


memiliki banyak keuntungan dibanding penambangan terbuka meskipun
padat resiko
2. Tambang bawah tanah perlu didukung berbagai aspek penting seperti
sistem ventilasi, sistem penyanggaan, sistem penerangan, maupun aspek
pendukung yang baik
3. Selain memperhatikan kondisi lingkungan kerja, adanya kewaspadaan
ataupun perhatian yang lebih terhadap keamanan dan keselamatan kerja
merupakan aspek yang jga sangat penting.

3.2. Saran

Sebelum melakukan kegiatan penambangan bawah tanah ada baiknya kita


memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhinya seperti lingkungan,
peralatan, sistem ventilasi dan berbagai aspek lainnya agar dapat meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja. Dengan maksimalnya upaya pencegahan kecelakaan
kerja akan dapat menghindarkan kita dari kecelakaan kerja di tambang bawah
tanah.

25
DAFTAR PUSTAKA
https://aryansah.files.wordpress.com/2011/02/batuan.jpg
http://dynosidiq.blogspot.com/p/tambang-bawah-tanah.html
http://infotambang.com/tambang-bawah-tanah-ii-p331-86.htm
http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/03/metode-tambang-bawah-tanah.html
http://waiiand-miner.blogspot.com/2012/06/tambang-bawah-tanah.html
http://www.najibpanjah.com/2011/02/tambang-bawah-tanah-underground-
mine.html
https://www.academia.edu/9330197/METODE_TAMBANG_BAWAH_TANAH
https://www.academia.edu/12846893/Proposal_TA_Ventilasi_Tambang
https://www.slideshare.net/FernandoHLToruan/75455276-diktat-ventilasitambang

https://doktersehat.com/mencegah-keracunan-karbon-monoksida/
https://nasional.kompas.com/read/2013/05/22/07082236/reaksi.kimia.air.hujan.da
n.batuan.penyebab.runtuhnya.terowongan.freeport

Lampiran file referensi

https://www.academia.edu/12846893/Proposal_TA_Ventilasi_Tambang
https://www.slideshare.net/FernandoHLToruan/75455276-diktat-ventilasitambang
https://nasional.kompas.com/read/2013/05/22/07082236/reaksi.kimia.air.hujan.da
n.batuan.penyebab.runtuhnya.terowongan.freeport

Anda mungkin juga menyukai