Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN STOCKPILE

KELOMPOK SATU

BRYAN ANDIKA PUTRA RASA DBD 114 051


RETNI PURNAMA DEWI DBD 117 002
SELVIA. S DBD 117 006
PUTRA HUTASOIT DBD 117 011
BANGKITMAN FAJAR KING N DBD 117 015
GLORY WINNERSON SIAHAAN DBD 117 020
MINDO TIORIDA PANJAITAN DBD 117 024
AKHMAD RAMADHANI DBD 117 028
YULINDA SARI DBD 117 034
NUR ROHMAN DBD 117 038
MELKI SENDRI DBD 117 050
Manajemen merupakan suatu
proses perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian dan
pengontrolan sumberdaya
untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien.
Stockpile adalah suatu tempat
penimbunan sementara untuk
menampung batubara hasil
pembongkaran dari tambang
Manajemen Stockpile menjelaskan
bagaimana cara mengelola stockpile
batubara dan mengontrolnya dengan
baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen stockpile adalah sebagai
berikut:

1. Monitoring quantity (Inventory) dan movement batubara


distockpile,meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan
recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk
recording batubara yang tersisa (coalbalance).

2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat


dilakukan dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana
batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan
pemanasan batubara.
3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di
stockpile termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat
dengan reclaimer, Monitoring efektivitas dozing di stockpile
dengan maksud mengurangi degradasi batubara.

4. Monitoring quality batubara yang masuk dan keluar dari


stockpile termasuk diantara control temperatur untuk
mengantipasi self heating dan spocom.

5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi


pelaksanaan housekeeping dan Inspeksi langsung adanya
pengotor yang terdapat distockpile.
6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam
hal ini mencakup usaha yaitu:
 Contral dust dan penerapan dan pengawasan penggunaan
spraying dan dust suppressant.
 Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk
buangan/limbah air dari drainage stockpile.
 Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal).

7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir


dozer,baik untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift
operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus
diadakan house keeping secara teliti.
8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang
dianjurkan sebagai berikut:
 Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara.
 Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang.
 Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
 Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke tongkang
sebelum didinginkan terlebih dahulu.
 Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna
mengurangi resapan udara dan air ke dalam stokpile.

9. Sebaiknya tidak membentuk stockpile dengan bagian atas yang cekung, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stokpile

10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar,
hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage
Prinsif dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First In
First Out ), dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih
dahulu.

Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen
stockpile adalah sebagai berikut :

1. Kontrol Temperatur dan Swabakar


2. Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping
3. Kontrol Terhadap Aspek Kualitas Batubara
4. Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan
Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman
dan proses. Sebagai sediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat
jangka pendek atau jangka panjang.

Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau


pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan.
Disamping tujuan di atas di stockpile juga digunakan untuk mencampur
batubara supaya homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan produk dari
satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan
distribusi ukuran disamakan.
Blending

Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau


lebih tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia
dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada
Homogenisasi lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe
batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh dilakukan.
Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata

Mixing

Sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang


tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil
campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.
Storage Management atau pengaturan penyimpanan batubara di stockpile sangat penting dalam stockpile
management.

Dalam mengatur penyimpanan batubara di stockpile, hal hal yang perlu diperhatikan adalah Desain stockpile dan Sistem
penumpukan.

1. Desain Stockpile

Desain dari suatu stockpile ditentukan oleh beberapa hal berikut ini :

 Kapasitas penyimpanan batubara


 Banyaknya jenis product yang akan Dipisahkan di stockpile
 Fasilitas dan sistem penumpukan dan Pemuatan
2 . Kapasitas penyimpanan Batubara

Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang
berkapasitas kecil dengan batubara dengan kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan
lahan dan preparasi lahan tersebut.

Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan
beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut
menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di
stockpile.
3. Jumlah Product Yang dipisahkan

 Banyaknya jumlah product yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang diperlukan.
 Semakin banyak jumlah product yang dipisahkan semakin besar areal yang diperlukan.

4. Fasilitas Penumpukan dan pemuatan

 Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile juga mempengaruhi
desain atau areal stockpile yang digunakan.
 Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan dan pemuatan, membuat desain dan sistem
penumpukan memanjang.
 Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang memiliki kualitas yang berbeda dan
sekaligus juga mempermudah dalam blending batubara - batubara tersebut.
5. Desain Stockpile

 Di sekeliling stockpile dipasang instalasi spraying.


 Di sekeliling stockpile dibuatkan windshield atau penangkal angin.
 Stockpile dibuat memanjang searah dengan arah angin dominan (Prevailing Wind).

6. Sistem Penumpukan

Dalam penumpukan Batubara harus memenuhi Syarat sebagai berikut :

 Sekeliling tumpukan batubara harus dapat diakses oleh unit maintenance seperti Wheel Loader atau Excavator.
 Penumpukan harus memanjang searah dengan prevailing wind (arah angin dominan)
 Setiap penumpukan harus dipastikan ditrimming agar tidak terdapat puncak-puncak kecil diatas tumpukan
batubara
 Slope permukaan stockpile yang menghadap ke arah angin harus dilandaikan sudutnya, bila perlu dipadatkan.
Quality & Quantity Management
Quality dan Quantity Management adalah proses yang paling
penting dalam suatu stockpile management. Karena Quality dan
quantity management bersifat terus menerus dan berjalan seiring
dengan jalannya perusahaan. Quality & Quantity Management
melibatkan hampir semua bagian di suatu perusahaan tambang
batubara. Sedangkan di end user biasanya Quality dan Quantity
management dipegang oleh Departement Fuel Handling.
Blending Management

Dalam suatu blending management, hal yang paling


diutamakan adalah:

 Pencampuran kualitas sehingga menghasilkan kualitas


batubara hasil campuran sesuai dengan yang ditargetkan.
 Cara Blending atau pencampuran itu sendiri yang harus
baik.
Sistem Blending
Dalam suatu blending sistem pencampuran atau blending merupakan yang terpenting. Blending harus dilakukan dengan
proporsi unit pencampuran yang terkecil untuk mendapatkan batubara hasil blending yang homogen. Berikut ini adalah
beberapa sistem pencampuran dengan tingkat homogenitas yang meningkat. (Semakin homogen)

 Blending Barge By Barge


 Blending DT By DT
 Blending Bucket Loader By Bucket loader
 Blending conveyor.

Hasil suatu blending yang homogen sangat diperlukan terutama bagi end user. Ketidak homogenan dalam suatu blending
akibatnya akan terasa langsung oleh end user pada saat batubara tersebut digunakan. Kesempurnaan dari suatu blending
adalah ketepatan dalam pencapaian target kualitas hasil blending dan homogenitas hasil pencampuran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai