B. Tujuan Pengolahan
Tujuan dari pengolahan bahan galian adalah
1. Membersihkan pengotor dan meningkatkan mutu bahan galian
2. Mengurangi biaya loading kepada pembeli
3. Memenuhi permintaan pasar
Rancang (design) bangun unit pengolahan didasarkan pada factor- factor antara lain:
Sebagai umpan (feed) awal proses pengolahan adalah batubara dari tambang atau
ROM atau raw coal yang ditumpuk di stockpile di lokasi pengolahan. Ukuran maksimum
umpan awal ini direncanakan 300 mm, sedangkan terhadap umpan yang lebih besar dari
300 mm akan dilakukan pengecilan secara manual menggunakan breaker. Baik umpan
batubara dari tambang maupun hasil pengecilan ulang semuanya dimasukkan ke hopper
menggunakan wheel loader.
Proses peremukan awal bertujuan untuk mereduksi ukuran fraksi batubara – 300
mm menjadi ukuran rata- rata 150 mm. dengan demikian nisbah reduksi (reduction ratio)
pada tahap primer ini adalah 2. alat yang digunakan adalah roll crusher yang berkapasitas
500 ton/ jam.
Proses pengayakan adalah salah satu proses yang bertujuan untuk mengelompokkan
ukuran fraksi batubara, sehingga disebut juga dengan proses classification. Alat yang
dipakai untuk pengayakan biasanya ayakan getar (vibrating screen) pada pengolahan
batubara ini proses pengayakan tahap awal menggunakan vibrating screen- 1 untuk
memisahkan fraksi ukuran + 150 mm dan – 150 mm. Fraksi – 150 mm adalah umpan
secondary crusher, sedangkan + 150 mm disirkulasi sebagai umpan crusher primer untuk
diremuk ulang. Produkta dari proses pengayakan harus selalu dijaga konsisten laju
kapasitasnya sebanyak 500 ton/jam.
Proses perumukan sekunder bertujuan untuk mereduksi ukuran fraksi batubara – 150 mm
menjadi ukuran rata- rata 50 mm, dengan demikian nisbah reduksi pada tahap sekunder ini
adalah 3. alat yang digunakan sama seperti peremukan primer, yaitu roll crusher
berkapasitas 500 ton/jam. Dilihat dari besarnya nisbah reduksi, yang lebih besar dibanding
peremuk primer, maka dapat diperkirakan bahwa energi yang diperlukan akan lebih besar
pula. Taksiran energi tersebut dihitung sebagai berikut :
f. Pengayakan Tahap -2
Jenis alat yang dipakai adalah vibrating screen yang digunakan untuk memisahkan fraksi
berukuran -50 mm. umpan yang masuk adalah hasil peremukan dari crusher sekunder
berukuran 150 mm.
Dengan adanya kolam pengendap, maka partikel halus didalam air limbah atau
buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus
dinetralkan kembali menggunakan gamping ( lime ). Air limbah yang sudah diolah
( treatment ) dapat dialirkan ke sungai. Diharapakan kolam pengendap ini menjadi solusi
untuk mengurangi dampak negative lingkungan akibat aliran air kotor dari tumpukan
batubara. Kolam pengendap dibuat pada topografi paling rendah yang biasanya dekat
dengan sungai, sehingga jarak pengaliran air bersih ke sungai menjadi pendek.