Anda di halaman 1dari 9

Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kawasan Strategis Nasional Borobudur dan Sekitarnya sebagai Payung Hukum


Konservasi Kawasan Cagar Budaya Borobudur

Sri Sularsih
Balai Konservasi Borobudur
Email: nuraini1987@ymail.com

Abstrak: Pemanfaatan ruang di Kawasan Borobudur membutuhkan perhatian lebih oleh Pemerintah maupun
Pemerintah Daerah. Maraknya pembangunan tak berizin di sekitar kawasan terutama sepanjang Koridor
Palbapang yang semakin lama semakin tidak terkendali, jika tidak dilakukan pemantauan dan evaluasi serta
tindak lanjut maka akan semakin menjauhkan angan dalam rangka mewujudkan suatu kawasan cagar budaya
yang lestari dan berkelanjutan. Masih lemahnya penegakan peraturan dan minimnya pemahaman masyarakat
terkait Kawasan Borobudur menjadi faktor semakin meningkatnya pemanfaatan lahan yang perlu segera untuk
dilakukan pengendalian. Diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
dan Wilayah Kawasan Strategis Nasional Borobudur dan Sekitarnya menjadi langkah nyata dalam pengendalian
pemanfaatan ruang di Kawasan Borobudur. Kondisi pemanfaatan ruang yang ada saat ini perlu dikaji lebih lanjut
dengan penegakan aturan yang semestinya.

Kata kunci : Kawasan Borobudur, pemanfaatan ruang, penegakan peraturan

Abstract: The spatial usage in Borobudur area needs serious attention from central and local government.
Unauthorized buildings are getting erected in the area, especially in the Palbapang Corridor, which is affected by
weak control. Continuous monitoring and evaluation, as well as strict follow up, should be conducted to reach the
dream of sustainable cultural heritage area. Weak enforcement and lack of understanding from the community
regarding the Borobudur area have affected the rise of uncontrolled spatial usage. The issuance of Presidential
Regulation Number 58 Year 2014 regarding Spatial and Area Planning of Borobudur and its Surrounding Area is a
tangible proof in the strong desire to manage the spatial usage in Borobudur area. The present condition of spatial
usage should be studied further in enforcing related regulations.

Keywords: Borobudur area, spatial usage, regulation enforcement

I. Pendahuluan warisan dunia terdiri dari warisan dunia alam dan warisan
Telah banyak tulisan yang membahas mengenai dunia budaya (cagar budaya). Warisan dunia alam
Candi Borobudur dan Kawasannya serta permasalahan meliputi Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman
yang terjadi baik dalam rangka pengelolaan maupun Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman
eksistensinya sampai saat ini. Kawasan Borobudur Nasional Lorentz di Papua, dan Warisan Hutan Hujan
merupakan KawasanStrategisNasional yang ditetapkan Tropis Sumatera di Sumatera, yang terdiri dari Taman
.oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun Nasional Gunung Leuser; Taman Nasional Kerinci
 2OHK VHEDE LWX PDVLK EDQ\DN KDO \DQJ PHQMDGL Seblat; dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
perhatian demi mewujudkan Kawasan Borobudur Warisan dunia budaya meliputi tangible dan intangible.
sebagai KawasanStrategisNasional di bidang kebudayaan, Warisan budaya dunia yang bersifat kebendaan (tangible)
yang mampu menjadi leading sector dari pengelolaan dan yaitu Kompleks Candi Borobudur, Kompleks Candi
pelestarian kawasan cagar budaya lainnya. Prambanan, Situs Prasejarah Sangiran, dan Lanskap
Kawasan Strategis Nasional (yang selanjutnya Budaya Provinsi Bali: Sistem 6XEDN sebagai Perwujudan
disingkat KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya GDUL)LORVRÀ Tri Hita Karana, sedangkan warisan budaya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat dunia tak benda (intangible) terdiri dari Wayang, Keris,
penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, Batik, Angklung, Tari Saman, dan Noken.
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, Warisan dunia yang saat ini telah ditetapkan
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang pula sebagai KSN oleh Kementerian Pekerjaan Umum
telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Di Indonesia, antara lain Kawasan Borobudur, sedangkan Kawasan

25
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015, Hal 25-33

Prambanan, Kawasan Sangiran, dan Kawasan Subak diperoleh dari tahun ke tahun terkait dengan perubahan
Bali masih dalam proses penetapan.Pada kenyataannya, tata guna lahan maupun infrastruktur bangunan adalah
penetapan kawasan - kawasan tersebut tidaklah secara mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa
berurutan. Dapat dilihat misalnya pada Kawasan kegiatan pemanfaatan ruang di Kawasan Borobudur
Borobudur yang ditetapkan terlebih dahulu sebagai VDQJDWPHQDULNVLJQLÀNDQ
warisan dunia, kemudian penetapannya sebagai KSN, dan Dari kegiatan monitoring kawasan ini
terakhir tahun 2014 yang lalu ditetapkan sebagai Kawasan pula, diketahui bahwa di masyarakat pun status
Cagar Budaya peringkat nasional melalui keputusan Kawasan Borobudur ini sangat menjadi polemik yang
menteri. Memang seharusnya penetapan tersebut menimbulkan pro dan kontra. Pada satu sisi, masyarakat
dilakukan sebaliknya, namun mengingat urgensinya, berharap tingkat kehidupan yang lebih baik dan pada
Kawasan Borobudur saat itu ditetapkan sebagai warisan saat yang bersamaan, investor memberikan penawaran
GXQLDROHK81(6&2WHUOHELKGDKXOX yang memang dibutuhkan masyarakat terkait jual beli
Kawasan Borobudur sangat perlu dijaga lahan milik masyarakat walaupun pada kenyataannya hal
keserasian dan kelestarian lansekap saujananya terutama tersebut masih terhambat dengan perizinan pemanfaatan
di sepanjang Koridor Palbapang. Kondisi yang ada saat ruang. Dari hasil monitoring di lapangan, dapat diketahui
ini, bahkan semakin meningkat dari waktu ke waktu tingkat perubahan pemanfaatan ruang di kawasan dalam
adalah pemanfaatan ruang terbuka terutama lahan hijau beberapa tahun terakhir.
untuk pembangunan rumah tinggal baik yang berizin Pada peta Perubahan Penggunaan Lahan
maupun yang tidak berizin (hasil monitoring okawasan Subkawasan Pelestarian I Kawasan Borobudur, dapat
2015). Yang perlu diwaspadai dan dilakukan monitoring dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai dengan tahun
secara berkala adalah adanya pendirian bangunan baru 2013 terdapat perubahan penggunaan lahan yang
yang dapat mengganggu visualisasi lansekap Kawasan VLJQLÀNDQ WHUVHEDU GL .DZDVDQ %RUREXGXU WHUXWDPD GL
Borobudur terlebih jika pendirian bangunan tersebut SP I termasuk di area Koridor Palbapang (warna hijau).
tidak memiliki izin yang resmi. Secara garis besar, Perubahan lahan yang terjadi diantaranya pembangunan
permasalahan terkait pemanfaatan ruang di Kawasan rumah tinggal, perluasan bangunan baik rumah maupun
Borobudur adalah sebagai berikut : gedung, dan perluasan industri maupun perdagangan jasa.
a. Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam rangka Pembangunan tersebut banyak yang belum memiliki Ijin
implementasi Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun Mendirikan Bangunan (IMB) karena pihak dinas terkait
2014 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (BPMPPT KabupatenMagelang) yang masih belum bisa
Kawasan Strategis Nasional Borobudur dan menerbitkan ijin pendirian bangunan dikarenakan masih
Sekitarnya untuk mewujudkan pelestarian Kawasan adanya moratorium terkait saat itu belum terbitnya Perpres
Borobudur? KSN. Moratorium dilaksanakan sejak tahun 2008 sehingga
b. Bagaimana tindak lanjut untuk menangani bangunan terbangun dari tahun 2008 sampai dengan
permasalahan yang dihadapi dalam pelestarian 2013 sebagian besar tidak berijin (FGD pada tanggal 28
Kawasan Borobudur tersebut? Agustus 2015). Alhasil yang ditemui di lapangan adalah
terbangunnya lahan yang semula adalah lahan basah
II. Hasil dan Pembahasan maupun lahan kering tanpa ijin pendiriannya. Untuk
A. Data Monitoring Kawasan Borobudur besaran luas perubahan yang terjadi dapat dilihat pada
Monitoring Kawasan Borobudur dilaksanakan tabel Interpretasi luasan penggunaan lahan berdasarkan citra
secara berkala sejak tahun 2011 oleh tim monitoring Balai satelit 2013 disamping.
Konservasi Borobudur. Dalam pelaksanaan monitoring Pada Tabel Interpretasi luasan penggunaan lahan
kawasan tersebut, tim monitoring melakukan pendataan berdasarkan citra satelit 2013, angka yang berwarna
WHUNDLW GHQJDQ SHUXEDKDQ GHPRJUDÀ NHSHQGXGXNDQ kuning dapat dilihat bahwa terjadi perubahan berupa
perubahan infrastruktur bangunan, perubahan tata guna penambahan luas bangunan yang dalam hal ini
lahan, dan potensi temuan cagar budaya. Data yang menunjukkan pertumbuhan lahan terbangun selama 5

26
6XODUVLK3HUDWXUDQ3UHVLGHQ1RPRU7DKXQWHQWDQJ5HQFDQD7DWD5XDQJ:LOD\DK.DZDVDQ6WUDWHJLV1DVLRQDO%RUREXGXU

Peta Perubahan Penggunaan Lahan Subkawasan Pelestarian I Kawasan Borobudur


Sumber : Dokumentasi BKB 2015

Tabel Interpretasi luasan penggunaan lahan berdasarkan citra satelit 2013

No Obyek Luas tahun 2005 Luas tahun 2013 Perubahan


1 Gedung 2,114462 2,913519 0,799057
2 Gereja 0,274092 0,369052 0,09496
3 Hotel 1,891808 2,773952 0,882144
4 Industri 0,550038 0,68048 0,130442
5 Jalan 35,871295 35,869549 -0,001746
6 Kantor 2,320912 2,601347 0,280435
7 Kebun campur 489,59486 443,1746 -46,42026
8 Kolam 34,545724 32,745075 -1,800649
9 Lahan terbuka 92,866193 107,382189 14,515996
10 Lapangan 6,992636 6,361206 -0,63143
11 Layanan kesehatan 0,198138 0,418857 0,220719
12 Masjid 1,1097 1,37646 0,26676
13 Pekarangan 44,22329 72,171663 27,948373
14 Perdagangan jasa 11,723896 14,813508 3,089612
15 Rumah 76,024073 87,489439 11,465366
16 Sawah 246,161745 251,789404 5,627659
17 Sekolah 3,061331 4,853317 1,791986
18 Taman rekreasi 1,456047 1,437855 -0,018192
19 Tegalan 259,721529 239,962149 -19,75938
20 Tempat parkir 2,555187 3,891219 1,336032
21 Vihara 0,236485 0,535752 0,299267
Sumber : Dokumen BKB 2015

27
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015, Hal 25-33

(lima) tahun, sedangkan pada tabel angka berwarna ungu dimana dinyatakan bahwa yang termasuk dalam KSN
terjadi perubahan berupa pengurangan luas lahan jalan, adalah salah satunya warisan budaya dunia.Penetapan
kebun campur, kolam, lapangan, tegalan, dan taman wilayah tersebut secara otomatis berdampak terhadap
rekreasi yang dimungkinkan dikarenakan penyempitan pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Borobudur
lahan untuk pembangunan bangunan baru maupun yang merupakan salah satu kawasan strategis nasional.
untuk lahan hijau. Yang menjadi perhatian juga adalah Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi
tabel angka yang berwarna hijau yang seharusnya angka 3DZRQEHVHUWDOLQJNXQJDQQ\DGLWHWDSNDQROHK81(6&2
luasan berkurang seiring perkembangan pembangunan sebagai World Heritage atau yang lebih dikenal dengan
yang terjadi tetapi sebaliknya mengalami penambahan sebutan Kompleks Candi Borobudur. Kompleks Candi
luas lahan terbuka, pekarangan, dan sawah. Hal ini Borobudur termasuk area sepanjang koridor Palbapang,
dimungkinkan dikarenakan memang terjadi penambahan pada tahun 2014 yang lalu ditetapkan pula sebagai
lahan di beberapa area namun juga dapat dimungkinkan KSN. Disusul dengan penetapannya sebagai Kawasan
bahwa saat pengukuran citra satelit pada tahun 2005 Cagar Budaya peringkat nasional. Penetapan Kawasan
dan tahun 2013 dilaksanakan tidak dalam bulan yang Borobudur sebagai KSN ditetapkan melalui Peraturan
sama. Misalnya pada tahun 2005 dilaksanakan pada Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana
musim kemarau sehingga lahan hijau yang nampak tidak Tata Ruang dan Wilayah Kawasan Strategis Nasional
seperti pada tahun 2013 yang diukur citra satelit pada Borobudur dan Sekitarnya, sedangkan penetapan sebagai
musim penghujan. Pada dasarnya, tabel interpretasi Kawasan Cagar Budaya ditetapkan melalui Keputusan
luasan penggunaan lahan di atas menunjukkan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
perubahan penggunaan lahan terutama pengurangan 1RPRU 0 WHQWDQJ 6DWXDQ 5XDQJ *HRJUDÀV
lahan hijau semakin meningkat dari tahun ke tahun (table Borobudur sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat
warn kuning). Nasional.
Dari hasil monitoring di lapangan, berdasarkan Sesuai peraturan perundang-undangan
wawancara dengan beberapa aparat di Desa Ngrajek tersebut, Kompleks Candi Borobudur untuk selanjutnya
diketahui pula bahwa di desa tersebut pernah terdapat disebut sebagai Kawasan Borobudur adalah Kawasan
pengajuan ijin pendirian bangunan untuk rumah tinggal, Strategis Nasional yang mempunyai pengaruh sangat
namun pada kenyataannya rumah tinggal yang dimaksud pentingterhadap budaya yang berada dalam radius paling
adalah dalam bentuk penginapan, bukan rumah tinggal sedikit 5 (lima) kilometer dari pusat Candi Borobudur,
keluarga. Berikut ini salah satu bangunan yang awal yang terdiri atas Subkawasan Pelestarian I (SP 1) dan
pengajuan pendirian di tingkat desa berupa rumah tinggal. Subkawasan Pelestarian II (SP 2) serta telah ditetapkan
sebagai Warisan Budaya Dunia dalam dokumen Daftar
B. Permasalahan yang Dihadapi dalam Pelestarian :DULVDQ'XQLD1RPRU&2OHKVHEDELWXSHQJDWXUDQ
Kawasan dalam Rangka Implementasi pengendalian dan pemanfaatan ruang di kawasan ini tidak
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 hanya dilaksanakan oleh salah satu pihak saja, melainkan
tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah saling terkait antar para pemangku kepentingan
Kawasan Strategis Nasional Borobudur dan (stakeholder) baik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
Sekitarnya maupun masyarakat.
Fenomena di masyarakat yang saat ini sedang Polemik yang muncul di kalangan masyarakat
menjadi topik hangat adalah ditetapkannya Kawasan adalah mayoritas mengenai masalah pemanfaatan
Borobudur sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) di lahan yang mereka miliki. Setelah adanya penetapan
bidang kebudayaan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Kawasan Borobudur sebagai KSN ini, masyarakat
yang merupakan tindak lanjut dari Undang - undang merasa bahwa hak kepemilikan mereka dibatasi.
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Jika dilihat dari substansi perpres mengenai
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang KSN, terdapat beberapa point permasalahan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ataupunkendalayang seringkali dijumpai di

28
6XODUVLK3HUDWXUDQ3UHVLGHQ1RPRU7DKXQWHQWDQJ5HQFDQD7DWD5XDQJ:LOD\DK.DZDVDQ6WUDWHJLV1DVLRQDO%RUREXGXU

masyarakat terkaitimplementasiPerpres KSN melainkan membutuhkan waktu dan peran serta


diantaranya yaitu (Hasil monitoring dan evaluasi stakeholder termasuk masyarakat itu sendiri. Selain
kawasan 2015) : itu, kaitannya dengan jual beli lahan yang berada di
1. Masyarakat merasa hak kepemilikan lahan miliknya area kawasan, hal tersebut didukung dengan adanya
dibatasi “makelar tanah” yang merupakan warga dari dusun
Terutama pada masyarakat yang berada dalam jalur atau desa dimana tanah tersebut berada dengan
Koridor Palbapang yang sebagian lahan miliknya ´LPLQJLPLQJµEHUXSDGXNXQJDQÀQDQVLDO
merupakan lahan hijau kawasan dikarenakan 3. Belum maksimalnya sosialisasi kepada masyarakat
PDVLK EHUXSD SHUVDZDKDQ .RQÁLN \DQJ WHUMDGL terkait dengan penetapan KSN
adalah jika masyarakat ingin menjual lahan Sosialisasi dilaksanakan oleh Kementerian
miliknya dikarenakan kebutuhan ekonomi yang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat baik
mendesak namun harga yang didapat adalah lebih tingkat daerah maupun pusat kepada masyarakat
rendah dibandingkan dengan sebelum adanya di KSN Borobudur, hanya saja target sosialisasi
penetapan wilayah KSN (berdasarkan wawancara yang dilaksanakan beberapa kali dihadiri oleh
dengan masyarakat). Hal itu juga mengalami aparat desa dan tidak menyentuh masyarakat secara
kendala terkait dengan pihak pembeli yang langsung. Masyarakat yang berada dalam wilayah
PHPDQJDNDQEHUÀNLUNDOLNHWLNDDNDQPHPEHOL Kawasan Borobudur adalah masyarakat yang
lahan di Kawasan Borobudur dikarenakan adanya sangat membutuhkan informasi terkait dengan
SHPEDWDVDQ SHPEDQJXQDQ ÀVLN GL NDZDVDQ penetapan Kompleks Candi Borobudur sebagai
Masyarakat yang ingin melakukan pembangunan KSN dan mengenai aturan-aturan pemanfaatan
lahan atau alih fungsi lahan miliknya sendiri ruang yang ada. Alangkah baiknya jika sosialisasi
seringkali tidak mengajukan perizinan kepada dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
pemerintah daerah karena merasa takut tidak akan Rakyat ditargetkan langsung kepada masyarakat di
mendapat izin pendirian bangunan terutama untuk masing-masing desa bahkan dusun yang termasuk
usaha komersil. dalam Kawasan Borobudur. Selain sebagai sarana
2. Pihak investor yang “menabung” lahan di Kawasan pemahaman kepada masyarakat, juga bisa didapat
Borobudur aspirasi dari masyarakat terkait permasalahan
Permasalahan yang sangat urgent di masyarakat maupun peran serta masyarakat dalam pelestarian
adalah sebagian besar lahan sawah maupun tegalan kawasan.
milik masyarakat saat ini dimiliki oleh pihak luar 4. Belum sinerginya program kerja antar instansi terkait
atau swasta. Misalnya saja beberapa lahan di 3URJUDP NHUMD MDQJND  ²  GDODP UDQJND
Desa Pabelan dimilik oleh seorang pengusaha penataan ruang Kawasan Borobudur sangat
besar di Magelang dan oleh perusahaan rokok membutuhkan peran serta para pemangku
terkenal di Indonesia. Begitupun dengan lahan kepentingan baik Kementerian Pekerjaan Umum
masyarakat di desa-desa yang termasuk dalam dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pendidikan
Kawasan Borobudur. Hal tersebut dapat terjadi dan Kebudayaan, Kementerian Pertanian,
karena masih kurangnya pemahaman masyarakat Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian
dan keadaan perekonomian masyarakat yang Pariwisata, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah
mendorongnya untuk menjual lahan yang dimiliki Daerah Kabupaten Magelang diantaranya adalah
karena memang masyarakat masih beranggapan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Bappeda,
bahwa dengan adanya KSN ini, peruntukkan dan BPMPPT, Dinas PU dan ESDM dan kementerian
perubahan fungsi ruang yang ada dibatasi oleh maupun dinas terkait lainnya. Alangkah baiknya
aturan pemerintah. Memang sangat diperlukan jika pada awal program kerja tahunan, dilaksanakan
peningkatan pemahaman masyarakat bahwa kegiatan rapat koordinasi antar lintas sektoral
KSN ini akan bermanfaat tidak secara instans, berkepentingan guna mengsinergikan program kerja

29
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015, Hal 25-33

masing-masing instansi yang memiliki wewenang diambil oleh stakeholder di Kawasan Borobudur adalah
terhadap Kawasan Borobudur. sebagai berikut :
5. Belum maksimalnya penegakan aturan oleh 1. Mereview Peraturan Daerah Kabupaten Magelang
pemerintah dan/atau pemerintah daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Walaupun telah ada moratorium terkait dengan :LOD\DK.DEXSDWHQ0DJHODQJ7DKXQ²
pembangunan lahan di area Kawasan Borobudur Dari hasil Focus Grup Discusion (FGD) yang
terutama di sepanjang Koridor Palbapang namun dilaksanakan di Bappeda Kabupaten Magelang
tetapsaja marak pembangunan lahan yang terjadi pada tanggal 28 Agustus 2015 diketahui bahwa
dan hal ini semakin meningkat dikarenakan terdapat beberapaketidaksesuaian antara data
belum adanya tindakan yang pasti dari instansi di lapangan dengan lampiran peta pada Perpres
yang berwenang terkait dengan penegakan aturan Kawasan Borobudur diantaranya adalah wilayah
perizinan pendirian bangunan. dusun yang seharusnya termasuk dalam Desa
Wringinputih, dalam lampiran peta termasuk
C. Penanganan Permasalahan dalam Implementasi dalam Desa Borobudur dimana hal tersebut
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 PHPLOLNL GDPSDN VLJQLÀNDQ WHUKDGDS SHQJDWXUDQ
tentang Rencana Tata Ruang Kawasan perubahan tata guna lahannya karena Desa
Borobudur dan Sekitarnya Wringinputih termasuk dalam SP II, sedangkan
Seperti yang tercantum dalam Pasal 2 Peraturan Desa Borobudur termasuk dalam SP I yang mana
Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata perubahan tata guna lahannya terbatas. Dalam hal
Ruang Kawasan Borobudur dan Sekitarnya (selanjutnya LQLSHUOXVHJHUDGLODNVDQDNDQNODULÀNDVLGDQUHYLVL
disebut Perpres Kawasan Borobudur) bahwa lingkup terhadap perda penataan ruang di Kabupaten
pengaturan dari peraturan presiden tersebut adalah Magelang.
sebagai berikut: 2. Melakukan sosialisasi Peraturan Presiden Nomor
- Peran dan fungsi rencana tata ruang serta cakupan 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan Borobudur Kawasan Borobudur dan Sekitarnya
- Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang Masyarakat yang berada di Kawasan Borobudur
Kawasan Borobudur masih belum sepenuhnya memahami mengenai
- Rencana struktur ruang Kawasan Borobudur konsep pengelolaan Kawasan Cagar Budaya
- Rencana pola ruang Kawasan Borobudur dalam kaitannya sebagai Kawasan Strategis
- Arahan pemanfaatan ruang Kawasan Borobudur Nasional. Diperlukan adanya sosialisasi kepada
- Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan masyarakat agar informasi yang disampaikan tidak
Borobudur menimbulkan kesimpangsiuran.
- Pengelolaan Kawasan Borobudur 3. Melakukan penataan dan penertiban terhadap
- Peran masyarakat dalam penataan ruang Kawasan sarana informasi di sepanjang area Koridor
Borobudur Palbapang
Dari point-point yang tersebut di atas, subtansi Pasal 30 ayat (2) menyatakan bahwa peraturan
yang diatur dalam hal ini adalah bagaimana pengelolaan zonasi disusun salah satunya dengan
Kawasan Borobudur sebagai Kawasan Strategis Nasional, memperhatikan pengendalian bentang pandang.
Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional, dan Warisan Pengendalian bentang pandang yang dimaksud
Budaya Dunia melalui penyelenggaran penataan ruang. adalah untuk mengendalikan arah pandang dari
Di lampiran Perpres Kawasan Borobudur tersebut, telah kawasan situs candi termasuk taman candi ke arah
diatur mengenai aturan-aturan pemanfaatan lahan untuk Gunung Sindoro, Gunung Telomoyo, Gunung
bangunan pemukiman, komersial, maupun fasilitas umum Andong, Gunung Ayamayam, Gunung Tidar,
yang dilaksanakan di tiap-tiap dusun yang termasuk dalam dan Gunung Sumbing, serta arah pandang di
SP I Kawasan Borobudur. Langkah-langkah yang dapat sepanjang Jalan Strategis Nasional. Pengendalian

30
6XODUVLK3HUDWXUDQ3UHVLGHQ1RPRU7DKXQWHQWDQJ5HQFDQD7DWD5XDQJ:LOD\DK.DZDVDQ6WUDWHJLV1DVLRQDO%RUREXGXU

arah pandang di sepanjang Jalan Strategis Nasional dan sejalan dengan Perpres Kawasan Borobudur
ini lebih terkonsentrasi pada sepanjang koridor karena dalam Pasal 46 Perpres Kawasan Borobudur
Palbapang, dengan maraknya bangunan maupun telah dengan tegas mneyatakan mengenai
papan reklame yang dipasang dapat mengganggu pemanfaatan ruang di kawasan yang tidak selaras
visualisasi menuju Candi Borobudur, Candi dengan Perpres Kawasan Borobudur.
Mendut, dan Candi Pawon dan perlu segera 5. Setiap pemanfaatan yang akan dilaksanakan di
dilaksanakan penataan dan penertiban. Berikut ini Kawasan Borobudur terutama SP I didahului
contoh visualisasi di sepanjang Koridor Palbapang dengan penggalian arkeologi (ekskavasi)
yang dapat mengganggu arah pandang ke Candi Keputusan Menteri Pendidikan dan
Borobudur Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
4. Melakukan evaluasi bangunan yang berdiri dari 0 WHQWDQJ 6DWXDQ 5XDQJ *HRJUDÀV
WDKXQ  ²  GDQ PHODNXNDQ SHQLQGDNDQ Borobudur sebagai Kawasan Cagar Budaya
secara tegas Peringkat Nasional menetapkan Candi Borobudur,
Yang menjadi permasalahan tak terpecahkan Candi Mendut, Candi Pawon, dan situs maupun
adalah sampai saat ini memang masih belum lokasi yang berpotensi Cagar Budaya di Kawasan
ada penegasan terkait bangunan-bangunan yang Borobudur sebagai Cagar Budaya Tingkat Nasional.
didirikan tanpa IMB serta tidak selaras dengan Kaitannya dengan pemanfaatan ruang alangkah
pengaturan Perpres Kawasan Borobudur baik lebih baik sebelumnya dilaksanakan kegiatan
dari aparatur pemerintah maupun penegakan penggalian arkeologi (ekskavasi) mengingat bahwa
aturannya. Sampai saat ini pun, masih dilakukan Kawasan Borobudur juga merupakan Kawasan
tahap revisi perda mengenai rencana tata ruang &DJDU %XGD\D2OHK VHEDE LWX VHWLDS EHQWXN
wilayah Kabupaten Magelang agar dapat selaras pemanfaatan yang ada disertai dengan studi yang
dalam hal ini adalah untuk mengetahui apakah
terdapat potensi cagar budaya di area atau lahan
yang akan dibangun. Kondisi yang dapat dijumpai
adalah terdapat beberapa bangunan mangkrak
yang berada di area Koridor Palbapang yang pada
dasarnya bisa dimanfaatkan.
Terkait dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Magelang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
5XDQJ :LOD\DK .DEXSDWHQ 0DJHODQJ 7DKXQ  ²
2030 sedang dalam tahap perubahan isi dan kontent
Arah pandang di sepanjang Jalan Strategis Nasional menyesuaikan dengan Perpres Kawasan Borobudur
Sumber : Dokumen pribadi 2015
karena hal tersebut terkait dengan peta pemanfaatan

Salah satu bangunan yang sudah lama tidak digunakan sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan wisata kawasan (pasar seni) bekerjasama dengan masyarakat
Sumber : Dokumen pribadi 2015

31
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015, Hal 25-33

ruang di Kawasan Borobudur. pada salah satu pasal yaitu sinergi instansi terkait dalam rangka pengelolaan
Pasal 24 Perda RTRW Kabupaten Magelang dinyatakan Kawasan Borobudur
bahwa strategi pelestarian dan pemantapan fungsi - Pihak investor yang “menabung” lahan di Kawasan
lindung pada kawasan cagar budaya dilaksanakan dengan Borobudur yang menjadi daya tarik masyarakat
melindungi pemanfaatan ruang di sekitar bangunan untuk menjual lahan yang dimilikinya
bernilai sejarah atau situs purbakala serta meningkatkan 2. Penanganan permasalahan yang dihadapi dalam
nilai dan fungsi kawasan sebagai tempat wisata, kegiatan pelestarian Kawasan Borobudur tersebut diantaranya
pecinta alam, obyek penelitian dan pendidikan yang adalah :
pelaksanaan dan pengelolaannya dilaksanakan secara - Mereview Peraturan Daerah Kabupaten
terpadu. Pasal tersebut bisa dikatakan memiliki cakupan Magelang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana
\DQJ NXUDQJ VSHVLÀN GDQ PDVLK PHPXQJNLQNDQ DGDQ\D Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
celah. Pada Pasal 8 Perpres Kawasan Borobudur dengan 7DKXQ²
jelas telah memberikan pembatasan mengenai strategi - Melakukan sosialisasi Peraturan Presiden
pelindungan karakter kawasan diantaranya adalah Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata
mempertahankan Kawasan Cagar Budaya dari kerusakan Ruang Kawasan Borobudur dan Sekitarnya
permanen, mencegah alih fungsi lahan kawasan - Melakukan penataan dan penertiban terhadap
pertanian dan kawasan hutan, membatasi perkembangan sarana informasi di sepanjang area Koridor
kawasan terbangun perkotaan, dan membatasi kegiatan Palbapang
pemanfaatan yang dapat mengancam kerusakan situs - Melakukan evaluasi bangunan yang berdiri dari
maupun potensi yang belum tergali. WDKXQ²GDQPHODNXNDQSHQLQGDNDQ
Potensi - potensi yang belum tergali di Kawasan secara tegas
Borobudur mendapat perhatian karena pada dasarnya - Setiap pemanfaatan yang akan dilaksanakan di
Kawasan Borobudur adalah merupakan taman arkeologi Kawasan Borobudur terutama SP I didahului
yang masih menyimpan potensi cagar budaya misalnya dengan penggalian arkeologi (ekskavasi)
di Desa Ngrajek dimana banyak pula ditemukan batu- - Melaksanakan koordinasi antar instansi terkait
batu berrelief dengan motif yang berbeda dengan batu dalam pengelolaan Kawasan Borobudur yang
komponen Candi Borobudur, Candi Mendut, maupun terintegrasi dan bersinergi
Candi Pawon yang memungkinkan dilakukan kajian lebih Pengaturan dan aturan yang tercantum dalam
lanjut mengenai potensinya. Perpres Kawasan Borobudur dimaksudkan untuk
mewujudkan Kawasan Borobudur sebagai Kawasan
D. PENUTUP Strategis Nasional yang lestari sejalan dengan statusnya
a. Simpulan sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional dan
1. Permasalahan yang ada terkait dengan implementasi Warisan Budaya Dunia.
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang b. Saran
Rencana Tata Ruang Kawasan Borobudur dan - Melakukan pendataan bangunan baru di Kawasan
Sekitarnya: Borobudur dan mengkaji keselarasan bangunan
- Masyarakat merasa hak kepemilikan lahan tersebut dengan pemanfaatan ruang Kawasan
miliknya dibatasi dengan terbitnya Perpres Borobudur, sehingga bisa segeraditindaklanjuti
Kawasan Borobudur karena kurang pahamnya dengan penegakan Pasal 46 Perpres Kawasan
masyarakat terhadap pengaturan pemanfaatan Borobudur
ruang di kawasan - Sosialisasi yang dilaksanakan kepada masyarakat di
- Belum maksimalnya sosialisasi kepada Kawasan Borobudur tidak hanya mengenai cagar
masyarakat terkait dengan penetapan KSN budaya tetapi juga sosialisasi Perpres Kawasan
- Belum sinerginya program kerja antar instansi Borobudur agar dapat meningkatkan peran serta
terkait karena belum intensnya koordinasi dan masyarakat dalam melindungi Kawasan Borobudur.

32
6XODUVLK3HUDWXUDQ3UHVLGHQ1RPRU7DKXQWHQWDQJ5HQFDQD7DWD5XDQJ:LOD\DK.DZDVDQ6WUDWHJLV1DVLRQDO%RUREXGXU

Sosialisasi dilaksanakan dengan mendatangi - Peran serta pemerintah daerah dalam melakukan
masyarakat secara langsung di desa maupun masing- review Peraturan Daerah Kabupaten Magelang
masing dusun terutama di desa yang termasuk dalam Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
SP I Kawasan Borobudur dan setiap pemanfaatan :LOD\DK.DEXSDWHQ0DJHODQJ7DKXQ²
yang akan dilaksanakan di Kawasan Borobudur melakukan penataan dan penertiban terhadap sarana
terutama SP I didahului dengan penggalian informasi di sepanjang area Koridor Palbapang,
arkeologi (ekskavasi) dan melakukan evaluasi bangunan yang berdiri dari
- Segera melaksanakan rapat koordinasi antar lintas WDKXQ²VHUWDPHQLQGDNODQMXWLQ\D
sektoral yang berkepentingan terhadap dan di
Kawasan Borobudur agar tercapai visi misi yang
terintegrasi dalam program kerja masing-masing
instansi demi mewujudkan Kawasan Borobudur
sebagai Kawasan Cagar Budaya dan Warisan Dunia
yang berkelanjutan dan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Monitoring dan Evaluasi Kawasan. 2015. Laporan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang
Monitoring dan Evaluasi Kawasan. Borobudur Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
: Balai Konservasi Borobudur
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Suhartono, Yudi. 2008. Pelestarian Sumber Daya Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kawasan
Arkeologi dalam Konteks Keruangan di Strategis Nasional Borobudur dan Sekitarnya
Kawasan Borobudur (Studi Kasus Borobudur,
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Mendut, dan Pawon). Tesis. Yogyakarta :
Indonesia Nomor 286/M/2014 tentang Satuan
Universitas Gajah Mada
5XDQJ *HRJUDÀV %RUREXGXU VHEDJDL .DZDVDQ
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun Cagar Budaya Peringkat Nasional
2007 tentang Penataan Ruang
Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
2010 tentang Cagar Budaya .DEXSDWHQ0DJHODQJ7DKXQ²

33

Anda mungkin juga menyukai